Sukabumikita.id

Penulis: Redaksi

  • Penyusunan RPJMD dan Renstra, Pemkot Sukabumi Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan

    Penyusunan RPJMD dan Renstra, Pemkot Sukabumi Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi mulai menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah untuk periode 2025-2029. Langkah ini dimulai dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar di Hotel Indo Alam Cipanas, Selasa (11/02/2025) malam.

    Acara yang diinisiasi oleh Bappeda Kota Sukabumi ini dihadiri oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih, Ayep Zaki dan Bobby Maulana; Pj Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Diana Rahesti; serta seluruh SKPD Pemkot Sukabumi.

    RPJMD sebagai Peta Jalan Pembangunan Daerah

    Dalam arahannya, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menekankan bahwa RPJMD adalah dokumen krusial yang harus disusun maksimal enam bulan setelah kepala daerah dilantik. Sementara itu, Renstra Perangkat Daerah wajib selesai satu bulan setelah RPJMD ditetapkan.

    “RPJMD menjadi pedoman utama dalam perencanaan pembangunan lima tahun ke depan, sedangkan Renstra Perangkat Daerah harus mengacu pada RPJMD agar program yang dijalankan selaras dengan visi dan misi pemerintah daerah,” jelas Kusmana.

    Bimtek ini tidak hanya membahas aspek teknis penyusunan RPJMD dan Renstra, tetapi juga pentingnya memastikan dokumen tersebut mencerminkan kebutuhan riil masyarakat. Dengan demikian, setiap kebijakan dan program kerja yang dirancang dapat memberikan dampak nyata bagi kemajuan daerah.

    Prioritas Pembangunan dan Evaluasi Efektivitas Program

    Beberapa poin utama dalam penyusunan RPJMD dan Renstra 2025-2029 meliputi:

    • Penyelarasan visi dan misi kepala daerah dengan kebutuhan masyarakat.
    • Identifikasi tujuan dan sasaran pembangunan.
    • Penetapan program prioritas berdasarkan urgensi dan dampak jangka panjang.
    • Pengukuran efektivitas program melalui indikator kinerja dan outcome.

    Renstra Perangkat Daerah akan berisi kebijakan operasional yang mencakup urusan pemerintahan wajib dan pilihan, dengan fokus pada optimalisasi sumber daya dan efisiensi anggaran.

    Namun, Kusmana menegaskan bahwa dokumen perencanaan yang baik tidak cukup tanpa koordinasi yang solid antar-Perangkat Daerah. Sinergi yang kuat diperlukan agar kebijakan yang disusun dapat dieksekusi secara maksimal di lapangan.

    “Kita harus memastikan bahwa RPJMD dan Renstra benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat dan dapat diimplementasikan secara efektif. Konsistensi dalam menjalankan rencana yang telah disusun menjadi kunci utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Kusmana.

    Pemkot Sukabumi Optimistis Wujudkan Kota yang Lebih Maju

    Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan seluruh Perangkat Daerah di Kota Sukabumi semakin memahami strategi pembangunan yang akan diterapkan. RPJMD dan Renstra 2025-2029 diharapkan tidak hanya menjadi dokumen formalitas, tetapi benar-benar berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.

    Melalui pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis data, Pemkot Sukabumi optimistis dapat mewujudkan pembangunan yang lebih merata, efisien, dan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan. (Cr5)

  • Pembangunan IKN Tetap Berjalan, Anggaran Berpotensi Bertambah Meski Ada Pemangkasan

    Pembangunan IKN Tetap Berjalan, Anggaran Berpotensi Bertambah Meski Ada Pemangkasan

    SUKABUMIKITA.ID – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dipastikan tetap berlanjut meskipun ada pemangkasan anggaran. Bahkan, proyek ambisius ini berpeluang mendapatkan tambahan dana seiring dengan dukungan dari Presiden Prabowo Subianto yang berencana menambah anggaran sebesar Rp8,1 triliun.

    Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan dokumen tambahan terkait penambahan anggaran tersebut. “Kami diminta oleh Bapak Presiden Prabowo dan menteri-menteri lain untuk mempersiapkan dokumen tambahan anggaran sebesar Rp8,1 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp14,4 triliun. Ini bagian dari total Rp48,8 triliun,” ujar Basuki usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI, Rabu (12/02/2025), dikutip dari berbagai media.

    Anggaran IKN: Dipangkas, Tapi Berpotensi Naik

    Sebelumnya, anggaran pembangunan tahap kedua IKN yang mencakup periode 2025-2029 telah disepakati sebesar Rp48,8 triliun berdasarkan hasil Rapat Terbatas pada 21 Januari dan 3 Februari 2025. Namun, terdapat pemangkasan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IKN dari pagu awal Rp6,3 triliun menjadi Rp5,2 triliun, mengalami pengurangan sebesar Rp1,15 triliun.

    Basuki menegaskan bahwa meskipun ada pemangkasan, proyek IKN tetap mendapat perhatian besar. “Pak Presiden sudah menyetujui anggaran Otorita IKN sebesar Rp48,8 triliun. Pemangkasan ini hanya berlaku untuk DIPA dari awal Rp6,3 triliun menjadi Rp5,2 triliun,” jelasnya.

    Selain itu, anggaran pembangunan IKN juga berasal dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebesar Rp60,93 triliun serta investasi swasta yang diproyeksikan mencapai Rp6,49 triliun.

    Fokus Pembangunan Tahap Kedua: Infrastruktur dan Persiapan IKN sebagai Pusat Politik

    Pembangunan tahap kedua yang sedang dipersiapkan meliputi pengembangan kawasan pusat Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, pembangunan infrastruktur untuk mendukung peran IKN sebagai ibu kota politik pada 2028, serta pembangunan sarana legislatif dan yudikatif dari 2025 hingga 2028.

    Basuki juga menegaskan bahwa proyek yang telah berjalan akan tetap dilanjutkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara itu, proyek-proyek baru untuk tahap kedua akan diinisiasi oleh Otorita IKN. “Proyek yang sudah dikerjakan oleh Kementerian PU tetap akan dilanjutkan oleh mereka sesuai dengan surat keputusan Menteri PU. Sedangkan kami di OIKN akan mengerjakan proyek-proyek baru yang akan dimulai,” pungkasnya.

    Dengan dukungan tambahan anggaran dan berbagai skema pendanaan lainnya, proyek IKN diharapkan dapat berjalan sesuai rencana dan menjadi pusat pemerintahan baru yang modern dan berkelanjutan. (Cr5)

     

  • Pemkot Sukabumi Evaluasi APBD, Fokus pada Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan

    Pemkot Sukabumi Evaluasi APBD, Fokus pada Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan

    SUKABUMIKITA.ID – Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menegaskan pentingnya efisiensi anggaran daerah demi memastikan belanja pemerintah selaras dengan prioritas nasional. Hal ini disampaikan dalam Entry Meeting Pengawasan Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2025 yang digelar oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Barat, Rabu (12/2).

    Acara yang berlangsung di Aula Edelweis, Kantor Perwakilan BPKP Jabar, dihadiri oleh kepala daerah se-Jawa Barat. Forum ini merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam APBN dan APBD serta Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2023 terkait pengawasan keuangan daerah.

    Belanja Daerah Harus Efektif dan Sesuai Prioritas

    Dalam kesempatan tersebut, Kusmana Hartadji menekankan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk menyesuaikan postur APBD sesuai dengan kebijakan efisiensi anggaran yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

    “Kita harus memastikan bahwa alokasi anggaran benar-benar sesuai dengan sasaran utama, seperti pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, dan ketahanan pangan. Jangan sampai ada anggaran yang tidak sejalan dengan prioritas ini,” ujarnya.

    Ia juga menegaskan bahwa meskipun perubahan anggaran baru akan dilakukan pada Agustus 2025, sejak sekarang pemerintah daerah harus mulai menyesuaikan alokasi belanja agar tidak melenceng dari kebijakan efisiensi.

