Sukabumikita.id

Kategori: SUKABUMI

  • Usung Semangat Baru, Yandra Nahkodai KNPI Sukabumi 2025

    Usung Semangat Baru, Yandra Nahkodai KNPI Sukabumi 2025

    SUKABUMIKITA.IDYandra Utama Santosa resmi terpilih menjadi Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Sukabumi dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-XVI yang digelar di salah satu gedung wilayah Cikembang, Kecamatan Cikembar, pada Senin malam (26/05/2025).

    Proses Musda berlangsung dinamis dan penuh semangat. Pemilihan dilakukan melalui sistem voting dan berakhir sekitar pukul 21.45 WIB dengan hasil suara sebagai berikut:

    • Yandra Utama Santosa (Nomor Urut 1): 91 suara

    • Angga Perwira Sukamawinata (Nomor Urut 2): 50 suara

    • Restu Martiani (Nomor Urut 3): 2 suara

    • Hadi Azka Nugraha (Nomor Urut 4): 0 suara (berkoalisi dengan Yandra)

    • Suara tidak sah: 2 suara

    Usai dinyatakan menang, Yandra menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh peserta Musda serta para pendukung yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.

    “Alhamdulillah, ini merupakan amanah yang harus diemban. Semoga ke depan DPD KNPI Kabupaten Sukabumi lebih maju, lebih adaptif terhadap lintas sosial sekarang ini. Mudah-mudahan KNPI menjadi wadah bersama dan perjuangan bagi masyarakat, khususnya para pemuda,” ujarnya.

    Yandra juga mengakui bahwa Musda kali ini merupakan ajang yang penuh dinamika. Ia menyebut para calon adalah pemuda-pemuda terbaik Sukabumi dan hasil Musda ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah.

    Yandra menyampaikan bahwa salah satu pekerjaan rumah utama DPD KNPI Kabupaten Sukabumi ke depan adalah mendorong Peraturan Bupati (Perbup) tentang Kepemudaan, sebagai bentuk advokasi regulasi yang pro terhadap pemuda, melanjutkan amanah dari Ketua sebelumnya, Regy Apriansyah.

    Selain itu, ia menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas pemuda melalui program-program yang relevan dengan tantangan zaman.

    “Aktivitas produktif pemuda harus ditingkatkan kembali. Ini adalah momentum kebangkitan pemuda Sukabumi,” pungkas Yandra.

  • Viral! Warga Sukabumi Keluhkan RSUD Palabuhanratu, Kini Malah Diduga Diintimidasi

    Viral! Warga Sukabumi Keluhkan RSUD Palabuhanratu, Kini Malah Diduga Diintimidasi

    SUKABUMIKITA.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu kembali menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul viralnya keluhan dari seorang warga, Nurlela, yang mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

    Berdarasakan keterangan yang dikatakannya, perlakuan tersebut berasal dari oknum tenaga medis, saat dirinya mendampingi orang tuanya menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sukabumi tersebut.

    Dalam keterangannya kepada media, Nurlela mengungkapkan bahwa insiden pertama terjadi saat orang tuanya dirawat inap. Ia merasa diperlakukan secara tidak sopan oleh salah satu perawat yang bertugas.

    “Saya sudah laporkan ke manajemen rumah sakit agar sikap seperti itu diubah,” ujarnya, Minggu (25/05/2025).

    Namun, belum sempat melihat perbaikan, kejadian serupa kembali terjadi, kali ini melibatkan oknum dokter saat kunjungan ke poli rawat jalan. Merasa kecewa, Nurlela kembali mengadukan ke bagian Humas RSUD Palabuhanratu, namun bukan permintaan maaf yang ia inginkan.

    “Saya bilang, tidak perlu minta maaf, tapi perbaikilah sistem pelayanannya,” kata Nurlela.

    Keluhannya tak berhenti pada sikap petugas medis. Nurlela juga mengeluhkan seringnya obat tidak tersedia di apotek rumah sakit, meski dirinya menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

    “Saya sampai harus beli obat sendiri di apotek luar. Lalu gunanya BPJS buat apa kalau obat kosong terus?” keluhnya.

    Karena tidak menemukan solusi melalui jalur internal, Nurlela akhirnya membuat surat terbuka di media sosial. Unggahannya pun viral dan memicu reaksi publik, termasuk dari Bupati Sukabumi dan sejumlah anggota DPRD.

