Sukabumikita.id

Penulis: Redaksi

  • Dinkes Kota Sukabumi Gencarkan Kolaborasi Tangani Pasien HIV

    Dinkes Kota Sukabumi Gencarkan Kolaborasi Tangani Pasien HIV

    SUKABUMIKITA.ID – Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Sukabumi kembali diperkuat melalui forum pertemuan lintas sektor yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.

    Fokus utama pertemuan ini adalah penanganan pasien HIV yang dikategorikan sebagai Lost to Follow Up (LFU), yaitu mereka yang tidak lagi menjalani terapi pengobatan secara rutin.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menyatakan bahwa sinergi antar-lembaga menjadi hal krusial dalam mengembalikan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) ke layanan pengobatan.

    “Pertemuan ini menjadi langkah awal yang strategis. Kami ingin memastikan bahwa semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, LSM, hingga petugas lapangan, punya peran dan strategi yang terarah,” ujar drg. Wita, Senin (02/06/2025).

    Ia menjelaskan bahwa tantangan utama saat ini adalah menjangkau kembali pasien yang menghentikan pengobatan. Banyak di antara mereka terhambat oleh faktor sosial, tekanan stigma dari lingkungan, hingga kurangnya pemahaman tentang pentingnya terapi antiretroviral (ARV) secara konsisten.

    “Penting bagi kita untuk mendekati kasus ini dengan perspektif komunitas, melalui edukasi yang berkelanjutan. Edukasi bukan hanya soal medis, tapi juga membangun rasa aman dan dukungan bagi pasien,” tambahnya.

    Dalam forum tersebut, Dinkes Kota Sukabumi bersama mitra lintas sektor juga membahas sejumlah strategi seperti pelacakan aktif pasien LFU, peningkatan sistem monitoring dan pelaporan, serta penguatan peran pendamping pasien di lapangan.

    “Melalui pendekatan kolaboratif ini, kami berharap dapat menekan laju penularan HIV di masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien yang kembali ke jalur pengobatan,” jelas drg. Wita.

    Ia menekankan, jika pendekatan ini dilakukan secara konsisten, maka angka keberhasilan pengobatan HIV di Kota Sukabumi akan meningkat signifikan. Kolaborasi dan dukungan dari semua elemen masyarakat, menurutnya, adalah kunci dalam memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Dorong Deteksi Dini Penyakit Lewat SATUSEHAT Mobile

    Dinkes Kota Sukabumi Dorong Deteksi Dini Penyakit Lewat SATUSEHAT Mobile

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini berbagai penyakit, terutama penyakit tidak menular.

    Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan mengajak masyarakat memanfaatkan fitur cek kesehatan gratis melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menjelaskan bahwa aplikasi ini merupakan sarana praktis dan efisien untuk melakukan skrining mandiri tanpa harus datang langsung ke fasilitas kesehatan.

    “Cukup dengan menggunakan ponsel, masyarakat bisa mengisi kuesioner kesehatan secara mandiri. Hasilnya akan langsung diterima melalui WhatsApp atau notifikasi dari aplikasi. Ini sangat memudahkan,” ujarnya saat diwawancarai pada Rabu (04/06/2025).

    Menurut Wita, upaya ini merupakan bagian dari strategi promotif dan preventif yang dikembangkan Dinas Kesehatan. Masyarakat yang melakukan skrining akan mendapatkan informasi awal terkait potensi risiko penyakit yang dimiliki, serta saran langkah lanjutan yang bisa diambil.

    “Skrining ini sangat bermanfaat untuk mengetahui lebih awal kemungkinan risiko kesehatan. Dengan data tersebut, masyarakat bisa segera mengambil langkah pencegahan, sementara petugas kesehatan bisa merancang intervensi lanjutan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa SATUSEHAT Mobile sangat berguna dalam membangun basis data kesehatan warga. Data tersebut nantinya akan menjadi acuan penting dalam pengambilan kebijakan kesehatan publik yang lebih tepat sasaran.

