Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Prabowo Panggil Menteri Bahas Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Program Pangan Nasional

    Prabowo Panggil Menteri Bahas Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Program Pangan Nasional

    SUKABUMIKITA.ID – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (09/09/2025). Dikutip dari laman resmi Presiden RI, Rapat tersebut dihadiri sejumlah menteri untuk membahas program prioritas pemerintah sekaligus strategi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, serta jajaran menteri terkait lainnya.

    Fokus Percepatan Ekonomi Nasional

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa salah satu pokok bahasan utama rapat adalah percepatan ekonomi agar tumbuh lebih cepat. Salah satu kebijakan yang diputuskan adalah penciptaan pelonggaran likuiditas.

    “Beberapa menteri sudah setuju untuk menciptakan langkah-langkah supaya program pembangunan cepat dan sistem finansialnya tidak ketat, artinya bisa tumbuh lebih cepat, sektor swastanya juga. Kira-kira begitu,” ujar Purbaya usai rapat.

    Ia menambahkan, terdapat kemungkinan penambahan stimulus untuk mendorong percepatan perekonomian, meskipun belum dijelaskan secara spesifik bentuk stimulus tersebut.

    Menurutnya, ekonomi Indonesia masih jauh dari potensi optimal, sehingga langkah agresif untuk meningkatkan likuiditas tidak akan menimbulkan risiko inflasi yang berlebihan. Tercatat inflasi Indonesia pada Agustus 2025 berada di level 2,31% year on year. “Jadi masih jauh kalau kita bilang demand pull inflation akan terjadi,” jelas Purbaya.

    Percepatan Program Prioritas Pangan

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa Presiden Prabowo meminta agar semua program prioritas dipercepat pelaksanaannya tanpa hambatan administratif. “Arahan beliau semua program harus dipercepat, tidak boleh ada hambatan dengan alasan kertas atau aturan,” kata Zulhas.

    Dalam sektor pangan, pemerintah fokus pada dua agenda besar, yakni optimalisasi lahan yang sudah berproduksi serta pembangunan lahan baru di sejumlah daerah, termasuk Wanam Papua, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.

    Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembangunan 20 ribu hektare tambak pada tahun ini melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, dari target total 70 ribu hektare. “Itu juga diminta dipercepat tahun ini, dan tahun depan harus bisa diselesaikan 20 ribu dulu,” tambah Zulhas. (Cr5)

  • KDM dan Para Rektor Bentuk Forum Rektor Jabar, Siap Fasilitasi Dialog Mahasiswa

    KDM dan Para Rektor Bentuk Forum Rektor Jabar, Siap Fasilitasi Dialog Mahasiswa

    SUKABUMIKITA.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM sepakat membentuk Forum Rektor Jawa Barat (Jabar) sebagai wadah pemikir (think tank) untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan daerah.

    Kesepakatan ini lahir dalam pertemuan KDM dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta di Gedung Sate Bandung, Selasa (02/09/2025) lalu.

    “Hari ini kita bertemu dengan para rektor. Intinya ingin mendengarkan pokok pikiran, gagasan, dan orientasi akademik untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar.

    Wadah Pemikir untuk Pemda Jabar

    Menurut KDM, Forum Rektor Jabar akan berperan penting sebagai mitra strategis pemerintah daerah dengan memberikan masukan dari sudut pandang ilmiah. Isu-isu pembangunan seperti pengelolaan sampah, pengembangan kawasan pendidikan Jatinangor, hingga isu politik dan unjuk rasa mahasiswa menjadi perhatian utama forum ini.

    “Forum ini akan menjadi wadah untuk memberikan gagasan konstruktif. Pemerintah daerah butuh pandangan akademisi agar solusi yang diambil lebih komprehensif,” tegasnya.

    Dialog dengan Mahasiswa

    Dedi juga menyinggung situasi politik dan aksi unjuk rasa mahasiswa yang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Untuk meredakan ketegangan, Pemda Jabar bersama Forum Rektor akan membuka ruang dialog.