    BPKP Tekankan Transparansi dan Akuntabilitas

    Dalam forum tersebut, BPKP mengingatkan bahwa belanja daerah harus lebih transparan dan akuntabel untuk menghadapi tantangan ekonomi dan pembangunan di tahun 2025. Pemerintah daerah diminta lebih selektif dalam menentukan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD.

    “Ada beberapa hal yang sebaiknya ditunda jika tidak berkontribusi langsung terhadap prioritas pembangunan. Ini penting agar belanja pemerintah lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Kusmana.

    Selain itu, ia juga menyebut bahwa BPKP mencatat masih ada daerah yang mengalokasikan anggaran tidak mencerminkan efisiensi sebagaimana diarahkan Presiden. Oleh karena itu, Pemkot Sukabumi akan mengevaluasi kembali struktur APBD bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Inspektorat, dan BPKAD.

    Langkah Strategis Pemkot Sukabumi

    Sebagai bentuk komitmen, Kusmana menyatakan bahwa pihaknya akan memastikan setiap program dan proyek yang didanai APBD harus berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, anggaran yang tersedia dapat digunakan secara maksimal dan memberikan hasil optimal bagi pembangunan daerah.

    “Ini bukan hanya soal menyesuaikan anggaran, tetapi juga memastikan efektivitasnya. Kami ingin memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberikan manfaat nyata,” pungkasnya.

    Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Pemkot Sukabumi dapat meningkatkan efisiensi anggaran sekaligus memperkuat pembangunan daerah yang lebih berkelanjutan dan sesuai dengan kebijakan nasional. (Cr5)

  • Sinkronisasi Pembangunan Jabar: Pj Sekda Kota Sukabumi Hadiri Pertemuan Strategis di Subang

    Sinkronisasi Pembangunan Jabar: Pj Sekda Kota Sukabumi Hadiri Pertemuan Strategis di Subang

    SUKABUMIKITA.ID – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi, M. Hasan Asari, menghadiri pertemuan strategis bersama Gubernur Jawa Barat terpilih, Kang Dedi Mulyadi, dan Sekda Provinsi Jabar, Herman Suryatman, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Selasa (11/02/2025) malam. Acara ini menjadi forum penting dalam menyelaraskan kebijakan pembangunan daerah dengan visi kepala daerah yang baru terpilih.

    Salah satu pembahasan utama adalah sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 agar selaras dengan kebijakan gubernur, bupati, dan wali kota terpilih. Hasan Asari menegaskan bahwa pemerintah daerah harus menyesuaikan anggaran secara bertahap hingga batas akhir Agustus 2025.

    “Fokus utama kita adalah pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antarwilayah. Jika ada proyek kewenangan kabupaten atau kota dengan keterbatasan anggaran, provinsi bisa membantu. Sebaliknya, jika ada jalan provinsi di daerah yang memiliki kekuatan fiskal cukup, maka kabupaten atau kota bisa mengambil peran dalam pengerjaannya,” jelasnya, seperti dikutip dari halaman resmi Pemerintah Kota Sukabumi.

    Dalam pertemuan ini juga dibahas kebijakan efisiensi anggaran yang tidak mengurangi belanja publik yang bersifat esensial, serta dorongan bagi sekolah swasta agar tidak menahan ijazah siswa karena kendala biaya.

    Pemerintah juga berencana melakukan survei kebutuhan masyarakat secara berkala minimal dua kali dalam setahun, untuk memastikan kebijakan berbasis data yang lebih akurat. Selain itu, desa terbaik tingkat Provinsi Jawa Barat akan mendapat bantuan pembangunan senilai Rp5 miliar dalam bentuk fisik atau sarana lainnya yang siap digunakan.

