Sukabumikita.id

Penulis: Redaksi

  • Tuai Kecaman, Walikota Sukabumi Berikan Penjelasan Terkait Dana Wakaf

    Tuai Kecaman, Walikota Sukabumi Berikan Penjelasan Terkait Dana Wakaf

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menyatakan terbuka terhadap berbagai kritik dan masukan terkait program wakaf dana abadi yang baru-baru ini diluncurkan Pemerintah Kota Sukabumi. Menurutnya, program tersebut dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Wakaf serta regulasi yang ditetapkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI).

    Pernyataan itu disampaikan Wali Kota menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukabumi di depan Balai Kota, Senin (14/04/2025).

    Dalam aksi tersebut, IMM menyuarakan penolakan terhadap program wakaf yang dinilai minim transparansi dan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

    “Saya meyakini wakaf dana abadi adalah instrumen pembangunan umat Islam yang sangat baik. Untuk menjelaskannya harus secara resmi, silahkan mau di rumah dinas atau di balai kota, asal dengan tidak teriak-teriak,” ujar Ayep Zaki saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (15/4).

    Ia juga mengakui bahwa literasi masyarakat mengenai wakaf, terutama wakaf uang, masih rendah. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya sosialisasi secara masif dan melibatkan berbagai pihak agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

    Sementara itu, Ketua Umum PC IMM Sukabumi, Fajri, menilai bahwa program wakaf abadi yang dijalankan Pemkot Sukabumi bersama Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB) mengabaikan prinsip akuntabilitas dan transparansi. MoU program ini diketahui ditandatangani pada 27 Maret 2025.

     

    “Setelah kami lakukan kajian dan investigasi, kami membawa enam tuntutan utama. Karena mengatasnamakan Pemkot Sukabumi, maka seharusnya program ini memperhatikan prinsip partisipasi publik dan akuntabilitas,” ujar Fajri dalam keterangannya kepada media, Senin (14/04).

    IMM menyoroti target pengumpulan dana wakaf abadi sebesar Rp2,8 miliar per tahun, yang menurut mereka sangat besar dan berpotensi disalahgunakan bila tidak dikelola dengan transparan. Mereka juga menyayangkan sikap wali kota yang tidak menemui massa aksi selama dua jam unjuk rasa berlangsung.

    Di sisi lain, Sekretaris PC IMM Sukabumi, Diki Agus, menyoroti potensi konflik kepentingan dalam pengelolaan program tersebut. Ia menyebutkan bahwa Yayasan Doa Bangsa didirikan oleh Wali Kota Ayep Zaki, dan MoU program ini ditandatangani oleh adik wali kota yang menjabat di yayasan tersebut.

    “Secara regulasi, lembaga ini memang di bawah pengawasan BWI, namun masalah utamanya bukan legalitas, melainkan etika dan tata kelola. Ini adalah MoU antara kakak dan adik, yang sangat rawan menimbulkan konflik kepentingan,” tegas Diki.

    IMM mendesak agar program ini dihentikan sementara waktu hingga seluruh proses pengelolaan dan pendistribusiannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan publik. Mereka juga menegaskan akan terus mengawal isu ini dan siap melakukan aksi lanjutan jika tuntutan tidak ditanggapi. (Cr5)

  • Setelah Sempat Tertunda, Insentif RT RW Sukabumi Dipastikan Cair Minggu Ini

    Setelah Sempat Tertunda, Insentif RT RW Sukabumi Dipastikan Cair Minggu Ini

    SUKABUMIKITA.ID – Kabar baik datang bagi para Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) se-Kota Sukabumi. Setelah sempat mengalami keterlambatan, pencairan insentif yang selama ini dinanti-nanti akhirnya mendapat kepastian. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, memastikan bahwa insentif akan mulai dicairkan pada Selasa, 15 April 2025.

    Kepastian ini disampaikan Ayep saat meluncurkan program “Nyaah Ka Indung” pada Jumat (11/04). Di hadapan tamu undangan dan para pejabat pemerintahan, Ayep menegaskan bahwa pencairan insentif RT dan RW tidak boleh lagi mengalami penundaan.

    “Insentif RT dan RW nanti hari Selasa besok harus sudah bisa dicairkan. Sudah tidak bisa ditunda lagi,” tegas Ayep.

    Ayep mengakui bahwa pencairan sempat tertunda karena kendala administratif dan padatnya agenda pemerintahan menjelang Hari Raya Idulfitri. Meski ia dijadwalkan dinas luar kota pada Senin, keputusan tetap diambil agar pencairan bisa dilaksanakan paling lambat hari Selasa.

    “Saya Senin sebetulnya ada kegiatan ke luar kota, kalau ditunggu lagi baru bisa hari Kamis. Oleh karenanya, saya ambil keputusan insentif RT RW harus bisa diberikan hari Selasa besok,” jelasnya.

    Polemik Keterlambatan dan Janji Kenaikan Insentif

    Keterlambatan pencairan insentif ini sempat menimbulkan polemik di masyarakat. Beberapa Ketua RT dan RW mengaku kecewa karena insentif tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja mereka di lapangan. Bahkan, sempat muncul protes dari sejumlah wilayah yang merasa hak mereka belum terpenuhi.