    “Kesadaran masyarakat akan deteksi dini akan sangat mendukung kinerja layanan kesehatan secara keseluruhan. Data dari aplikasi ini bisa menjadi pijakan dalam pelayanan berkelanjutan,” imbuhnya.

    Ia pun mengajak seluruh warga untuk tidak ragu memanfaatkan aplikasi ini. “Dengan SATUSEHAT, deteksi risiko kesehatan bisa dilakukan cepat, mudah, dan gratis. Mari bersama kita bangun budaya hidup sehat di tengah masyarakat,” pungkas drg. Wita. (Cr5)

  • Bappeda Kota Sukabumi Evaluasi RAD-PG 2025–2029, Pastikan Sinkronisasi dengan RPJMD

    Bappeda Kota Sukabumi Evaluasi RAD-PG 2025–2029, Pastikan Sinkronisasi dengan RPJMD

    SUKABUMIKITA.ID Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi tengah melakukan langkah strategis melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Tahun 2025–2029. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh program terkait ketahanan pangan dan gizi berjalan selaras dengan arah pembangunan jangka menengah daerah.

    Evaluasi tersebut dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Nomor HK.02.01/493/Bappeda/2025 yang mengatur pelaksanaan RAD-PG di wilayah Kota Sukabumi.

    “Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap RAD-PG 2025–2029 sudah kami laksanakan pekan lalu,” ungkap Erni Agus Riyani, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi, pada Selasa (3/6/2025).

    Erni menjelaskan, dokumen RAD-PG yang disusun memiliki rentang waktu lima tahun dan harus sesuai dengan masa berlaku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi, yakni dari 2025 hingga 2029. Dengan demikian, penyusunan RAD-PG tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus diselaraskan dengan Rencana Strategis (Renstra) masing-masing perangkat daerah yang berkaitan.

    “Tujuan utama penyusunan ini agar seluruh program dan target dalam RAD-PG dapat dituangkan secara konkret ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang lebih luas, seperti RPJMD dan Renstra perangkat daerah,” tambahnya.

    Sinkronisasi ini telah diperkuat secara regulatif melalui Peraturan Wali Kota Sukabumi Nomor 39 Tahun 2024, yang secara khusus mengatur tentang pelaksanaan Rencana Aksi Pangan dan Gizi Tahun 2025–2029.

    Menurut Erni, RAD-PG merupakan instrumen penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan gizi masyarakat. Dokumen ini memuat program-program lintas sektor yang terintegrasi, sehingga dapat menjadi dasar dalam menyusun kebijakan serta menjalankan program yang berdampak langsung pada masyarakat.

    “RAD-PG bukan hanya kumpulan program. Ia adalah panduan strategis untuk mengarahkan pembangunan pangan dan gizi secara menyeluruh, mulai dari hulu ke hilir, dan melibatkan berbagai sektor,” ujarnya.

    Dengan monitoring dan evaluasi yang dilakukan, diharapkan implementasi RAD-PG ke depan dapat berjalan lebih efektif, terukur, dan memberi kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup warga Kota Sukabumi. (Cr5)

  • Feri Gandeng Dinsos di Reses, Ungkap Ketimpangan Bantuan Sosial

    Feri Gandeng Dinsos di Reses, Ungkap Ketimpangan Bantuan Sosial

    SUKABUMIKITA.ID – Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Feri Sri Astrina dari Fraksi Partai Golkar, melaksanakan kegiatan reses masa persidangan ke-III Tahun 2024/2025 di wilayah Kecamatan Lembursitu, Selasa (03/06/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan warga dari Daerah Pemilihan (Dapil) II, yang mencakup Kecamatan Baros, Cibeureum, dan Lembursitu.

    Yang menonjol dalam reses kali ini, Feri menggandeng langsung Dinas Sosial Kota Sukabumi, mitra kerjanya di legislatif, untuk hadir menjawab langsung keluhan masyarakat.

    Dalam forum dialog yang berlangsung terbuka, isu bantuan sosial (bansos) menjadi sorotan utama. Warga mengaku resah dan kecewa dengan proses distribusi bansos yang dinilai tidak adil. Mereka menyampaikan bahwa banyak bantuan justru jatuh ke tangan warga tergolong mampu, sementara masyarakat yang benar-benar membutuhkan terabaikan.