    “Direncanakan hari ini, Rabu (03/09), Pemda Provinsi Jabar membuka ruang dialog bagi mahasiswa di halaman Gedung Sate Bandung. Kita akan memfasilitasi, mendengarkan, kemudian insyaallah seluruh gagasan konstruktif akan kita tampung,” kata KDM.

    Dedi menegaskan, dalam forum dialog nanti dirinya akan hadir sebagai sosok orang tua yang mengayomi mahasiswa. “Namanya anak muda, namanya mahasiswa, semangatnya luar biasa. Gubernur hadir sebagai orang tua,” pungkasnya. (Cr5)

  • Kota Sukabumi Siapkan Verifikasi ODF, PKK Tekankan Komitmen Hidup Sehat

    Kota Sukabumi Siapkan Verifikasi ODF, PKK Tekankan Komitmen Hidup Sehat

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi menggelar Rapat Persiapan Verifikasi Open Defecation Free (ODF) di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Selasa (09/09/2025). Acara ini dihadiri jajaran lintas sektor, Forkopimcam, Pokja Kelurahan Sehat, kader kesehatan, hingga TP-PKK Kota Sukabumi.

    Dalam laporan panitia, disampaikan bahwa Kota Sukabumi telah mengklaim capaian 100 persen ODF. Namun, capaian tersebut masih harus diperkuat melalui proses verifikasi dan validasi oleh Tim Provinsi Jawa Barat agar benar-benar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

    Tantangan Sanitasi di Sukabumi

    Hadir sebagai narasumber, Agustina, Penanggung Jawab Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Provinsi Jawa Barat, menjelaskan bahwa meski klaim 100 persen ODF sudah ada, tantangan di lapangan masih nyata.

    “Masih ada sebagian masyarakat yang belum memiliki akses sanitasi layak, serta masih ditemukan kebiasaan buang air besar sembarangan, baik terbuka maupun tertutup,” jelas Agustina.

    Selain itu, isu sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih, kualitas udara, dan pengelolaan sampah juga menjadi pekerjaan rumah bersama menuju Kota Sehat.

    PKK Tekankan Perubahan Perilaku

    Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menekankan bahwa keberhasilan ODF tidak boleh berhenti pada klaim administratif semata. Menurutnya, yang lebih penting adalah komitmen menjaga pola hidup sehat masyarakat secara berkelanjutan.

    “Sanitasi sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Permasalahan seperti stunting dan polio bisa dicegah sejak hulu dengan perilaku hidup bersih, misalnya cuci tangan pakai sabun dan menjaga sanitasi lingkungan,” ujar Ranty, dikutip dari Dokpim Kota Sukabumi.

    Ranty menambahkan bahwa perubahan perilaku harus dimulai dari rumah tangga, dengan PKK hadir melalui kader, dasawisma, hingga kelompok PKK di setiap kelurahan. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga perlu ditanamkan sejak dini, mulai dari TK, PAUD, hingga majelis taklim.

    Komitmen Bersama Menuju Kota Sehat

    Dalam kesempatan itu, Ranty menyinggung kasus yang terjadi di wilayah Raya sebagai pengingat penting bahwa masalah sanitasi tidak boleh dianggap remeh.

    “Ini adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, kader, dan masyarakat harus bersinergi agar Kota Sukabumi tidak hanya siap diverifikasi, tetapi betul-betul menjadi kota yang sehat, maju, dan berkelanjutan,” tegasnya.

    Melalui rapat ini, Pemerintah Kota Sukabumi bersama TP-PKK menegaskan komitmen memperkuat gerakan ODF, meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih, serta menjaga keberlanjutan lingkungan sehat bagi seluruh warga. (Cr5)

  • Kasus DBD di Kelurahan Tipar Sukabumi Meningkat, Satu Warga Meninggal Dunia

    Kasus DBD di Kelurahan Tipar Sukabumi Meningkat, Satu Warga Meninggal Dunia

    SUKABUMIKITA.ID Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mengalami peningkatan. Kondisi ini membuat pemerintah kelurahan bersama puskesmas setempat bergerak cepat melakukan fogging untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti.

