Sukabumikita.id

Kategori: KESEHATAN

  • Angka Stunting di Kota Sukabumi Turun Drastis ke 16,8 Persen

    Angka Stunting di Kota Sukabumi Turun Drastis ke 16,8 Persen

    SUKABUMIKITA.ID — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, mencatat adanya penurunan signifikan angka stunting pada tahun 2025.

    Berdasarkan data survei nasional, prevalensi stunting di Kota Sukabumi turun dari 26,9 persen menjadi 16,8 persen dari total sekitar 3.500 balita yang menjadi sasaran pengukuran.

    Hal ini, menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan dalam upaya menekan kasus kekurangan gizi kronis pada anak.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainnah mengatakan, capaian ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak yang fokus pada percepatan penanganan stunting.

    “Alhamdulillah angka stunting kita turun cukup signifikan. Ini merupakan buah dari kerja keras semua pihak. Fokus kami sekarang adalah mencegah munculnya kasus baru, terutama pada anak usia di bawah dua tahun,” kata Reni kepada wartawan, Rabu (21/05/2025)

    Reni menekankan, pentingnya pendekatan pencegahan stunting sejak dini, karena dua tahun pertama kehidupan merupakan masa emas pertumbuhan anak.

    “Salah satu upaya pencegahan yang terus digencarkan adalah edukasi dan pemantauan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), yang kerap menjadi penyebab kegagalan tumbuh kembang jika tidak diberikan dengan tepat,” cetusnya.

    Menurutnya, Zero New Stunting merupakan target Dinkes dan berupaya menekan kasus stunting baru. “Sebab itu, fokus kami adalah pada bayi dan balita usia di bawah dua tahun, karena pada usia inilah intervensi gizi sangat menentukan masa depan anak,” jelasnya.

    Ia menambahkan, edukasi kepada ibu hamil dan ibu menyusui terus ditingkatkan melalui posyandu dan layanan kesehatan primer.

    Selain itu, Dinkes Kota Sukabumi juga menggandeng kader kesehatan dan perangkat kelurahan untuk melakukan pemantauan secara aktif terhadap pertumbuhan anak di wilayah masing-masing.

    “Intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara simultan, mulai dari pemberian makanan tambahan hingga akses layanan kesehatan yang mudah dijangkau masyarakat,” cetusnya.

    Reni berharap, keberhasilan ini bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Sehingga harapnya, Kota Sukabumi bisa terbebas dari stunting.

    “Kita tidak boleh lengah. Penurunan ini harus menjadi motivasi untuk terus memperbaiki pelayanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi anak. Dengan kerja sama semua pihak, insyaAllah kita bisa mewujudkan generasi Sukabumi yang sehat dan unggul,” pungkasnya. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Berikan Pengarahan Kepada Calon ASN Formasi Tahun 2024

    Dinkes Kota Sukabumi Berikan Pengarahan Kepada Calon ASN Formasi Tahun 2024

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menggelar kegiatan pengarahan bagi para Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) formasi tahun 2024 yang akan bertugas di lingkungan Dinkes Kota Sukabumi, Jumat (02/05/2025).

    Pengarahan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, M.Kes. Dalam kesempatan tersebut, dr. Reni memberikan arahan sekaligus motivasi kepada para calon ASN agar siap menjalankan tugas dengan profesional dan berintegritas.

    “Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk membekali para calon ASN agar memahami visi, misi, serta nilai-nilai kerja di lingkungan Dinas Kesehatan,” ujar Dr. Reni.

    Ia menekankan pentingnya komitmen, kedisiplinan, serta semangat melayani masyarakat, terutama di bidang kesehatan yang sangat bersentuhan langsung dengan kebutuhan publik.

    Para calon ASN yang hadir pun mendapatkan gambaran umum mengenai struktur organisasi, tanggung jawab kerja, serta tantangan yang akan dihadapi dalam mendukung program-program kesehatan Pemerintah Kota Sukabumi.