    Dengan adanya forum ini, Pj Sekda Kota Sukabumi berharap sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Barat semakin kuat, sehingga kebijakan pembangunan daerah bisa berjalan lebih efektif dan tepat sasaran. (Cr5)

  • Akar Harapan: Inovasi Digital Siswa SMAN 1 Cibinong untuk Pelestarian Lingkungan

    Akar Harapan: Inovasi Digital Siswa SMAN 1 Cibinong untuk Pelestarian Lingkungan

    SUKABUMIKITA.ID Di tengah pesatnya era digitalisasi, pemanfaatan teknologi tidak hanya berperan dalam kemudahan akses informasi, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Terinspirasi oleh kepedulian terhadap alam, sekelompok siswa SMAN 1 Cibinong menghadirkan Akar Harapan, sebuah platform digital berbasis website yang mengajak masyarakat berkontribusi dalam penghijauan melalui program adopsi tanaman.

    Proyek ini digagas oleh Angelica Calluella Defanny Wijayakusuma, penerima Beasiswa SCG Sharing the Dream 2024, bersama timnya. Lewat Akar Harapan, mereka ingin meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menjaga ekosistem melalui teknologi.

    “Kami melihat bagaimana digitalisasi bisa menjadi alat yang kuat untuk menggerakkan aksi nyata dalam pelestarian lingkungan. Akar Harapan hadir untuk memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin berkontribusi melalui adopsi tanaman,” ujar Angel dalam acara peluncuran resmi website ini pada Selasa (11/2/2025) di SMAN 1 Cibinong.

    Menghubungkan Masyarakat dengan Penghijauan

    Akar Harapan memungkinkan individu maupun komunitas untuk berdonasi dalam bentuk adopsi tanaman buah dan tanaman obat keluarga. Selain sebagai platform donasi, website ini juga menyediakan informasi edukatif mengenai manfaat penghijauan serta dampaknya terhadap perubahan iklim dan krisis lingkungan.

    Melalui proyek ini, para siswa SMAN 1 Cibinong berharap dapat mengajak lebih banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara yang praktis dan inovatif. Donasi yang terkumpul kemudian diwujudkan dalam aksi nyata berupa penanaman tanaman di lokasi-lokasi yang membutuhkan penghijauan.

    Salah satu lokasi yang dipilih adalah Posyandu Mekar Jaya 2 Cibinong, yang dinilai memiliki urgensi tinggi dalam kebutuhan penghijauan.

    Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

    Akar Harapan tidak hanya lahir dari kepedulian individu, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan terkemuka di ASEAN, SCG. Proyek ini sejalan dengan prinsip ESG 4 Plus yang diusung SCG, mencakup komitmen untuk mencapai nol emisi karbon, membangun industri hijau, menekan kesenjangan sosial, serta mendorong kolaborasi lintas sektor.

    Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, menegaskan bahwa keterlibatan generasi muda dalam proyek ini menjadi langkah penting dalam menciptakan perubahan berkelanjutan.

    “Kami percaya bahwa generasi muda adalah katalisator utama dalam pelestarian lingkungan. Dengan teknologi yang akrab bagi mereka, inovasi seperti Akar Harapan akan membawa dampak jangka panjang bagi bumi,” ujarnya.

    Kepala Sekolah SMAN 1 Cibinong, Asep Anwar, turut mengapresiasi inisiatif ini.

    “Kami bangga melihat siswa kami berkontribusi dalam gerakan hijau ini. Melalui dukungan dari SCG dan berbagai pihak, program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menciptakan inovasi serupa untuk lingkungan,” ungkapnya.

    Dari Beasiswa ke Aksi Nyata

    Program Beasiswa SCG Sharing the Dream telah menjadi wadah bagi ribuan siswa di Indonesia untuk mengembangkan potensi mereka, tidak hanya dalam akademik, tetapi juga dalam proyek sosial dan lingkungan. Pada tahun 2024, program ini diberikan kepada 410 pelajar, termasuk 10 mahasiswa dan 400 siswa SMA atau sederajat.

