Sukabumikita.id

Kategori: KESEHATAN

  • Ranty Rachmatilah Dorong Remaja Putri Rutin Minum Tablet Tambah Darah untuk Cegah Stunting

    Ranty Rachmatilah Dorong Remaja Putri Rutin Minum Tablet Tambah Darah untuk Cegah Stunting

    SUKABUMIKITA.ID – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, memimpin kegiatan penyuluhan Aksi Bergizi di SMKN 3 Kota Sukabumi, Jumat (17/10/2025).

    Kegiatan yang diinisiasi oleh TP-PKK bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap pentingnya gaya hidup sehat, konsumsi gizi seimbang, dan pencegahan stunting sejak dini.

    Dalam kegiatan tersebut, para siswa mendapatkan edukasi seputar pola makan bergizi, pentingnya aktivitas fisik rutin, serta pembiasaan minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri sebagai upaya menurunkan angka anemia di kalangan pelajar.

    Cegah Anemia Sejak Remaja, Investasi untuk Generasi Sehat

    Dalam sambutannya, Ranty Rachmatilah menegaskan bahwa anemia pada remaja putri dapat berdampak panjang, bahkan hingga masa kehamilan kelak.

    “Anemia pada remaja putri bisa berdampak panjang hingga masa kehamilan nanti. Karena itu, menjaga kesehatan sejak dini merupakan investasi untuk melahirkan generasi yang sehat dan cerdas,” ujarnya.

    Ranty menekankan bahwa perhatian terhadap gizi dan kesehatan reproduksi harus dimulai sejak masa sekolah. Dengan rutin mengonsumsi TTD dan menerapkan pola hidup sehat, remaja putri dapat mencegah risiko kekurangan zat besi, yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak di masa depan.

    Pernikahan Dini Masih Jadi Ancaman Stunting

    Selain anemia, Ranty juga mengangkat isu penting tentang pencegahan stunting dan bahaya pernikahan usia dini.
    Menurutnya, banyak kasus stunting berawal dari kehamilan di usia muda yang belum siap secara fisik dan mental.

    “Usia ideal untuk menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Dengan begitu, pasangan sudah siap secara fisik, mental, dan ekonomi untuk membangun keluarga yang sehat,” jelasnya.

    Ranty berharap para siswa dapat memahami bahwa stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga menyangkut pola hidup, pengetahuan kesehatan, dan kesiapan membangun keluarga di masa depan.

    Bangun Generasi Sehat dan Cerdas di Kota Sukabumi

    Kegiatan Aksi Bergizi di SMKN 3 Kota Sukabumi ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam mewujudkan generasi muda yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi. “Kami ingin anak-anak muda di Sukabumi tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang gemilang,” pungkas Ranty. (Cr5)

  • Program Makanan Bergizi Gratis di Sukabumi Diperketat, Pemkot Terapkan Sistem Pemantauan Digital

    Program Makanan Bergizi Gratis di Sukabumi Diperketat, Pemkot Terapkan Sistem Pemantauan Digital

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi terus memperkuat pengawasan pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), melalui Rapat Koordinasi Satuan Tugas MBG yang digelar di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Kamis (16/10/2025).

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, bersama para kepala perangkat daerah, camat, kepala Puskesmas, kepala SPPG, ahli gizi, serta mitra pelaksana program MBG.

    Rapat koordinasi ini bertujuan, memperkuat sinergi lintas sektor dan memastikan program MBG berjalan sesuai dengan standar keamanan pangan, gizi seimbang, serta tanggung jawab sosial bagi anak-anak penerima manfaat.

    Bobby Maulana: Program MBG Bukan Sekadar Rutinitas, tapi Tanggung Jawab Moral

    Dalam arahannya, Bobby Maulana menegaskan bahwa program MBG bukan sekadar kegiatan rutin pemerintah, melainkan komitmen bersama dalam menjaga hajat hidup dan masa depan generasi muda.

    Ia mengingatkan bahwa, kasus keracunan makanan yang sempat terjadi menjadi peringatan serius bagi seluruh pelaksana, agar lebih disiplin terhadap standar kebersihan dan keamanan pangan. “Program ini bukan hanya soal makan siang, tetapi menyangkut nyawa dan masa depan anak-anak kita,” tegas Bobby.