    “Alhamdulillah akhirnya dapat perhatian juga. Pak Bupati langsung memberi instruksi ke pihak rumah sakit untuk memperbaiki layanan,” ucapnya.

    Namun, alih-alih melakukan perbaikan secara sistemik, muncul dugaan adanya upaya pembungkaman dari oknum pegawai rumah sakit. Nurlela menyebut bahwa beredar broadcast message di aplikasi WhatsApp internal RSUD, yang mengajak para pegawai untuk melaporkan akun media sosial miliknya secara massal.

    “Jadi malah dibalas seperti itu. Ini bentuk pembungkaman! Harusnya kritik dijadikan bahan evaluasi, bukan malah diintimidasi,” tegasnya.

    Salah satu anggota DPRD Kabupaten Sukabumi juga membenarkan bahwa pelayanan di RSUD Palabuhanratu, termasuk soal ketersediaan obat, tengah menjadi sorotan dewan. Ini mengindikasikan bahwa permasalahan yang dialami Nurlela bukan kasus tunggal.

    Kasus ini menjadi peringatan serius bagi manajemen RSUD Palabuhanratu dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Dalam era keterbukaan informasi seperti sekarang, kritik dari masyarakat tidak bisa dianggap sebagai serangan, melainkan sebagai pengingat akan tanggung jawab pelayanan publik yang profesional, manusiawi, dan transparan. (Cr5)

  • Kisah Cecep, ‘Cleaner Masjid’ Asal Sukabumi yang Diundang Haji oleh Kerajaan Arab Saudi

    Kisah Cecep, ‘Cleaner Masjid’ Asal Sukabumi yang Diundang Haji oleh Kerajaan Arab Saudi

    SUKABUMIKITA.ID – Tak ada yang menyangka, sosok sederhana bernama Muhammad Cecep Abdullah, pria berusia 27 tahun asal Kota Sukabumi yang dikenal luas sebagai pemilik akun “Cleaner Masjid” di media sosial, kini akan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

    Bukan sebagai jemaah biasa, Cecep menerima undangan khusus dari Kerajaan Arab Saudi untuk berhaji tahun ini, sebuah kehormatan langka yang menjadi impian jutaan umat Muslim di seluruh dunia.

    Pria yang tinggal di Jalan Tipar, Gang Amarta 2 RT 05/06, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang ini menjadi perhatian publik sejak aksinya membersihkan masjid-masjid secara sukarela dan konsisten diunggah ke media sosial.

    Tak jarang ia membersihkan masjid yang luput dari perhatian, mulai dari lantai yang kotor, kamar mandi yang jorok, hingga lingkungan sekitar masjid yang tak terurus. Dari sinilah julukan “Cleaner Masjid” melekat pada dirinya.

    Namun, yang terjadi baru-baru ini bukan sekadar pengakuan publik, melainkan balasan ilahi yang nyata dari perjuangan Cecep. Ia akan bergabung dengan 20 orang terpilih dari berbagai daerah di Indonesia dalam rombongan haji undangan resmi Kerajaan Arab Saudi tahun 2025.

    Perjalanan spiritual ini bermula dari mimpi yang ia panjatkan setahun lalu, saat namanya mulai dikenal publik menjelang Idul Adha 2024.

    Saat itu, Cecep tengah menonton televisi dan melihat liputan tentang jemaah haji yang diundang langsung oleh Kerajaan Arab Saudi. Hatinya terketuk.

    “Aku lihat berita sedang hajian, ada beberapa orang yang berangkat karena diundang kerajaan. Saat itulah aku berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah, izinkan aku bisa haji lewat jalur kerajaan’,” cerita Cecep, Jumat (23/05/2025).

    Muhammad Cecep Abdullah, pria berusia 27 tahun asal Kota Sukabumi yang dikenal luas sebagai pemilik akun “Cleaner Masjid“.

    Doa itu kembali ia panjatkan saat menjalani ibadah umrah ketiganya, terutama ketika ia bersujud dalam keheningan di Raudhah.

    Tempat yang diyakini umat Muslim sebagai salah satu lokasi mustajab untuk memohon doa di Masjid Nabawi, Madinah.

    “Dalam sujud terakhir aku minta: ‘Ya Allah, berikan aku haji, dengan jalan apa pun yang Engkau kehendaki’,” ucapnya, matanya berkaca-kaca mengingat momen tersebut.

