Sukabumikita.id

Blog

  • Wali Kota Sukabumi Hadiri Rakor Infrastruktur dan Peluncuran Program Imah Merenah

    Wali Kota Sukabumi Hadiri Rakor Infrastruktur dan Peluncuran Program Imah Merenah

    SUKABUMIKITA.ID Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menunjukkan komitmen Pemkot Sukabumi dalam mendorong pembangunan daerah. Untuk itu, ia menghadiri dua agenda penting di Jawa Barat pada Kamis (18/09/2025). Pertama, Wali Kota menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Jawa Barat di Karawang. Acara ini diikuti 26 kepala daerah lain.

    Dalam rakor, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya percepatan penyelesaian kendala pembangunan. Selain itu, ia meminta kepala daerah menangani jalan besar yang rawan macet, menata trotoar, dan mempercantik taman untuk meningkatkan estetika wilayah.

    Wali Kota Sukabumi menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat. Dengan langkah ini, ia berharap infrastruktur menjadi lebih baik, nyaman, dan berdampak positif pada ekonomi masyarakat.

    Peluncuran Program Imah Merenah di Bandung

    Selanjutnya, Wali Kota menghadiri peluncuran Program Penguatan Ekosistem Perumahan bertema “Imah Merenah, Hirup Tumaninah” di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung. Acara ini menghadirkan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Staf Kepresidenan Ahmad Qodari, para bupati, wali kota, ketua DPRD, perbankan, serta tokoh masyarakat.

    Program ini bertujuan memperkuat akses masyarakat terhadap perumahan layak. Selain itu, program mendorong pola hidup sederhana dan berkelanjutan untuk mendukung pengentasan kemiskinan.

    Dalam sambutannya, Gubernur Dedi Mulyadi menekankan bahwa kepemilikan rumah menjadi fondasi kemakmuran warga Jawa Barat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kepala daerah menghadapi tantangan pembangunan dan memperkuat kebersamaan.

    “Jangan bangun rumah di tepi pantai kalau takut diterjang ombak. Ombak yang datang itu jalan menuju pulau kebahagiaan,” ujar Dedi Mulyadi. Dengan kata lain, ia memberi semangat agar semua pihak terus bergerak demi kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. (Cr5)

  • Gaikindo Catat Penurunan Produksi Mobil di Indonesia pada Agustus 2025

    Gaikindo Catat Penurunan Produksi Mobil di Indonesia pada Agustus 2025

    SUKABUMIKITA.ID Penjualan mobil di Indonesia pada Agustus 2025 mencatatkan tren positif. Baik wholesales maupun retail sales mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Namun, kenaikan tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan produksi kendaraan.

    Berdasarkan data Gaikindo, jumlah produksi mobil menurun pada Agustus 2025. Pabrikan menghasilkan 97.384 unit pada Agustus 2025, turun 9,2 persen atau 9.912 unit dari produksi Juli 2025 yang mencapai 107.296 unit. Tahun lalu, pabrikan membuat 110.023 unit, 12.639 unit lebih banyak daripada Agustus 2025.

    Beberapa segmen kendaraan mencatat penurunan produksi. Segmen sedan menghasilkan angka terendah, hanya 107 unit, turun 89 unit dari produksi Juli 2025 yang mencapai 196 unit.

    Segmen kendaraan 4×2 juga melemah. Pabrikan hanya memproduksi 71.419 unit di Agustus, lebih sedikit dari 78.365 unit pada Juli 2025. Segmen 4×4 mengalami penurunan lebih tajam. Produsen hanya membuat 1.760 unit, turun 551 unit atau sekitar 24 persen dari produksi Juli yang mencapai 2.311 unit.

    Mobil LCGC mengalami penurunan cukup besar. Pabrikan hanya memproduksi 10.879 unit di Agustus, menurun 1.880 unit dari bulan sebelumnya yang sebanyak 12.759 unit. Mobil pikap juga turun 9 persen, hanya 8.606 unit dibanding 9.345 unit pada Juli 2025.