    Selain itu, sorotan juga tertuju pada janji kampanye pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi terkait kenaikan nominal insentif. Janji tersebut kini menjadi harapan besar bagi para Ketua RT dan RW di seluruh penjuru kota.

    “Berdasarkan informasi, memang rencananya mau dinaikkan. Untuk insentif Ketua RT menjadi Rp500 ribu per bulan, dan Ketua RW menjadi Rp700 ribu,” ungkap salah satu Ketua RW di Kecamatan Cikole yang enggan disebutkan namanya.

    Harapan ke Depan: Tepat Waktu dan Konsisten

    Dengan kepastian pencairan pada Selasa mendatang, diharapkan persoalan keterlambatan insentif tidak lagi terulang. Pemerintah Kota Sukabumi juga diharapkan dapat menjaga konsistensi dalam penyaluran hak bagi para Ketua RT dan RW yang menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat di tingkat paling bawah.

    Kenaikan insentif yang telah dijanjikan pun kini menjadi fokus perhatian. Realisasi kenaikan tersebut akan menjadi tolok ukur komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan perangkat lingkungan sekaligus pembuktian atas janji politik yang pernah disampaikan kepada publik. (Cr5)

  • Momentum 111 Tahun Kota Sukabumi: Menyala dalam Semangat Persatuan dan Tradisi Lokal

    Momentum 111 Tahun Kota Sukabumi: Menyala dalam Semangat Persatuan dan Tradisi Lokal

    SUKABUMIKITA.ID Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi pada Kamis, 10 April 2025, menjadi tonggak penting yang dipenuhi semangat kebersamaan, penghormatan terhadap sejarah, dan tekad kuat menatap masa depan. Pemerintah Kota Sukabumi mengawali peringatan ini dengan menggelar ziarah rombongan ke Taman Makam Pahlawan Suryakencana, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi tanah kelahiran.

    Suasana upacara ziarah berlangsung khidmat. Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, memimpin langsung prosesi tersebut, didampingi Wakil Wali Kota Bobby Maulana, unsur Forkopimda, jajaran instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, hingga para pelajar. Doa bersama dan tabur bunga menjadi momen reflektif yang mengingatkan seluruh peserta pada arti perjuangan dan pengorbanan para pendahulu dalam membangun Kota Sukabumi.

    Ziarah Sebagai Simbol Rasa Hormat dan Kesadaran Sejarah

    Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa ziarah ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud penghormatan yang mendalam terhadap nilai-nilai sejarah dan perjuangan. “Kita tidak akan pernah sampai di titik ini tanpa perjuangan para pahlawan. Peringatan hari jadi ini menjadi pengingat bahwa kita melangkah di atas pijakan sejarah yang telah mereka tanam,” ujar Ayep.

    Ia menambahkan bahwa Kota Sukabumi harus terus tumbuh sebagai kota yang kuat secara spiritual dan material, selaras dengan akar sejarah dan nilai-nilai tradisi masyarakat Sunda.

    Rapat Paripurna: Menyatukan Gagasan, Menyulam Harapan

    Setelah upacara ziarah, peringatan dilanjutkan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Sukabumi yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD. Rapat ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Jabar Kusmana Hartadji, Forkopimda, serta tokoh masyarakat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menekankan bahwa sejak berdiri pada 1 April 1914, Kota Sukabumi telah mengalami transformasi luar biasa. Dari masa ke masa, para pemimpinnya terus berupaya menjaga marwah kota yang dibangun untuk rakyat—dahulu dikenal dengan istilah Kota Praja.

    “Kota ini dibangun untuk memberi pelayanan dan ketenteraman bagi rakyat. Maka pembangunan harus selalu berpijak pada kemaslahatan masyarakat,” jelas Ayep.

    “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya”

    Tema besar tahun ini, “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya,” menjadi semangat utama dalam setiap rangkaian kegiatan peringatan. ‘Bercahaya’ diartikan bukan hanya secara fisik, tetapi juga moral dan spiritual—kota yang bersih, cerdas, harmonis, agamis, dan berdaya.

    Wali Kota Ayep menggambarkan kondisi ideal Sukabumi sebagai kota yang kokoh, tenteram, dan sejahtera. Ia menyampaikan bahwa ketika masyarakat kuat secara lahir dan batin, maka perdamaian dan kesejahteraan akan tercipta. “Damai bukan berarti sunyi, tetapi keadaan masyarakat yang hidup dalam ketenangan dan produktivitas,” ujarnya.

    Makna 111: Simbol Kolaborasi dan Kekompakan

    Menariknya, Ayep memberikan makna simbolis pada angka 111—angka yang dianggap sebagai representasi kekompakan, kesatuan langkah, dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. “Tiga angka satu ini mencerminkan kekuatan kolaborasi. Inilah fondasi Kota Sukabumi ke depan,” ucapnya penuh semangat.

    Ia pun mengutip pepatah Sunda, “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak,” sebagai simbol pentingnya persatuan dan harmoni di tengah kehidupan bermasyarakat. Ayep menegaskan bahwa nilai saling asah, asih, dan asuh harus terus menjadi semangat dasar warga Sukabumi.