    Tak berselang lama, tanda-tanda terkabulnya doa mulai bermunculan. Selepas kembali dari ibadah umrah, Cecep melihat ada tujuh panggilan tak terjawab di ponselnya.

    Ia tak menyangka, salah satunya datang dari seorang pimpinan stasiun televisi nasional yang mengenalnya dari media sosial. Pimpinan itu ternyata memiliki koneksi langsung dengan program haji undangan dari kerajaan.

    “Pak itu tanya, ‘Cecep, sudah pernah haji?’ Saya jawab belum, bahkan sekarang masih di Tanah Suci menjalani umroh. Terus beliau tanya, ‘Kalau ditawari haji tahun ini mau nggak?’ Ya tentu saya jawab, ‘Mau sekali, Pak’,” kenang Cecep dengan suara lirih.

    Awalnya Cecep sempat ragu, takut jika itu hanya lelucon atau penipuan. Namun setelah proses klarifikasi dan komunikasi lebih lanjut, ia akhirnya resmi dimasukkan ke dalam grup calon jemaah haji undangan kerajaan tahun 2025.

    Yang membuat kisah ini semakin menyentuh adalah fakta bahwa Cecep akan berangkat sendirian dari Sukabumi. Ia menjadi satu-satunya wakil dari Kota Sukabumi, dalam rombongan yang terdiri dari tokoh-tokoh inspiratif dari seluruh Indonesia. Keberangkatannya dijadwalkan pada 29 Mei 2025 mendatang.

    Meski berangkat sendiri tanpa keluarga, Cecep tak merasa kesepian. Semangat dan harapannya justru kian besar untuk membawa doa-doa masyarakat Sukabumi dan para pengikutnya di media sosial ke Tanah Suci.

    “Saya percaya, ini bukan karena saya hebat, tapi karena Allah mendengar doa saya dan orang-orang yang mendoakan,” ucapnya penuh haru.

    Cecep bukan seorang tokoh publik, bukan pejabat, bukan pula selebritas. Ia hanya seorang pemuda yang dengan ketulusan hati, tanpa pamrih, dan tanpa bayaran, membersihkan masjid-masjid yang menurutnya adalah “rumah Allah yang seharusnya dirawat dengan cinta”.

    Kisahnya membuktikan bahwa kebaikan sekecil apapun, jika dilakukan dengan keikhlasan, tidak akan pernah sia-sia.

    Aksinya bukan hanya membersihkan lantai atau kaca masjid, tetapi membersihkan hati banyak orang dari prasangka dan membangkitkan semangat gotong royong dalam merawat tempat ibadah.

    “Saya hanya ingin masjid terlihat bersih, nyaman, agar orang betah beribadah. Saya tidak pernah berharap apa-apa dari manusia. Tapi Allah kasih lebih,” ujarnya.

    Kisah Muhammad Cecep Abdullah bukan hanya kabar gembira bagi Kota Sukabumi, tetapi juga teladan bagi generasi muda tentang bagaimana pengabdian yang jujur dan sederhana bisa membuka jalan luar biasa.

    Ia membuktikan bahwa jalan menuju Tanah Suci tidak selalu harus melalui antrean panjang atau kekayaan materi. Ada juga jalur cinta dan keikhlasan, yang dibalas dengan undangan istimewa langsung dari negeri dua tanah haram.

    “Siapa sangka dari bersih-bersih masjid bisa sampai ke Baitullah. Ini semua karena rahmat Allah,” tutupnya. (Cr5)

  • Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Capai 365.735 Jiwa, Kecamatan Cikole Terpadat

    Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Capai 365.735 Jiwa, Kecamatan Cikole Terpadat

    SUKABUMIKITA.ID Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi yang diunggah melalui website resminya, per 8 Juli 2024, jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat mencapai 365.735 jiwa.

    Jumlah tersebut tersebar di tujuh kecamatan yang ada di wilayah Kota Sukabumi. Data ini menjadi referensi penting untuk perencanaan pembangunan daerah, pelayanan publik, hingga kebijakan sosial dan ekonomi.

    “Total penduduk Kota Sukabumi berdasarkan data terakhir yang diperbarui pada tanggal 8 Juli 2024 berjumlah 365.735 jiwa,” tulis BPS Kota Sukabumi dalam unggahannya.