    Meski demikian, produksi kendaraan niaga lain menunjukkan tren positif. Pabrikan mencatatkan produksi bus sebanyak 419 unit, naik 67 unit dibanding Juli yang hanya 352 unit. Produksi truk juga meningkat 5 persen menjadi 4.192 unit dari bulan sebelumnya.

    Kondisi ini menunjukkan bahwa meski pasar mobil mengalami pertumbuhan penjualan, pabrikan masih menghadapi tantangan dalam menjaga volume produksi. Segmen kendaraan niaga tetap menjadi penopang angka produksi di tengah penurunan beberapa kategori mobil penumpang. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Buka Bimtek RT dan RW Cikundul, Dorong Kesejahteraan Masyarakat

    Wali Kota Sukabumi Buka Bimtek RT dan RW Cikundul, Dorong Kesejahteraan Masyarakat

    SUKABUMIKITA.ID Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menegaskan pentingnya Bimbingan Teknis (Bimtek) RT dan RW sebagai upaya memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan daerah. Pernyataan itu disampaikan saat ia membuka Bimtek RT dan RW Kelurahan Cikundul di aula pertemuan kelurahan, Jumat (19/09/2025).

    Acara ini menghadirkan Asisten Daerah I, Fajar Rajasa; Camat Lembursitu, Yudi Sutriana; Lurah Cikundul, Agus Heryanto; serta para ketua RT dan RW setempat. Selain itu, Wali Kota menekankan bahwa kegiatan ini meningkatkan kapasitas ketua RT dan RW dalam melaksanakan program pembangunan kelurahan, terutama di bidang pemerintahan.

    “Bimtek RT dan RW Kelurahan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan ketua RT dan RW. Dengan begitu, kita dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik,” ujarnya.

    Pengelolaan Dana Wakaf

    Di sisi lain, Ayep Zaki menyampaikan perkembangan pengelolaan dana wakaf di Kota Sukabumi, yang kini mencapai Rp390 juta. Pemerintah kota mengelola dana tersebut melalui skema Qordhul Hasan, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. “Melalui pengelolaan wakaf ini, Kota Sukabumi ingin menjadi daerah terdepan dalam mendukung pembangunan masyarakat,” tegas Wali Kota.

    Selain itu, Ayep menyinggung kondisi anggaran nasional yang menurun dari Rp919 triliun menjadi Rp693 triliun (24,5%). Dengan transfer daerah sebesar Rp800 miliar, pemerintah kota melakukan efisiensi hingga Rp196 miliar.

    Ia menekankan bahwa situasi ini menuntut pemerintah kota membangun secara efektif dengan mengutamakan skala prioritas. Oleh karena itu, pemerintah juga mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    RT dan RW sebagai Agen Perubahan

    Wali Kota berharap para ketua RT dan RW menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Selain meningkatkan kapasitas, Bimtek ini juga mendorong partisipasi masyarakat dalam program unggulan kota.

    “Bimtek RT dan RW membantu meningkatkan kemampuan, mendukung program pemerintah, dan mendorong partisipasi warga. Dengan demikian, ketua RT dan RW dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan,” pungkasnya. (Cr5)

  • Kejari Kota Sukabumi Buka Kembali Kasus Dugaan Korupsi Pasar Gudang dan Retribusi Wisata

    Kejari Kota Sukabumi Buka Kembali Kasus Dugaan Korupsi Pasar Gudang dan Retribusi Wisata

    SUKABUMIKITA.ID – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Sukabumi kembali membuka penyidikan terkait dugaan korupsi pengelolaan Pasar Gudang. Selain itu, Kejari juga menyelidiki dugaan penyalahgunaan retribusi tempat wisata yang dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi.

    Kepala Kejaksaan Negeri Kota Sukabumi, Ade Hermawan, menjelaskan pada Rabu (17/09/2025) bahwa kedua kasus ini saat ini masih dalam tahap penyidikan.

    Dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan Pasar Gudang, Ade Hermawan menyebutkan bahwa timnya memeriksa sejumlah saksi dan ahli untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat. Menurut Ade, pihak Kejari mulai menyelidiki kasus ini sejak tahun 2024. “Kerja sama dengan Koperasi Pasar Gudang terindikasi menimbulkan kerugian negara. Kami akan menuntaskan kasus ini,” tegas Ade.