    Lurah Tipar, Cecep Kuswandi, mengatakan kasus DBD yang menyerang warga wilayahnya patut diwaspadai. Oleh karena itu, langkah pencegahan segera dilakukan. “Kami lakukan fogging untuk mencegah penyebaran DBD,” ujar Cecep, Kamis (04/09/2025).

    Fogging sudah dilaksanakan sejak Rabu (03/09). Selain itu, Cecep mengimbau masyarakat agar lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan gerakan 3M Plus.

    “Gerakan 3M Plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air. Plusnya bisa berupa penggunaan obat nyamuk, kelambu, hingga memelihara ikan pemakan jentik,” jelasnya.

    Baca Juga: Kasus DBD di Kota Sukabumi Turun 50 Persen, Dinkes Ingatkan Warga Tetap Waspada

    Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, menyebut tren kasus DBD di Kota Sukabumi cenderung meningkat. “Berdasarkan laporan, ada seorang warga di wilayah Tipar yang positif meninggal dunia karena DBD,” ungkapnya.

    Menurut Wita, kondisi cuaca yang tidak menentu dan fluktuatif turut memperbesar potensi berkembangnya nyamuk penyebab DBD. Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. “Yang paling penting adalah konsisten menerapkan 3M Plus di rumah dan lingkungan masing-masing,” tegasnya. (Cr5)

  • RSUD R. Syamsudin Catat Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi, Wali Kota Sukabumi Sebut Momentum Bersejarah

    RSUD R. Syamsudin Catat Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi, Wali Kota Sukabumi Sebut Momentum Bersejarah

    SUKABUMIKITA.ID Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia sekaligus HUT ke-105 RSUD R. Syamsudin, S.H berlangsung khidmat di halaman rumah sakit, Selasa (09/09/2025). Acara ini dihadiri Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, Wakil Wali Kota Bobby Maulana, pimpinan daerah, tenaga medis, dan seluruh pegawai RSUD.

    Momentum peringatan ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga refleksi perjalanan panjang rumah sakit terbesar di Sukabumi.

    Dalam amanatnya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa pelayanan publik, terutama di bidang kesehatan, harus berlandaskan profesionalisme, transparansi, dan pengabdian.

    “Profesionalisme, transparansi, dan pengabdian kepada masyarakat harus menjadi fondasi utama dalam menjalankan pelayanan kesehatan,” tegas Ayep.

    Baca Juga: RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    Menurut Ayep, ada tiga agenda besar yang harus menjadi fokus RSUD, yaitu peningkatan layanan kesehatan, penguatan sumber daya manusia (SDM), serta kontribusi nyata kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa RSUD bukan hanya pusat layanan medis, tetapi juga simbol kebersamaan dan kebanggaan warga Sukabumi.

    Sebagai kerangka pembangunan baru, Ayep memperkenalkan konsep winning system, winning team, dan winning conception agar RSUD mampu menjadi institusi kesehatan yang tangguh dan berdaya saing.

    Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi

    Peringatan HUT kali ini juga membawa kabar menggembirakan. RSUD R. Syamsudin berhasil mencatatkan profit perdana per 30 Agustus 2025 setelah lima tahun mengalami kerugian beruntun.

    “Mulai 30 Agustus 2025, RSUD R. Syamsudin, S.H telah mencatatkan profit pertama setelah lima tahun mengalami kerugian,” ungkap Ayep.

    Ia berharap pencapaian tersebut menjadi titik balik bagi RSUD untuk menata organisasi, memperkuat keuangan, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kondisi finansial yang mulai sehat, RSUD diharapkan mampu menjadi ikon pembangunan berkelanjutan di Sukabumi.

    Baca juga: Dorong Digitalisasi, Wali Kota Sukabumi Dukung Modernisasi RSUD R. Syamsudin

    Perkuat BLUD dan BUMD

    Selain menyinggung RSUD, Wali Kota juga menekankan pentingnya menyehatkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain, seperti Waluya, BPR, dan PDAM.

