Sukabumikita.id

Kategori: PENDIDIKAN

  • MPLS 2025 di Kota Sukabumi Fokus Bentuk Karakter dan Cegah Perundungan

    MPLS 2025 di Kota Sukabumi Fokus Bentuk Karakter dan Cegah Perundungan

    SUKABUMIKITA.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru di Kota Sukabumi dimulai serentak dengan penuh antusias. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk membangun semangat kebersamaan dan menanamkan nilai karakter sejak hari pertama sekolah.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa MPLS bukan sekadar rutinitas tahunan. Program ini dirancang sebagai proses adaptasi dan pembentukan mental siswa agar siap menempuh jenjang pendidikan baru.

    “Melalui MPLS, siswa bisa mengenal lingkungan sekolah, memahami tata tertib, dan berinteraksi dengan guru serta teman sekelasnya secara positif,” ujar Punjul saat memantau pelaksanaan MPLS di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Cikole, Senin (14/7/2025).

    MPLS Harus Edukatif dan Bebas dari Intimidasi

    Punjul mengingatkan seluruh sekolah untuk memastikan kegiatan MPLS berlangsung aman, edukatif, dan menyenangkan. Ia menolak keras segala bentuk perpeloncoan atau perundungan yang masih kerap terjadi di lingkungan pendidikan.

    “MPLS harus menjadi ruang pembinaan, bukan intimidasi. Guru dan panitia wajib menciptakan suasana yang mendidik dan ramah bagi siswa baru,” tegasnya.

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi telah menerbitkan imbauan resmi kepada kepala sekolah dan guru pendamping agar pelaksanaan MPLS mengikuti prinsip edukatif, inklusif, dan berkarakter.

    Tahun ini, MPLS berlangsung selama lima hari. Setiap sekolah menjalankan agenda yang menumbuhkan nilai Pancasila, tata krama, pendidikan keagamaan, serta semangat cinta tanah air.

    Selain pengenalan lingkungan sekolah, siswa juga mengikuti berbagai kegiatan seperti simulasi kelas, proyek mini, diskusi kelompok, pelatihan kepemimpinan dasar, hingga ceramah motivasi dan penyuluhan tentang anti perundungan.

    Menurut Punjul, pendidikan bermakna tidak hanya menumbuhkan kecerdasan akademik, tetapi juga membentuk kepribadian dan mental yang kuat.
    “Kami ingin siswa tumbuh menjadi generasi yang tangguh, berkarakter, dan berakhlak baik,” katanya.

    Punjul menambahkan, beberapa sekolah kini melibatkan orang tua dalam kegiatan MPLS. Pendekatan ini bertujuan menumbuhkan dukungan moral serta semangat belajar anak sejak awal masa pendidikan.

    “Kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting. Anak akan lebih percaya diri jika orang tua turut mendukung proses adaptasinya,” ujarnya. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Buka MPLS 2025: Tekankan Pendidikan Berbasis Karakter

    Wali Kota Sukabumi Buka MPLS 2025: Tekankan Pendidikan Berbasis Karakter

    SUKABUMIKITA.ID — Suasana semangat mewarnai halaman SMP Negeri 7 Kota Sukabumi pada Senin pagi (14/07/2025), saat Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, secara resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi seluruh peserta didik baru tingkat SMP se-Kota Sukabumi.

    Kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi ini dihadiri oleh Kepala Disdikbud, para kepala sekolah, serta guru-guru dari berbagai satuan pendidikan. Tahun ini, MPLS dipusatkan di SMPN 7 sebagai simbol awal dimulainya perjalanan akademik bagi para siswa baru.

    Dalam kapasitasnya sebagai pembina upacara, Ayep Zaki menyampaikan pesan inspiratif tentang perjalanan hidupnya dari seorang siswa biasa, kemudian menjadi pendidik, hingga akhirnya menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi. Kisah tersebut ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan semangat belajar di kalangan generasi muda.

    “Perjalanan saya dimulai dari bangku sekolah. Itu artinya, semua anak-anak di sini juga bisa mencapai apa pun yang mereka impikan, asalkan mau belajar dan berusaha,” ujarnya di hadapan ratusan siswa dan tenaga pendidik.

    Wali kota menekankan bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal pembentukan karakter. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah fokus membangun sistem pendidikan yang terintegrasi dengan nilai keagamaan, sosial, budaya, dan moral.