    Menurutnya, Pemerintah Kota Sukabumi memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan setiap tahapan pelaksanaan program dijalankan secara profesional, transparan, dan akuntabel.

    SPPG Diminta Jalankan Program dengan Integritas dan Disiplin

    Bobby menjelaskan, seluruh Satuan Pelaksana Pangan dan Gizi (SPPG) di lapangan wajib memastikan setiap menu yang disajikan memenuhi standar gizi dan keamanan pangan. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara Dinas Kesehatan, DKP3, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah dalam mengawasi proses penyediaan makanan.

    “Kami ingin pelaksanaan MBG benar-benar sesuai dengan konsep kualitas gizi yang baik. Tolong dipantau, dijamin, dan diawasi bersama,” ujarnya. Dapur utama MBG yang tersebar di tujuh kecamatan di Kota Sukabumi, juga diminta beroperasi dengan standar higienitas tinggi dan pengawasan ketat dari instansi terkait.

    Pemkot Terapkan Sistem Pemantauan Digital untuk Awasi MBG

    Untuk memastikan efektivitas dan transparansi pelaksanaan program, Pemerintah Kota Sukabumi akan memperkuat sistem pengawasan melalui Computer Assessment Test System (CATS) berbasis digital.

    Melalui sistem ini, pelaksanaan MBG di lapangan dapat dipantau secara real-time, termasuk evaluasi kualitas menu, kecukupan gizi, serta kebersihan dapur dan peralatan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Sukabumi untuk meningkatkan akuntabilitas publik dan efektivitas program sosial.

    Program MBG Dorong Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal

    Selain meningkatkan kesehatan anak, program MBG juga diharapkan memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal. Menurut Bobby, jika dikelola dengan baik, program MBG dapat memperkuat rantai pasok pangan lokal, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan bahan pangan bergizi.

    “Pelaksanaan MBG harus sejalan dengan penguatan pangan lokal dan pemberdayaan masyarakat. Jika dieksekusi dengan baik, dampaknya akan jauh lebih luas,” tuturnya.

    Ajak Semua Pihak Pegang Komitmen Bersama

    Menutup arahannya, Bobby mengajak seluruh pihak yang terlibat untuk menjaga komitmen moral dan tanggung jawab sosial sebagaimana telah disepakati dalam forum koordinasi tingkat Provinsi Jawa Barat.

    “Mari kita pegang teguh komitmen ini. Program MBG bukan hanya soal tanggung jawab kerja, tetapi juga tanggung jawab moral untuk masa depan anak-anak kita,” pungkasnya.

    Dengan penguatan koordinasi lintas sektor, penerapan sistem digital, dan komitmen bersama, Kota Sukabumi diharapkan dapat menjadi contoh daerah lain dalam pengelolaan program pangan bergizi yang aman, transparan, dan berkelanjutan. (Cr5)

  • Ranty Rachmatilah Tegaskan Peran FKSS Lembursitu dalam Membangun Lingkungan Sehat

    Ranty Rachmatilah Tegaskan Peran FKSS Lembursitu dalam Membangun Lingkungan Sehat

    SUKABUMIKITA.IDKetua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menghadiri kegiatan Pembinaan Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKSS) di Kecamatan Lembursitu pada Senin (15/09/2025). Kehadiran Ranty menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mewujudkan lingkungan bersih, nyaman, aman, dan sehat.

    Acara pembinaan itu berlangsung dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha. FKSS hadir sebagai wadah komunikasi, fasilitasi, sekaligus koordinasi berbagai kepentingan lintas sektor. Melalui forum ini, seluruh lapisan masyarakat dapat berperan aktif serta menerima informasi program kesehatan secara menyeluruh.

    Dalam arahannya, Ranty Rachmatilah mengingatkan agar forum tidak berhenti pada tataran formalitas. “Forum ini harus terus berjalan, bukan sekadar formalitas. Targetnya adalah menghadirkan dampak nyata di wilayah melalui kolaborasi lintas sektor, bukan hanya koordinasi,” tegasnya.