    Ia menambahkan bahwa perhitungan kerugian negara sedang dilakukan, namun pihaknya menargetkan pengungkapan kasus ini secepat mungkin. Sementara itu, Ade juga membeberkan penyidikan dugaan korupsi retribusi wisata yang dilakukan Disporapar Kota Sukabumi.

    Ia menyebut ada indikasi penyalahgunaan retribusi dari lokasi wisata yang seharusnya menjadi pemasukan bagi pemerintah daerah. “Kami telah memeriksa sedikitnya lima saksi terkait kasus retribusi pariwisata. Perhitungan kerugian negara masih berlangsung,” ujar Ade.

    Respons Aktivis dan Masyarakat

    Langkah Kejari Kota Sukabumi mendapat dukungan dari sejumlah aktivis dan masyarakat. Mereka menilai upaya ini penting untuk menjaga akuntabilitas birokrasi di Kota Sukabumi.

    Namun, beberapa aktivis tetap menaruh skeptisisme terkait kelanjutan kasus Pasar Gudang. E. Rohman, aktivis dari LSM Palapa Cakti, menegaskan, agar kasus tersebut bisa segera tuntas. “Jangan gertak sambal. Soalnya kasus Pasar Gudang ini seperti tak berujung. Dulu Kajari sebelumnya juga bilang akan usut tuntas. Sekarang Kajari yang baru juga menyampaikan hal yang sama. Kita tunggu hasilnya,” tegasnya.

    Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan potensi kerugian keuangan daerah. Aktivis berharap Kejari dapat bekerja secara transparan dan profesional, sehingga masyarakat mendapatkan kepastian hukum dan keadilan.

    Selain itu, masyarakat menekankan perlunya pengawasan berkelanjutan terhadap pengelolaan pasar dan retribusi wisata agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran di masa depan. (Cr5)

  • Hati-hati! Kembalikan Uang Salah Transfer, Pasutri Sukabumi Terancam Tagihan Pinjol

    Hati-hati! Kembalikan Uang Salah Transfer, Pasutri Sukabumi Terancam Tagihan Pinjol

    SUKABUMIKITA.ID – Pasangan suami istri warga Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, kaget ketika menerima notifikasi tagihan pinjaman online (pinjol) senilai jutaan rupiah. Kejadian ini muncul setelah mereka mengembalikan uang sebesar Rp 5 juta kepada seseorang yang mengaku salah transfer.

    Suami istri tersebut, Dn (32) dan AY (32), menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan transaksi pinjol. Karena khawatir data pribadi mereka diretas—mengingat nomor ponsel mereka terhubung dengan rekening—mereka melapor ke Polres Sukabumi Kota pada Rabu (16/09/2025) dengan nomor laporan STPL/210/IX/2025. “Semoga pelaku segera ditangkap,” ujar Dn kepada wartawan.

    Awal Mula Kejadian

    Dn menjelaskan, kejadian bermula saat istrinya, AY, menerima pesan dari seseorang yang mengaku salah transfer uang sebesar Rp 5 juta. Orang itu meminta agar AY mengembalikan uang tersebut melalui transfer ke rekeningnya. Karena merasa bukan haknya, AY mengikuti permintaan itu.

    Setelah pengembalian uang, notifikasi tagihan pinjol muncul di ponsel mereka. “Istri saya panik dan menangis. Saya pun bertanya apakah dia pernah meminjam uang online. Dia bilang tidak pernah,” ungkap Dn.

    Yakin istrinya tidak pernah menggunakan pinjol, Dn membawa bukti percakapan dan rekening koran ke Polres Sukabumi Kota. Dengan bukti ini, polisi bisa menindaklanjuti laporan mereka.

    Langkah Pengamanan

    Selain melapor, Dn dan AY berencana mengganti seluruh nomor ponsel dan rekening. “Kami takut uang sekolah anak dan simpanan di bank ikut terkena hack. Jadi kami rencanakan penggantian semuanya,” jelas Dn.

    Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, AKP Astuti Setyaningsih, menyatakan bahwa Unit II Tipidter Satreskrim kini menindaklanjuti laporan Dn dan AY. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada.

    “Jangan langsung percaya jika seseorang mengaku salah transfer. Selalu verifikasi identitas pengirim dan pastikan transaksi aman. Hindari transfer sembarangan dan lindungi data pribadi,” tegas Astuti.

    Astuti menambahkan, masyarakat perlu memeriksa setiap permintaan pengembalian uang, terutama jika melibatkan aplikasi pinjol atau nomor yang tidak dikenal. Langkah sederhana seperti mengecek nomor rekening dan menghubungi pihak bank bisa mencegah kerugian.

    Pesan Penting untuk Warga

    Kasus ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan digital. Warga disarankan untuk selalu mengecek keaslian transaksi, mengamankan nomor ponsel, dan berhati-hati saat membalas pesan dari orang asing. Selain itu, selalu komunikasikan ke keluarga atau pihak berwenang sebelum melakukan transfer, agar tidak menjadi korban kejahatan online. (Cr5)

  • Balita 4 Tahun di Kadudampit Jadi Korban Pelecehan Seksual, DP3A Sukabumi Turun Tangan

    Balita 4 Tahun di Kadudampit Jadi Korban Pelecehan Seksual, DP3A Sukabumi Turun Tangan

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi memberikan perhatian serius terhadap kasus pelecehan seksual yang menimpa balita perempuan berusia 4 tahun di Kecamatan Kadudampit.

    Kepala DP3A, Eki Radiana Rizki, menyebut bahwa kasus itu terjadi sekitar Mei 2025. Awalnya, keluarga melapor langsung ke kepolisian, lalu pihak kepolisian menginformasikan DP3A. “Pada 4 Juni 2025, UPTD PPA Wilayah Sukabumi mendampingi korban menjalani visum di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi,” kata Eki, Rabu (17/09/2025).

    DP3A juga menugaskan tim psikolog untuk mendampingi proses pemulihan korban. “Pada 18 Juli 2025, UPTD PPA bersama tim psikologis klinis memberikan pendampingan psikologis langsung kepada korban,” tambah Eki.

    Selain itu, DP3A terus memantau perkembangan tumbuh kembang korban. Tim rutin berkomunikasi dengan Opsiga Kecamatan Kadudampit untuk memastikan anak tetap aman dan sehat. Eki berharap pelaku segera ditangkap dan mendapat hukuman setimpal. “Kasus ini harus segera dituntaskan agar korban dan keluarganya memperoleh keadilan,” tegasnya.

    Pendampingan Keluarga dan Anak

    Yeni Dewi Endrayani, Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD PPA Wilayah Sukabumi Utara, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendukung keluarga dalam memulihkan kondisi korban. “Saat ini anak dalam kondisi baik. Terakhir saya menghubungi keluarga pada 18 Juni. Ibu korban sudah dibekali psikolog untuk memantau perilaku anak, sehingga bila ada masalah, ibu langsung berkonsultasi dengan psikolog tanpa menunggu kami,” jelas Yeni kepada awak media.

    Korban merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Orang tua bekerja membungkus snack untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini, korban belum bersekolah.

    Imbauan untuk Aparat dan Masyarakat

    Yeni menekankan pentingnya respons cepat aparat desa dan kecamatan. “Kalau ada kejadian seperti ini, aparat harus bertindak segera dan transparan. Perlindungan anak menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Keluarga mungkin malu, tetapi masyarakat dan aparat harus berani melapor dan membantu penanganan,” ujarnya.

    DP3A juga gencar menyosialisasikan dan memberikan edukasi melalui Bidang Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak (PPKA). Mereka mengajarkan anak-anak batasan sentuhan yang aman dan tidak aman, sekaligus menunjukkan siapa yang berhak memegang mereka.

    “Kami menggunakan metode edukatif, termasuk lagu-lagu, agar anak-anak mengerti batasan tersebut,” tambah Yeni.