    “Harapannya, para calon ASN ini bisa segera beradaptasi dan memberikan kontribusi terbaik untuk peningkatan layanan kesehatan di Kota Sukabumi,” pungkas Dr. Reni. (Cr5)

  • FPD Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Walikota: Triple Sehat Bekal Untuk Membangun Kota

    FPD Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Walikota: Triple Sehat Bekal Untuk Membangun Kota

    SUKABUMIKITA.ID –  Dinas Kesehatan Kota Sukabumi memantapkan langkah baru dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekaligus memperkuat layanan kesehatan.

    Hal ini terungkap dalam Forum Perangkat Daerah (FPD) yang dibuka langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, pada Rabu (30/04) di Aula Dinkes Kota Sukabumi.

    Dalam sambutannya, Ayep Zaki menekankan pentingnya “triple sehat”: sehat hati, sehat akal, dan sehat jasad sebagai bekal membangun kota. “Pikiran jernih dan tubuh bugar menjadi pondasi utama. Baru setelah itu, kita mampu merancang program-program strategis untuk kemajuan daerah,” ujar Ayep Zaki.

    Lebih jauh, ia menegaskan bahwa tugas Dinas Kesehatan tidak terbatas pada pelayanan medis semata, tetapi juga harus menangkap peluang-peluang inovatif untuk menambah sumber PAD.

    Wali Kota menguraikan tiga sektor potensial yang dapat dikelola Dinkes untuk meningkatkan pendapatan yakni, Klinik Kecantikan dengan  pemanfaatan tenaga medis dan fasilitas kesehatan untuk layanan estetika berbayar.

    Food Court Kesehatan berupa kantin sehat yang menawarkan menu bergizi dan konsultasi gizi terintegrasi. Serta manajemen Parkir Profesional berupa penyediaan area parkir berbayar dengan sistem digital dan transparan.

    “Ketiga unit usaha ini bila dioperasikan secara profesional dan akuntabel dapat menyumbang PAD signifikan sekaligus mendekatkan warga pada layanan prima,” tutur Ayep Zaki.

    Tak hanya inovasi PAD, Pemkot juga menyiapkan dua program besar: BPJS Kesehatan Gratis bagi seluruh warga Kota Sukabumi, dan BPJS Ketenagakerjaan untuk kelompok rentan seperti buruh kasar dan petani.

    Kedua program ini merupakan bagian dari agenda lima tahun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) untuk memperluas jaring pengaman sosial.

    Selaras dengan itu, Wali Kota memaparkan 19 program prioritas, termasuk padat karya yang dirancang tidak sekadar membangun infrastruktur publik, tetapi juga membuka ribuan lapangan kerja bagi warga lokal.

    “Padat karya ini mengatasi dua persoalan sekaligus: mempercepat pembangunan fisik dan menurunkan angka pengangguran,” ujarnya.

    FPD dihadiri oleh para kepala SKPD/OPD, tokoh masyarakat, serta pemangku kepentingan sektor swasta. Kepala Dinkes, dr. Reni Rosyida Muthmainnah, memastikan seluruh usulan akan ditindaklanjuti sesuai prosedur dan anggaran.

    “Kami siap berkolaborasi dengan OPD terkait dan investor lokal untuk merealisasikan inovasi tersebut,” katanya. (Cr5)

  • Kota Sukabumi Capai 100 Persen Status Bebas Buang Air Besar Sembarangan

    Kota Sukabumi Capai 100 Persen Status Bebas Buang Air Besar Sembarangan

    SUKABUMI – Sebanyak 33 kelurahan di Kota Sukabumi telah melakukan deklarasi Open Defecation Free (ODF) atau Terbebas Dari Kebiasan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Sehingga wilayah di Kota Sukabumi sudan 100 persen ODF.

    “Pencapaian ODF atau stop BABS tahun 2024 sebesar 90.9 persen terdiri dari 30 kelurahan yang telah deklarasi sebagai kelurahan ODF pada tahun 2022,” ujar Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dalam kegiatan deklarasi ODF yang digelar di Oproom Setda Kota Sukabumi, Selasa (29/4/2025). Dan tahun 2025 yang akan deklarasi ODF sebanyak 3 kelurahan sehingga pencapaian angka ODF Kota Sukabumi sebesar 100 persen.

    Kali ini, ada tiga kelurahan yang deklarasi ODF yakni Kelurahan Kebonjati, Nyomplong dan Warudoyong. Deklarasi ODF ini untuk mewujudkan Kota Sukabumi sehat sebagaimana pedoman penyelenggaraan kapupaten/kota sehat aesuai peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2005.