    “Pendidikan harus mampu membentuk manusia yang jujur, bertanggung jawab, dan bebas dari praktik menyimpang seperti korupsi, narkoba, maupun perjudian,” tegasnya.

    Ayep Zaki juga berpesan kepada para guru agar tidak hanya mengajar pengetahuan, tetapi menjadi sumber teladan bagi siswa dalam hal integritas dan nilai-nilai kehidupan. Ia menilai bahwa guru adalah arsitek moral bangsa, yang tugasnya tidak kalah penting dibandingkan membangun infrastruktur.

    Di akhir sambutannya, Wali Kota meresmikan pembukaan MPLS se-Kota Sukabumi 2025, disertai dengan penyematan tanda peserta secara simbolis dan pelepasan balon ke udara sebagai bentuk harapan dan semangat baru.

    “Generasi muda adalah aset masa depan. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan sekolah yang mendidik secara akademis dan membentuk pribadi yang berkarakter,” pungkasnya. (Cr5)

     

  • Wali Kota Sukabumi Ajak Kepala Sekolah dan Pengawas Wujudkan Gerakan Wakaf untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Wali Kota Sukabumi Ajak Kepala Sekolah dan Pengawas Wujudkan Gerakan Wakaf untuk Kesejahteraan Masyarakat

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menegaskan komitmennya untuk memperkuat tata kelola pemerintahan sekaligus membangun kolaborasi lintas sektor demi masa depan Kota Sukabumi yang lebih sejahtera. Pesan itu ia sampaikan dalam pertemuan bersama para kepala sekolah dan pengawas pendidikan di Oproom Setda Kota Sukabumi, Rabu (2/7/2025).

    Pertemuan tersebut juga dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi. Dalam arahannya, Ayep menekankan bahwa peran aparatur sipil negara (ASN) serta tenaga pendidik menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi Kota Sukabumi yang sejahtera dan bercahaya.

    “Kami tidak hanya merancang program, tetapi juga memastikan pelaksanaannya benar-benar terjadi di lapangan,” tegas Ayep Zaki.

    Gerakan Wakaf Jadi Program Prioritas

    Lebih lanjut, Ayep menjelaskan bahwa gerakan wakaf kini menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota Sukabumi. Menurutnya, wakaf tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga merupakan strategi ekonomi sosial jangka panjang yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Wakaf bukan hanya ibadah, tapi solusi nyata untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan ekonomi. Karena itu, ini harus menjadi gerakan bersama,” ujarnya.

    Melalui gerakan tersebut, Ayep berharap kemandirian ekonomi masyarakat dapat tumbuh secara berkelanjutan. Ia pun mendorong para pendidik, pengawas, dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam memperkuat program wakaf di berbagai lingkungan.

    Integritas ASN dan Transparansi Jadi Sorotan

    Selain berbicara tentang program wakaf, Ayep juga menekankan pentingnya integritas ASN, penguatan program yang berpihak pada rakyat, serta transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah.  “Kebahagiaan masyarakat tidak hanya diukur dari indeks kebahagiaan, tetapi juga dari kestabilan fiskal, keuangan daerah yang sehat, serta cadangan kas yang kuat,” jelasnya.

    Ia menambahkan, dengan tata kelola keuangan yang baik, pemerintah dapat menjalankan lebih banyak program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

    Pendidikan Jadi Fondasi Kemajuan Sukabumi

    Pertemuan tersebut juga menjadi ajang konsolidasi strategis antara Pemkot dan sektor pendidikan. Ayep menegaskan bahwa pendidikan merupakan pilar utama untuk membangun manusia Sukabumi yang unggul dan berdaya saing.

    “Kami ingin membangun Sukabumi dari bawah, dimulai dari anak-anak kita, dari para guru yang membimbing mereka. Pendidikan adalah investasi terbesar yang harus dijaga bersama,” kata Ayep.

    Lebih jauh, ia menilai kemajuan pendidikan akan membawa dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, hingga peningkatan kualitas hidup warga Sukabumi.