    “Saya cukup tercengang ketika mendengar langsung dari warga. Mereka melihat realitas di lapangan bahwa ada penerima bantuan yang justru tergolong mampu. Sebaliknya, mereka yang benar-benar membutuhkan justru tidak kebagian,” ujar Feri.

    Feri menegaskan bahwa persoalan ini menyangkut keadilan sosial, dan tidak boleh dianggap sepele. Ia menilai penting untuk meningkatkan literasi warga dan efektivitas sistem pengawasan bansos, terutama melalui teknologi digital.

    Kepala Dinas Sosial Kota Sukabumi yang hadir dalam kegiatan tersebut memaparkan bahwa data penerima bansos saat ini terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah, dan dapat diakses serta diperbarui melalui aplikasi Cek Bansos milik Kementerian Sosial RI.

    “Masyarakat perlu tahu bahwa saat ini ada fitur sanggah di aplikasi Cek Bansos. Jika warga melihat ketidaksesuaian, misalnya ada tetangga yang tergolong mampu tapi menerima bantuan, mereka bisa melaporkannya langsung melalui aplikasi itu,” terang Feri, mengutip penjelasan Kepala Dinsos.

    Namun demikian, Feri menyoroti lemahnya sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Sukabumi terhadap fitur penting ini. Akibatnya, banyak warga belum memanfaatkan haknya untuk melakukan sanggahan atau koreksi data bansos.

    “Pemerintah tidak boleh sekadar menyajikan angka penerima, tapi harus memastikan setiap bantuan tepat sasaran. Saya, secara kelembagaan di DPRD, akan kawal hal ini,” tegas Feri.

    Lebih lanjut, Feri mendorong perlunya peran aktif masyarakat dan keterlibatan RT/RW, serta evaluasi berkala terhadap sistem pendataan. Ia juga menyebut, semua dasar hukum terkait penerima bansos telah dituangkan dalam Peraturan Wali Kota Sukabumi Nomor 130 Tahun 2023.

    “Realita di lapangan pada saat pendataan calon penerima bansos memang masih terjadi miss. Baik itu dari warga melalui aparat wilayah setempat, maupun dari pihak pemerintah daerah sendiri. Tapi semuanya harus duduk bersama agar bisa diselesaikan,” pungkasnya. (Cr5)

  • Dengar Langsung Suara Warga, Suhud Janji Kawal Aspirasi ke Paripurna

    Dengar Langsung Suara Warga, Suhud Janji Kawal Aspirasi ke Paripurna

    SUKABUMIKITA.ID – Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi Partai Golkar, Suhud Jaya Kusuma, menggelar kegiatan reses masa persidangan ke-III tahun sidang 2024/2025 pada Selasa (03/06/2025).

    Bertempat di wilayah Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, kegiatan ini dihadiri perwakilan warga dari daerah pemilihan (Dapil) I yang meliputi Kecamatan Cikole dan Citamiang.

    Sebagai anggota Komisi I yang membidangi urusan pemerintahan dan pelayanan publik, Suhud menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi masyarakat untuk menyampaikan berbagai aspirasi secara langsung.

    “Ada beberapa aspirasi penting yang disampaikan oleh warga, antara lain terkait pembenahan birokrasi pelayanan publik, sarana infrastruktur yang belum merata, serta layanan dasar pemerintahan yang masih dinilai kurang optimal,” ungkap Suhud dalam wawancara usai kegiatan.

    Lebih lanjut, Suhud menjelaskan bahwa semua aspirasi yang telah dihimpun akan diteruskan melalui jalur fraksi untuk kemudian disampaikan secara resmi dalam rapat paripurna DPRD Kota Sukabumi.

    “Kami di Fraksi Partai Golkar akan menyusun pemandangan umum fraksi dan membawa aspirasi ini ke meja paripurna. Harapannya, pemerintah daerah merespons cepat dan konkret, karena ini menyangkut kebutuhan dasar masyarakat,” tambahnya.