    Visi ke Depan: Sukabumi yang Mandiri dan Berdaya

    Dalam pidatonya, Ayep juga menyinggung soal peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai indikator kemandirian kota. Ia menekankan bahwa kota yang mandiri adalah kota yang mampu membiayai pembangunan tanpa bergantung sepenuhnya pada pusat.

    Namun, menurutnya, pembangunan tidak cukup dengan narasi besar. Diperlukan kerja nyata dan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat. Ia pun mengangkat pentingnya penerapan nilai-nilai Panca Waluya yang digaungkan Gubernur Dedi Mulyadi: cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (cerdas), dan singer (tangkas).

    “Kelima nilai ini adalah fondasi pembangunan manusia unggul yang akan membawa Sukabumi menuju masa depan emas,” jelas Ayep.

    Dedi Mulyadi: Sukabumi Punya Potensi Jadi Kota Percontohan

    Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kekompakan dan semangat perubahan yang ditunjukkan Kota Sukabumi. Ia menilai kota ini memiliki potensi besar menjadi contoh dalam penyediaan layanan dasar kota seperti air bersih, listrik, dan pengelolaan sampah.

    “Pemimpin daerah harus hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung kebutuhan mereka, dan memastikan pembangunan menyentuh semua lapisan,” ujar Dedi.

    Ia pun mendorong penguatan pendidikan yang pro-rakyat sebagai bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan.

    Membangun dengan Tradisi, Melangkah dengan Harapan

    Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi tidak hanya mengajak masyarakat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga menata masa depan dengan kekuatan nilai-nilai lokal. Tradisi Sunda, budaya gotong royong, serta filosofi hidup harmonis menjadi pijakan menuju Sukabumi yang bercahaya.

    Ayep menutup sambutannya dengan ajakan membangun Kota Sukabumi bersama. “Saatnya kita nyalakan cahaya. Bersama-sama kita jaga Sukabumi agar tetap bersih, terang, dan penuh harapan. Karena Sukabumi bukan sekadar kota, tapi keluarga besar yang harus dijaga bersama.” (Cr5)

  • Rayakan HUT Ke-111 Kota Sukabumi dan HUT Ke-30 Indosiar, Wali Kota Ayep Zaki Tanam Pohon Pala sebagai Simbol Kebaikan

    Rayakan HUT Ke-111 Kota Sukabumi dan HUT Ke-30 Indosiar, Wali Kota Ayep Zaki Tanam Pohon Pala sebagai Simbol Kebaikan

    SUKABUMIKITA.ID Suasana penuh makna menyelimuti peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-111 Kota Sukabumi yang digelar berbarengan dengan HUT ke-30 Indosiar di halaman SMP IT Hayyatan Thoyyibah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Kamis (10/04/2025). Acara yang dibingkai dalam semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan media nasional ini mengusung kegiatan penanaman pohon pala sebagai simbol menanam kebaikan untuk masa depan yang lebih harum.

    Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki, Anggota DPR RI Dapil Sukabumi Desy Ratnasari, Ketua Umum Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) SCTV-Indosiar Imam Sudjarwo, serta sejumlah pejabat dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Para pelajar dan masyarakat sekitar juga tampak antusias menyambut dan mengikuti kegiatan yang sarat pesan lingkungan dan spiritual ini.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menyampaikan bahwa penanaman pohon pala bukan hanya sekadar seremonial penghijauan, tetapi merupakan simbol filosofis dari upaya menanam kebaikan di tengah masyarakat Kota Sukabumi.

    “Penanaman pohon ini bertepatan dengan dua momen istimewa: HUT ke-111 Kota Sukabumi dan HUT ke-30 Indosiar. Ini bukan kebetulan semata, tetapi sebuah momentum penting untuk kita refleksikan makna dari menanam,” ujar Ayep Zaki.

    Ayep menjelaskan, sebagai wali kota yang baru menjabat, dirinya ingin mengawali tahun pertamanya dengan tindakan yang bermakna. Menurutnya, menanam pohon pala yang merupakan salah satu komoditas khas Sukabumi adalah bentuk ikhtiar menciptakan warisan kebaikan bagi generasi mendatang.

    “Hari ini kita menanam pohon, tapi sejatinya kita sedang menanam kebaikan. Dan kelak, kebaikan itu akan dipanen bersama oleh anak cucu kita,” ucapnya.

    Lebih jauh, Ayep Zaki mengaitkan kegiatan ini dengan visi jangka panjang pembangunan Kota Sukabumi yang sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.

    “Kalau nanti 1 April 2029 tiba, menjelang Indonesia Emas, kita berharap Sukabumi juga menjadi bagian dari narasi besar itu. Maka dari sekarang, kita harus menanamkan nilai-nilai kebaikan, salah satunya melalui pelestarian lingkungan,” tegasnya.

    Menurut Ayep, pohon pala dipilih karena memiliki nilai historis, ekonomis, dan filosofis yang kuat. Selain menjadi tanaman khas yang tumbuh subur di tanah Sukabumi, pala juga dikenal sebagai rempah yang memiliki aroma harum.

    “Semoga Sukabumi juga harum, bukan hanya karena pala, tetapi karena warganya yang penuh kebaikan,” tambahnya.