    Kecamatan Cikole Jadi yang Terpadat

    Berdasarkan sebaran penduduk, Kecamatan Cikole menjadi wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, yakni 63.733 jiwa. Menyusul di posisi kedua, Kecamatan Warudoyong dengan 61.340 jiwa.

    Berikut rincian lengkap jumlah penduduk per kecamatan di Kota Sukabumi:

    • Kecamatan Cikole: 63.733 jiwa

    • Kecamatan Warudoyong: 61.340 jiwa

    • Kecamatan Citamiang: 55.113 jiwa

    • Kecamatan Gunungpuyuh: 50.034 jiwa

    • Kecamatan Cibereum: 49.497 jiwa

    • Kecamatan Lembursitu: 44.694 jiwa

    • Kecamatan Baros: 41.324 jiwa

    Profil Singkat Kota Sukabumi

    Dari data yang dihimpun, Kota Sukabumi merupakan salah satu kota terkecil di Provinsi Jawa Barat. Dengan luas wilayah 48,33 km², Sukabumi berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, pada ketinggian sekitar 584 meter di atas permukaan laut.

    Kota ini tercatat sebagai kota terkecil ketiga di Jawa Barat setelah Kota Cirebon dan Kota Cimahi. Meski demikian, pertumbuhan penduduknya terus stabil, menjadi salah satu indikator dinamisnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di kawasan ini.

    Kepemimpinan Kota Sukabumi

    Saat ini, Kota Sukabumi dipimpin oleh pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, yakni Ayep Zaki dan Bobby Maulana. Pasangan kepala daerah ini baru saja dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Februari 2025 lalu.

    Dengan kepemimpinan baru ini, diharapkan pembangunan Kota Sukabumi semakin berkembang, termasuk dalam pelayanan kependudukan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. (Cr5)

  • Ribuan Warga Padati Lapang Merdeka, Ramaikan Puncak HUT Kota Sukabumi ke-111

    Ribuan Warga Padati Lapang Merdeka, Ramaikan Puncak HUT Kota Sukabumi ke-111

    SUKABUMIKITA.ID – Ribuan warga memadati Lapangan Merdeka Kota Sukabumi, Sabtu (26/04/2025) malam, untuk menyaksikan pagelaran wayang golek dalam rangka puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-111 Kota Sukabumi.

    Suasana lapangan berubah menjadi lautan manusia, dipenuhi antusiasme warga dari berbagai kalangan, baik dari Kota Sukabumi maupun dari luar daerah.

    Pementasan seni tradisional ini menghadirkan dalang kenamaan, Dadan Sunandar Sunarya dari Putra Giri Harja 3, putra dari maestro wayang golek almarhum Asep Sunandar Sunarya. Kehadiran Dadan menjadi daya tarik tersendiri, mengingat kepiawaiannya dalam menghidupkan seni pertunjukan khas budaya Sunda ini.

    Turut hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana, Ketua DPRD Kota Sukabumi, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Kehadiran para pimpinan daerah ini menegaskan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya lokal.

    Salah satu pengunjung, Eman (70), warga Cikole, mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya bisa menyaksikan pagelaran wayang golek secara langsung.

    “Alhamdulillah, hari ini bisa menikmati seni wayang golek. Apalagi dalangnya Kang Dadan Sunandar Sunarya, anak dari dalang legendaris Asep Sunandar Sunarya. Saya sengaja datang bersama teman-teman untuk menonton. Kesempatan seperti ini sudah jarang ada,” kata Eman.

    Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Sukabumi yang telah menggelar pertunjukan rakyat yang penuh makna ini.

    “Terima kasih untuk Pemerintah Kota Sukabumi. Semoga acara seperti ini terus diadakan, supaya seni budaya kita tidak hilang. Selamat ulang tahun Kota Sukabumi,” imbuhnya.

    Senada dengan Eman, Asep Jauhari (46), warga Kecamatan Sukaraja, mengaku turut bangga atas upaya pemerintah daerah menghidupkan kembali budaya Sunda melalui pagelaran wayang golek.

    “Mudah-mudahan tidak hanya tahun ini saja, ke depan bisa rutin digelar setiap tahun. Ini penting untuk menjaga agar budaya kita tetap kuat,” ungkap Asep.

    Ketua Panitia Penutupan HUT Kota Sukabumi ke-111, Sony Hermanto, menjelaskan bahwa puncak acara tahun ini mengangkat tema ‘Ayeuna Waktuna Kota Sukabumi Bercahaya’.