    Bangun Sukabumi dengan Semangat Gotong Royong

    Di akhir pertemuan, Ayep menyerukan semangat gotong royong, kejujuran, dan kerja keras kepada seluruh elemen masyarakat. Ia meyakini, nilai-nilai tersebut merupakan modal utama untuk mewujudkan Sukabumi yang maju dan berdaya saing tinggi. “Mari kita bersatu membangun Sukabumi dengan semangat pengabdian. Hanya melalui kolaborasi, semua cita-cita besar bisa kita capai,” pungkasnya.

    Pertemuan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan dunia pendidikan, sekaligus menegaskan arah pembangunan Sukabumi yang berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. (Cr5)

  • SPMB 2025 Kota Sukabumi Usung Tagline “Sekolah Terdekat, Sekolah Terhebat”

    SPMB 2025 Kota Sukabumi Usung Tagline “Sekolah Terdekat, Sekolah Terhebat”

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tengah mematangkan pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025. Proses ini menjadi salah satu agenda penting untuk memastikan akses pendidikan di Sukabumi berjalan adil, transparan, dan merata di semua jenjang.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menjelaskan bahwa penyusunan SPMB 2025 telah memasuki tahap krusial. Sejumlah langkah strategis kini tengah dijalankan secara paralel, mulai dari penyusunan Peraturan Wali Kota (Perwal), pembentukan panitia pelaksana, penyusunan petunjuk teknis (juknis), hingga agenda sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah.

    “Kami ingin setiap tahapan berjalan cermat dan transparan agar proses seleksi tahun ini lebih adil dan memberikan pengalaman yang baik bagi seluruh calon siswa,” ujar Punjul, Rabu (25/06/2025).

    Empat Jalur Penerimaan, Fokus pada Pemerataan Akses

    Pelaksanaan SPMB 2025 tetap mengacu pada Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025, yang mengatur empat jalur penerimaan siswa, yakni zonasi, prestasi, afirmasi, dan mutasi. Menurut Punjul, keempat jalur ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membuka akses pendidikan bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial maupun ekonomi.

    “Zonasi tetap menjadi jalur utama, namun kami juga memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi, penerima afirmasi, serta anak-anak dari keluarga yang berpindah tempat tinggal karena pekerjaan orang tua,” terangnya.

    Selain sistem zonasi, tahun ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menambahkan mekanisme rayonisasi sebagai pelengkap kebijakan. Sistem ini diharapkan dapat mengoptimalkan persebaran siswa agar tidak terpusat pada sekolah-sekolah tertentu.

    “Rayonisasi bukan pengganti zonasi, tapi penyempurna. Dengan begitu, distribusi siswa bisa lebih seimbang dan efisien,” tambahnya.

    Tagline Baru: “Sekolah Terdekat, Sekolah Terhebat”

    Sebagai bentuk semangat pemerataan mutu pendidikan, SPMB tahun ini mengusung tagline “Sekolah Terdekat, Sekolah Terhebat.” Punjul menuturkan, slogan ini menggambarkan tekad Pemkot Sukabumi untuk memastikan bahwa semua sekolah memiliki kualitas yang setara.

    “Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat bahwa sekolah terbaik bukan selalu yang populer, tapi yang terdekat, nyaman, dan berkualitas. Semua sekolah harus jadi kebanggaan di wilayahnya masing-masing,” ungkap Punjul.

    Ia menambahkan, sekolah yang dekat dengan rumah memberi banyak manfaat—anak lebih cepat berangkat, tidak lelah di jalan, mudah diawasi orang tua, serta memiliki waktu lebih untuk istirahat dan belajar.

    Evaluasi dan Perbaikan Sistem SPMB

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi juga telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan SPMB di tahun-tahun sebelumnya. Hasil evaluasi tersebut menjadi dasar perbaikan agar sistem seleksi tahun ini berjalan lebih tertib dan bebas dari kendala teknis.

    “Kami pelajari semua masukan dari masyarakat, termasuk kendala teknis yang pernah terjadi. Tahun ini sistem informasi, pengawasan, dan mekanisme seleksi akan kami perbaiki agar lebih matang,” jelas Punjul.

    Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi berkomitmen memperkuat prinsip pendidikan inklusif. Hal itu, untuk memastikan semua anak memiliki akses yang setara untuk belajar dan berkembang di sekolah.