    Sementara itu, Anggota DPR RI Desy Ratnasari yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi atas sinergi antara pemerintah daerah dan pihak media nasional. Ia menyebut penanaman pohon pala ini bukan hanya langkah konservasi lingkungan, tetapi juga wujud pelestarian identitas lokal Sukabumi.

    “Ini adalah langkah luar biasa. Sukabumi punya kekayaan lokal yang harus terus dijaga. Pala adalah identitas, dan penanaman hari ini menunjukkan komitmen kita semua terhadap pelestarian budaya sekaligus lingkungan,” ujar Desy.

    Kegiatan ini juga ditandai dengan pemberian bibit pohon pala secara simbolis kepada perwakilan sekolah dan masyarakat. Selain itu, para tamu undangan melakukan penanaman langsung di halaman sekolah sebagai bentuk partisipasi nyata.

    Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan harapan agar Sukabumi semakin maju, hijau, dan penuh kebaikan di usianya yang ke-111. Kolaborasi dengan Indosiar pun diharapkan terus berlanjut, tidak hanya dalam kegiatan sosial, tetapi juga dalam memperkenalkan potensi Sukabumi ke kancah nasional. (Cr5)

  • Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    SUKABUMIKITA.ID – Usai menikmati aneka hidangan khas Lebaran yang lezat namun tinggi lemak dan kolesterol, kini saatnya masyarakat mulai mengontrol kembali kondisi tubuh.

    Melalui kampanye kesehatan di media sosial, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengajak seluruh warga untuk melakukan pengecekan kadar kolesterol pasca libur Idulfitri 1446 Hijriah.

    Dalam unggahan yang dibagikan di akun resmi Dinkes, masyarakat diajak untuk tidak menunda-nunda pemeriksaan kesehatan, terutama kadar kolesterol yang berpotensi meningkat akibat pola makan saat lebaran.

    “Mari jaga kesehatan setelah lebaran. Cek kadar kolesterol Anda di Puskesmas terdekat!” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam kampanyenya.

    15 Puskesmas Siaga Layani Pemeriksaan Kolesterol

    Dinkes Kota Sukabumi memastikan bahwa layanan kesehatan tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini, terdapat 15 Puskesmas aktif di berbagai wilayah Kota Sukabumi yang siap melayani pemeriksaan kolesterol dan kesehatan umum lainnya.

    Berikut daftar lengkap Puskesmas beserta alamatnya:

    1. Puskesmas Selabatu – Jl. Kenari No. 2, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole

    2. Puskesmas Cipelang – Jl. KH Ahmad Sanusi No. 21

    3. Puskesmas Sukabumi – Jl. RA Kosasih No. 147, Ciaul

    4. Puskesmas Karangtengah – Jl. Tanjung Sari No. 14, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh

    5. Puskesmas Pabuaran – Jl. Pabuaran No. 49, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong

    6. Puskesmas Benteng – Jl. Benteng Kidul No. 70, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong

    7. Puskesmas Gedong Panjang – Jl. RH Didi Sukardi No. 229

    8. Puskesmas Sukakarya – Jl. Sukakarya

    9. Puskesmas Tipar – Jl. Pelabuhan II, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang

    10. Puskesmas Nanggeleng – Jl. Pelda Suryanta, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang

    11. Puskesmas Baros – Jl. Raya Baros

    12. Puskesmas Lembursitu – Jl. Pelabuhan II KM 6

    13. Puskesmas Cikundul – Jl. Merdeka No. 291, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu

    14. Puskesmas Limusnunggal – Jl. Rawa Belut No. 05, Kecamatan Cibeureum

    15. Puskesmas Cibeureumhilir – Jl. Ciandam, Kecamatan Cibeureum

    Masyarakat tinggal datang ke Puskesmas terdekat dan memanfaatkan layanan pemeriksaan, baik untuk kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, maupun konsultasi kesehatan lainnya.

    Kenapa Kolesterol Perlu Dicek Setelah Lebaran?

    Lebaran seringkali identik dengan konsumsi makanan tinggi lemak seperti opor ayam, rendang, gulai, hingga aneka kue kering yang sarat mentega dan gula.

    Pola konsumsi ini jika tidak dikontrol dapat memicu lonjakan kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

    Menurut para ahli kesehatan, kadar kolesterol yang tinggi tidak menimbulkan gejala secara langsung, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa tubuhnya berada dalam kondisi bahaya.

    “Pemeriksaan kadar kolesterol penting dilakukan sebagai langkah deteksi dini. Jangan tunggu sakit dulu baru periksa,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, Kamis (10/04/2025).

    Tak Sempat ke Puskesmas? Gunakan Aplikasi Satu Sehat Mobile

    Sebagai bagian dari transformasi layanan digital, Dinkes Kota Sukabumi juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi “Satu Sehat Mobile” yang dapat diunduh melalui smartphone Android maupun iOS.

    Aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengakses riwayat kesehatan, catatan medis, dan bahkan melihat ketersediaan layanan di fasilitas kesehatan terdekat. Dalam jangka panjang, sistem ini mendukung terwujudnya ekosistem layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan efisien.