    Menurutnya, lembaga-lembaga tersebut harus dikelola secara profesional dan berorientasi hasil, bukan sekadar mengejar keuntungan semata.

    “Semua lembaga pelayanan publik harus sehat secara keuangan, memberi layanan terbaik, serta menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Sukabumi,” pungkasnya. (Cr5)

  • Ayep Zaki Pastikan RS Pelita Rakyat Beroperasi Lagi Tahun Ini

    Ayep Zaki Pastikan RS Pelita Rakyat Beroperasi Lagi Tahun Ini

    SUKABUMIKITA.ID – Rumah Sakit Pelita Rakyat di Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, yang hampir satu dekade terbengkalai, akhirnya dipastikan akan kembali beroperasi pada 2025. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, saat meninjau lokasi rumah sakit pada Senin (08/09/2025).

    Rumah sakit ini sebelumnya diresmikan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, pada 14 Juni 2011. Namun sejak 2015, fasilitas kesehatan tersebut berhenti beroperasi akibat terkendala izin.

    “Setelah 10 tahun tertunda, alhamdulillah tahun ini kita siapkan kembali peresmian Rumah Sakit Pelita Rakyat. Konsepnya sebagai rumah sakit tanpa kelas, sehingga seluruh warga mendapat layanan kesehatan dengan prinsip kesetaraan, tanpa membedakan kelas sosial maupun kemampuan ekonomi,” ujar Ayep Zaki usai peninjauan.

    Simbol Pemerataan Layanan Kesehatan

    Ayep menegaskan, kebangkitan RS Pelita Rakyat menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan pelayanan publik yang adil, merata, dan berpihak kepada masyarakat.

    Menurutnya, pelayanan kesehatan seringkali terbentur stigma kelas sosial yang membedakan fasilitas berdasarkan kemampuan finansial pasien. Dengan konsep tanpa kelas, RS Pelita Rakyat diharapkan menjadi pelopor perubahan paradigma layanan kesehatan di Sukabumi.

    “Semoga RS Pelita Rakyat menjadi simbol kebangkitan layanan publik di bidang kesehatan untuk Sukabumi yang lebih sehat dan bercahaya,” ungkapnya.

    Perluas Akses Layanan

    Hadirnya kembali rumah sakit ini diyakini akan memperkuat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, khususnya warga di wilayah selatan Kota Sukabumi. Dengan kapasitas dan fasilitas yang dirancang merata, RS Pelita Rakyat diharapkan tidak hanya mengurangi beban rumah sakit rujukan yang ada, tetapi juga menciptakan rasa keadilan dalam pelayanan medis.

    Dengan rencana peresmian yang akan digelar tahun ini, publik menaruh harapan besar agar RS Pelita Rakyat benar-benar menjadi simbol transformasi layanan kesehatan di Kota Sukabumi. (Cr5)

  • Ngoppy Sukabumi Bahas Pajak, PAD, hingga Polemik Lapangan Merdeka

    Ngoppy Sukabumi Bahas Pajak, PAD, hingga Polemik Lapangan Merdeka

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi kembali menggelar forum dialog Ngoppy (Ngobrol Happy) Bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi edisi kedua.  Acara ini berlangsung pada Kamis (04/09/2025) petang di Ruang Pertemuan Sekretariat Daerah dengan menghadirkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi kemasyarakatan, LSM, perwakilan mahasiswa, hingga seluruh unsur SKPD.

    Dengan tema “Sukabumi Kini dan Nanti”, forum ini dipandu moderator Dedi Suryadi. Suasana berlangsung santai namun serius, menegaskan komitmen pemerintah membuka ruang aspirasi dan kritik publik.

    “Ngoppy kali ini berbeda. Pemerintah menjadi pendengar, dan kritik adalah vitamin untuk membangun. Forum ini membuktikan bahwa pemerintah tidak anti keterbukaan,” kata Dedi dalam sambutannya.

    Aspirasi Publik Mengalir

    Dalam sesi pertama, berbagai organisasi menyampaikan masukan strategis.