    Suhud juga menegaskan komitmennya untuk terus mengawal aspirasi warga hingga tuntas direalisasikan oleh pemerintah daerah. Ia berharap sinergi yang baik antara legislatif dan eksekutif bisa terus ditingkatkan demi kesejahteraan warga Kota Sukabumi, khususnya Dapil I.

    “Ini bukan sekadar agenda formal tahunan, tapi langkah nyata menyerap dan memperjuangkan hak-hak masyarakat. Kami akan kawal hingga masuk ke dalam program pembangunan yang tepat sasaran,” tegasnya. (Cr5)

  • Peringati Hari Lahir Pancasila, Wali Kota Sukabumi Soroti Tantangan Ideologi di Era Global

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Wali Kota Sukabumi Soroti Tantangan Ideologi di Era Global

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada Senin, 2 Juni 2025, di Lapang Apel Sekretariat Daerah (Setda) Kota Sukabumi. Wali Kota Ayep Zaki memimpin langsung jalannya upacara yang berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan makna.

    Upacara ini dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Wakil Wali Kota, unsur TNI-Polri, Ketua lembaga peradilan, aparatur sipil negara, serta perwakilan masyarakat. Momen ini menjadi ruang refleksi kolektif atas pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sukabumi membacakan sambutan resmi dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia. Pesan yang disampaikan menyoroti urgensi penguatan ideologi Pancasila di tengah dinamika zaman yang terus berkembang.

    Pancasila disebut sebagai satu-satunya ideologi yang mampu merajut kebhinekaan dan mengarahkan pembangunan nasional menuju keadilan sosial dan keberlanjutan.

    Dengan tema nasional “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, peringatan tahun ini mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk terus menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam setiap sendi kehidupan, baik dalam keluarga, institusi pendidikan, hingga pemerintahan.

    Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau hafalan, melainkan harus menjadi pedoman nyata dalam bersikap dan bertindak.

    “Pancasila adalah jati diri bangsa. Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga dan mengamalkannya, dalam rangka membangun persatuan, mewujudkan keadilan, dan membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dan bermartabat,” ucapnya dalam amanatnya di hadapan peserta upacara.

    Rangkaian kegiatan ditutup dengan penampilan paduan suara dari pelajar yang membawakan lagu-lagu kebangsaan, serta pembacaan ikrar kebangsaan oleh perwakilan pemuda Kota Sukabumi.

    Momen tersebut menjadi simbol semangat generasi muda dalam melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

    Peringatan Hari Lahir Pancasila ini bukan hanya seremoni tahunan, namun menjadi panggilan moral untuk terus menjaga ideologi bangsa sebagai pilar kokoh dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam negeri maupun dari arus globalisasi. (Cr5)

  • Jelang Idul Adha, Pemkot Sukabumi Gelar Gerakan Pangan Murah di Lima Titik

    Jelang Idul Adha, Pemkot Sukabumi Gelar Gerakan Pangan Murah di Lima Titik

    SUKABUMIKITA.ID — Menyambut momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 1446 H, Pemerintah Kota Sukabumi kembali meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM).

    Kegiatan ini sebagai langkah konkret yang dilakukan Pemkot Sukabumi dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok bagi masyarakat. Salah satu titik kegiatan berlangsung di Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, pada Senin (02/06/2025).

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, turun langsung meninjau pelaksanaan GPM yang diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3). Turut hadir mendampingi, Asisten Daerah II, Kepala DKP3, perwakilan DPMPTSP, Camat Citamiang, para lurah se-Kecamatan Citamiang, serta para pelaku UMKM dari wilayah sekitar.

    Dalam kegiatan ini, masyarakat dapat membeli bahan pangan strategis seperti beras, minyak goreng, telur, dan cabai dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar.

    Wali Kota menegaskan bahwa GPM ini merupakan salah satu instrumen nyata pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli warga menjelang hari raya.

    “Kami menyelenggarakan GPM di lima titik, termasuk di Gedong Panjang ini. Tujuannya untuk memastikan masyarakat tetap bisa mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau menjelang Iduladha,” ujar Ayep Zaki.