    Upaya Pencegahan dan Harapan

    DP3A berharap kasus ini dapat menjadi contoh pentingnya perlindungan anak di Kabupaten Sukabumi. Dengan pendampingan psikolog, komunikasi rutin, dan edukasi masyarakat, korban bisa pulih sepenuhnya.

    “Kami ingin setiap anak di Sukabumi memiliki ruang aman, dan kami akan menindak tegas pelaku kejahatan terhadap anak sesuai hukum,” pungkas Eki Radiana Rizki. (Cr5)

  • Permasalahan Sampah Jadi Fokus Pemkot Sukabumi, Wali Kota Libatkan RT dan Karang Taruna

    Permasalahan Sampah Jadi Fokus Pemkot Sukabumi, Wali Kota Libatkan RT dan Karang Taruna

    SUKABUMIKITA.ID – Persoalan sampah masih menjadi salah satu tantangan utama bagi kota-kota besar, termasuk Kota Sukabumi. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, kembali menegaskan kondisi tersebut saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Kepengurusan RT/RW dan Karang Taruna Kelurahan Babakan, Selasa (16/09/2025) pagi, di Ruang Pertemuan Kelurahan Babakan.

    Camat Cibeureum Yanwar Ridwan, Lurah Babakan, para pengurus RT dan RW, serta perwakilan Karang Taruna turut hadir pada acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Wali Kota menekankan bahwa sampah tidak hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat.

    “Permasalahan sampah merupakan tantangan bersama di perkotaan, termasuk di Kota Sukabumi. Jumlah penduduk yang terus bertambah, aktivitas ekonomi yang meningkat, serta pola konsumsi masyarakat yang berubah, menuntut kita untuk lebih serius dalam mengelola sampah secara bijak, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat,” ujar Ayep Zaki.

    RT dan Karang Taruna Jadi Garda Terdepan

    Menurutnya, pengurus RT/RW memiliki peran strategis sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan warga. Sementara itu, Karang Taruna dipandang sebagai motor penggerak pemuda yang dapat menggerakkan partisipasi sosial. Dengan menguatkan sinergi antara kedua elemen tersebut, Ayep optimistis pengelolaan sampah di tingkat kelurahan bisa lebih efektif.

    Ia juga mendorong masyarakat untuk memperbanyak aksi nyata, mulai dari kegiatan gotong royong, sosialisasi pemilahan sampah, hingga pembentukan bank sampah di setiap lingkungan.

    “Upaya menjaga kebersihan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Keterlibatan seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan,” tegasnya.

    Pertumbuhan Kota Tingkatkan Produksi Sampah

    Camat Cibeureum, Yanwar Ridwan, menambahkan bahwa Kelurahan Babakan saat ini masuk ke dalam kawasan pengembangan perkotaan. Perkembangan tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk dan secara otomatis memicu lonjakan produksi sampah.

    “Semoga dengan kegiatan ini, pengelolaan sampah dapat ditangani lebih bijak dan tepat sasaran,” ungkap Yanwar.

    Harapan Pemerintah Kota

    Kegiatan peningkatan kapasitas ini diharapkan tidak hanya memperkuat keterampilan para pengurus RT/RW dan Karang Taruna, tetapi juga membentuk pemahaman bersama tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak dari rumah tangga.

    Pemerintah Kota Sukabumi ingin memastikan para pengurus mampu menjadi teladan sekaligus penggerak masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

    Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi Pemkot Sukabumi untuk memperkuat ketahanan lingkungan di tengah pertumbuhan perkotaan yang terus berlangsung. Dengan pengelolaan sampah yang lebih teratur, kualitas hidup masyarakat pun dapat terjaga dan Kota Sukabumi bisa berkembang menjadi kota yang bersih, sehat, dan nyaman bagi warganya. (Cr5)

  • Gubernur Jabar Pastikan Penanganan Kasus TPPO RR dari Sukabumi Cepat dan Tuntas

    Gubernur Jabar Pastikan Penanganan Kasus TPPO RR dari Sukabumi Cepat dan Tuntas

    SUKABUMIKITA.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan memberikan perhatian tinggi terhadap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa RR (23), perempuan asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Kasus ini melibatkan jaringan internasional dan kini RR berada di China, mengalami penyekapan dan kekerasan seksual oleh pihak yang menahannya.