    Tema ini, menurut Sony, sarat makna dan mencerminkan harapan serta komitmen bersama untuk menjadikan Sukabumi sebagai kota yang bersih, cerdas, dan berbudaya.

    “Dengan tema ini, kami ingin mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam mewujudkan Kota Sukabumi yang maju dan sejahtera di masa depan,” ujar Sony.

    Rangkaian acara puncak dibalut dalam konsep ‘Mari Kita Fest, dari Sukabumi untuk Indonesia,’ dengan berbagai kegiatan menarik seperti festival UMKM, pameran produk lokal, dan tentunya pertunjukan budaya yang mempererat silaturahmi antar warga.

    Sony menambahkan, peringatan HUT tahun ini juga menekankan unsur budaya mulai dari busana (dress code) hingga konsep acara, agar tetap berakar pada kearifan lokal.

    “Dalam pelaksanaannya, kami melibatkan banyak pihak, dari unsur akademisi, pengusaha, komunitas, hingga media. Semua membaur dalam suasana kebersamaan untuk merayakan hari jadi Kota Sukabumi,” terangnya.

    Tak hanya itu, keterlibatan pelaku usaha dan pelaku UMKM menjadi salah satu fokus penting dalam acara ini. Menurut Sony, ini merupakan bentuk dukungan konkret untuk memperkenalkan dan memajukan UMKM lokal.

    “Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang promosi produk UMKM, memperluas jaringan, dan meningkatkan potensi ekonomi kreatif masyarakat,” jelasnya.

    Sony berharap seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan mampu mempererat tali silaturahmi antar warga.

    “Semua ini kami dedikasikan untuk masyarakat Kota Sukabumi. Semoga kegiatan ini membawa kebahagiaan dan manfaat nyata bagi semua,” pungkasnya. (Cr5)

  • Polres Sukabumi Kota Gelar Latihan Dalmas Jelang May Day

    Polres Sukabumi Kota Gelar Latihan Dalmas Jelang May Day

    SUKABUMIKITA.ID – Dalam rangka mempersiapkan pengamanan aksi unjuk rasa menjelang Hari Buruh Internasional atau May Day, Polres Sukabumi Kota menggelar latihan Pengendalian Massa (Dalmas) secara intensif di Stadion Suryakencana, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jumat (25/04/2025).

    Latihan yang melibatkan ratusan personel ini dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh satuan dalam menghadapi berbagai skenario unjuk rasa.

    Berbagai unsur dilibatkan dalam latihan tersebut, mulai dari tim negosiator, pleton Dalmas awal dan lanjut, tim tindak, hingga tim kesehatan lapangan.

    Kabagops Polres Sukabumi Kota, Kompol Deden Sulaeman, mengatakan bahwa latihan Dalmas ini merupakan bentuk konkret dari komitmen Polres Sukabumi Kota dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Khususnya dalam menghadapi potensi eskalasi situasi pada saat peringatan May Day.

    “Latihan ini kami lakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi kontinjensi, khususnya pengamanan aksi unjuk rasa yang mungkin terjadi pada saat May Day. Ini bagian dari upaya kami memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Kompol Deden kepada awak media.

    Dalam pelaksanaan latihan, sejumlah skenario unjuk rasa direka ulang untuk menguji ketangkasan, ketahanan, dan koordinasi antar tim. Simulasi tersebut meliputi aksi damai yang berubah menjadi kericuhan, upaya negosiasi dengan massa, hingga tindakan represif terukur jika situasi tidak terkendali.
    Kompol Deden menegaskan, setiap personel yang terlibat wajib memahami dan menjalankan prosedur tetap (protap) pengendalian massa dengan mengedepankan prinsip humanis, namun tetap tegas bila diperlukan.
    “Kemampuan individu dan kerja sama tim terus diasah dalam latihan ini. Kami ingin memastikan bahwa seluruh personel memiliki kesiapan mental dan teknis yang memadai, sehingga pengamanan dapat berjalan efektif, profesional, dan tetap menghormati hak-hak warga,” imbuhnya.

    Latihan ini juga menitikberatkan pada aspek pelayanan prima Polri di lapangan. Selain mengasah kemampuan teknis Dalmas, seluruh personel diingatkan untuk menjaga etika dan perilaku saat bertugas di tengah masyarakat.

