Sukabumikita.id

Kategori: KESEHATAN

  • 285 Pelaku IRTP Kota Sukabumi Dapat Edukasi Keamanan Pangan dari Dinkes

    285 Pelaku IRTP Kota Sukabumi Dapat Edukasi Keamanan Pangan dari Dinkes

    SUKABUMIKITA.ID – Sebanyak 285 pelaku Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Kota Sukabumi mengikuti Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP). Tujuannya, memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan daya saing produk UMKM lokal.

    Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Sukabumi, Banyu Citra Anggara, menegaskan PKP sebagai langkah penting menjaga mutu produk. Ia menilai tren pertumbuhan IRTP di Sukabumi pesat dan butuh peningkatan kualitas.

    “Per 2025, terdapat 283 IRTP dengan total 898 produk pangan di Kota Sukabumi. Jumlah itu terus bertambah. Karena itu, pelatihan PKP penting agar pelaku usaha benar-benar memenuhi standar mutu dan perizinan,” ujar Banyu, Selasa (19/08/2025).

    Dorong UMKM Penuhi Standar

    Mayoritas UMKM di Kota Sukabumi bergerak di bidang pangan rumah tangga. Agar bisa memasarkan produknya lebih luas, pelaku usaha harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPPIRT). “Peserta yang sudah punya NIB dan SPPIRT tetap harus ikut PKP. Setelah lulus, mereka akan menerima sertifikat resmi,” tegas Banyu.

    Selain itu, Dinkes juga menekankan pentingnya tata cara produksi yang baik, standar keamanan, hingga strategi pemasaran yang mengikuti perkembangan zaman. Dengan begitu, pelaku usaha menghasilkan produk sehat sekaligus mampu menembus pasar yang lebih kompetitif.

    Bekali UMKM dengan Sertifikasi Halal

    Untuk memperkaya materi, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menghadirkan narasumber dari Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H). Narasumber ini memberikan penjelasan terkait sertifikasi halal serta mekanisme pendampingan proses produksi.

    Banyu menilai, sertifikasi halal penting untuk menambah kepercayaan konsumen. Lebih dari itu, langkah ini juga mendukung program pemerintah dalam menjadikan Sukabumi sebagai salah satu pusat pengembangan UMKM halal di Jawa Barat.

    Selain itu, ia menegaskan bahwa keamanan pangan bukan hanya soal regulasi, melainkan juga berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat. “Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mendorong UMKM Kota Sukabumi naik kelas melalui produk yang sehat dan berkualitas,” pungkas Banyu. (Cr5)

  • Kasus DBD di Kota Sukabumi Turun 50 Persen, Dinkes Ingatkan Warga Tetap Waspada

    Kasus DBD di Kota Sukabumi Turun 50 Persen, Dinkes Ingatkan Warga Tetap Waspada

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mencatat tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 2025 mengalami penurunan signifikan hingga 50 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Data Dinkes menunjukkan, sepanjang 2024 jumlah penderita DBD di Kota Sukabumi mencapai 1.631 orang dengan enam di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, hingga Juli 2025 tercatat 538 kasus DBD tanpa laporan korban jiwa.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg Wita Darmawanti, menyambut baik tren penurunan ini namun mengingatkan agar masyarakat tidak lengah, terutama dengan masuknya musim hujan.

    “Ketika musim kemarau, telur nyamuk biasanya menempel di dinding yang kering. Begitu terkena air hujan, telur itu bisa menetas menjadi jentik,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

    Wita menjelaskan, perubahan cuaca dan genangan air dapat memicu peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti dalam waktu singkat, sehingga risiko penyebaran DBD kembali tinggi.

    Ia pun mengimbau warga untuk melakukan langkah pencegahan secara konsisten melalui gerakan 3M Plus — menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta langkah tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik atau menggunakan larvasida.