    • KAHMI menyoroti maraknya aksi demonstrasi mahasiswa dan mendorong solusi berbasis dialog.

    • IMM mempertanyakan kebijakan perpajakan dan meminta penerapan asas keadilan sosial.

    • HIMASI menyoroti kenaikan tunjangan DPRD di tengah keterbatasan APBD serta mendorong optimalisasi retribusi.

    • Gerakan Pemuda Ansor menekankan perlunya komunikasi publik yang jelas terkait dana wakaf dan dana abadi umat.

    • Jaga Budaya Indonesia meminta transparansi penggunaan tambahan PAD sebesar Rp20 miliar.

    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki menegaskan bahwa kebijakan pajak yang dijalankan bukanlah kenaikan, melainkan normalisasi kewajiban yang sebelumnya tidak dibayar.

    “Kita hanya menormalkan pajak yang dulu tidak dibayar menjadi dibayar. Tidak ada kenaikan pajak yang memberatkan masyarakat,” tegasnya.

    Ayep juga memaparkan capaian PAD hingga September 2025 yang sudah mencapai Rp90 miliar, serta rencana pembenahan BUMD agar memiliki strategi bisnis yang jelas dengan keuntungan sepenuhnya dikembalikan kepada masyarakat. Ia menekankan komitmen anti-KKN dengan memastikan tidak ada titipan jabatan atau proyek dalam pengelolaan BUMD.

    Kepala Bagian Hukum Setda Kota Sukabumi, Yudi Febriansyah, turut menjelaskan Perwal Nomor 2 Tahun 2025 tentang tunjangan DPRD. Menurutnya, aturan tersebut sudah melalui mekanisme appraisal, difasilitasi Biro Hukum Jabar, dan mendapat izin dari Kementerian Dalam Negeri.

    Isu Transparansi dan Lingkungan

    Pada sesi kedua, berbagai organisasi kembali memberikan masukan.

    • FITRA meminta estimasi PAD yang lebih realistis serta pengawasan ketat terhadap kebocoran anggaran.

    • YLCS menyoroti aturan penggunaan Lapangan Merdeka yang dinilai membingungkan.

    • Sahabat Lingkungan mengusulkan sistem pemilahan sampah, sanksi tegas bagi pembuang sembarangan, serta inovasi mesin pemilah berbasis insentif di sekolah.

    • KNPI menegaskan dukungan terhadap kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, sekaligus menilai kritik mahasiswa sebagai bentuk kepedulian pembangunan.

    Ayep juga menyinggung keberadaan Tim Komunikasi Percepatan Pembangunan (TKPP) yang disebut berhasil menghemat dana lebih dari Rp80 miliar tanpa menggunakan APBD. “Saya tegaskan TKPP bukan keluarga saya, ini tim profesional yang sudah lama membantu,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana memberikan penjelasan terkait regulasi Lapangan Merdeka. Ia menegaskan Perda Nomor 1 Tahun 2022 menetapkan kawasan tersebut sebagai destinasi pariwisata sehingga konser dan hiburan dapat digelar, menggantikan aturan lama dalam Perwal Nomor 4 Tahun 2017.

    Komitmen Pemerintah Terbuka

    Dari forum yang berlangsung hampir dua jam ini, mengemuka sejumlah kesimpulan penting: pemerintah kota berkomitmen terhadap keterbukaan, profesionalisme birokrasi tanpa KKN, transparansi anggaran, serta komunikasi publik yang lebih jelas.

    Organisasi masyarakat dan mahasiswa menyatakan siap menjadi mitra kritis, sementara Pemkot berjanji menindaklanjuti masukan terutama terkait pajak, PAD, pengelolaan aset, hingga penanganan sampah.

    Ngoppy edisi kedua ini sekaligus menegaskan tekad Pemkot Sukabumi membangun kota inklusif, partisipatif, dan berdaya saing dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Tekankan Profesionalisme dalam Pengelolaan BUMD dan BLUD

    Wali Kota Sukabumi Tekankan Profesionalisme dalam Pengelolaan BUMD dan BLUD

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menegaskan pentingnya pengelolaan yang profesional dalam mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Hal tersebut disampaikan Ayep dalam keterangannya pada Minggu (07/09).