    Dedi menegaskan, pihaknya selalu menindaklanjuti masalah yang menimpa warga Sukabumi. “Kami pasti memiliki atensi yang tinggi terhadap berbagai problem, dan Sukabumi salah satu kabupaten yang tiap bulan ada problem. Kemarin ada TKI di Korea yang tidak bisa pulang, kami pulangkan. Hari ini ada masalah lagi, ya kami tangani,” kata Dedi usai rapat koordinasi percepatan pembangunan di Kantor Bupati Karawang, Kamis (18/09/2025).

    Saat ditanya soal kemungkinan intervensi terhadap penanganan hukum usai keluarga melapor polisi, Dedi menegaskan akan berkoordinasi langsung dengan Polda Jawa Barat dan Mabes Polri. “Setiap proses pidana yang merugikan orang, baik pribadi maupun keluarganya, harus berproses dengan baik. Pasti saya berkoordinasi dengan jajaran Polda dan Mabes Polri untuk menangani sampai tuntas,” ujarnya.

    Gubernur juga menekankan urgensi penyelesaian kasus ini. “Kasus TPPO yang menimpa RR harus cepat ditangani. Kalau hari ini ada hambatan di mana, nanti saya telepon untuk mencari solusinya,” tambah Dedi.

    Kondisi RR dan Permintaan Tebusan

    Kuasa hukum keluarga, Rangga Surya Danuningrat, menjelaskan bahwa pelaku sempat meminta uang tebusan dalam jumlah besar untuk memulangkan RR. “Keluarga jelas tidak mampu. Sejak RR hilang, beban ekonomi makin berat karena dia sebenarnya tulang punggung keluarga,” kata Rangga, Kamis (18/09).

    RR merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya mengalami keterbelakangan mental, sementara kedua orangtuanya sudah lama berpisah. Sehari-hari, RR tinggal bersama ibunya dalam kondisi serba kekurangan. Sebelum berangkat ke luar negeri, RR pernah bekerja di sebuah perusahaan di Sukabumi dan rutin membantu menopang kebutuhan keluarga.

    Dukungan Pemerintah dan Harapan Keluarga

    Gubernur Dedi menegaskan, pemerintah provinsi akan terus memantau proses penyelamatan RR dan memastikan kerja sama antarinstansi berjalan maksimal. Selain itu, ia berharap kasus ini menjadi perhatian bagi masyarakat agar lebih berhati-hati saat menerima tawaran pekerjaan di luar negeri.

    “Kami ingin memastikan bahwa warga Jabar, khususnya yang berada di luar negeri, mendapatkan perlindungan penuh. Kasus ini menjadi peringatan sekaligus pelajaran agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban jaringan TPPO,” tegas Dedi.

    Pihak keluarga berharap pemerintah dapat segera memulangkan RR dan menegakkan hukum terhadap pelaku TPPO. Sementara itu, kuasa hukum menegaskan pihaknya akan terus mendampingi keluarga hingga RR kembali ke tanah air dengan selamat. (Cr5)

  • Tawuran Pelajar di Sukabumi: 11 Siswa Jalani Program Lentera Hati Bintana di Pesantren

    Tawuran Pelajar di Sukabumi: 11 Siswa Jalani Program Lentera Hati Bintana di Pesantren

    SUKABUMIKITA.ID – Sebanyak 11 pelajar SMK di Kota Sukabumi mengikuti pembinaan di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, mulai Rabu (18/09/2025). Langkah ini merupakan bagian dari program Lentera Hati Bintana (LHB) setelah mereka terlibat aksi tawuran pada Senin (15/09) di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang.

    Wakil Kepala Polres Sukabumi Kota, Kompol Fajri Anbiyaa, menjelaskan bahwa pihak kepolisian bekerja sama dengan Sat Binmas dan orang tua mengantarkan para pelajar langsung ke pesantren. “Program ini bertujuan memperbaiki mental dan pendidikan siswa yang terlibat tawuran dan geng motor. Kami ingin mereka mengubah perilaku, kembali ke sekolah, dan orang tua merasa lebih tenang,” ujarnya.