    Sejak dua bulan terakhir, FKSS Kota Sukabumi bergerak dengan mengintegrasikan berbagai program, mulai dari kegiatan PKK hingga Posyandu. Upaya ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di tingkat kota.

    Ranty juga menekankan perlunya monitoring, evaluasi, dan inovasi agar program tidak berhenti di tengah jalan. Ia menilai Kecamatan Lembursitu berpotensi menjadi contoh konsistensi penerapan konsep Kota Sehat di Sukabumi.

    “Dengan partisipasi aktif masyarakat, dukungan pemerintah, serta keterlibatan dunia usaha, FKSS tidak hanya menjadi forum koordinasi tetapi juga gerakan nyata,” ujarnya.

    Langkah tersebut, lanjut Ranty, akan memperkuat peluang Sukabumi meraih prestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa keberhasilan forum ini akan memastikan peningkatan kesejahteraan dan kualitas kesehatan warga secara menyeluruh. (Cr5)

  • Panduan Diet Sehat 2025: Fokus Makanan Utuh, Lemak Sehat, dan Minim Gula

    Panduan Diet Sehat 2025: Fokus Makanan Utuh, Lemak Sehat, dan Minim Gula

    SUKABUMIKITA.ID Banyak diet menekankan pembatasan kalori atau jenis lemak tertentu, tetapi pendekatan itu tidak selalu sehat. Alison Brown, peneliti nutrisi di National Institutes of Health, menyarankan masyarakat fokus pada makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga memberikan kepuasan dan rasa senang.

    Menurut Alison, makanan utuh menyediakan serat, vitamin, dan mineral penting yang tubuh sulit peroleh dari makanan olahan. Misalnya, buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan padi-padian utuh mengandung senyawa yang menekan peradangan sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

    Selain itu, para peneliti di Jama Network Open pada Mei 2025 melibatkan hampir 50.000 wanita dalam studi. Mereka menemukan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi biji-bijian utuh, buah, sayuran, dan kacang-kacangan menua lebih sehat dibandingkan wanita yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

    Perbanyak Lemak Sehat

    Selama bertahun-tahun, para ahli nutrisi menganjurkan pengurangan lemak. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa tidak semua lemak berbahaya. Lemak tak jenuh, seperti yang ditemukan pada kacang-kacangan, alpukat, ikan, dan minyak zaitun, membantu menurunkan kolesterol LDL dan mencegah penyakit jantung serta stroke.

    Sebaliknya, lemak jenuh dalam daging dan produk susu dapat meningkatkan kadar LDL. Profesor Ilmu Gizi dan Kebijakan Universitas Tufts menyarankan masyarakat memilih sumber lemak sehat, seperti minyak zaitun dibanding mentega, sambil tetap menikmati lemak jenuh secukupnya.

    Kurangi Gula Tambahan

    Alison Brown menekankan agar masyarakat membatasi konsumsi gula tambahan. Pedoman federal menyarankan gula tambahan tidak melebihi 10 persen kalori harian. Dengan asumsi 2.000 kalori per hari, batasnya sekitar 50 gram. American Heart Association bahkan menetapkan batas lebih rendah: 25 gram untuk wanita dan 36 gram untuk pria.

    Gula tambahan tinggi meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Alison menekankan bahwa mengutamakan makanan utuh membantu mengurangi konsumsi gula secara alami. Serat dalam buah dan sayuran membuat tubuh lebih cepat merasa kenyang dan mengurangi keinginan camilan manis.

    Masak Lebih Sering di Rumah

    Mempersiapkan makanan di rumah membantu masyarakat menjaga pola makan sehat. Candice Schreiber, ahli diet klinis Universitas Negeri Ohio, menyarankan menggunakan metode sederhana seperti memanggang atau membakar.

    Sementara itu, Profesor Gizi dan Kedokteran Stanford, Christopher Gardner, menyarankan menempatkan sayuran dan buah sebagai hidangan utama. Misalnya, sajikan semangkuk buah beri dengan sedikit kue keju, atau jadikan sayuran menu utama dengan daging sebagai pelengkap. Strategi ini meningkatkan asupan nutrisi dan mengurangi kalori berlebih.