    “Melalui latihan ini, kami ingin memastikan bahwa masyarakat merasa aman, terlindungi, dan tetap dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan damai,” tutup Kompol Deden. (Cr5)

  • Disporapar Klarifikasi Terkait Kisruh Pengelolaan Pusat Kuliner Eks Terminal Sudirman

    Disporapar Klarifikasi Terkait Kisruh Pengelolaan Pusat Kuliner Eks Terminal Sudirman

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi akhirnya angkat bicara menanggapi kisruh yang mencuat terkait pengelolaan pusat jajanan kuliner di kawasan Eks Terminal Sudirman.
    Polemik ini mengemuka setelah muncul dugaan adanya keberpihakan serta pungutan liar dalam proses seleksi dan pengelolaan lapak kuliner yang kini ramai diperbincangkan publik.
    Menanggapi isu tersebut, Sekretaris Disporapar Kota Sukabumi, Ganjar Ramdani Saputra, menegaskan bahwa proses seleksi pengelola pusat kuliner telah dilakukan secara terbuka dan transparan. Saat ini, kata dia, pengelolaan sudah resmi berpindah tangan ke pihak PT Sagara selaku pengelola baru berdasarkan hasil seleksi yang sah.
    “Untuk pengelola pusat jajanan di Eks Terminal Sudirman saat ini adalah dari PT Sagara. Hal ini berdasarkan hasil seleksi yang telah dilakukan dan PT Sagara berhasil memperoleh nilai tertinggi dalam proses tersebut,” ujar Ganjar saat ditemui, Rabu (23/4).
    Ganjar juga membantah keras adanya tuduhan pungutan liar terhadap para pedagang yang menempati lapak di area tersebut. Ia memastikan, pihaknya telah turun langsung ke lokasi untuk memverifikasi kabar tersebut, namun tidak ditemukan indikasi pelanggaran.
    “Kita sudah melakukan pengecekan ke lapangan dan tidak ditemukan adanya pungutan seperti yang disebutkan. Kalaupun ada pembayaran parkir, itu karena saat ini memang sudah dipasang sistem gate parkir di lokasi,” tegasnya.
    Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan alasan PT Sagara ditetapkan sebagai pemenang seleksi. Dari seluruh peserta yang mengikuti proses seleksi, PT Sagara disebut unggul dalam dua aspek penilaian utama: nilai setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada pemerintah dan tarif sewa yang diajukan kepada pedagang.
    “PT Sagara mengajukan nilai kontrak sebesar Rp1.002.000.000 untuk setoran PAD kepada Pemerintah Kota Sukabumi. Sementara untuk tarif sewa lapak kepada pedagang ditetapkan sebesar Rp720.000 per bulan, nilai ini terendah di antara peserta lainnya,” ungkap Ganjar.
    Ganjar juga menampik isu adanya permainan atau intervensi dalam proses seleksi. Menurutnya, seluruh tahapan dilakukan sesuai regulasi dan disaksikan berbagai pihak. Proses transisi pengelolaan pun sudah dimulai sejak 15 Maret lalu dan kini sepenuhnya dijalankan oleh PT Sagara.
    “Kami terbuka dan transparan dalam seluruh proses seleksi ini. Tidak ada yang ditutupi. Sekarang sudah full dikelola oleh PT Sagara,” tandasnya.
    Sebelumnya, anggota DPRD Kota Sukabumi dari Komisi II, Inggu Sudeni, sempat melontarkan kritik tajam terhadap proses seleksi yang dilakukan Disporapar. Ia menilai ada kesan keberpihakan dalam proses tersebut, serta mempertanyakan keseriusan dinas dalam menjaga transparansi.
    “Kalau melihat seperti ini, seolah ada ketidaksiapan dan ketidakseriusan dari Disporapar dalam menjalankan proses seleksi. Bahkan, terkesan adanya keberpihakan terhadap pihak pemenang seleksi,” ujar Inggu. (Cr5)

  • Warga Resah Wacana Penghapusan P2RW Kota Sukabumi

    Warga Resah Wacana Penghapusan P2RW Kota Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID – Wacana penghapusan Program Pemberdayaan Rukun Warga (P2RW) di Kota Sukabumi yang saat ini mulai berhembus, memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

    Sejumlah Ketua RW menyampaikan keresahannya terhadap kabar tersebut, lantaran program ini dinilai telah banyak memberikan dampak positif bagi pembangunan di lingkungan masyarakat selama lebih dari satu dekade.