    “Satu Sehat adalah upaya digitalisasi layanan yang mempermudah masyarakat untuk terhubung dengan layanan kesehatan kapan saja dan di mana saja,” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam unggahan di akun media sosialnya.

    Langkah Sederhana, Dampak Besar

    Ajakan untuk mengecek kadar kolesterol ini bukan sekadar rutinitas medis biasa. Langkah sederhana ini bisa menjadi awal dari perubahan pola hidup yang lebih sehat.

    Deteksi dini memungkinkan tindakan pencegahan lebih dini pula, seperti perubahan pola makan, olahraga rutin, atau pengobatan sesuai anjuran dokter.

    Dinkes Kota Sukabumi berharap masyarakat tidak abai terhadap kesehatan pasca Lebaran. Mengedepankan pola hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan berkala menjadi kunci mencegah berbagai penyakit kronis yang bisa membayangi. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    SUKABUMIKITA.ID – Momentum mudik dan libur Idul Fitri 2025 menjadi panggung kesiapsiagaan penuh bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi. Selama 16 hari operasional lima Posko Kesehatan Mudik, sejak 23 Maret hingga 7 April 2025, petugas Dinkes telah memberikan pelayanan kepada 931 orang, baik dalam bentuk edukasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tindakan kegawatdaruratan.

    Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, menjelaskan bahwa dari total tersebut, 482 orang menjadi sasaran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait kesehatan. Sementara 443 orang lainnya mendapatkan pelayanan kesehatan langsung, baik berupa pemeriksaan ringan maupun penanganan medis lebih lanjut.

    “Alhamdulillah, pelayanan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berjalan lancar. Petugas kami total menangani 931 orang dengan berbagai jenis tindakan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam situasi padat seperti arus mudik Lebaran,” kata Reni kepada awak media, Kamis (10/4/2025).

    Beroperasi di Titik Strategis, Jangkau Berbagai Kalangan

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di sejumlah lokasi strategis, yakni:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Posko-posko ini menyasar berbagai kalangan, mulai dari pengunjung lokasi publik, pemudik yang melintas, pendatang dari luar kota, hingga para petugas lapangan yang berjibaku dalam pengamanan dan kelancaran arus mudik.

    Reni menambahkan bahwa posko-posko tersebut tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga pada upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat. KIE yang dilakukan mencakup penyuluhan pola hidup sehat, pencegahan penyakit tidak menular, serta edukasi terkait pertolongan pertama.

    Kasus Hipertensi Mendominasi, Disusul Keluhan Umum Lainnya

    Dari jenis penyakit yang ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi keluhan terbanyak, dengan 49 kasus. Kondisi ini sangat lazim ditemukan terutama pada pemudik usia lanjut yang kelelahan, kurang istirahat, atau mengonsumsi makanan tinggi garam selama perjalanan.

    Selain hipertensi, beberapa keluhan lain yang sering ditangani meliputi:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya oleh petugas kami. Kami juga menyiapkan jalur rujukan untuk pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ujar Reni.

    Tercatat ada empat pasien yang ditangani dalam kondisi kegawatdaruratan, dan dua pasien lainnya harus dirujuk ke RSI Assyifa Sukabumi karena memerlukan penanganan lanjutan yang tidak bisa ditangani di posko.

    Peran Vital Posko Kesehatan dalam Tradisi Mudik

    Tradisi mudik memang membawa kebahagiaan, namun juga menyimpan potensi risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Perjalanan panjang, cuaca panas, kurang tidur, hingga stres di perjalanan menjadi pemicu utama munculnya berbagai keluhan fisik.

    Di sinilah peran posko kesehatan menjadi sangat vital, tidak hanya sebagai tempat darurat bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik edukasi dan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan masyarakat.

    “Posko kesehatan ini bukan sekadar formalitas. Kehadirannya telah menyentuh banyak pihak yang mungkin tidak sempat atau enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan formal,” terang Reni.

    Sinergi Lintas Sektor, Pelayanan Maksimal

    Keberhasilan operasional posko mudik juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Reni menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas kesehatan yang bekerja tanpa lelah, juga kepada lintas sektor seperti Dinas Perhubungan, kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan lainnya.

    “Kami tidak bekerja sendiri. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa demi melindungi masyarakat selama masa mudik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu mendukung operasional posko kesehatan ini,” ujarnya.

    Evaluasi dan Perencanaan ke Depan

    Dinkes Kota Sukabumi menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama masa operasional posko akan menjadi bahan evaluasi penting dalam menyusun kebijakan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Dengan pendekatan berbasis data, perencanaan ke depan diharapkan lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Dari laporan-laporan yang masuk, kami bisa mengidentifikasi tren penyakit, titik-titik rawan, dan potensi perbaikan sistem layanan. Ke depan, posko kesehatan akan terus kami tingkatkan baik dari segi fasilitas maupun kualitas SDM-nya,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Gubernur Jabar Tegaskan Prioritas Infrastruktur, Wali Kota Sukabumi Apresiasi Langkah Strategis di Forum Pra-RUPS

    Gubernur Jabar Tegaskan Prioritas Infrastruktur, Wali Kota Sukabumi Apresiasi Langkah Strategis di Forum Pra-RUPS

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus memperkuat langkah-langkah strategis dalam pembangunan daerah. Hal ini terlihat dari digelarnya Pra-Rapat Umum Pemegang Saham (Pra-RUPS) pada Rabu, 9 April 2025, di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

    Agenda penting ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, dan dihadiri oleh seluruh kepala daerah se-Jawa Barat, termasuk Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki.