    Dalam aturan itu terang Ayep disebutkan tatanan kota sehat di kelompokan berdasarkan kawasan dan permasalahan khusus yang disesuaikan dengan kondisi dan spesifik wilayah. Sesuai Permenkes Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang terdiri dari 5 pilar. Ke limanya yakni stop buang air besar sembarangan, dan cuci tangan pakai sabun pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga.

    Berikutnya pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga. “Kami terus berupaya untuk meningkatkkan capaian presentasi ODF,” cetus Ayep.

    Pertama melakukan pemicuan serta evaluasi pasca pemicuan dalam hal perubahan prilaku hidup bersih dan sehat terutama percepatan stop babs di semua wilayah. Kedua penguatan komitmen bersama antara pemerintah dengan tokoh masyarakat dan juga stakeholder yang terlibat untuk melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat.

    Ketiga melakukan untuk pembangunan intervensi septictank bagi masyarakat yang tidak mampu dari dana APBD. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Dorong Mutu Pelayanan Klinik Lewat Monev dan Sosialisasi Permenkes Baru

    Dinkes Kota Sukabumi Dorong Mutu Pelayanan Klinik Lewat Monev dan Sosialisasi Permenkes Baru

    SUKABUMIKITA.ID – Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tingkat klinik, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menggelar pertemuan bersama seluruh pengelola klinik yang beroperasi di wilayah Kota Sukabumi, Senin (28/04/2025).

    Kegiatan yang berlangsung di salah satu ruang pertemuan tersebut diikuti sebanyak 39 klinik, terdiri dari 33 klinik swasta dan 6 klinik milik pemerintah.

    Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Sukabumi, dr. Lulis Delawati, menjelaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap penyelenggaraan pelayanan klinik, sekaligus menyosialisasikan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Standar Usaha Klinik.

    “Monitoring dan evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa seluruh klinik di Kota Sukabumi telah memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah,” jelas dr. Lulis kepada awak media.

    Dalam kegiatan tersebut, para peserta diberikan pemahaman menyeluruh terkait regulasi terbaru, termasuk persyaratan administrasi, teknis, serta sumber daya manusia yang harus dipenuhi oleh penyelenggara klinik.

    “Selain itu, dibahas pula langkah-langkah perbaikan layanan yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Kota Sukabumi,” tambahnya.

    Dinkes Kota Sukabumi juga menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi layanan kesehatan primer, khususnya melalui penguatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama seperti klinik.

    “Harapannya, seluruh klinik bisa beroperasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, serta terjangkau bagi masyarakat,” tutur dr. Lulis.

    Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala untuk memastikan standar pelayanan klinik di Kota Sukabumi terus meningkat dari waktu ke waktu. (Cr5)

  • Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    SUKABUMIKITA.ID – Usai menikmati aneka hidangan khas Lebaran yang lezat namun tinggi lemak dan kolesterol, kini saatnya masyarakat mulai mengontrol kembali kondisi tubuh.

    Melalui kampanye kesehatan di media sosial, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengajak seluruh warga untuk melakukan pengecekan kadar kolesterol pasca libur Idulfitri 1446 Hijriah.

    Dalam unggahan yang dibagikan di akun resmi Dinkes, masyarakat diajak untuk tidak menunda-nunda pemeriksaan kesehatan, terutama kadar kolesterol yang berpotensi meningkat akibat pola makan saat lebaran.

    “Mari jaga kesehatan setelah lebaran. Cek kadar kolesterol Anda di Puskesmas terdekat!” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam kampanyenya.

    15 Puskesmas Siaga Layani Pemeriksaan Kolesterol

    Dinkes Kota Sukabumi memastikan bahwa layanan kesehatan tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini, terdapat 15 Puskesmas aktif di berbagai wilayah Kota Sukabumi yang siap melayani pemeriksaan kolesterol dan kesehatan umum lainnya.

