Sukabumikita.id

Penulis: Redaksi

  • MPLS 2025 di Kota Sukabumi Fokus Bentuk Karakter dan Cegah Perundungan

    MPLS 2025 di Kota Sukabumi Fokus Bentuk Karakter dan Cegah Perundungan

    SUKABUMIKITA.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru di Kota Sukabumi dimulai serentak dengan penuh antusias. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk membangun semangat kebersamaan dan menanamkan nilai karakter sejak hari pertama sekolah.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa MPLS bukan sekadar rutinitas tahunan. Program ini dirancang sebagai proses adaptasi dan pembentukan mental siswa agar siap menempuh jenjang pendidikan baru.

    “Melalui MPLS, siswa bisa mengenal lingkungan sekolah, memahami tata tertib, dan berinteraksi dengan guru serta teman sekelasnya secara positif,” ujar Punjul saat memantau pelaksanaan MPLS di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Cikole, Senin (14/7/2025).

    MPLS Harus Edukatif dan Bebas dari Intimidasi

    Punjul mengingatkan seluruh sekolah untuk memastikan kegiatan MPLS berlangsung aman, edukatif, dan menyenangkan. Ia menolak keras segala bentuk perpeloncoan atau perundungan yang masih kerap terjadi di lingkungan pendidikan.

    “MPLS harus menjadi ruang pembinaan, bukan intimidasi. Guru dan panitia wajib menciptakan suasana yang mendidik dan ramah bagi siswa baru,” tegasnya.

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi telah menerbitkan imbauan resmi kepada kepala sekolah dan guru pendamping agar pelaksanaan MPLS mengikuti prinsip edukatif, inklusif, dan berkarakter.

    Tahun ini, MPLS berlangsung selama lima hari. Setiap sekolah menjalankan agenda yang menumbuhkan nilai Pancasila, tata krama, pendidikan keagamaan, serta semangat cinta tanah air.

    Selain pengenalan lingkungan sekolah, siswa juga mengikuti berbagai kegiatan seperti simulasi kelas, proyek mini, diskusi kelompok, pelatihan kepemimpinan dasar, hingga ceramah motivasi dan penyuluhan tentang anti perundungan.

    Menurut Punjul, pendidikan bermakna tidak hanya menumbuhkan kecerdasan akademik, tetapi juga membentuk kepribadian dan mental yang kuat.
    “Kami ingin siswa tumbuh menjadi generasi yang tangguh, berkarakter, dan berakhlak baik,” katanya.

    Punjul menambahkan, beberapa sekolah kini melibatkan orang tua dalam kegiatan MPLS. Pendekatan ini bertujuan menumbuhkan dukungan moral serta semangat belajar anak sejak awal masa pendidikan.

    “Kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat penting. Anak akan lebih percaya diri jika orang tua turut mendukung proses adaptasinya,” ujarnya. (Cr5)

  • Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit, Disdikbud Kota Sukabumi Pastikan Kualitas Pendidikan Merata

    Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit, Disdikbud Kota Sukabumi Pastikan Kualitas Pendidikan Merata

    SUKABUMIKITA.ID – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa kualitas pendidikan di seluruh sekolah Kota Sukabumi kini setara. Ia memastikan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah negeri maupun swasta.

    Punjul menyamoaikan pernyataan tersebut usai menghadiri kegiatan di Gedung Juang 45, Senin (14/07/2025). Menurutnya, paradigma lama yang membuat orang tua berlomba-lomba memasukkan anak ke sekolah “favorit” harus segera ditinggalkan.

    “Semua layanan pendidikan di Kota Sukabumi memiliki standar yang sama. Kami terus mendorong guru agar meningkatkan kompetensinya melalui berbagai pelatihan,” kata Punjul.

    Evaluasi SPMB 2025: Pastikan Tidak Ada Anak Putus Sekolah

    Punjul menjelaskan, Disdikbud sedang melakukan evaluasi pasca pelaksanaan Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tahun 2025. Langkah ini bertujuan memastikan seluruh anak usia sekolah di Sukabumi memperoleh hak pendidikannya, terutama di jenjang SD dan SMP.

    Tim Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bersama instansi terkait melakukan verifikasi dan validasi terhadap data anak yang tidak bersekolah oleh Kementerian Pendidikan. Hasil pengecekan di lapangan menunjukkan, sebagian besar anak tersebut sebenarnya menempuh pendidikan di sekolah berbasis keagamaan.

    “Setelah kami cek, banyak anak yang tercatat tidak sekolah ternyata belajar di madrasah di bawah Kementerian Agama,” ungkapnya.

    Perbedaan ini terjadi karena sistem pendataan Kementerian Pendidikan (Dapodik) dan Kementerian Agama (Emis), belum terhubung secara langsung, sehingga muncul perbedaan data.

    Alternatif Pendidikan untuk Semua Anak

    Punjul menegaskan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi terus membuka akses pendidikan alternatif bagi anak-anak yang tidak bisa mengikuti sekolah formal. Beberapa di antaranya ialah program Paket A, B, dan C, serta home schooling.

    “Seperti yang disampaikan Pak Wali Kota, pemerintah memastikan tidak ada anak yang tertinggal. Mereka tetap bisa belajar lewat program kesetaraan atau homeschooling,” jelas Punjul.

    Ia menambahkan, langkah ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga agar semua anak di Sukabumi tetap mendapat hak pendidikan tanpa terkecuali.