    Sejak tahun 2012, SCG telah menyalurkan lebih dari Rp20 miliar untuk mendukung pendidikan di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Karawang, Sukabumi, Lebak, dan Bekasi. Selain beasiswa, SCG juga memberikan pelatihan serta mendukung implementasi proyek-proyek komunitas seperti Akar Harapan.

    Dengan peluncuran resmi platform ini, Angel dan timnya berharap lebih banyak masyarakat dapat terlibat dalam gerakan penghijauan digital. Mereka meyakini bahwa langkah kecil seperti adopsi tanaman dapat membawa perubahan besar bagi lingkungan dan masa depan bumi. (Cr5)

  • Jelang Akhir Masa Jabatan, Pj Wali Kota Sukabumi Silaturahmi dengan Pelaku UMKM

    Jelang Akhir Masa Jabatan, Pj Wali Kota Sukabumi Silaturahmi dengan Pelaku UMKM

    SUKABUMIKITA.ID Menjelang akhir masa jabatannya, Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, bersama Pj Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Diana Rahesti, menggelar silaturahmi dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Sukabumi. Acara yang berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota pada Selasa (11/2/2025) ini menjadi momen perpisahan yang penuh kesan bagi seluruh peserta.

    Silaturahmi ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi juga wadah bagi para pelaku UMKM untuk menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan pemerintah selama ini.

    Apresiasi Pelaku UMKM untuk Pj Wali Kota

    Dalam kesempatan tersebut, perwakilan UMKM, Intan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kusmana dan Diana yang telah berperan besar dalam memajukan sektor UMKM di Kota Sukabumi.

    “Bapak memiliki peran besar dalam membawa UMKM Kota Sukabumi ke tingkat yang lebih tinggi. Dukungan bapak membantu kami bersaing di pasar global, sesuatu yang sebelumnya sulit kami bayangkan,” ungkap Intan.

    Hal serupa disampaikan oleh Sri Puji Rahayu dari Koperasi Unik. Ia berharap meskipun Kusmana dan Diana akan kembali ke Bandung, mereka tetap mengenang dan mendukung UMKM Sukabumi.

    “Kami sangat bersyukur karena bapak dan ibu selalu humble dan merangkul semua pihak. Semoga ke depan, kami tetap bisa melanjutkan apa yang telah kita bangun bersama,” ujarnya.

    Pesan Pj Wali Kota untuk Pelaku UMKM

    Menanggapi apresiasi tersebut, Kusmana Hartadji menegaskan pentingnya kebersamaan dalam membangun UMKM yang lebih kuat. Ia menekankan bahwa pelaku UMKM tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus memiliki wadah yang kokoh seperti koperasi untuk meningkatkan daya saing.

    “UMKM jangan bergerak sendiri. Koperasi harus menjadi solusi dengan mengedepankan semangat gotong royong. Saya berharap Koperasi Unik di Sukabumi bisa dikenal secara nasional dan memberikan manfaat yang lebih luas,” ujarnya.

    Selain itu, Kusmana juga mengingatkan pentingnya perlindungan tenaga kerja bagi UMKM yang memiliki karyawan.

    “Jangan lupa mendaftarkan karyawan ke BPJS Ketenagakerjaan agar mereka mendapatkan perlindungan yang layak,” pesannya.

    Ia juga menutup dengan pepatah Sunda, “Datang katingali tarang, undur katingali punduk,” yang berarti setiap perjalanan harus dijalani dengan penuh kesadaran dan penghormatan terhadap apa yang telah dilalui.

    Harapan dari Pj Ketua TP-PKK

    Sementara itu, Diana Rahesti mengungkapkan rasa harunya bisa berinteraksi langsung dengan para pelaku UMKM selama masa jabatannya.

    “Kami bersyukur bisa bertemu dengan bapak, akang, dan teteh semua. Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan, tetapi semoga ada kesempatan untuk bertemu kembali,” katanya.

    Ia juga berpesan agar semangat kebersamaan yang telah terbentuk tetap terjaga, siapa pun pemimpin Kota Sukabumi nantinya.