    “Setiap anak berhak atas pendidikan yang layak tanpa diskriminasi. Inilah semangat kami untuk mewujudkan Sukabumi yang lebih maju melalui pendidikan,” pungkasnya. (Cr5)

  • Komisi 3 DPRD Kota Sukabumi Pantau SPMB 2025, Dorong Perbaikan Sistem Zonasi dan Online

    Komisi 3 DPRD Kota Sukabumi Pantau SPMB 2025, Dorong Perbaikan Sistem Zonasi dan Online

    SUKABUMIKITA.ID Komisi 3 DPRD Kota Sukabumi memastikan proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di berbagai sekolah berjalan sesuai aturan. Sejauh ini, belum ditemukan indikasi pelanggaran atau praktik manipulatif dalam pelaksanaannya.

    Hal itu disampaikan Anggota Komisi 3 DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PKS, Danny Ramdhani, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMP Negeri 1 Kota Sukabumi, Senin (23/06/2025).

    “Sejauh ini kami belum menemukan adanya pelanggaran. Semua masih sesuai prosedur,” ujar Danny kepada wartawan.

    Komitmen DPRD dalam Pengawasan

    Dalam sidaknya, Komisi 3 menelusuri berbagai aspek. Fokus utama berada pada sistem seleksi, transparansi informasi, serta potensi penyalahgunaan wewenang di tingkat sekolah.

    Danny menekankan pentingnya prinsip akuntabilitas, transparansi, objektivitas, dan keadilan dalam proses seleksi.

    “Pendidikan yang baik harus dimulai dari penerimaan siswa yang jujur dan adil. Itu fondasi penting,” katanya.

    BACA JUGA: Program MBG di Kota Sukabumi: 3.025 Pelajar Sudah Terima Manfaat Makan Bergizi

    Tidak Ada Aduan dari Masyarakat

    Selama proses pengawasan, Komisi 3 tidak menemukan indikasi kecurangan. Praktik-praktik seperti pengkondisian kuota atau negosiasi oleh oknum juga tidak terlihat.

    “Alhamdulillah, masyarakat juga belum menyampaikan pengaduan apa pun kepada kami,” tambahnya.

    Usulan Kembali ke Sistem Nilai Murni

    Meski mengapresiasi pelaksanaan SPMB tahun ini, Danny mengusulkan agar Pemerintah Kota Sukabumi mempertimbangkan sistem penerimaan berbasis nilai murni seperti era 1990-an.

    “Dulu lebih sederhana. Seleksi masuk pakai NEM. Menurut saya itu lebih fair dan mudah dipahami,” sarannya.

    BACA JUGA: DPRD Kota Sukabumi Nilai Proyek PJU Bukan Prioritas Pembangunan

    Sistem Terlalu Kompleks, Orang Tua Bingung

    Danny juga menyoroti kompleksitas sistem penerimaan saat ini. Kombinasi zonasi, afirmasi, dan jalur prestasi dianggap membingungkan banyak orang tua.

    “Bahkan untuk mendaftar secara online pun, masih banyak orang tua yang kesulitan,” ungkapnya.

    Komisi 3 DPRD Kota Sukabumi berkomitmen melanjutkan pengawasan terhadap pelaksanaan SPMB hingga tuntas. Tujuannya adalah memastikan bahwa akses pendidikan berjalan adil dan merata bagi seluruh warga Kota Sukabumi. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Tegaskan Dukungan Penuh untuk Sekolah Swasta

    Pemkot Sukabumi Tegaskan Dukungan Penuh untuk Sekolah Swasta

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi terus memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat keberadaan dan peran sekolah swasta sebagai bagian penting dari pembangunan pendidikan di daerah.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap sekolah swasta tidak hanya bersifat moral, tetapi juga akan dituangkan dalam kebijakan nyata.

    “Kami tengah menyiapkan dua langkah strategis. Pertama, penyusunan regulasi baru untuk memastikan pemerataan siswa antara sekolah negeri dan swasta berjalan adil. Kedua, penyesuaian mekanisme penyaluran dana BOS agar sesuai dengan jumlah siswa dan guru yang aktif di setiap sekolah,” ujar Punjul, Senin (16/06/2025).

    Punjul menjelaskan, keberpihakan pada sekolah swasta bukan berarti mengesampingkan sekolah negeri, melainkan menciptakan ekosistem pendidikan yang seimbang dan saling menopang.

    “Kami ingin membangun sistem yang adil dan kolaboratif. Pemerintah hadir untuk memastikan semua lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, berkembang bersama,” jelasnya.