    “Kami juga telah menginstruksikan seluruh puskesmas agar lebih waspada terhadap tanda-tanda demam dengue, sehingga deteksi dini dan penanganan dapat dilakukan lebih cepat,” pungkasnya. (Cr5)

  • Bobby Maulana Paparkan Strategi Sukabumi Tekan Stunting, Target 15 Persen Lebih Cepat

    Bobby Maulana Paparkan Strategi Sukabumi Tekan Stunting, Target 15 Persen Lebih Cepat

    SUKABUMIKITA.ID – Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, memaparkan capaian, inovasi, dan strategi percepatan penurunan stunting dalam ajang Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, Kamis (14/08/2025).

    Pemaparan dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting di hadapan tim penilai provinsi. Bobby menegaskan, penanganan stunting memerlukan kolaborasi penuh lintas sektor, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, kelurahan, hingga masyarakat.

    Tren Stunting Jadi Pemicu Percepatan

    Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kota Sukabumi sempat meningkat pada periode 2021–2023, bahkan mencapai 7,7 persen pada 2023.

    “Kondisi ini menjadi cambuk bagi pemerintah daerah untuk memperkuat langkah penanganan berbasis data yang akurat dan terintegrasi,” ujar Bobby.

    Melalui kerja sama lintas sektor, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sukabumi menetapkan 15 kelurahan sebagai lokus prioritas intervensi. Bobby menyebut, capaian penurunan sejauh ini melampaui target, sehingga Pemkot berencana merevisi RPJMD 2025–2029 agar target 15 persen bisa tercapai lebih cepat.

    Intervensi Sensitif dan Spesifik

    Strategi penanganan stunting di Sukabumi dibagi dalam dua jenis intervensi:

    1. Intervensi Sensitif – Meliputi pembangunan infrastruktur dasar seperti penyediaan saluran air bersih, pembangunan MCK, serta perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu) yang tepat sasaran.

    2. Intervensi Spesifik – Fokus pada peningkatan asupan gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta pemantauan tumbuh kembang balita.

    Manfaatkan Data Terintegrasi

    Dalam pengelolaan data, Pemkot Sukabumi mengandalkan pendataan keluarga secara sistematis sehingga proses verifikasi dan validasi lebih optimal. Data ini memastikan bantuan, termasuk program Rutilahu, diberikan kepada keluarga yang benar-benar menjadi prioritas di lokus stunting.

    Bobby juga menyoroti inovasi Kalziting (Kalkulator Gizi dan Stunting), sebuah aplikasi yang membantu deteksi cepat status gizi balita. “Inovasi ini akan terus berkelanjutan dengan dukungan regulasi dan sinergi antar-SKPD,” tegasnya.

    Harapan Jadi Kota Terdepan

    Bobby Maulana optimistis bahwa langkah-langkah ini akan membuat Sukabumi menjadi kota terdepan dalam penanganan stunting di Jawa Barat.

    “Besar harapan kami agar capaian ini mendapat apresiasi dan ke depan persentase stunting di Kota Sukabumi dapat terus turun,” pungkasnya. (Cr5)

  • Kasus DBD Mengintai, Bobby Maulana: Fogging Prioritas, Masyarakat Harus Aktif Cegah DBD

    Kasus DBD Mengintai, Bobby Maulana: Fogging Prioritas, Masyarakat Harus Aktif Cegah DBD

    SUKABUMIKITA.ID Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sukabumi mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota. Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menegaskan pihaknya telah menginstruksikan seluruh camat dan lurah untuk segera mengambil langkah preventif, termasuk penyemprotan fogging di wilayah rawan penyebaran penyakit.

    “Kami sudah menginstruksikan para camat dan lurah untuk melaksanakan tindakan-tindakan. Kalau belum terjadi, sifatnya preventif. Kalau sudah terjadi, ya penyelesaian, di antaranya fogging. Fogging itu nomor satu,” ujar Bobby kepada wartawan, Rabu (13/08/2025).