    Menurutnya, selama ini banyak BUMD dan BLUD di Kota Sukabumi justru menjadi beban pemerintah daerah karena terus mengalami kerugian, alih-alih berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD).

    “Bisnis harus tumbuh dan menguntungkan, maka perlu menggunakan konsep bisnis dengan rumus tiga P, yakni Port Polio Business, People Development, dan Public Contribution,” tegas Ayep.

    Ia menjelaskan, Port Polio Business merupakan arah dan ekspansi bisnis yang dikelola secara profesional agar mampu berkembang dan memberikan keuntungan.

    Sementara People Development berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, termasuk peningkatan kapasitas karyawan serta organisasi agar mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya pada BLUD seperti rumah sakit.

    Sedangkan Public Contribution, lanjut Ayep, merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang menyeimbangkan profit perusahaan dengan kesejahteraan sosial serta kelestarian lingkungan.

    Program CSR, kata dia, dapat diwujudkan dalam bentuk iuran BPJS, penanganan stunting, hingga program bedah rumah. Selain itu, Ayep juga memaparkan konsep 3 Winning, yaitu Winning System, Winning Team, dan Winning Concept, sebagai penguat strategi bisnis.

    “Three Winning ini merupakan tiang penguat, yakni sistem yang memastikan strategi tercapai, tim yang solid, dan konsep yang tepat,” jelasnya.

    Tak hanya itu, metode manajemen dengan pendekatan PDCA (Plan, Do, Check, Action) juga dinilai penting diterapkan. Mulai dari perencanaan dengan target terukur melalui Key Performance Indicator (KPI), pelaksanaan sesuai rencana.

    Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan hasil, hingga tindak lanjut dengan analisa masalah menggunakan metode 5-M (Man, Method, Machine, Material, Money). Dari evaluasi tersebut, setiap penyimpangan akan ditindaklanjuti melalui langkah perbaikan hingga menjadi standar baru.

    “PDCA akan berkembang menjadi SDCA, yaitu Standard, Do, Check, dan Action,” tambah Ayep.

    Ia berharap, dengan penerapan strategi bisnis yang terukur dan profesional, kinerja BUMD dan BLUD di Kota Sukabumi dapat bertransformasi dari rapor merah menjadi hitam. “BUMD dan BLUD ke depan harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai stakeholder,” pungkasnya. (Cr5)

  • Disdikbud Kota Sukabumi Pastikan Tak Ada Siswa SMP Terlibat Kerusuhan 1 September

    Disdikbud Kota Sukabumi Pastikan Tak Ada Siswa SMP Terlibat Kerusuhan 1 September

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menegaskan tidak ada pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ikut diamankan dalam kerusuhan aksi 1 September 2025 di depan Gedung DPRD Kota Sukabumi.

    Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Nurhayati, setelah mengecek langsung data pelajar yang diamankan polisi. Ia menjelaskan bahwa dari 12 pelajar yang tertangkap, seluruhnya bukan siswa SMP.

    “Dari hasil klarifikasi dengan pihak Polres, ada 12 anak muda yang ketangkap. Sebanyak 11 orang di antaranya siswa SMA dan SMK, sedangkan satu orang lainnya berasal dari Satuan Pendidikan Nonformal (SKB). Anak itu pindahan dari Bogor dan belum resmi terdaftar di sekolah di Sukabumi,” ujar Nurhayati, Kamis (04/09/2025).

    Nurhayati menuturkan, siswa dari SKB itu belum masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) karena masih dalam proses pindahan. “Anak itu baru mengurus administrasi pindah ke SKB Sukabumi. Ia belum melengkapi semua syarat, jadi belum tercatat di Dapodik,” tambahnya.

    Menurut Nurhayati, pihaknya sempat terkejut ketika mendengar kabar adanya siswa yang terjerat penyalahgunaan obat-obatan. Setelah pihaknya makukan penelusuran, ternyata siswa tersebut belum tercatat sebagai peserta aktif di SKB Sukabumi.