    Forum tersebut menjadi ajang konsolidasi antar pimpinan daerah untuk mempertegas komitmen bersama dalam pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur dan penguatan tata kelola keuangan daerah melalui BJB (Bank Jabar Banten). Kehangatan dan nuansa kekeluargaan mewarnai diskusi yang berlangsung, menciptakan suasana guyub yang penuh semangat kolaborasi.

    Fokus Pembangunan Jalan: Dari Provinsi ke Desa

    Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah skala prioritas pembangunan jalan. Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan, Pemprov Jabar akan memfokuskan pembangunan infrastruktur jalan provinsi sebagai langkah awal dalam memperbaiki konektivitas wilayah.

    “Setelah jalan provinsi tuntas, pembangunan akan berlanjut ke jalan-jalan di tingkat kota/kabupaten, hingga menyentuh infrastruktur jalan desa,” ujar Kang Dedi dalam arahannya.

    Langkah ini disambut positif oleh para kepala daerah. Salah satunya datang dari Wali Kota Sukabumi,  Ayep Zaki, yang menilai pendekatan tersebut sebagai strategi berjenjang yang sangat efektif.

    “Pak Gubernur sangat konsisten terhadap pembangunan jalan, dan itu dimulai dari level provinsi ke kabupaten/kota, lalu ke desa. Ini kami apresiasi karena akan berdampak langsung terhadap mobilitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ungkap Ayep Zaki usai mengikuti pertemuan.

    Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang merata tidak hanya memperlancar akses, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi pelayanan publik dan pemerataan pembangunan antarwilayah.

    Profesionalisme Pengelolaan BJB: Menjaga Aset Bersama

    Topik lain yang tak kalah penting dalam Pra-RUPS kali ini adalah penguatan manajemen Bank Jabar Banten (BJB). Gubernur Dedi Mulyadi menekankan bahwa penunjukan jajaran direksi dan komisaris BJB harus dilakukan secara profesional dengan mempertimbangkan kompetensi dan integritas.

    “BJB adalah bank milik rakyat Jawa Barat. Tata kelola yang baik dan profesionalisme harus menjadi pilar utama. Kita ingin BJB dikelola oleh orang-orang yang punya kapabilitas dan orientasi pada pelayanan publik serta profitabilitas sehat,” tegas Gubernur.

    Wali Kota Sukabumi sepakat dengan pandangan tersebut. Ia menyatakan bahwa BJB merupakan aset strategis bukan hanya milik provinsi, tetapi juga milik kabupaten/kota di Jawa Barat.

    “BJB sangat penting bagi daerah, termasuk Sukabumi. Kami berharap pengelolaan bank ini semakin profesional dan bisa memberi manfaat besar bagi pembangunan di daerah,” ujar Ayep.

    Kebersamaan Para Kepala Daerah: Simbol Kolaborasi Jabar

    Yang menarik, suasana forum tidak hanya kental dengan semangat kerja dan konsolidasi, tetapi juga hangat dengan nuansa kekeluargaan antar kepala daerah. Ayep Zaki menyebut adanya kegiatan arisan kepala daerah, sebuah momen simbolik yang mencerminkan kedekatan dan kekompakan para pemimpin daerah se-Jawa Barat.

    “Atmosfer kekeluargaannya terasa sekali. Bahkan tadi ada arisan kepala daerah, dan yang pertama menang arisan adalah Bupati Bogor. Hal-hal kecil seperti ini sangat berarti untuk memperkuat rasa persaudaraan dan sinergi,” ungkapnya dengan senyum.

    Kekompakan ini menjadi bekal penting dalam mengarungi tantangan pembangunan ke depan. Dengan komunikasi yang baik dan hubungan personal yang akrab, sinergi antarwilayah diharapkan dapat semakin solid.

    Sambut Kehadiran Gubernur di Hari Jadi Kota Sukabumi

    Di akhir pernyataannya, Wali Kota Sukabumi menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas rencana kehadiran Gubernur Jawa Barat dalam Rapat Paripurna Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi yang akan digelar pada Kamis, 10 April 2025.

    “Pak Gubernur dijadwalkan hadir dalam Rapat Paripurna besok. Ini adalah kehormatan bagi warga Kota Sukabumi. Momentum Hari Jadi akan semakin bermakna dengan kehadiran beliau,” ucap Ayep.

    Kehadiran Gubernur dalam peringatan hari jadi kota bukan hanya simbol kehormatan, tetapi juga bentuk nyata perhatian dan dukungan Pemprov Jabar terhadap pembangunan Kota Sukabumi.

    Membangun Jabar Bersama: Dari Pakuan ke Penjuru Desa

    Pra-RUPS ini menjadi bukti nyata bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan seluruh kepala daerah berkomitmen untuk membangun Jawa Barat secara inklusif dan berkeadilan. Dengan skala prioritas yang jelas, pendekatan profesional dalam tata kelola keuangan daerah, serta atmosfer kebersamaan antar pimpinan daerah, Jawa Barat siap melangkah maju.