    Nikmati Makanan Sehat

    Gardner menekankan pentingnya menambahkan rasa dan kreativitas dalam makanan. Gunakan rempah dan herba aromatik atau buat “debu perasa” dari bawang putih dan bawang merah untuk menyedapkan kacang atau sayuran.

    Jika Anda menyukai camilan manis atau kurang sehat, cobalah alternatif yang lebih sehat. Misalnya, ganti es krim dengan buah beri dan sedikit madu, atau keripik kentang dengan popcorn berbumbu ringan. Cara ini membuat diet sehat tetap menyenangkan dan berkelanjutan.

    Secara keseluruhan, Alison Brown menekankan bahwa diet sehat mengutamakan makanan utuh, lemak sehat, pengurangan gula tambahan, memasak di rumah, dan menikmati makanan dengan bahagia. Pendekatan ini membantu tubuh memperoleh nutrisi penting, menjaga kesehatan jantung, mendukung penuaan sehat, serta membuat pola makan lebih menyenangkan. (Cr5)

  • Ketua TP-PKK Sukabumi Ranty Rachmatilah Tinjau Posyandu di Baros, Tekankan Peran Strategis SPM Kesehatan

    Ketua TP-PKK Sukabumi Ranty Rachmatilah Tinjau Posyandu di Baros, Tekankan Peran Strategis SPM Kesehatan

    SUKABUMIKITA.ID Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, melakukan kunjungan kerja ke sejumlah Posyandu di Kecamatan Baros, Senin (15/09/2025). Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat sekaligus mendorong penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di tingkat dasar.

    Pemantauan di Posyandu Mawar 1

    Kunjungan pertama berlangsung di Posyandu Mawar 1 Kelurahan Jayamekar. Posyandu ini memiliki sasaran 80 anak dengan rata-rata kehadiran 50–60 anak setiap bulannya. Bagi anak yang berhalangan hadir, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tetap dilaksanakan dengan cara mengantarkannya langsung ke rumah.

    Dari hasil pemantauan, tidak ditemukan kasus stunting. Namun, terdapat dua anak yang tercatat mengalami gizi kurang. Selain melakukan penimbangan dan memantau tumbuh kembang anak, kader posyandu juga memberikan edukasi kepada orang tua terkait pola makan bergizi seimbang, baik untuk anak maupun ibu.

    Ranty menegaskan bahwa posyandu tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan dasar, tetapi juga berperan sebagai tempat edukasi, penyampaian laporan, serta wadah pengaduan masyarakat. Menurutnya, peran ini penting untuk memastikan setiap persoalan kesehatan keluarga dapat ditangani dengan cepat.

    Lanjutan Kunjungan di Posyandu Delima 7B

    Kegiatan berlanjut ke Posyandu Delima 7B Kelurahan Baros, yang melayani 24 anak dan satu ibu hamil. Dalam kesempatan tersebut, Ranty menyoroti pentingnya sosialisasi enam Standar Pelayanan Minimal (SPM) di posyandu. Enam SPM ini mencakup layanan kesehatan, pendidikan, sosial, hingga perlindungan masyarakat.

    Ia menyampaikan apresiasi kepada kader posyandu yang telah bekerja keras memberikan pelayanan terbaik.

    “Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan mengunjungi posyandu. Posyandu memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting dan gizi buruk. Memang, posyandu yang kami kunjungi ini belum sepenuhnya menerapkan SPM 6. Namun, dengan dukungan pemerintah serta komitmen para kader, penerapan SPM 6 akan terus didorong agar layanan kesehatan masyarakat semakin optimal,” ujar Ranty.

    Penguatan Posyandu untuk Generasi Emas 2045

    Ranty menambahkan, pemerintah hadir dengan berbagai dukungan, mulai dari peningkatan sarana prasarana, pelatihan kader, hingga penguatan program terpadu. Menurutnya, dengan peran posyandu yang semakin kuat, informasi dan layanan kesehatan bisa lebih cepat menyebar ke masyarakat.

    Selain itu, Pemkot Sukabumi juga tengah menjajaki kerja sama lintas daerah. Salah satunya adalah studi banding ke Kota Depok, yang lebih dulu berhasil menerapkan sistem percepatan informasi kesehatan masyarakat.