    Pencegahan DBD: Fogging dan PSN

    Selain fogging, Pemkot Sukabumi juga mengimbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan membersihkan jentik di bak penampungan air, menutup wadah air, serta menjaga lingkungan agar bebas dari genangan.

    Namun, Bobby menekankan bahwa penanganan sampah juga sangat penting dalam mengendalikan penyebaran DBD. Menurutnya, sampah yang menumpuk dapat memicu genangan air dan menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

    Pengelolaan Sampah dan Program Biopori

    Saat ini, Pemkot Sukabumi tengah menindaklanjuti instruksi Kementerian Lingkungan Hidup untuk menghentikan praktik open dumping di TPA Cikundul sebelum Desember 2025. Pengelolaan sampah akan diubah dengan sistem control and fill sesuai skema yang sudah disiapkan pemerintah.

    “Masalah sampah ini berkaitan erat dengan banjir, kondisi sungai, dan kebiasaan buang sampah sembarangan. Maka dari itu, pemerintah akan menggalakkan pengelolaan sampah dari rumah tangga,” jelasnya.

    Salah satu program yang digencarkan adalah pembuatan sumur resapan biopori di seluruh wilayah. Program ini dimulai dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang membuat video imbauan, kemudian diteruskan kepada camat, lurah, hingga RT.

    Sampah organik akan dimanfaatkan melalui biopori, sementara sampah non-organik dipilah untuk mengurangi beban TPA. Pemkot juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta, termasuk perusahaan SCG di Kabupaten Sukabumi, guna mendukung pengelolaan sampah dari hulu.

    Keterlibatan Masyarakat Jadi Kunci

    Bobby menegaskan, keberhasilan pencegahan DBD tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan menjadi kunci utama.

    “Tindakan pemerintah saat ini meliputi fogging, sosialisasi penutupan bak air, pembersihan, dan pengurasan. Tapi selebihnya kembali kepada masyarakat masing-masing. Saya yakin masyarakat Kota Sukabumi paham tentang bahaya DBD. Hidup sehat itu pilihan, sakit itu pasti. Kalau mau hidup sehat, itu pilihan,” tegasnya.

    Sebelumnya, tiga warga Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole, dilaporkan terjangkit DBD. Satu di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut. (Cr5)

  • RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    SUKABUMIKITA.ID – Belasan anak penderita bibir sumbing mendapatkan kesempatan operasi gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 sekaligus HUT ke-105 UOBK RSUD R Syamsudin SH.

    Plt Direktur RSUD R Syamsudin SH, Yanyan Rusyandi, menjelaskan bahwa program bakti sosial ini terlaksana berkat kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika Indonesia (PERAPI) serta Smile Train Indonesia.

    “Tujuan bakti sosial ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien bibir sumbing melalui perawatan bedah rekonstruksi yang tepat dan berkualitas. Dengan begitu, pasien dapat memiliki penampilan lebih normal, percaya diri meningkat, dan risiko gangguan kesehatan akibat bibir sumbing bisa berkurang,” ujar Yanyan, Sabtu (09/08/2025).

    Baca Juga: Dorong Digitalisasi, Wali Kota Sukabumi Dukung Modernisasi RSUD R. Syamsudin

    Menurut Yanyan, sebanyak 16 pasien dari Sukabumi dan luar daerah terpilih setelah menjalani proses skrining. Selain operasi, pasien juga akan mendapatkan evaluasi hasil dan perawatan pasca-operasi oleh tim dokter. “Kami melakukan skrining, evaluasi, operasi, dan perawatan pasca-operasi kepada seluruh pasien yang telah terpilih,” jelasnya.

    Di sisi lain, dokter spesialis bedah plastik dari PERAPI, dr. Aryanto Z. Habibie, memaparkan bahwa bibir sumbing terjadi akibat kegagalan pertumbuhan janin pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini bisa berupa sumbing bibir, sumbing langit-langit, sumbing gusi, atau kombinasi dari ketiganya.