    “Kami sempat kaget ketika mengetahui ada nama siswa SKB dalam kasus itu. Setelah kami cek, ternyata dia belum menjadi peserta kami. Alhamdulillah, keputusan kami meliburkan kegiatan belajar saat itu cukup tepat untuk mencegah keterlibatan pelajar,” katanya.

    Ia menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat pengawasan terhadap peserta didik di seluruh sekolah. Selain itu, pihaknya juga mendorong sekolah agar aktif memberikan pembinaan karakter dan pengawasan sosial kepada para siswa.

    “Kami ingin memastikan semua pelajar fokus belajar dan menjauh dari kegiatan yang berisiko. Sekolah, guru, dan orang tua perlu saling bekerja sama menjaga anak-anak agar tidak terlibat hal negatif,” tegas Nurhayati.  (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Tegaskan Pengelolaan Perusahaan Daerah Harus Profesional dan Bebas KKN

    Wali Kota Sukabumi Tegaskan Pengelolaan Perusahaan Daerah Harus Profesional dan Bebas KKN

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menegaskan bahwa pengelolaan perusahaan daerah harus dijalankan secara profesional, transparan, dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme (KKN).

    Menurutnya, perusahaan daerah adalah milik rakyat sehingga tidak boleh dikelola hanya untuk kepentingan politik jangka pendek. Penegasan ini disampaikan Ayep dalam momentum peringatan 50 tahun PDAM Tirta Bumi Wibawa (TBW) Kota Sukabumi, Rabu (03/09/2025).

    “Usia emas PDAM TBW harus menjadi kesempatan untuk memperbaiki sistem tata kelola perusahaan. Alhamdulillah, di usia ke-50 ini PDAM TBW masih berdiri tegak dan tidak bangkrut. Ini momentum untuk perbaikan lebih baik ke depan,” kata Ayep.

    Ia menambahkan, komitmen bebas KKN di perusahaan daerah juga menjadi jawaban atas aspirasi masyarakat yang sebelumnya disampaikan melalui aksi unjuk rasa pada 1 September lalu.

    “Insya Allah, di jajaran PDAM tidak ada korupsi, tidak ada kolusi, dan tidak ada nepotisme. Tidak ada jabatan di PDAM atau di Pemkot yang diisi keluarga saya,” tegasnya.

    Kerugian BUMD dan BLUD Jadi Sorotan

    Ayep juga mengingatkan bahwa korupsi tidak hanya dalam bentuk penggelapan uang, tetapi juga terjadi jika perusahaan milik daerah terus merugi tanpa solusi. Ia mencontohkan, akumulasi kerugian dua BUMD dan tiga BLUD di Kota Sukabumi pada periode 2022–2024 mencapai Rp150,02 miliar.

    “Kalau sebuah BUMD atau BLUD terus merugi, itu juga bentuk korupsi sistemik. Dan itu harus dihentikan,” ujarnya.

    Namun, Ayep menyebut sejak awal 2025, Pemkot berhasil menekan kerugian perusahaan daerah. Hingga Juli 2025, BUMD dan BLUD di Kota Sukabumi sudah mencatat surplus Rp4,4 miliar.

    “Kalau perusahaan daerah untung, maka keuntungan itu akan kembali ke masyarakat melalui program-program pelayanan publik. Itu bukti pengelolaan yang sehat,” jelasnya.

    Target Profit Rp15 Miliar di 2025

    Selain menyelamatkan keuangan BUMD dan BLUD, Pemkot Sukabumi juga berhasil meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 64 persen hanya dalam enam bulan kepemimpinan Ayep Zaki. Ia pun optimistis perusahaan daerah mampu menghasilkan profit Rp15 miliar hingga akhir tahun 2025.

    “Ini bukti kita menyelamatkan keuangan daerah. Perusahaan daerah harus dikelola secara profesional, berintegritas, dan tidak boleh dicampuri kepentingan politik,” pungkasnya. (Cr5)