    Menurutnya, kualitas pendidikan di Kota Sukabumi hanya bisa meningkat jika seluruh lembaga pendidikan memiliki visi kuat. Selain itu, identitas yang jelas, dan kepercayaan dari masyarakat termasuk poin pentingnya. Karena itu, peningkatan kualitas guru, sarana prasarana, serta pelayanan pendidikan menjadi fokus utama yang harus digarap bersama.

    “Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Sekolah swasta punya kontribusi besar dalam mencetak generasi unggul. Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa menyamakan persepsi, mengidentifikasi masalah bersama, dan mencari solusi kolaboratif,” ungkap Punjul. (Cr5)

  • Disdikbud Kota Sukabumi Dukung Wacana Jam Masuk Sekolah Lebih Awal, Akan Lakukan Kajian Mendalam

    Disdikbud Kota Sukabumi Dukung Wacana Jam Masuk Sekolah Lebih Awal, Akan Lakukan Kajian Mendalam

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menyambut positif wacana penerapan jam masuk sekolah lebih awal, yakni pukul 06.00 WIB. Usulan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa pihaknya akan menanggapi wacana tersebut secara terukur dan berdasarkan kajian menyeluruh.

    “Kebijakan ini sangat baik karena sejalan dengan program prioritas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mendorong anak-anak membiasakan diri bangun pagi. Idealnya, anak-anak sudah bangun sejak pukul 04.00 WIB,” ujar Punjul saat menghadiri pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMP di Kota Sukabumi, Selasa (10/06/2025).

    Bangun Disiplin dan Karakter Sejak Dini

    Punjul menjelaskan, waktu pagi sebelum salat subuh bisa untuk kegiatan edukatif sederhana seperti membaca atau belajar selama 15–30 menit. Setelah itu, anak-anak dapat melaksanakan salat subuh, sarapan, berolahraga ringan, lalu bersiap menuju sekolah.

    Menurutnya, pola hidup tersebut dapat membentuk kedisiplinan dan kebiasaan sehat sejak usia dini. Selain itu, kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat karakter, kesehatan fisik dan mental, serta kemampuan sosial peserta didik.

    “Kalau tujuannya baik, tentu kami dukung. Tapi penerapannya tidak bisa terburu-buru. Harus dilihat dari kesiapan sekolah, peserta didik, dan juga orang tua,” kata Punjul.

    Punjul menambahkan, Wali Kota Sukabumi juga memiliki pandangan serupa: mendukung kebijakan yang selaras dengan program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, asalkan matang dan bertahap.

    Meski demikian, wacana jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB masih memunculkan perdebatan di masyarakat. Sebagian kalangan menilai kebijakan ini dapat meningkatkan disiplin dan efisiensi waktu. Namun, ada juga yang khawatir terhadap berkurangnya waktu tidur siswa dan penurunan konsentrasi belajar.

    “Kami akan melihat dulu penerapannya di daerah lain. Evaluasi harus dilakukan secara ilmiah dan sosial. Jangan sampai niat baik justru berdampak negatif karena kurang persiapan,” tegas Punjul.

    Menunggu Payung Hukum dan Hasil Kajian

    Punjul menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan dan KebudayaanKota Sukabumi masih menunggu payung hukum resmi dari pemerintah daerah, baik berupa Peraturan Wali Kota maupun Surat Edaran. Regulasi tersebut diperlukan sebelum kebijakan jam masuk sekolah lebih pagi diterapkan secara lokal.

    Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berencana melibatkan berbagai pihak dalam proses kajian, seperti kepala sekolah, komite, psikolog anak, dan pengamat pendidikan. Langkah ini agar kebijakan tersebut benar-benar adaptif terhadap kondisi sosial masyarakat Sukabumi.

    “Kami ingin membentuk generasi yang sehat, disiplin, dan tangguh. Tapi semua harus melalui proses yang bijak dan matang,” pungkasnya. (Cr5)

  • 256 Siswa Ramaikan Pentas PAI, Walikota: Pendidikan Karakter Islam Kunci Menata Kebaikan Kota Sukabumi

    256 Siswa Ramaikan Pentas PAI, Walikota: Pendidikan Karakter Islam Kunci Menata Kebaikan Kota Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, kembali menegaskan pentingnya pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam sebagai fondasi dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia. Penegasan ini disampaikan saat membuka secara resmi Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) jenjang Sekolah Dasar tingkat Kota Sukabumi tahun 2025, yang digelar di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Senin (26/5/2025).