    Tidak hanya sekadar menjual bahan pangan, GPM juga menghadirkan berbagai layanan publik terpadu. Di antaranya adalah layanan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) gratis untuk pelaku usaha mikro dan kecil, serta stan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dimanfaatkan warga untuk menunaikan kewajiban perpajakan.

    Wali Kota Sukabumi juga memanfaatkan momen ini untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pajak daerah. Ia mengungkapkan bahwa potensi penerimaan dari PBB-P2 bisa mencapai Rp14 miliar, dan dana tersebut sepenuhnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan dan layanan publik.

    “Kalau seluruh warga taat membayar PBB, dampaknya akan langsung terasa pada pembangunan infrastruktur, layanan sosial, dan pelayanan publik lainnya,” jelasnya.

    Di sela kegiatan, Ayep Zaki menyempatkan diri mengunjungi stan-stan UMKM dan mencicipi berbagai produk lokal. Ia secara simbolis menyerahkan NIB kepada pelaku usaha, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap legalisasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    “Kami ingin pelaku usaha di Sukabumi makin kuat dan mandiri. Legalitas usaha adalah pintu awal untuk naik kelas,” tegas Ayep.

    Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara wali kota, camat, para lurah, serta warga setempat, sebagai simbol sinergi dalam mendorong ketahanan pangan, kemandirian ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. (Cr5)

  • Indeks Kota Toleran 2024: Sukabumi Naik Peringkat, Jadi Simbol Kerukunan Nasional

    Indeks Kota Toleran 2024: Sukabumi Naik Peringkat, Jadi Simbol Kerukunan Nasional

    SUKABUMIKITA.ID — Kota Sukabumi kembali mencatatkan prestasi nasional dengan menempati peringkat ke-6 dalam Indeks Kota Toleran (IKT) Tahun 2024 yang dirilis oleh SETARA Institute. Pencapaian ini menandai kemajuan dari posisi tahun sebelumnya, di mana Sukabumi berada di urutan ke-8.

    Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dalam seremoni peluncuran dan pemberian penghargaan IKT 2024 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta.

    “Alhamdulillah, ini adalah hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat Sukabumi. Kami bersyukur karena berhasil naik ke peringkat enam nasional. Semoga tahun depan bisa masuk lima besar,” ujar Ayep Zaki, Senin (02/06/2025).

    Wali kota juga menyampaikan bahwa prestasi ini adalah buah dari komitmen kolektif antara pemerintah daerah, lembaga keagamaan, serta warga masyarakat dalam menjaga keharmonisan dan kebhinekaan.

    “Dari tahun ke tahun, nilai IKT Kota Sukabumi menunjukkan tren positif. Sejak 2020 hingga 2023, kita konsisten masuk 10 besar nasional. Ini bukan hanya angka, tetapi mencerminkan suasana sosial yang harmonis,” tambahnya.

    Komitmen terhadap toleransi juga kembali ditegaskan Ayep Zaki saat dirinya menghadiri peringatan HUT ke-49 Badan Kerjasama Gereja-gereja Sukabumi (BKGS), yang berlangsung di Gereja Kristen Pasundan.

    Dalam keterangannya Ayep Zaki menyebut Kota Sukabumi sebagai salah satu dari 514 kota di Indonesia, yang berhasil menunjukkan praktik toleransi secara nyata.

    Namun demikian, Ayep tidak ingin sekadar puas dengan pencapaian ini. Ia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan penerbitan regulasi seperti Peraturan Wali Kota (Perwal) sebagai fondasi legal bagi upaya kerukunan.

    Tak hanya itu, ia juga menyoroti peran strategis generasi muda dalam menjaga keberagaman di tengah tantangan zaman. “Kami berharap sekolah-sekolah, komunitas pemuda, hingga organisasi kemasyarakatan aktif menanamkan dan menyuarakan nilai-nilai kebhinekaan dalam setiap aktivitas mereka,” tuturnya.