    “Kalau bayi lahir dengan celah pada bibir, ia akan kesulitan mengisap ASI, sehingga pertumbuhan dan pemenuhan nutrisinya terganggu. Selain itu, bibir sumbing juga dapat memengaruhi kemampuan bicara,” ungkap Aryanto.

    Baca Juga: Ambulans SIGAP Beri Manfaat Besar bagi Warga

    Operasi, kata Aryanto, sebaiknya dilakukan sejak usia dini untuk meminimalkan dampak jangka panjang. “Jika tidak dioperasi, masalah gizi dan bicara akan berlanjut hingga dewasa,” tambahnya.

    Salah satu orang tua pasien, Reni Susilawati (35) asal Cianjur, mengaku bersyukur anaknya yang berusia dua bulan lima hari bisa ikut serta dalam program ini.

    “Alhamdulillah bahagia anak bisa normal lagi. Awalnya saya cuma mau konsultasi, ternyata pas datang ada program operasi gratis ini,” kata Reni. Pelaksanaan operasi bibir sumbing gratis di RSUD R Syamsudin SH dijadwalkan berlangsung pada 9–10 Agustus 2025. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Genjot Penanganan Pasien HIV yang Terputus Layanan Pengobatan

    Dinkes Kota Sukabumi Genjot Penanganan Pasien HIV yang Terputus Layanan Pengobatan

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi terus memperkuat strategi lintas sektor dalam menangani pasien Orang dengan HIV (ODHIV) yang masuk kategori Lost to Follow Up (LFU), yakni pasien yang terputus dari layanan pengobatan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya nyata menekan angka penularan HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup para penyintas.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menegaskan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak—baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun fasilitas layanan kesehatan—untuk menjangkau kembali pasien LFU agar kembali menjalani pengobatan secara rutin.

    “Pertemuan ini menjadi langkah strategis lintas sektor guna memperkuat penanggulangan HIV/AIDS di daerah,” ujar Wita kepada wartawan, Selasa (05/08/2025).

    Menurut Wita, situasi HIV/AIDS di Kota Sukabumi masih menghadapi tantangan besar, khususnya dalam menjangkau ODHIV yang menghentikan pengobatan. Berbagai faktor menjadi penyebab utama, mulai dari stigma sosial, diskriminasi, hingga kurangnya pemahaman mengenai pentingnya terapi antiretroviral (ARV).

    “Berbagai faktor sosial, stigma, dan kurangnya pemahaman menjadi penyebab utama pasien menghentikan pengobatan secara tiba-tiba,” jelasnya.

    Untuk itu, Dinkes menilai pendekatan berbasis komunitas menjadi salah satu solusi penting, di samping edukasi yang berkelanjutan. Edukasi ini dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkecil potensi diskriminasi terhadap ODHIV.

    “Pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi antarsektor untuk menyusun rencana aksi konkret,” imbuhnya.

    Dalam pertemuan tersebut, sejumlah strategi utama dibahas untuk meningkatkan capaian layanan HIV di kota. Di antaranya adalah:

    • Pelacakan pasien LFU secara aktif, baik melalui petugas kesehatan maupun kader masyarakat.

    • Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan agar setiap pasien dapat terpantau secara lebih akurat.

    • Pendampingan intensif oleh petugas lapangan, guna memastikan pasien mendapatkan dukungan psikososial dan motivasi untuk menjalani terapi kembali.

    Dinkes Kota Sukabumi berharap dengan upaya terintegrasi ini, jumlah ODHIV yang kembali mengakses layanan pengobatan dapat meningkat secara signifikan. Hal ini penting untuk menekan angka infeksi baru dan mewujudkan target eliminasi HIV/AIDS jangka panjang.

    “Kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai HIV/AIDS di Kota Sukabumi,” pungkas Wita.

    Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Dinkes untuk tidak hanya melakukan penanganan medis, tetapi juga pendekatan holistik yang melibatkan aspek sosial, edukatif, dan komunitas. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pelajar

    Pemkot Sukabumi Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pelajar

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan resmi meluncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi pelajar, dalam acara kick off yang digelar di SMAN 4 Kota Sukabumi pada Senin (04/08/2025). Program ini menjadi langkah awal komprehensif untuk meningkatkan kesehatan peserta didik dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

    Acara peluncuran ditandai dengan pemeriksaan kesehatan massal terhadap lebih dari 1.150 siswa dari tiga sekolah, yaitu SMAN 4, SMPN 2, dan SDN CBM Dewi Sartika. Rinciannya meliputi 397 siswa kelas 12 SMAN 4, 495 siswa kelas 8 SMPN 2, dan 266 siswa kelas 5 dan 6 SDN CBM Dewi Sartika.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, yang hadir langsung membuka kegiatan ini, menyampaikan bahwa PKG merupakan bagian dari implementasi visi nasional Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam bidang pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

    “PKG ini sangat penting untuk mencetak generasi muda yang sehat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga sehat secara mental dan intelektual,” ujar Ayep.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Gencarkan Kolaborasi Tangani Pasien HIV

    Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni, menyampaikan bahwa program ini merupakan pengembangan dari penjaringan kesehatan anak sekolah yang sudah berjalan sebelumnya. Namun, kali ini pelaksanaannya lebih luas dan menyeluruh.

    “PKG kali ini bukan hanya pemeriksaan umum. Kami juga melakukan deteksi dini terhadap penyakit menular dan tidak menular, pengukuran kebugaran, hingga edukasi kesehatan,” jelas Galih.

    Tak hanya pemeriksaan kesehatan, acara kick off juga diisi dengan sejumlah kegiatan pendukung lainnya, seperti:

    • Penandatanganan komitmen bersama penerapan kawasan tanpa rokok di lingkungan institusi pendidikan.

    • Kampanye pencegahan stunting.

    • Sosialisasi dan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Dorong Deteksi Dini Penyakit Lewat SATUSEHAT Mobile

    Galih menambahkan, PKG akan menjadi program berkelanjutan dengan target menjangkau seluruh pelajar dari tingkat dasar hingga menengah atas di seluruh Kota Sukabumi. Melalui sinergi lintas sektor, pihaknya berharap kegiatan ini berdampak signifikan dalam meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda.

    “Kami ingin mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” pungkasnya.

    Dinas Kesehatan menegaskan bahwa kesehatan pelajar merupakan investasi jangka panjang yang penting untuk mewujudkan Kota Sukabumi yang sehat, tangguh, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Dorong Warga Manfaatkan SATUSEHAT Mobile untuk Cek Kesehatan Gratis

    Dinkes Kota Sukabumi Dorong Warga Manfaatkan SATUSEHAT Mobile untuk Cek Kesehatan Gratis

    SUKABUMIKITA.ID Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengimbau warga untuk memanfaatkan layanan skrining kesehatan gratis melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile. Program ini menjadi bagian dari langkah strategis Dinkes dalam mendorong skrining mandiri yang mudah, cepat, dan praktis bagi masyarakat.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menyebutkan bahwa skrining mandiri merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatannya.

    “Kami ingin masyarakat sadar bahwa kesehatan dimulai dari langkah kecil seperti skrining mandiri. SATUSEHAT menjadi sarana yang tepat, apalagi bisa diakses gratis,” ujar Wita kepada wartawan, Senin (04/08/2025).

    Melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, warga cukup mengisi kuisioner kesehatan secara digital. Setelah selesai, sistem akan memproses data dan memberikan hasil skrining, termasuk rekomendasi kesehatan jika ditemukan potensi risiko. Notifikasi hasilnya pun langsung dikirimkan melalui WhatsApp maupun melalui aplikasi.