    “Apa yang sudah kita bangun bersama jangan sampai terputus. Tetap jaga komunikasi dan terus berkontribusi untuk kemajuan Sukabumi,” tutupnya.

    Membangun UMKM Sukabumi yang Lebih Berdaya Saing

    Silaturahmi ini menjadi momen berharga bagi para pelaku UMKM untuk menyampaikan apresiasi dan harapan bagi masa depan sektor usaha kecil di Kota Sukabumi. Dengan kolaborasi yang telah terjalin, diharapkan UMKM Sukabumi terus berkembang dan semakin berdaya saing di tingkat nasional maupun global. (Cr5)

  • Pj Walikota Sukabumi Apresiasi Kinerja Camat dan Lurah, Harapkan Pelayanan Publik Lebih Baik

    Pj Walikota Sukabumi Apresiasi Kinerja Camat dan Lurah, Harapkan Pelayanan Publik Lebih Baik

    SUKABUMIKITA.ID Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyampaikan apresiasi kepada para camat dan lurah atas dedikasi mereka dalam menjalankan tugas selama masa kepemimpinannya. Ia juga mengingatkan pentingnya terus meningkatkan kualitas pelayanan publik demi kesejahteraan masyarakat.

    Pesan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Camat dan Lurah se-Kota Sukabumi yang digelar oleh Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Kota Sukabumi pada Selasa (11/2/2025). Acara yang berlangsung di salah satu kafe di Kota Sukabumi ini juga dihadiri oleh Pj Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Diana Rahesti.

    Ungkapan Terima Kasih dan Refleksi Perjalanan

    Dalam kesempatan tersebut, Kusmana bersama Diana Rahesti menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh camat dan lurah yang telah bekerja keras dalam membangun daerah.

    Diana Rahesti, yang telah memimpin TP-PKK Kota Sukabumi selama satu tahun lima bulan, mengungkapkan bahwa perjalanan tersebut memberikan banyak pengalaman berharga, terutama dalam bekerja sama dengan para kader PKK.

    “Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kami harus kembali ke kota kelahiran kami di Bandung. Begitu banyak pelajaran dan kebersamaan yang luar biasa kami dapatkan selama di Sukabumi,” ungkap Diana dengan penuh haru.

    Ia juga mengapresiasi kerja keras para kader PKK yang telah berkontribusi besar dalam berbagai program, serta menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama masa kepemimpinannya.

    “Kami hanya membawa cerita bahagia dan persaudaraan yang luar biasa. Terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan,” tambahnya.

    Apresiasi untuk Kepemimpinan Pj Wali Kota

    Para peserta rakor pun memberikan apresiasi kepada Kusmana Hartadji, yang dinilai membawa perubahan positif dalam sistem pemerintahan di Kota Sukabumi. Di bawah kepemimpinannya, koordinasi dan kerja sama tim berjalan lebih solid, serta penyelesaian berbagai permasalahan di tingkat wilayah dapat dilakukan dengan lebih tenang dan efisien.

    Rakor ini menjadi salah satu momen penutup perjalanan Kusmana sebagai Pj Wali Kota Sukabumi. Meski masa jabatannya segera berakhir, harapan besar tetap disematkan bagi kepemimpinan Kota Sukabumi ke depan agar terus menjaga sinergi dan meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik bagi masyarakat. (Cr5)

  • Lansia di Sukabumi Butuh Uluran Tangan Usai Alami Luka Bakar Serius

    Lansia di Sukabumi Butuh Uluran Tangan Usai Alami Luka Bakar Serius

    SUKABUMIKITA.ID – Seorang lansia berusia 79 tahun bernama Okoy, warga Kampung Panjalu, RT 13/03, Desa Warnasari, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, membutuhkan bantuan setelah mengalami luka bakar serius akibat kebakaran di rumahnya.

    Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat (07/02/2025) sekitar pukul 05.00 WIB. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kebakaran bermula saat Okoy sedang memasak di dapur rumahnya setelah melaksanakan salat subuh. Api dengan cepat membesar dan menyebabkan Okoy mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya.