    Dari Gedung Pakuan di Bandung, tekad itu menyebar ke seluruh pelosok—dari kota hingga desa. Dan di tengah gelombang semangat itu, Sukabumi pun siap mengambil peran pentingnya sebagai kota yang ‘bercahaya’, seiring perayaan usianya yang ke-111. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    SUKABUMIKITA.ID Momentum mudik Lebaran 2025 menjadi ajang kesiapsiagaan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

    Dalam rentang waktu 23 Maret hingga 7 April 2025, sebanyak 931 orang tercatat mendapatkan berbagai bentuk pelayanan kesehatan dari lima Posko Kesehatan Mudik yang disiagakan oleh Dinkes Kota Sukabumi.

    Data tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, pada Rabu (09/04/2025). Ia menyampaikan, dari jumlah tersebut, 482 orang merupakan penerima layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai kesehatan.

    Selain itu, 443 orang mendapatkan penanganan kesehatan langsung, termasuk empat pasien dengan kondisi kegawatdaruratan, serta dua orang pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit.

    “Alhamdulillah, seluruh proses pelayanan kesehatan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berlangsung dengan lancar. Kami total menangani 931 orang dengan berbagai tindakan medis dan edukatif. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Reni kepada awak media.

    Posko Strategis di Titik Keramaian

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di lokasi-lokasi strategis dengan mobilitas tinggi, antara lain:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Sasaran utama dari layanan ini mencakup pengunjung tempat publik, para pemudik, pendatang yang masuk ke wilayah Sukabumi, serta petugas lintas sektor yang bertugas di lapangan.

    Menurut Reni, keberadaan posko tidak hanya bersifat reaktif terhadap gangguan kesehatan, tetapi juga bersifat preventif dan promotif, terutama melalui penyuluhan kesehatan dan edukasi yang diberikan langsung oleh tim medis di lapangan.

    Hipertensi Masih Jadi Momok Utama

    Dari analisis jenis penyakit yang diderita para pengunjung posko, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi kasus yang paling dominan, dengan 49 orang tercatat mengalami keluhan tersebut. Reni menyebutkan, selain hipertensi, beberapa penyakit lain yang juga kerap ditangani di posko mudik antara lain:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya. Petugas kami bekerja 24 jam secara bergiliran, dan kami pastikan ketersediaan obat, logistik medis, dan armada rujukan dalam kondisi siap siaga,” tambah Reni.

    Refleksi Kesehatan dalam Budaya Mudik

    Fenomena kesehatan dalam tradisi mudik memang selalu menjadi perhatian. Keletihan dalam perjalanan, kurangnya istirahat, konsumsi makanan tidak teratur, hingga tekanan emosional karena lalu lintas yang padat bisa menjadi pemicu berbagai gangguan kesehatan.

    Dari sinilah peran strategis Dinkes hadir melalui posko kesehatan. Tidak hanya menjadi tempat singgah bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik intervensi cepat, edukasi gaya hidup sehat, dan advokasi kesehatan kepada masyarakat yang sering kali abai akan kondisi fisiknya di tengah euforia mudik dan perayaan Lebaran.

    Dinkes Apresiasi Dukungan Lintas Sektor

    Dr. Reni juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, BPBD, hingga relawan kesehatan yang turut bergabung dalam sistem jaga posko. Ia menekankan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan kesehatan selama masa libur panjang ini.

    “Semangat kolaborasi ini sangat penting. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menjaga kesehatan warga Sukabumi dan para pemudik,” katanya.

    Pelayanan Berbasis Data untuk Kebijakan Lebih Baik

    Dinkes Kota Sukabumi juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama operasional posko mudik akan dijadikan bahan evaluasi dan acuan kebijakan ke depan. Dengan pendekatan berbasis data, program kesehatan saat momen besar seperti mudik dapat dirancang lebih akurat, responsif, dan tepat sasaran.

    “Kami belajar dari lapangan. Apa yang kami temui, kami catat, kami pelajari, dan nanti kami formulasikan sebagai bagian dari perencanaan program ke depan. Harapannya, layanan kami makin dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Hangat dan Penuh Makna, Dinkes Kota Sukabumi Gelar Halal Bihalal Usai Libur Lebaran

    Hangat dan Penuh Makna, Dinkes Kota Sukabumi Gelar Halal Bihalal Usai Libur Lebaran

    SUKABUMIKITA.ID – Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan menyelimuti lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, saat seluruh jajaran petugas mengikuti kegiatan Halal Bihalal pasca libur panjang Idulfitri 1446 Hijriah.

    Acara ini digelar pada Selasa (08/04/2025) di Sekretariat Dinas Kesehatan dan menjadi momen berharga untuk saling memaafkan, mempererat silaturahmi, serta menyegarkan kembali semangat pelayanan kepada masyarakat.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, M.Kes, menyampaikan bahwa Halal Bihalal yang digelar di hari pertama kerja ini bukan hanya seremonial tahunan, tapi juga bentuk nyata dari budaya kerja yang mengedepankan kebersamaan dan semangat gotong royong.