    “Menjadi pribadi yang ikhlas, jujur, dan amanah bukanlah proses instan. Nilai-nilai itu harus ditanamkan sejak dini, dari keluarga dan diperkuat di sekolah,” ujar Ayep dalam sambutannya.

    Ajang Lomba Bernuansa Keislaman, Diikuti 256 Siswa

    Pentas PAI tahun ini diikuti 256 siswa dari 7 kecamatan, yang sebelumnya lolos seleksi di tingkat kecamatan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga sarana strategis dalam membentuk karakter Islami pada anak-anak sekolah dasar.

    Turut hadir dalam pembukaan kegiatan antara lain Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana, Kepala dan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Kemenag Kota Sukabumi, para kepala sekolah, guru PAI, dewan juri, serta para peserta dan pendamping.

    “Pentas PAI bukan sekadar pencarian juara. Ini adalah langkah konkret dalam menanamkan nilai akhlakul karimah sejak dini,” tegas Ayep.

    Ketua Pelaksana kegiatan yang juga Kasi Kesiswaan Disdikbud, Dadi Rulanto, menyebutkan terdapat 8 cabang lomba, yakni:

    • MTQ (Tilawah)

    • MHQ (Hafalan Qur’an)

    • Kaligrafi Islam

    • Adzan

    • Keserasian Bacaan Salat

    • Pidato Islam

    • Qasidah

    • Lomba Cerdas Cermat (LCC)

    Peserta lomba beregu seperti LCC, salat berjamaah, dan qasidah diwakili oleh tim per kecamatan, sementara lomba perorangan diikuti oleh peserta putra dan putri secara individu.

    “Para juara tingkat kota akan mewakili Sukabumi di Pentas PAI tingkat Jawa Barat, yang direncanakan digelar Juni 2025 di Garut,” ujar Dadi.

    Pendidikan Karakter Jadi Prioritas

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menekankan bahwa Pentas PAI adalah bagian dari implementasi penguatan pendidikan karakter, sebagaimana tertuang dalam kebijakan nasional.

    “Ini bukan hanya acara tahunan. Ini adalah bagian penting dalam mencetak generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia,” kata Punjul.

    Di akhir sambutan, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa pembangunan moral dan karakter merupakan bagian dari misi besar Kota Sukabumi melalui berbagai program pendidikan.

    “Motto kami adalah Menata Kebaikan, dan itu dimulai dari pembinaan karakter anak-anak sejak usia dini,” pungkasnya.

  • Disdikbud Kota Sukabumi Tegaskan Dukungan Nyata untuk Sekolah Swasta

    Disdikbud Kota Sukabumi Tegaskan Dukungan Nyata untuk Sekolah Swasta

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menegaskan komitmennya memperkuat peran sekolah swasta sebagai bagian penting dari sistem pendidikan daerah. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, saat menghadiri dialog interaktif dan seminar Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) di Hotel Laska, Rabu (15/05/2025).

    Punjul menjelaskan, Pemerintah Kota Sukabumi menempatkan sekolah swasta sebagai mitra strategis dalam membangun generasi muda berkualitas. Pemerintah juga tengah menyiapkan dua langkah nyata untuk memperkuat kemitraan tersebut.

    “Pertama, kami sedang menyusun regulasi baru agar persebaran siswa antara sekolah negeri dan swasta lebih seimbang. Kedua, perhitungan dana BOS tahun ini akan kami sesuaikan dengan jumlah siswa dan guru aktif di setiap sekolah,” ujar Punjul.

    Ia menegaskan bahwa pembangunan pendidikan di Kota Sukabumi harus berjalan secara menyeluruh, tanpa membedakan status sekolah. Menurutnya, pemerintah berkomitmen membantu peningkatan mutu pendidikan agar sekolah negeri dan swasta memiliki daya saing yang setara.

    “Kedua sektor harus tumbuh bersama. Sekolah perlu memiliki visi yang kuat, ciri khas yang menonjol, dan kepercayaan masyarakat yang dibangun melalui kualitas guru, sarana, serta layanan pendidikan yang unggul,” katanya.