    Pemkot Sukabumi, lanjut Ayep, akan terus menciptakan ruang dialog antarumat beragama guna mencegah potensi konflik serta menyelesaikan persoalan dengan cara damai dan musyawarah. (Cr5)

  • Aspirasi Masyarakat Mengalir di Reses Agus Samsul: Dari PPDB, Air Bersih, hingga Ekonomi Pemuda

    Aspirasi Masyarakat Mengalir di Reses Agus Samsul: Dari PPDB, Air Bersih, hingga Ekonomi Pemuda

    SUKABUMIKITA.ID – Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PKB, Agus Samsul, menggelar kegiatan reses di RW 13 Ciseureuh Talang, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, pada Minggu (01/06/2025).

    Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan warga dari sejumlah RW dan kelurahan, antara lain RW 13, RW 11, RW 01, RW 05, RW 06 Kelurahan Karangtengah, serta perwakilan dari Kelurahan Benteng dan Sukakarya.

    Dalam sesi dialog terbuka, berbagai aspirasi disampaikan langsung oleh masyarakat. Agus mencatat ada tiga isu utama yang menjadi perhatian warga: penyediaan sarana air bersih (SAB), dampak regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025, dan dukungan terhadap kegiatan ekonomi pemuda di wilayah.

    Kritik terhadap Regulasi PPDB 2025

    Salah satu sorotan datang dari warga Kelurahan Karangtengah terkait kebijakan PPDB tingkat SMP yang mulai tahun ini menerapkan sistem zonasi berbasis radius domisili.

    Warga mengeluhkan bahwa hingga saat ini wilayah mereka belum memiliki sekolah negeri setingkat SMP, sehingga banyak anak berpotensi tidak tertampung karena terkendala aturan zonasi.

    “Tadi lebih menanyakan terkait regulasi penerimaan siswa baru untuk tingkat SMP. Karena di Kelurahan Karangtengah saat ini belum terdapat sekolah negeri. Sedangkan berdasarkan regulasi saat ini, penerimaan harus berdasarkan radius domisili,” ujar Agus Samsul.

    Lanjut Agus, terkait hal tersebut dirinya mengaku akan melakukan koordinasi terkait permasalahan yang terjadi dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintahan Kota Sukabumi.

    Dirinya juga menegaskan, terkait regulasi wilayah dalam penerimaan peserta didik baru tahun 2025, tentunya tidak akan mengorbankan masyarakat untuk mendapatkan hak pendidikannya dengan alasan terbentur oleh regulasi.

    “Jadi jangan sampai akibat permasalahan domisili, akhirnya warga di Kelurahan Karangtengah, jadi tidak bisa masuk ke SMP Negeri. Padahal, saat ini memang di wilayah tersebut belum tersedia sekolah negeri. Dalam forum rapat Komisi III DPRD Kota Sukabumi saya juga kerap menyampaikan persoalan ini, termasuk ketidak tersediaan SMA atau SMK Negeri seperti di wilayah Kecamatan Baros dan Kecamatan Warudoyong,” terang Agus.

    Permintaan Sarana Air Bersih dan Dukungan Literasi

    Permasalahan klasik lainnya adalah minimnya akses terhadap sarana air bersih, khususnya di RW 13 Ciseureuh Talang, RW 11 Situawi, dan RW 02 Tegal Wangi. Warga meminta agar DPRD memperjuangkan penyediaan SAB di wilayah-wilayah tersebut karena kebutuhan air bersih yang belum terpenuhi secara merata.

    Selain itu, warga RW 06 Garung menyampaikan harapan untuk mendapatkan bantuan sarana dan prasarana bagi Taman Baca Masyarakat (TBM), seperti buku dan lemari buku.

    Dukungan terhadap Ekonomi Kepemudaan

    Aspirasi lain yang mencuat adalah perlunya dukungan pemerintah terhadap aktivitas ekonomi pemuda. Warga berharap adanya program pembinaan dan dukungan modal usaha yang dapat menjangkau generasi muda agar lebih produktif dan mandiri secara ekonomi.

    Menanggapi hal tersebut, Agus menyatakan komitmennya untuk membawa seluruh aspirasi yang dihimpun ke dalam agenda pembahasan bersama Pemerintah Kota Sukabumi dalam forum rapat paripurna.