    Kepala Desa Warnasari, Umar Yusman, mengungkapkan bahwa Okoy merupakan lansia sebatang kara yang tidak memiliki keluarga. Sehari-harinya, ia mencari nafkah dengan berjualan gorengan yang dititipkan di warung-warung sekitar kampung serta membersihkan masjid di lingkungannya.

    “Si nenek hidup sendiri, tidak punya anak karena tidak pernah menikah. Sehari-hari beliau berjualan gorengan dan suka membersihkan masjid,” ujar Umar, Selasa (11/02/2025).

    Saat ini, Okoy masih menjalani perawatan di RSUD R Syamsudin SH (Bunut) akibat luka bakar yang dideritanya. Namun, biaya pengobatan menjadi kendala karena BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang diajukan belum dapat langsung digunakan dan harus menunggu satu bulan untuk aktif. Sementara itu, biaya pengobatan di rumah sakit tetap harus dibayarkan.

    “Sekarang dirawat di Bunut, tapi terkendala biaya pengobatan. BPJS PBI yang diajukan belum bisa langsung aktif sehingga biaya tetap harus dibayar,” jelas Umar.

    Pihak desa telah berupaya mengurus kebutuhan Okoy semaksimal mungkin, namun hingga kini belum ada solusi terkait pembiayaan pengobatan yang cukup besar. Umar berharap Pemerintah Kabupaten Sukabumi dapat memberikan perhatian khusus agar Okoy bisa mendapatkan perawatan yang layak tanpa kendala biaya.

    “Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk menangani masalah ini. Sebagai pihak desa, kami sudah berupaya semaksimal mungkin, tetapi masih belum ada perkembangan lebih lanjut,” pungkasnya. (Cr5)

  • Butuh Rp1 Triliun! Rencana Pemindahan Pusat Pemerintahan Sukabumi ke Cibeureum Dibahas

    Butuh Rp1 Triliun! Rencana Pemindahan Pusat Pemerintahan Sukabumi ke Cibeureum Dibahas

    SUKABUMIKITA.ID – Rencana pemindahan pusat pemerintahan Kota Sukabumi ke Kecamatan Cibeureum kembali menjadi sorotan. Proyek yang telah lama diwacanakan ini diperkirakan membutuhkan anggaran besar, berkisar dari ratusan miliar hingga satu triliun rupiah.

    Kabid Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan di Bappeda Kota Sukabumi, Asep Supriadi, menjelaskan bahwa kajian mengenai pemindahan ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.

    “Rencana pemindahan pusat pemerintahan sudah menjadi agenda lama. Bahkan dalam RPJMD 2018-2023, wacana ini sudah muncul. Kami sudah menyusun DED (Detail Engineering Design), master plan, dan berbagai kebutuhan lainnya,” ujar Asep, Selasa (11/02/2025).

    Ia menegaskan bahwa pemindahan pusat pemerintahan telah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.

    “Di dalam RPJPD tersebut, salah satu arah pembangunan Kota Sukabumi adalah menciptakan pusat pertumbuhan baru. Ini penting agar aktivitas kota tidak hanya terpusat di wilayah pusat kota saja,” tambahnya.

    Kabid Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan di Bappeda Kota Sukabumi, Asep Supriadi.

    Asep menjelaskan bahwa pemindahan pusat pemerintahan juga diharapkan dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. Dengan adanya kantor pemerintahan, aktivitas bisnis dan ekonomi di Kecamatan Cibeureum diprediksi ikut berkembang.

    “Konsepnya tidak hanya membangun pusat pemerintahan saja, tetapi juga pusat ekonomi yang dapat menghidupkan aktivitas di sekitarnya,” terangnya.

    Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa pembangunan pusat pemerintahan ini akan dilakukan dalam empat tahapan, masing-masing dalam periode lima tahun. Tahap pertama (2025-2030): Fokus pada persiapan sarana dan prasarana, seperti pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Tahap kedua (2030-2035): Memulai pembangunan fisik pusat pemerintahan.