    Dari total 11 peserta, sembilan laki-laki dan dua perempuan akan mengikuti pembinaan selama enam hari. Selama program, mereka mempelajari nilai-nilai positif, mengasah kedisiplinan, serta memperkuat pemahaman spiritual.

    “Kami menekankan pendidikan Islami. Para siswa belajar salat, shalawat, dan shaum, sekaligus mengikuti kegiatan lain yang menumbuhkan pengamalan nilai Islam. Dengan cara ini, ilmu yang mereka dapat langsung meresap ke hati,” tambah Fajri.

    Selain itu, polisi dan pesantren mengadakan sesi diskusi dan latihan kepemimpinan untuk mendorong peserta mengembangkan karakter yang lebih baik. Program ini mengajarkan mereka bagaimana mengambil keputusan yang bijak, menghormati orang lain, dan mengendalikan emosi dalam situasi konflik.

    Sebelumnya, bentrokan pada 15 September menimbulkan korban. Dua pelajar mengalami luka akibat sabetan senjata tajam, sehingga polisi meningkatkan pengawasan di sekitar sekolah dan kawasan rawan konflik.

    Program Lentera Hati Bintana bertujuan menekan angka tawuran sekaligus membangun kesadaran spiritual dan disiplin di kalangan pelajar. Polisi berharap kegiatan ini membentuk karakter positif, meningkatkan kedisiplinan, dan mencegah mereka kembali terlibat perkelahian di masa depan.

    “Dengan pembinaan yang tepat, kami yakin para siswa dapat kembali ke sekolah sebagai pribadi yang lebih baik. Selain itu, kolaborasi orang tua, sekolah, dan aparat kepolisian menjadi kunci keberhasilan program ini,” pungkas Fajri. (Cr5)

  • Ranty Rachmatilah Tegaskan Peran FKSS Lembursitu dalam Membangun Lingkungan Sehat

    Ranty Rachmatilah Tegaskan Peran FKSS Lembursitu dalam Membangun Lingkungan Sehat

    SUKABUMIKITA.IDKetua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menghadiri kegiatan Pembinaan Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKSS) di Kecamatan Lembursitu pada Senin (15/09/2025). Kehadiran Ranty menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mewujudkan lingkungan bersih, nyaman, aman, dan sehat.

    Acara pembinaan itu berlangsung dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha. FKSS hadir sebagai wadah komunikasi, fasilitasi, sekaligus koordinasi berbagai kepentingan lintas sektor. Melalui forum ini, seluruh lapisan masyarakat dapat berperan aktif serta menerima informasi program kesehatan secara menyeluruh.

    Dalam arahannya, Ranty Rachmatilah mengingatkan agar forum tidak berhenti pada tataran formalitas. “Forum ini harus terus berjalan, bukan sekadar formalitas. Targetnya adalah menghadirkan dampak nyata di wilayah melalui kolaborasi lintas sektor, bukan hanya koordinasi,” tegasnya.

    Sejak dua bulan terakhir, FKSS Kota Sukabumi bergerak dengan mengintegrasikan berbagai program, mulai dari kegiatan PKK hingga Posyandu. Upaya ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di tingkat kota.

    Ranty juga menekankan perlunya monitoring, evaluasi, dan inovasi agar program tidak berhenti di tengah jalan. Ia menilai Kecamatan Lembursitu berpotensi menjadi contoh konsistensi penerapan konsep Kota Sehat di Sukabumi.

    “Dengan partisipasi aktif masyarakat, dukungan pemerintah, serta keterlibatan dunia usaha, FKSS tidak hanya menjadi forum koordinasi tetapi juga gerakan nyata,” ujarnya.

    Langkah tersebut, lanjut Ranty, akan memperkuat peluang Sukabumi meraih prestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa keberhasilan forum ini akan memastikan peningkatan kesejahteraan dan kualitas kesehatan warga secara menyeluruh. (Cr5)