    Ranty menilai langkah ini sangat strategis untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan berkualitas. “Posyandu menjadi pintu awal dalam mewujudkan generasi yang unggul di masa depan,” tegasnya. (Cr5)

  • Kota Sukabumi Siapkan Verifikasi ODF, PKK Tekankan Komitmen Hidup Sehat

    Kota Sukabumi Siapkan Verifikasi ODF, PKK Tekankan Komitmen Hidup Sehat

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi menggelar Rapat Persiapan Verifikasi Open Defecation Free (ODF) di Ruang Pertemuan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Selasa (09/09/2025). Acara ini dihadiri jajaran lintas sektor, Forkopimcam, Pokja Kelurahan Sehat, kader kesehatan, hingga TP-PKK Kota Sukabumi.

    Dalam laporan panitia, disampaikan bahwa Kota Sukabumi telah mengklaim capaian 100 persen ODF. Namun, capaian tersebut masih harus diperkuat melalui proses verifikasi dan validasi oleh Tim Provinsi Jawa Barat agar benar-benar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

    Tantangan Sanitasi di Sukabumi

    Hadir sebagai narasumber, Agustina, Penanggung Jawab Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Provinsi Jawa Barat, menjelaskan bahwa meski klaim 100 persen ODF sudah ada, tantangan di lapangan masih nyata.

    “Masih ada sebagian masyarakat yang belum memiliki akses sanitasi layak, serta masih ditemukan kebiasaan buang air besar sembarangan, baik terbuka maupun tertutup,” jelas Agustina.

    Selain itu, isu sanitasi lingkungan, ketersediaan air bersih, kualitas udara, dan pengelolaan sampah juga menjadi pekerjaan rumah bersama menuju Kota Sehat.

    PKK Tekankan Perubahan Perilaku

    Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, menekankan bahwa keberhasilan ODF tidak boleh berhenti pada klaim administratif semata. Menurutnya, yang lebih penting adalah komitmen menjaga pola hidup sehat masyarakat secara berkelanjutan.

    “Sanitasi sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Permasalahan seperti stunting dan polio bisa dicegah sejak hulu dengan perilaku hidup bersih, misalnya cuci tangan pakai sabun dan menjaga sanitasi lingkungan,” ujar Ranty, dikutip dari Dokpim Kota Sukabumi.

    Ranty menambahkan bahwa perubahan perilaku harus dimulai dari rumah tangga, dengan PKK hadir melalui kader, dasawisma, hingga kelompok PKK di setiap kelurahan. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga perlu ditanamkan sejak dini, mulai dari TK, PAUD, hingga majelis taklim.

    Komitmen Bersama Menuju Kota Sehat

    Dalam kesempatan itu, Ranty menyinggung kasus yang terjadi di wilayah Raya sebagai pengingat penting bahwa masalah sanitasi tidak boleh dianggap remeh.

    “Ini adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, kader, dan masyarakat harus bersinergi agar Kota Sukabumi tidak hanya siap diverifikasi, tetapi betul-betul menjadi kota yang sehat, maju, dan berkelanjutan,” tegasnya.

    Melalui rapat ini, Pemerintah Kota Sukabumi bersama TP-PKK menegaskan komitmen memperkuat gerakan ODF, meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih, serta menjaga keberlanjutan lingkungan sehat bagi seluruh warga. (Cr5)

  • Kasus DBD di Kelurahan Tipar Sukabumi Meningkat, Satu Warga Meninggal Dunia

    Kasus DBD di Kelurahan Tipar Sukabumi Meningkat, Satu Warga Meninggal Dunia

    SUKABUMIKITA.ID Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mengalami peningkatan. Kondisi ini membuat pemerintah kelurahan bersama puskesmas setempat bergerak cepat melakukan fogging untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti.

    Lurah Tipar, Cecep Kuswandi, mengatakan kasus DBD yang menyerang warga wilayahnya patut diwaspadai. Oleh karena itu, langkah pencegahan segera dilakukan. “Kami lakukan fogging untuk mencegah penyebaran DBD,” ujar Cecep, Kamis (04/09/2025).