    “Alhamdulillah, pada hari ini di hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran, kita menggelar kegiatan Halal Bihalal sebagai bentuk silaturahmi dan wujud kebersamaan seluruh insan kesehatan di Kota Sukabumi,” ujar Reni dalam sambutannya.

    Silaturahmi Jadi Penguat Sinergi dan Semangat Pelayanan

    Dalam suasana yang penuh keakraban, seluruh jajaran Dinkes dari berbagai bidang dan unit pelayanan tampak hadir, mulai dari staf administrasi, tenaga kesehatan, hingga kepala Puskesmas. Mereka saling bersalaman dan bermaaf-maafan, menghapus segala kekhilafan dan mempererat hubungan kerja yang solid.

    Reni menegaskan, momen Halal Bihalal ini juga menjadi refleksi penting untuk menatap tantangan ke depan, khususnya dalam hal pelayanan kesehatan yang semakin dinamis dan membutuhkan sinergi kuat antarpersonel.

    “Kita saling memaafkan dan memperkuat kebersamaan untuk membangun semangat baru dalam bekerja. Ini penting agar kita bisa terus memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” tuturnya.

    Bangkit dengan Semangat Baru: Menuju Kota Sukabumi Sehat dan Sejahtera

    Tak hanya sebagai ajang temu kangen usai libur, kegiatan ini juga menjadi pemantik motivasi bagi seluruh pegawai untuk kembali bekerja dengan hati dan dedikasi tinggi. Reni berharap, suasana positif yang tercipta dalam Halal Bihalal bisa menjadi energi baru yang membawa perubahan nyata di lingkungan kerja.

    “Ini saatnya kita mulai kembali dari awal, dengan semangat yang segar, saling mendukung, dan bersinergi membangun Kota Sukabumi yang sehat dan sejahtera,” ucapnya penuh optimisme.

    Kegiatan Halal Bihalal kemudian ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah yang semakin menguatkan rasa kekeluargaan di lingkungan Dinas Kesehatan.

    Tradisi yang Menjaga Kultur Positif dalam Pelayanan Publik

    Tradisi Halal Bihalal di instansi pemerintah, khususnya di lingkungan Dinas Kesehatan, bukan sekadar formalitas tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi penjaga kultur kerja positif, memperkuat solidaritas, dan menciptakan atmosfer kerja yang saling menghargai dan saling mendukung.

    Dinkes Kota Sukabumi percaya bahwa hubungan antarpegawai yang harmonis akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan publik, terutama di sektor kesehatan yang sangat mengandalkan kerja tim dan empati. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Hadiri Panen Raya Nasional Virtual Bersama Presiden Prabowo

    Wali Kota Sukabumi Hadiri Panen Raya Nasional Virtual Bersama Presiden Prabowo

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri kegiatan Panen Raya Nasional secara daring pada Senin, 07 April 2025.

    Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 14 provinsi di Indonesia, dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hadir langsung di lokasi utama, yaitu Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

    Panen raya ini digelar sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian nasional. Di Majalengka, Presiden Prabowo secara simbolis memanen padi varietas Inpari 32 di lahan seluas 25 hektare milik Kelompok Tani Genjah, menggunakan teknologi pertanian modern seperti combine harvester.

    Sementara itu, di Kota Sukabumi, Pemerintah Daerah bersama kelompok tani setempat turut menandai panen raya dengan memanen padi di sawah, kemudian mengikuti kegiatan nasional secara virtual dengan penuh antusias.

    Dalam pelaksanaannya, total lahan yang dipanen mencapai 348 hektare di seluruh Indonesia, dengan 13 lokasi melibatkan partisipasi virtual. Masyarakat, kelompok tani, hingga pelajar dari berbagai jenjang turut menyemarakkan momentum ini.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman dalam laporannya mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap petani. Ia menyebutkan bahwa harga gabah kini mencapai Rp6.500 per kilogram, memberikan dampak langsung bagi sekitar 100 juta petani di Indonesia.

    Ia juga menyoroti adanya penyederhanaan distribusi pupuk, di mana kini distribusi dilakukan langsung dari Kementerian Pertanian ke pabrik-pabrik pupuk tanpa melalui tahapan birokrasi yang panjang.

    “Ini adalah revolusi sektor pertanian. Produksi padi terus meningkat meski di tengah tantangan El Nino. Bahkan Bulog telah menyerap 800 ribu ton gabah, dan stok di gudang mencapai 2,4 juta ton. Diperkirakan akan menembus 3 juta ton pada akhir bulan ini,” kata Amran.

    Presiden Prabowo dalam arahannya menyampaikan enam pokok kebijakan utama, yakni stabilitas harga pangan, efisiensi pertanian, pembangunan 80 ribu koperasi baru, efisiensi anggaran, transparansi pengelolaan, serta dukungan penuh terhadap petani.

    Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan pendekatan kearifan lokal, seperti penggunaan burung hantu untuk pengendalian hama tikus, serta perbaikan sistem irigasi dan infrastruktur dasar sebagai pilar ketahanan pangan.

    Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat, Panen Raya Nasional 2025 ini diyakini menjadi momentum penting dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. (Cr5)