    “Melalui SATUSEHAT Mobile, warga bisa mengisi kuisioner skrining kesehatan, mendapatkan hasilnya, dan menerima notifikasi via WhatsApp maupun aplikasi,” jelas Wita.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Dorong Mutu Pelayanan Klinik Lewat Monev dan Sosialisasi Permenkes Baru

    Program ini, lanjut Wita, merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif yang menjadi fokus Dinkes Kota Sukabumi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, terutama terkait penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

    “Ini bentuk kemudahan layanan kesehatan yang perlu dimaksimalkan, khususnya untuk mendeteksi risiko penyakit tidak menular sejak dini,” tambahnya.

    Lebih dari itu, data hasil skrining dari aplikasi SATUSEHAT juga menjadi sumber informasi penting bagi petugas kesehatan dalam melakukan pemantauan dan tindak lanjut pelayanan medis di lapangan. Hal ini turut mendukung kebijakan berbasis data dalam penyusunan program-program kesehatan yang lebih terarah.

    “Hal ini sangat bermanfaat untuk pemantauan kesehatan jangka panjang dan menjadi data penting bagi tenaga kesehatan dalam memberikan layanan lanjutan,” ungkap Wita.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Berikan Pengarahan Kepada Calon ASN Formasi Tahun 2024

    Dinkes Kota Sukabumi berharap, melalui pemanfaatan teknologi kesehatan seperti SATUSEHAT, masyarakat dapat semakin mudah mengakses informasi kesehatan dan menjaga kondisi tubuh secara mandiri.

    “Mari bersama kita bangun kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan deteksi dini. Dengan SATUSEHAT, semua jadi lebih mudah dan cepat,” pungkasnya.

    Program ini terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan dapat diakses secara gratis dengan mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile di perangkat Android atau iOS. (Cr5)

  • Cek Kesehatan Massal, 1.150 Pelajar di Kota Sukabumi Jalani Pemeriksaan Gratis

    Cek Kesehatan Massal, 1.150 Pelajar di Kota Sukabumi Jalani Pemeriksaan Gratis

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus menguatkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang sehat dan tangguh. Pada Senin (04/08/2025), sebanyak 1.150 pelajar dari tiga jenjang pendidikan mengikuti kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilaksanakan serentak di masing-masing sekolah.

    Tiga sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan CKG kali ini yakni SMAN 4, SMPN 2, dan SDN CBM Dewi Sartika. Pemeriksaan dilakukan secara langsung oleh tim medis Dinkes Kota Sukabumi yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga promosi kesehatan.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pengembangan dari program penjaringan kesehatan anak sekolah yang rutin dilakukan setiap tahun. Namun, pelaksanaan tahun ini lebih menyeluruh dan terintegrasi.

    “PKG ini bukan hanya pemeriksaan umum, tetapi juga mencakup deteksi penyakit menular dan tidak menular, pengukuran kebugaran, serta edukasi kesehatan. Ini adalah langkah awal menuju pelaksanaan PKG usia sekolah secara menyeluruh di Kota Sukabumi,” jelas Galih kepada wartawan.

    Secara rinci, pelajar yang menjalani pemeriksaan terdiri dari:

    • 397 siswa kelas 12 SMAN 4

    • 495 siswa kelas 8 SMPN 2

    • 266 siswa kelas 5 dan 6 SDN CBM Dewi Sartika

    Selain pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan komitmen bersama untuk menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan sekolah, kampanye pencegahan stunting, serta edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    “Kami ingin membentuk budaya sehat sejak dini. Sekolah adalah tempat strategis untuk memulai perubahan perilaku. Dengan dukungan semua pihak, kami optimistis program ini akan berdampak besar,” imbuh Galih.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, turut hadir dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran Dinkes Kota Sukabumi serta sekolah yang terlibat. Ia menilai program PKG sangat selaras dengan visi pemerintah pusat dalam membangun sumber daya manusia unggul.