    P2RW sendiri merupakan program unggulan Pemerintah Kota Sukabumi yang pertama kali diluncurkan pada masa kepemimpinan Wali Kota Mohammad Muraz dengan besaran dana awal sebesar Rp15 juta per RW setiap tahun.

    Program ini kemudian dilanjutkan oleh Wali Kota Achmad Fahmi, yang menaikkan bantuan menjadi Rp25 juta, dan tetap dijalankan pada masa Penjabat Wali Kota Kusmana Hartadji dengan nominal yang sama.

    Indah Puspita, Ketua RW di salah satu wilayah Kecamatan Cikole, berharap agar program tersebut tidak dihapus, melainkan ditingkatkan manfaatnya. Menurutnya, bantuan dari P2RW sangat dirasakan masyarakat dan mampu mendorong semangat gotong royong dalam pembangunan wilayah.
    “Besaran P2RW tahun kemarin Rp25 juta untuk setiap RW. Kalau bisa, sekarang ditambah, bukan malah dihilangkan. Karena tidak semua program pembangunan pemerintah itu menjangkau wilayah kami,” ujar Indah kepada wartawan, Rabu (23/04/2025).

    Indah juga menyoroti belum adanya kejelasan dari pihak kelurahan terkait kelanjutan program di tahun ini. Ia menyebut, hingga saat ini belum ada informasi resmi maupun pelaksanaan rembuk warga sebagaimana yang biasa dilakukan setiap tahunnya.
    “Kabar dari kelurahan belum ada. Kami masih menunggu. Tahun ini tidak ada pengajuan baru, yang dipakai katanya usulan tahun 2024,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Indah menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2RW sangat tinggi. Setiap tahun, sekitar 30 persen dari anggaran pembangunan yang direalisasikan berasal dari swadaya warga.
    “Selain uang stimulan dari Pemkot, warga juga berkontribusi besar dalam bentuk gotong royong. Ini memperkuat kebersamaan dan mempercepat pembangunan wilayah,” tegasnya.

    Senada dengan Indah, Ketua RW lainnya, Jukardi Jayaniti dari Kecamatan Cikole, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia berharap agar program P2RW tetap dilanjutkan, karena selama ini menjadi salah satu tumpuan pembangunan tingkat RW yang terstruktur dan nyata.
    “Harapannya tetap dilanjutkan, karena program LPM saja sekarang tidak jelas. P2RW selama ini justru bisa memberdayakan LPM dan membangun wilayah,” jelas Jukardi.

    Ia menambahkan, kabar tentang penghapusan P2RW pertama kali didapatnya langsung dari Wali Kota Sukabumi dalam sebuah acara. Disebutkan bahwa P2RW akan digantikan dengan skema bantuan baru berupa dana Rp10 juta per RT, namun petunjuk teknis (juklak dan juknis) terkait program pengganti itu belum jelas.
    “Kami para Ketua RW belum tahu seperti apa mekanisme dan aturannya. Informasi dari Pak Ayep (Wali Kota) memang P2RW akan digantikan, tapi belum ada sosialisasi detail,” tambahnya.

    Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian di kalangan pengurus RW, mengingat selama ini P2RW telah menjadi program yang diandalkan masyarakat untuk memperbaiki infrastruktur, meningkatkan fasilitas umum, serta mempererat kebersamaan di lingkungan.
    Warga berharap Pemerintah Kota Sukabumi mempertimbangkan ulang wacana penghapusan program ini, mengingat kebermanfaatan yang telah terbukti dan dirasakan langsung oleh masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Tinjau jalan Rusak, 120 Milyar Rupiah Anggaran Disiapkan Untuk Ifrastruktur

    Wali Kota Sukabumi Tinjau jalan Rusak, 120 Milyar Rupiah Anggaran Disiapkan Untuk Ifrastruktur

    SUKABUMIKITA.ID – Sebagai bentuk komitmen terhadap pelayanan publik yang optimal, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki bersama Wakil Wali Kota Bobby Maulana turun langsung meninjau kondisi sejumlah ruas jalan rusak di Kota Sukabumi, Selasa (22/04/2025).