    Berikut daftar lengkap Puskesmas beserta alamatnya:

    1. Puskesmas Selabatu – Jl. Kenari No. 2, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole

    2. Puskesmas Cipelang – Jl. KH Ahmad Sanusi No. 21

    3. Puskesmas Sukabumi – Jl. RA Kosasih No. 147, Ciaul

    4. Puskesmas Karangtengah – Jl. Tanjung Sari No. 14, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh

    5. Puskesmas Pabuaran – Jl. Pabuaran No. 49, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong

    6. Puskesmas Benteng – Jl. Benteng Kidul No. 70, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong

    7. Puskesmas Gedong Panjang – Jl. RH Didi Sukardi No. 229

    8. Puskesmas Sukakarya – Jl. Sukakarya

    9. Puskesmas Tipar – Jl. Pelabuhan II, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang

    10. Puskesmas Nanggeleng – Jl. Pelda Suryanta, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang

    11. Puskesmas Baros – Jl. Raya Baros

    12. Puskesmas Lembursitu – Jl. Pelabuhan II KM 6

    13. Puskesmas Cikundul – Jl. Merdeka No. 291, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu

    14. Puskesmas Limusnunggal – Jl. Rawa Belut No. 05, Kecamatan Cibeureum

    15. Puskesmas Cibeureumhilir – Jl. Ciandam, Kecamatan Cibeureum

    Masyarakat tinggal datang ke Puskesmas terdekat dan memanfaatkan layanan pemeriksaan, baik untuk kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, maupun konsultasi kesehatan lainnya.

    Kenapa Kolesterol Perlu Dicek Setelah Lebaran?

    Lebaran seringkali identik dengan konsumsi makanan tinggi lemak seperti opor ayam, rendang, gulai, hingga aneka kue kering yang sarat mentega dan gula.

    Pola konsumsi ini jika tidak dikontrol dapat memicu lonjakan kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

    Menurut para ahli kesehatan, kadar kolesterol yang tinggi tidak menimbulkan gejala secara langsung, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa tubuhnya berada dalam kondisi bahaya.

    “Pemeriksaan kadar kolesterol penting dilakukan sebagai langkah deteksi dini. Jangan tunggu sakit dulu baru periksa,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, Kamis (10/04/2025).

    Tak Sempat ke Puskesmas? Gunakan Aplikasi Satu Sehat Mobile

    Sebagai bagian dari transformasi layanan digital, Dinkes Kota Sukabumi juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi “Satu Sehat Mobile” yang dapat diunduh melalui smartphone Android maupun iOS.

    Aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengakses riwayat kesehatan, catatan medis, dan bahkan melihat ketersediaan layanan di fasilitas kesehatan terdekat. Dalam jangka panjang, sistem ini mendukung terwujudnya ekosistem layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan efisien.

    “Satu Sehat adalah upaya digitalisasi layanan yang mempermudah masyarakat untuk terhubung dengan layanan kesehatan kapan saja dan di mana saja,” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam unggahan di akun media sosialnya.

    Langkah Sederhana, Dampak Besar

    Ajakan untuk mengecek kadar kolesterol ini bukan sekadar rutinitas medis biasa. Langkah sederhana ini bisa menjadi awal dari perubahan pola hidup yang lebih sehat.

    Deteksi dini memungkinkan tindakan pencegahan lebih dini pula, seperti perubahan pola makan, olahraga rutin, atau pengobatan sesuai anjuran dokter.

    Dinkes Kota Sukabumi berharap masyarakat tidak abai terhadap kesehatan pasca Lebaran. Mengedepankan pola hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan berkala menjadi kunci mencegah berbagai penyakit kronis yang bisa membayangi. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    SUKABUMIKITA.ID – Momentum mudik dan libur Idul Fitri 2025 menjadi panggung kesiapsiagaan penuh bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi. Selama 16 hari operasional lima Posko Kesehatan Mudik, sejak 23 Maret hingga 7 April 2025, petugas Dinkes telah memberikan pelayanan kepada 931 orang, baik dalam bentuk edukasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tindakan kegawatdaruratan.

    Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, menjelaskan bahwa dari total tersebut, 482 orang menjadi sasaran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait kesehatan. Sementara 443 orang lainnya mendapatkan pelayanan kesehatan langsung, baik berupa pemeriksaan ringan maupun penanganan medis lebih lanjut.