    “PKG ini sangat penting untuk mencetak generasi muda yang sehat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga sehat secara mental dan intelektual. Pemerintah daerah akan terus mendukung program-program kesehatan yang menyasar pelajar,” ungkap Ayep.

    Ia menambahkan, pemeriksaan rutin seperti ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan daerah.

    “Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan ini dapat meningkatkan kesehatan para pelajar dan juga bisa mendeteksi dini penyakit. Ini investasi jangka panjang bagi masa depan Kota Sukabumi,” tandasnya.

    Salah satu siswa SMAN 4, Nisa (16), mengaku senang bisa mengikuti pemeriksaan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatannya secara menyeluruh.

    “Saya jadi tahu tekanan darah saya, berat badan ideal, dan juga dapat informasi soal pola makan sehat. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan,” ujarnya.

    Dinkes Kota Sukabumi menargetkan program PKG akan diperluas ke seluruh sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan terwujud generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. (Cr5)

  • 941 Warga Kota Sukabumi Dapat Layanan Kesehatan Gratis dalam Program Abdi Nagri

    941 Warga Kota Sukabumi Dapat Layanan Kesehatan Gratis dalam Program Abdi Nagri

    SUKABUMIKITA.ID Sebanyak 941 warga Kota Sukabumi mendapatkan layanan kesehatan gratis dalam kegiatan Abdi Nagri Nganjang ka Warga edisi ke-17 yang digelar di Lapang Merdeka, Senin (26/07/2025).

    Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi bersama Dinkes Provinsi Jawa Barat serta melibatkan berbagai pihak lintas sektor.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, mengatakan bahwa program ini menjadi bentuk pelayanan jemput bola kepada masyarakat, terutama yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan secara rutin.

    “Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari jumlah peserta yang hadir dan memanfaatkan berbagai pelayanan yang kami sediakan,” ungkap Wita.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Luncurkan Dua Program Unggulan Tekan Kematian Ibu dan Bayi

    Dalam kegiatan ini, tersedia berbagai layanan kesehatan terpadu, dari pengobatan umum hingga skrining penyakit menular dan tidak menular. Berikut rincian jumlah penerima layanan:

    Jenis Layanan Jumlah Penerima
    Khitanan anak 68 dari 80 anak
    Cek Kesehatan Gratis (CKG) 210 orang
    Pengobatan umum 166 orang
    Pemeriksaan ibu hamil (USG) 31 orang
    Pemeriksaan kesehatan lansia 62 orang
    Pemeriksaan gigi & penyuluhan 116 orang
    Skrining TBC 39 orang
    Pemeriksaan mata 102 orang
    Skrining layak hamil 28 orang
    Promosi kesehatan & edukasi 423 orang
    Minum jamu & layanan tradisional 267 orang
    Konseling gizi 11 orang
    Layanan kesehatan jiwa 21 orang

    Program Abdi Nagri juga melibatkan berbagai institusi kesehatan dan organisasi profesi, seperti RSUD R Syamsudin SH, RSUD Al Mulk, 15 puskesmas, UPTD Ambulans Sigap, PMI, serta organisasi seperti IDI, PPNI, PDGI, PTGMI, IROPIN, PPPKMI, PERSAGI, HAKLI, dan IBI.

    Wita menegaskan bahwa keberhasilan kegiatan ini menjadi cerminan pentingnya sinergi antara pemerintah dan para pemangku kepentingan di bidang kesehatan.

    “Kami harap kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup sehat di masyarakat,” tutupnya.

    Baca Juga: Layanan Ambulans Sigap Dinkes Kota Sukabumi Diapresiasi Warga

    Program Abdi Nagri Nganjang ka Warga sendiri merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menyasar wilayah-wilayah untuk memberikan pelayanan publik, termasuk kesehatan, secara langsung ke masyarakat. Kota Sukabumi menjadi salah satu titik pelaksanaan dengan capaian peserta yang cukup signifikan. (Cr5)