    “Seluruh rencana ini sudah tertuang dalam RPJPD 2025-2045 dan nantinya akan disampaikan kepada Wali Kota Sukabumi terpilih. Secara lisan sudah kami sampaikan, tinggal pembahasan lebih lanjut,” jelas Asep.

    Ia berharap pemimpin Kota Sukabumi yang akan datang bisa menjadikan proyek ini sebagai salah satu prioritas dalam RPJMD 2025-2030, meskipun pada tahap awal hanya berupa persiapan infrastruktur.

    “Mudah-mudahan pemindahan pusat pemerintahan ke Cibeureum bisa masuk dalam proyek strategis daerah, sehingga bisa terealisasi secara bertahap sesuai rencana,” tutupnya. (Cr5)

  • Polemik Aksi Ormas di Kawasan Industri: Solusi dari Pemprov Jabar

    Polemik Aksi Ormas di Kawasan Industri: Solusi dari Pemprov Jabar

    SUKABUMIKITA.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengajak semua pihak untuk menjaga stabilitas investasi di Jabar, terutama di kawasan industri Bekasi dan Karawang. Hal ini disampaikannya dalam forum diskusi bersama pengelola kawasan industri dan pelaku usaha di aula SMK Mitra Industri MM 2100, Kabupaten Bekasi, Senin (10/02/2025).

    “Kita harus memastikan agar investor tetap berinvestasi di sini, kalau bisa bertambah terus. Maka dari itu, kita semua harus menjaga agar iklim investasi tetap kondusif,” ujar Bey.

    Gangguan Ormas di Kawasan Industri, Pemprov Jabar Ambil Sikap

    Salah satu isu utama yang mencuat dalam diskusi tersebut adalah keluhan dari industri terhadap aksi sekelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengganggu operasional pabrik. Bey menegaskan bahwa aktivitas semacam ini harus dihentikan demi menjaga kepastian investasi di Jabar.

    “Kami terbuka untuk dialog, tetapi aksi yang mengganggu operasional pabrik tidak bisa dibiarkan. Jika ada aspirasi, silakan disampaikan dengan cara yang tepat,” kata Bey.

    Gangguan dari ormas di kawasan industri bukanlah masalah baru. Beberapa perusahaan telah menyampaikan kekhawatiran mereka, mengingat stabilitas industri adalah kunci utama dalam menarik investor.

    Strategi Jabar Tarik Lebih Banyak Investor

    Dalam diskusi tersebut, para pengelola kawasan industri yang tergabung dalam Himpunan Kawasan Industri (HKI) juga memberikan sejumlah masukan kepada Pemprov Jabar. Mereka menyoroti perlunya peningkatan infrastruktur, kepastian regulasi, dan keamanan investasi sebagai faktor utama yang harus diperkuat.

    “Tadi banyak masukan dari mereka dan kita akan akselerasi. Kita harus membuat Jabar semakin menarik bagi investor,” ungkap Bey.

    Sejauh ini, Jawa Barat tetap menjadi provinsi dengan investasi tertinggi di Indonesia. Pada 2024, total investasi mencapai Rp251 triliun, angka yang mencerminkan kepercayaan investor terhadap daerah ini. Namun, mempertahankan tren ini memerlukan kerja keras dari semua pihak.

    Kondusivitas: Faktor Kunci Pertumbuhan Ekonomi Jabar

    Bey menegaskan bahwa stabilitas dan keamanan investasi harus tetap terjaga jika Jabar ingin terus menarik investor. Selain itu, peningkatan kualitas tenaga kerja juga menjadi perhatian utama agar industri yang masuk ke Jabar bisa mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

    “Kondusivitas adalah kunci. Jika kita bisa menjamin stabilitas, investasi akan terus tumbuh, ekonomi meningkat, dan tenaga kerja terserap lebih banyak,” tandasnya. (Cr5)