    Punjul juga mengapresiasi peran aktif BMPS dalam memperkuat kolaborasi antar lembaga pendidikan. Ia menilai forum seperti seminar dan dialog menjadi ruang strategis untuk menyatukan visi pendidikan antara pihak swasta dan pemerintah.

    “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Melalui forum seperti ini, kita bisa menyamakan persepsi, mengidentifikasi persoalan, dan membangun solusi bersama demi kemajuan pendidikan di Sukabumi,” ungkapnya. (Cr5)

  • Momen Haru Hardiknas 2025: Wali Kota Sukabumi Kunjungi Guru Masa Kecilnya

    Momen Haru Hardiknas 2025: Wali Kota Sukabumi Kunjungi Guru Masa Kecilnya

    SUKABUMIKITA.ID – Ada yang istimewa dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kota Sukabumi, Jumat (02/05/2025). Setelah memimpin upacara resmi di Lapang Apel Sekretariat Daerah, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki melakukan kunjungan yang menyentuh hati: bersilaturahmi ke rumah guru masa kecilnya, Ibu Esih Sukaesih, yang kini tinggal di kawasan Kebonjati, Kecamatan Cikole.

    Kunjungan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan bentuk penghormatan mendalam terhadap sosok yang turut membentuk karakter dan jalan hidupnya. Ibu Esih merupakan guru wali kelas Ayep Zaki saat duduk di bangku kelas 5 dan 6 di SDN Caringin 1, yang kala itu dikenal sebagai pendidik yang tegas namun penuh kasih.

    “Setelah mengikuti upacara Hardiknas pagi ini, saya langsung datang ke rumah Bu Esih. Beliau adalah guru saya yang dulu mendidik saya dengan penuh disiplin dan ketegasan. Mustahil saya bisa menjadi wali kota jika tidak pernah diajar dan dibimbing oleh beliau,” ujar Ayep Zaki, seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Sukabumi.

    Guru Cantik, Pintar, dan Penuh Keteladanan

    Dalam perbincangan hangat penuh keakraban, Ayep mengenang Bu Esih sebagai sosok guru yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga berkepribadian kuat. Menurutnya, Bu Esih adalah sosok yang cantik, pintar, dan mempesona, namun yang paling membekas adalah ketegasan dan kedisiplinan yang ditanamkan kepada para muridnya.

    “Bu Esih bukan hanya mengajar, tapi juga membentuk karakter kami. Beliau memberikan pelajaran hidup, bukan sekadar pelajaran sekolah,” kenang Ayep dengan mata berkaca-kaca.

    Sementara itu, Bu Esih Sukaesih menyambut kunjungan mantan muridnya itu dengan penuh haru. Ia mengaku terkejut sekaligus bangga, mengetahui bahwa salah satu murid yang dulu ia didik kini menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Sukabumi.

    “Saya tidak menyangka, murid kecil yang dulu duduk di kelas saya kini menjadi Wali Kota. Saya sangat terharu dan bangga. Ini adalah anugerah luar biasa bagi seorang guru,” ucap Bu Esih dengan suara bergetar.

    Pesan Moral yang Menginspirasi

    Kunjungan ini tidak hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga memberikan pesan moral yang kuat bagi masyarakat, khususnya generasi muda: hormatilah gurumu, kenanglah jasa-jasa mereka, karena pendidikan sejati lahir dari hubungan manusiawi yang tulus antara guru dan murid.

    Momen tersebut seolah menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai keteladanan, penghormatan, dan rasa terima kasih dalam dunia pendidikan. Di tengah arus digitalisasi dan perubahan zaman, ketulusan seperti ini menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga tentang karakter dan jiwa.

    Komitmen Pemkot Sukabumi di Dunia Pendidikan

    Di bawah kepemimpinan Ayep Zaki, Pemerintah Kota Sukabumi menegaskan komitmennya dalam memperkuat pendidikan karakter dan keteladanan. Hardiknas 2025 menjadi momentum reflektif untuk menegaskan bahwa guru adalah pilar utama dalam mencetak generasi unggul dan berintegritas.

    “Kami ingin pendidikan di Kota Sukabumi bukan hanya berfokus pada nilai akademik, tapi juga membentuk manusia yang punya nilai moral, empati, dan rasa hormat terhadap sesama, terutama terhadap guru,” ujar Ayep menutup kunjungannya. (Cr5)