    “Alhamdulillah, pelayanan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berjalan lancar. Petugas kami total menangani 931 orang dengan berbagai jenis tindakan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam situasi padat seperti arus mudik Lebaran,” kata Reni kepada awak media, Kamis (10/4/2025).

    Beroperasi di Titik Strategis, Jangkau Berbagai Kalangan

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di sejumlah lokasi strategis, yakni:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Posko-posko ini menyasar berbagai kalangan, mulai dari pengunjung lokasi publik, pemudik yang melintas, pendatang dari luar kota, hingga para petugas lapangan yang berjibaku dalam pengamanan dan kelancaran arus mudik.

    Reni menambahkan bahwa posko-posko tersebut tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga pada upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat. KIE yang dilakukan mencakup penyuluhan pola hidup sehat, pencegahan penyakit tidak menular, serta edukasi terkait pertolongan pertama.

    Kasus Hipertensi Mendominasi, Disusul Keluhan Umum Lainnya

    Dari jenis penyakit yang ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi keluhan terbanyak, dengan 49 kasus. Kondisi ini sangat lazim ditemukan terutama pada pemudik usia lanjut yang kelelahan, kurang istirahat, atau mengonsumsi makanan tinggi garam selama perjalanan.

    Selain hipertensi, beberapa keluhan lain yang sering ditangani meliputi:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya oleh petugas kami. Kami juga menyiapkan jalur rujukan untuk pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ujar Reni.

    Tercatat ada empat pasien yang ditangani dalam kondisi kegawatdaruratan, dan dua pasien lainnya harus dirujuk ke RSI Assyifa Sukabumi karena memerlukan penanganan lanjutan yang tidak bisa ditangani di posko.

    Peran Vital Posko Kesehatan dalam Tradisi Mudik

    Tradisi mudik memang membawa kebahagiaan, namun juga menyimpan potensi risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Perjalanan panjang, cuaca panas, kurang tidur, hingga stres di perjalanan menjadi pemicu utama munculnya berbagai keluhan fisik.

    Di sinilah peran posko kesehatan menjadi sangat vital, tidak hanya sebagai tempat darurat bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik edukasi dan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan masyarakat.

    “Posko kesehatan ini bukan sekadar formalitas. Kehadirannya telah menyentuh banyak pihak yang mungkin tidak sempat atau enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan formal,” terang Reni.

    Sinergi Lintas Sektor, Pelayanan Maksimal

    Keberhasilan operasional posko mudik juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Reni menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas kesehatan yang bekerja tanpa lelah, juga kepada lintas sektor seperti Dinas Perhubungan, kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan lainnya.

    “Kami tidak bekerja sendiri. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa demi melindungi masyarakat selama masa mudik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu mendukung operasional posko kesehatan ini,” ujarnya.

    Evaluasi dan Perencanaan ke Depan

    Dinkes Kota Sukabumi menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama masa operasional posko akan menjadi bahan evaluasi penting dalam menyusun kebijakan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Dengan pendekatan berbasis data, perencanaan ke depan diharapkan lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Dari laporan-laporan yang masuk, kami bisa mengidentifikasi tren penyakit, titik-titik rawan, dan potensi perbaikan sistem layanan. Ke depan, posko kesehatan akan terus kami tingkatkan baik dari segi fasilitas maupun kualitas SDM-nya,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    SUKABUMIKITA.ID Momentum mudik Lebaran 2025 menjadi ajang kesiapsiagaan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

    Dalam rentang waktu 23 Maret hingga 7 April 2025, sebanyak 931 orang tercatat mendapatkan berbagai bentuk pelayanan kesehatan dari lima Posko Kesehatan Mudik yang disiagakan oleh Dinkes Kota Sukabumi.

    Data tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, pada Rabu (09/04/2025). Ia menyampaikan, dari jumlah tersebut, 482 orang merupakan penerima layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai kesehatan.

    Selain itu, 443 orang mendapatkan penanganan kesehatan langsung, termasuk empat pasien dengan kondisi kegawatdaruratan, serta dua orang pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit.