    “Semua aspirasi yang disampaikan akan saya perjuangkan dalam rapat bersama pemerintah. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami sebagai wakil rakyat,” tegasnya.

    Menambah legitimasi kegiatan, reses ini juga turut dihadiri langsung oleh Ketua DPC PKB Kota Sukabumi, Neneng Salmiah, yang memberikan dukungan terhadap proses penjaringan aspirasi dari akar rumput. (Cr5)

  • Reses Dapil 1, Inggu Sudeni Sampaikan Tiga Isu Krusial ke Pemkot Sukabumi

    Reses Dapil 1, Inggu Sudeni Sampaikan Tiga Isu Krusial ke Pemkot Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID – Di tengah momentum 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi PKS, Inggu Sudeni, melaksanakan kegiatan reses di wilayah Dapil 1 yang meliputi Kecamatan Cikole dan Citamiang, Minggu (01/06/2025).

    Dalam kegiatan reses tersebut, perwakilan warga yang hadir menyuarakan tiga isu utama yang menurut Inggu harus segera dijawab oleh Pemerintah Kota Sukabumi.

    “Alhamdulillah, hari ini saya bisa menjaring langsung aspirasi warga di Kecamatan Citamiang. Dari dialog yang kami lakukan, ada tiga hal pokok yang menjadi perhatian masyarakat, yakni kebersihan, infrastruktur, dan kondisi perekonomian di wilayah,” ujar Inggu.

    Kebersihan: Persoalan Sampah Belum Tertangani

    Isu kebersihan menjadi keluhan utama. Menurut Inggu, warga menilai penanganan sampah di Kota Sukabumi masih jauh dari ideal, padahal ini seharusnya menjadi pijakan utama dalam 100 hari awal pemerintahan Ayep Zaki–Bobby Maulana.

    “Persoalan kebersihan, khususnya sampah, belum menunjukkan perubahan signifikan. Ini harus menjadi perhatian serius, karena menyangkut kualitas hidup warga,” ungkapnya.

    Inggu menilai bahwa kegagalan mengelola kebersihan di awal masa jabatan dapat berdampak panjang terhadap kualitas tata kota dan kesehatan lingkungan.

    Infrastruktur: Jalan Rusak Masih Banyak

    Keluhan lain datang dari persoalan infrastruktur jalan. Banyak warga yang menyampaikan kondisi jalan rusak dan berlubang yang belum tersentuh perbaikan.

    “Masyarakat menyampaikan langsung bahwa masih banyak jalan di lingkungan mereka yang rusak. Ini harus masuk prioritas dalam RPJMD 2025–2030,” tegasnya.

    Menurutnya, kehadiran infrastruktur yang layak merupakan prasyarat utama untuk kelancaran mobilitas warga dan pertumbuhan ekonomi lokal.

    Perekonomian Wilayah: Kawal Program Pusat hingga ke Akar Rumput

    Selain dua hal di atas, warga juga berharap agar program-program bantuan ekonomi dari pusat dapat benar-benar dikawal dan dirasakan langsung di lapangan.

    “Masyarakat ingin agar pemerintah daerah jangan hanya seremonial. Program dari pusat harus dikawal hingga menyentuh warga yang membutuhkan,” jelas Inggu.

    Ia menambahkan, dorongan dari masyarakat ini seharusnya menjadi cermin bagi pemerintah untuk memperkuat sistem distribusi manfaat kebijakan secara merata, bukan hanya di pusat kota.

    Desakan kepada Pemkot: Jangan Abaikan Suara Warga

    Secara keseluruhan, Inggu Sudeni berharap agar pemerintah kota tidak menyia-nyiakan aspirasi yang datang langsung dari masyarakat, terlebih di masa awal kepemimpinan yang seharusnya dijadikan landasan perbaikan jangka panjang.

    “Ini bukan hanya daftar keluhan, tapi suara rakyat. Pemerintah harus segera bertindak dan menempatkan isu-isu ini dalam kerangka kebijakan yang konkret,” pungkasnya. (Cr5)