    Fogging sudah dilaksanakan sejak Rabu (03/09). Selain itu, Cecep mengimbau masyarakat agar lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan gerakan 3M Plus.

    “Gerakan 3M Plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air. Plusnya bisa berupa penggunaan obat nyamuk, kelambu, hingga memelihara ikan pemakan jentik,” jelasnya.

    Baca Juga: Kasus DBD di Kota Sukabumi Turun 50 Persen, Dinkes Ingatkan Warga Tetap Waspada

    Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, menyebut tren kasus DBD di Kota Sukabumi cenderung meningkat. “Berdasarkan laporan, ada seorang warga di wilayah Tipar yang positif meninggal dunia karena DBD,” ungkapnya.

    Menurut Wita, kondisi cuaca yang tidak menentu dan fluktuatif turut memperbesar potensi berkembangnya nyamuk penyebab DBD. Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. “Yang paling penting adalah konsisten menerapkan 3M Plus di rumah dan lingkungan masing-masing,” tegasnya. (Cr5)

  • RSUD R. Syamsudin Catat Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi, Wali Kota Sukabumi Sebut Momentum Bersejarah

    RSUD R. Syamsudin Catat Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi, Wali Kota Sukabumi Sebut Momentum Bersejarah

    SUKABUMIKITA.ID Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia sekaligus HUT ke-105 RSUD R. Syamsudin, S.H berlangsung khidmat di halaman rumah sakit, Selasa (09/09/2025). Acara ini dihadiri Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, Wakil Wali Kota Bobby Maulana, pimpinan daerah, tenaga medis, dan seluruh pegawai RSUD.

    Momentum peringatan ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga refleksi perjalanan panjang rumah sakit terbesar di Sukabumi.

    Dalam amanatnya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa pelayanan publik, terutama di bidang kesehatan, harus berlandaskan profesionalisme, transparansi, dan pengabdian.

    “Profesionalisme, transparansi, dan pengabdian kepada masyarakat harus menjadi fondasi utama dalam menjalankan pelayanan kesehatan,” tegas Ayep.

    Baca Juga: RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    Menurut Ayep, ada tiga agenda besar yang harus menjadi fokus RSUD, yaitu peningkatan layanan kesehatan, penguatan sumber daya manusia (SDM), serta kontribusi nyata kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa RSUD bukan hanya pusat layanan medis, tetapi juga simbol kebersamaan dan kebanggaan warga Sukabumi.

    Sebagai kerangka pembangunan baru, Ayep memperkenalkan konsep winning system, winning team, dan winning conception agar RSUD mampu menjadi institusi kesehatan yang tangguh dan berdaya saing.

    Profit Perdana Setelah 5 Tahun Rugi

    Peringatan HUT kali ini juga membawa kabar menggembirakan. RSUD R. Syamsudin berhasil mencatatkan profit perdana per 30 Agustus 2025 setelah lima tahun mengalami kerugian beruntun.

    “Mulai 30 Agustus 2025, RSUD R. Syamsudin, S.H telah mencatatkan profit pertama setelah lima tahun mengalami kerugian,” ungkap Ayep.

    Ia berharap pencapaian tersebut menjadi titik balik bagi RSUD untuk menata organisasi, memperkuat keuangan, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kondisi finansial yang mulai sehat, RSUD diharapkan mampu menjadi ikon pembangunan berkelanjutan di Sukabumi.

    Baca juga: Dorong Digitalisasi, Wali Kota Sukabumi Dukung Modernisasi RSUD R. Syamsudin

    Perkuat BLUD dan BUMD

    Selain menyinggung RSUD, Wali Kota juga menekankan pentingnya menyehatkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain, seperti Waluya, BPR, dan PDAM.

    Menurutnya, lembaga-lembaga tersebut harus dikelola secara profesional dan berorientasi hasil, bukan sekadar mengejar keuntungan semata.

    “Semua lembaga pelayanan publik harus sehat secara keuangan, memberi layanan terbaik, serta menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Sukabumi,” pungkasnya. (Cr5)

  • Ayep Zaki Pastikan RS Pelita Rakyat Beroperasi Lagi Tahun Ini

    Ayep Zaki Pastikan RS Pelita Rakyat Beroperasi Lagi Tahun Ini

    SUKABUMIKITA.ID – Rumah Sakit Pelita Rakyat di Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, yang hampir satu dekade terbengkalai, akhirnya dipastikan akan kembali beroperasi pada 2025. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, saat meninjau lokasi rumah sakit pada Senin (08/09/2025).