    “Alhamdulillah, seluruh proses pelayanan kesehatan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berlangsung dengan lancar. Kami total menangani 931 orang dengan berbagai tindakan medis dan edukatif. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Reni kepada awak media.

    Posko Strategis di Titik Keramaian

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di lokasi-lokasi strategis dengan mobilitas tinggi, antara lain:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Sasaran utama dari layanan ini mencakup pengunjung tempat publik, para pemudik, pendatang yang masuk ke wilayah Sukabumi, serta petugas lintas sektor yang bertugas di lapangan.

    Menurut Reni, keberadaan posko tidak hanya bersifat reaktif terhadap gangguan kesehatan, tetapi juga bersifat preventif dan promotif, terutama melalui penyuluhan kesehatan dan edukasi yang diberikan langsung oleh tim medis di lapangan.

    Hipertensi Masih Jadi Momok Utama

    Dari analisis jenis penyakit yang diderita para pengunjung posko, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi kasus yang paling dominan, dengan 49 orang tercatat mengalami keluhan tersebut. Reni menyebutkan, selain hipertensi, beberapa penyakit lain yang juga kerap ditangani di posko mudik antara lain:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya. Petugas kami bekerja 24 jam secara bergiliran, dan kami pastikan ketersediaan obat, logistik medis, dan armada rujukan dalam kondisi siap siaga,” tambah Reni.

    Refleksi Kesehatan dalam Budaya Mudik

    Fenomena kesehatan dalam tradisi mudik memang selalu menjadi perhatian. Keletihan dalam perjalanan, kurangnya istirahat, konsumsi makanan tidak teratur, hingga tekanan emosional karena lalu lintas yang padat bisa menjadi pemicu berbagai gangguan kesehatan.

    Dari sinilah peran strategis Dinkes hadir melalui posko kesehatan. Tidak hanya menjadi tempat singgah bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik intervensi cepat, edukasi gaya hidup sehat, dan advokasi kesehatan kepada masyarakat yang sering kali abai akan kondisi fisiknya di tengah euforia mudik dan perayaan Lebaran.

    Dinkes Apresiasi Dukungan Lintas Sektor

    Dr. Reni juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, BPBD, hingga relawan kesehatan yang turut bergabung dalam sistem jaga posko. Ia menekankan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan kesehatan selama masa libur panjang ini.

    “Semangat kolaborasi ini sangat penting. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menjaga kesehatan warga Sukabumi dan para pemudik,” katanya.

    Pelayanan Berbasis Data untuk Kebijakan Lebih Baik

    Dinkes Kota Sukabumi juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama operasional posko mudik akan dijadikan bahan evaluasi dan acuan kebijakan ke depan. Dengan pendekatan berbasis data, program kesehatan saat momen besar seperti mudik dapat dirancang lebih akurat, responsif, dan tepat sasaran.

    “Kami belajar dari lapangan. Apa yang kami temui, kami catat, kami pelajari, dan nanti kami formulasikan sebagai bagian dari perencanaan program ke depan. Harapannya, layanan kami makin dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Pemeriksaan Gratis di Rusun Lembursitu: Dari Skrining HIV hingga Cek TBC

    Pemeriksaan Gratis di Rusun Lembursitu: Dari Skrining HIV hingga Cek TBC

    SUKABUMIKITA.IDWarga Kota Sukabumi kini bisa menikmati layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Kali ini, program cek kesehatan gratis diadakan di Rumah Susun (Rusun) Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, pada Jumat (21/03/2025).

    Acara ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, didampingi Wakil Wali Kota Bobby Maulana, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, serta jajaran pemerintah daerah setempat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat.

    “Sehat adalah hak dasar setiap warga negara. Karena itu, kami ingin memastikan semua masyarakat, termasuk di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan, mendapatkan layanan medis yang layak. Program ini akan terus berlanjut di seluruh kecamatan di Kota Sukabumi,” ujarnya.

    Layanan yang Disediakan: Skrining Penyakit hingga Rujukan Medis

    Kepala Puskesmas Lembursitu, Ari Yulianti, menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat melalui Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan.

    Dirinya menambahkan, bahwa kegiatan ini telah berjalan selama dua bulan. Dan alasan dipilihnya Rusun Situmekar ini, untuk menyasar daerah yang memiliki akses terbatas ke fasilitas kesehatan.