    Peninjauan ini dilakukan di beberapa titik strategis seperti Jalan Pramuka dan Jalan Cicadas yang selama ini kerap dikeluhkan warga akibat kerusakannya yang cukup parah.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya responsif Pemerintah Kota Sukabumi dalam menjawab keluhan masyarakat sekaligus mempersiapkan program perbaikan infrastruktur secara menyeluruh, sistematis, dan berkelanjutan.

    “Insha Allah kita akan perbaiki jalan secara menyeluruh dengan kualitas terbaik. Saya ingin aspal yang kuat bisa bertahan hingga lima tahun ke depan,” ujar Ayep Zaki di sela-sela peninjauan.

    Wali Kota menegaskan bahwa perbaikan jalan tidak boleh sekadar tambal sulam. Ia ingin agar setiap proses pembangunan didasari pada perencanaan matang dan pengerjaan berkualitas, dimulai dari fondasi utama, yakni sistem drainase. “Kalau drainasenya tidak dibenahi, maka percuma saja kita aspal jalannya. Begitu hujan deras, air akan menggenang dan jalan kembali rusak. Maka dari itu, kita mulai dari dasar dulu,” jelas Ayep.

    Upaya ini juga akan didorong melalui skema padat karya, dengan melibatkan warga setempat agar pelaksanaan pembangunan infrastruktur juga memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat.

    Pemerintah Kota Sukabumi telah menyiapkan anggaran sebesar Rp120 miliar untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan penerangan jalan umum (PJU). Dana tersebut akan digunakan untuk menangani sekitar 117 kilometer jalan yang tersebar di seluruh wilayah kota, mulai dari jalan utama hingga jalan lingkungan. “Kami akan pastikan setiap rupiah dari anggaran digunakan seefisien dan seefektif mungkin. Jalan lingkungan juga akan mendapat perhatian, karena sangat penting untuk akses warga dan pertumbuhan ekonomi lokal,” tutur Ayep.

    Tak hanya itu, Ayep juga mengajak seluruh warga untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon kelancaran dan keberkahan dalam setiap langkah pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan.

    “Kita berharap agar perjalanan kepemimpinan ini diridhai oleh Allah SWT dan membawa kebaikan bagi seluruh warga Kota Sukabumi,” ungkapnya. (Cr5)

  • Pasca Lebaran, Harga Bapokting di Kota Sukabumi Kembali Normal

    Pasca Lebaran, Harga Bapokting di Kota Sukabumi Kembali Normal

    SUKABUMIKITA.ID Pasca Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, harga sejumlah komoditas bahan pokok penting (Bapokting) di Kota Sukabumi mulai menunjukkan penurunan. Beberapa harga yang sempat melonjak tinggi menjelang Lebaran kini berangsur kembali normal.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Perdagangan Dalam Negeri di Diskumindag Kota Sukabumi, M. Rifki. Ia mengatakan, berdasarkan hasil pantauan langsung di sejumlah pasar tradisional, harga-harga mulai stabil.

    “Untuk beberapa komoditas yang sebelumnya sempat naik, sekarang sudah kembali normal. Mungkin masih ada beberapa pedagang yang menghabiskan stok lama, tapi secara keseluruhan harga sudah berangsur normal lagi,” ujar Rifki saat ditemui di kantornya, Senin (07/04/2025).

    Rifki menyebutkan, harga beras premium yang sebelumnya mencapai Rp15.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp13.600 per kilogram. Selain itu, daging ayam yang sempat menyentuh harga tinggi juga mengalami penurunan, dan kini berada di kisaran Rp35.000 per kilogram. Komoditas cabai pun terpantau mengalami tren penurunan harga.

    Pemantauan yang dilakukan Diskumindag pada 7 April 2025 mencatat, harga daging sapi berada di angka Rp130.000 per kilogram, telur ayam dijual Rp26.000 per kilogram, minyak goreng kemasan Rp21.000 per liter, serta gula pasir Rp20.000 per kilogram.

    Sementara itu, Eliawati (58), seorang warga yang tengah berbelanja di Pasar Tipar Gede, berharap harga-harga kebutuhan pokok segera kembali stabil seperti sebelum Ramadhan.

    “Mudah-mudahan bisa cepat normal lagi harga-harganya. Sekarang kan Lebarannya sudah selesai, jadi seharusnya harga-harga kembali seperti biasa,” ujar Eli.

    Diskumindag Kota Sukabumi memastikan akan terus melakukan pemantauan terhadap harga bahan pokok di pasar tradisional sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. (Cr5)