    Rumah sakit ini sebelumnya diresmikan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, pada 14 Juni 2011. Namun sejak 2015, fasilitas kesehatan tersebut berhenti beroperasi akibat terkendala izin.

    “Setelah 10 tahun tertunda, alhamdulillah tahun ini kita siapkan kembali peresmian Rumah Sakit Pelita Rakyat. Konsepnya sebagai rumah sakit tanpa kelas, sehingga seluruh warga mendapat layanan kesehatan dengan prinsip kesetaraan, tanpa membedakan kelas sosial maupun kemampuan ekonomi,” ujar Ayep Zaki usai peninjauan.

    Simbol Pemerataan Layanan Kesehatan

    Ayep menegaskan, kebangkitan RS Pelita Rakyat menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan pelayanan publik yang adil, merata, dan berpihak kepada masyarakat.

    Menurutnya, pelayanan kesehatan seringkali terbentur stigma kelas sosial yang membedakan fasilitas berdasarkan kemampuan finansial pasien. Dengan konsep tanpa kelas, RS Pelita Rakyat diharapkan menjadi pelopor perubahan paradigma layanan kesehatan di Sukabumi.

    “Semoga RS Pelita Rakyat menjadi simbol kebangkitan layanan publik di bidang kesehatan untuk Sukabumi yang lebih sehat dan bercahaya,” ungkapnya.

    Perluas Akses Layanan

    Hadirnya kembali rumah sakit ini diyakini akan memperkuat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, khususnya warga di wilayah selatan Kota Sukabumi. Dengan kapasitas dan fasilitas yang dirancang merata, RS Pelita Rakyat diharapkan tidak hanya mengurangi beban rumah sakit rujukan yang ada, tetapi juga menciptakan rasa keadilan dalam pelayanan medis.

    Dengan rencana peresmian yang akan digelar tahun ini, publik menaruh harapan besar agar RS Pelita Rakyat benar-benar menjadi simbol transformasi layanan kesehatan di Kota Sukabumi. (Cr5)

  • Catat, 2026 Pemerintah Kota Sukabumi Gratiskan Biaya Puskesmas

    Catat, 2026 Pemerintah Kota Sukabumi Gratiskan Biaya Puskesmas

    SUKABUMIKITA.ID – Warga Kota Sukabumi tak perlu lagi membayar biaya pendaftaran di seluruh Puskesmas mulai tahun 2026 mendatang. Kebijakan tersebut diumumkan langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, usai menghadiri kegiatan bersama Ketua RW se-Kota Sukabumi di Gedung Juang, Rabu (20/08/2025).

    Ayep menyatakan, pembebasan biaya ini berlaku khusus untuk warga yang memiliki KTP Kota Sukabumi. Selama ini, tarif pendaftaran di Puskesmas masih dikenakan sebesar Rp15 ribu per kunjungan.

    “Ya, nanti mulai tahun 2026 kita akan gratiskan biaya pendaftaran di Puskesmas untuk warga yang ber-KTP Kota Sukabumi,” tegas Ayep.

    Menurut Ayep, kebijakan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. Ia menilai, kesehatan merupakan hak setiap warga yang harus dijamin negara, termasuk pemerintah daerah.

    “Ini komitmen saya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Jadi tidak boleh ada hambatan biaya untuk mendapatkan layanan kesehatan,” ujarnya.

    Saat ditanya mengenai dampak kebijakan ini terhadap pendapatan asli daerah (PAD), Ayep mengakui pembebasan biaya retribusi pendaftaran Puskesmas akan mengurangi potensi pendapatan Kota Sukabumi. Namun hal itu, menurutnya, bukan masalah utama.

    “PAD kota pasti akan berkurang dari gratisnya retribusi Puskesmas, tapi nanti akan kita tingkatkan dari sektor lainnya. Seperti rumah sakit Bunut, nanti akan kita tingkatkan pendapatannya,” pungkasnya. (Cr5)