    “Kami memilih Rusun Lembursitu karena lokasinya cukup jauh dari puskesmas. Dengan program ini, kami ingin memastikan seluruh warga bisa mendapatkan layanan kesehatan yang mudah dijangkau,” jelasnya.

    Kepala Puskesmas Lembursitu, Ari Yulianti, saat melaporkan agenda kegiatan cek kesehatan gratis yang berlangsung di Rusun Situmekar, Kecamatan Lembursitu. Jumat (21/03/2025).

    Dalam kegiatan ini, masyarakat dapat memeriksakan kondisi kesehatannya secara gratis, termasuk:
    Skrining TBC
    ✅ Skrining HIV
    ✅ Pemeriksaan penyakit tidak menular (diabetes, hipertensi, dll.)

    “Layanan ini terbuka untuk semua kalangan, mulai dari balita hingga lansia. Jika ditemukan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut, warga akan mendapatkan rujukan ke fasilitas medis yang lebih lengkap,” jelas Ari.

    Program Akan Berlanjut ke Seluruh Kecamatan

    Program ini mendapat sambutan positif dari warga setempat. Mereka merasa terbantu dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.

    “Program ini sangat bagus, apalagi bagi kami yang jauh dari puskesmas. Semoga terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak warga,” ujar Iqbal Bakar, seorang warga yang mengikuti pemeriksaan.

    Pemerintah Kota Sukabumi berencana untuk melanjutkan program ini ke seluruh kecamatan agar semakin banyak warga yang mendapatkan manfaatnya. Dengan adanya layanan ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin semakin meningkat. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Fokus pada Penurunan Stunting dan Penguatan Layanan Kesehatan di 2026

    Dinkes Kota Sukabumi Fokus pada Penurunan Stunting dan Penguatan Layanan Kesehatan di 2026

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi telah merancang program strategis untuk tahun 2026 dengan fokus utama pada penurunan angka stunting, pengendalian penyakit, serta peningkatan kualitas layanan kesehatan primer.

    Program ini disusun dengan mengacu pada 8 misi Asta Cita Presiden, 9 program unggulan Gubernur, serta visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, mengungkapkan bahwa terdapat dua isu strategis yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan ini.

    “Yang pertama adalah pengendalian penyakit dan penurunan stunting, sedangkan yang kedua adalah peningkatan kualitas layanan kesehatan primer. Kedua hal ini akan menjadi dasar perencanaan kami untuk tahun 2026 guna memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang optimal,” ujar Reni.

    Strategi Penurunan Stunting dan Pengendalian Penyakit

    Untuk menekan angka stunting, Dinkes Kota Sukabumi akan mengoptimalkan program intervensi gizi bagi ibu hamil dan balita, meningkatkan edukasi kesehatan kepada masyarakat, serta memastikan ketersediaan layanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah.

    Di sisi lain, pengendalian penyakit menjadi salah satu prioritas penting dalam program kesehatan daerah. Upaya yang akan dilakukan antara lain meningkatkan cakupan imunisasi, memperkuat surveilans epidemiologi, serta memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan.

    Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan

    Selain penurunan stunting dan pengendalian penyakit, Dinkes juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan primer. Langkah yang akan ditempuh mencakup pengembangan fasilitas kesehatan agar lebih mudah diakses oleh masyarakat, peningkatan kompetensi tenaga medis, serta memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas dan lembaga kesehatan.

    “Kami akan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak agar program yang dirancang dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran. Dengan kolaborasi yang baik, kami optimis bisa meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Kota Sukabumi,” tambahnya.

    Fokus Tahun Ini: Stunting dan Pembiayaan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin

    Pada tahun ini, Dinkes Kota Sukabumi menitikberatkan programnya pada penurunan angka stunting serta pemenuhan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Diharapkan, dengan perencanaan yang matang dan langkah strategis yang tepat, pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi akan semakin baik dan mampu menjawab tantangan kesehatan yang ada.

    Dengan adanya berbagai program unggulan ini, Dinkes Kota Sukabumi berupaya untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan sejahtera serta memastikan layanan kesehatan yang berkualitas dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. (Cr5)