    Perbaikan Akses Sekolah Jadi Fokus Utama

    Selain kualitas, Punjul juga menyoroti masalah akses ke sekolah. Menurutnya, beberapa sekolah mengalami penurunan jumlah pendaftar karena lokasi yang sulit terjangkau transportasi umum.

    Untuk mengatasinya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan menyediakan transportasi sekolah gratis bagi wilayah yang tidak terlayani angkutan umum.

    “Ada beberapa SD dan SMP yang sepi peminat karena tidak ada kendaraan umum ke sana. Kami berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaanagar siswa bisa berangkat sekolah lebih mudah,” ujarnya.

    MPLS, Momen Penting Pembentukan Karakter Siswa Baru

    Punjul juga menyoroti pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang tengah berlangsung di berbagai sekolah. Menurutnya, MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momen penting untuk menanamkan nilai karakter dan semangat belajar kepada siswa baru.

    “Kami ingin seluruh siswa bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengenal guru dan teman-temannya, serta tumbuh menjadi generasi unggul dan berkarakter,” tutup Punjul.

    Melalui berbagai program tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi menunjukkan komitmen kuat dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, setara, dan berkualitas di semua tingkatan. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Buka MPLS 2025: Tekankan Pendidikan Berbasis Karakter

    Wali Kota Sukabumi Buka MPLS 2025: Tekankan Pendidikan Berbasis Karakter

    SUKABUMIKITA.ID — Suasana semangat mewarnai halaman SMP Negeri 7 Kota Sukabumi pada Senin pagi (14/07/2025), saat Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, secara resmi membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi seluruh peserta didik baru tingkat SMP se-Kota Sukabumi.

    Kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi ini dihadiri oleh Kepala Disdikbud, para kepala sekolah, serta guru-guru dari berbagai satuan pendidikan. Tahun ini, MPLS dipusatkan di SMPN 7 sebagai simbol awal dimulainya perjalanan akademik bagi para siswa baru.

    Dalam kapasitasnya sebagai pembina upacara, Ayep Zaki menyampaikan pesan inspiratif tentang perjalanan hidupnya dari seorang siswa biasa, kemudian menjadi pendidik, hingga akhirnya menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi. Kisah tersebut ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan semangat belajar di kalangan generasi muda.

    “Perjalanan saya dimulai dari bangku sekolah. Itu artinya, semua anak-anak di sini juga bisa mencapai apa pun yang mereka impikan, asalkan mau belajar dan berusaha,” ujarnya di hadapan ratusan siswa dan tenaga pendidik.

    Wali kota menekankan bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal pembentukan karakter. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah fokus membangun sistem pendidikan yang terintegrasi dengan nilai keagamaan, sosial, budaya, dan moral.

    “Pendidikan harus mampu membentuk manusia yang jujur, bertanggung jawab, dan bebas dari praktik menyimpang seperti korupsi, narkoba, maupun perjudian,” tegasnya.

    Ayep Zaki juga berpesan kepada para guru agar tidak hanya mengajar pengetahuan, tetapi menjadi sumber teladan bagi siswa dalam hal integritas dan nilai-nilai kehidupan. Ia menilai bahwa guru adalah arsitek moral bangsa, yang tugasnya tidak kalah penting dibandingkan membangun infrastruktur.

    Di akhir sambutannya, Wali Kota meresmikan pembukaan MPLS se-Kota Sukabumi 2025, disertai dengan penyematan tanda peserta secara simbolis dan pelepasan balon ke udara sebagai bentuk harapan dan semangat baru.

    “Generasi muda adalah aset masa depan. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan sekolah yang mendidik secara akademis dan membentuk pribadi yang berkarakter,” pungkasnya. (Cr5)

     

  • Solutif dan Inovatif, Mahasiswa Sukabumi Rancang Sistem Pengaduan Desa Berbasis Web

    Solutif dan Inovatif, Mahasiswa Sukabumi Rancang Sistem Pengaduan Desa Berbasis Web

    SUKABUMIKITA.ID – Kepedulian terhadap persoalan pelayanan publik di tingkat desa menginspirasi dua mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) untuk berinovasi.

    Adalah Syalwa Fida Wifa dan Silvy Denia Putri, dua mahasiswi semester 6 yang sukses merancang aplikasi pengaduan masyarakat berbasis web untuk Desa Caringin, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi.

    Inovasi ini bukan sekadar proyek tugas kuliah. Berdasarkan survei yang dilakukan di lapangan, mereka menemukan bahwa mayoritas warga masih menyampaikan keluhan atau laporan secara konvensional—baik langsung ke kantor desa maupun lewat aplikasi pesan instan seperti WhatsApp.

    “Metode tersebut memang praktis, tapi sangat rentan terhadap masalah seperti kurangnya dokumentasi, lambatnya tindak lanjut, dan sulitnya pelacakan laporan,” ungkap Syalwa, Sabtu (12/07/2025).

    Berangkat dari fakta tersebut, keduanya merancang sebuah sistem digital yang dapat memfasilitasi pengaduan warga secara sistematis, transparan, dan terdokumentasi dengan baik. Aplikasi ini memungkinkan warga menyampaikan laporan kapan saja dan dari mana saja, tanpa harus datang ke kantor desa.

    “Dengan aplikasi ini, laporan akan langsung tercatat secara digital. Warga bisa memantau status pengaduannya dan menerima notifikasi jika ada tanggapan dari perangkat desa,” jelas Silvy menambahkan.

    Aplikasi tersebut telah dilengkapi dengan fitur-fitur utama seperti:

    • Formulir pengaduan online
    • Pelacakan status laporan
    • Notifikasi balasan dari pihak desa

    Saat ini, aplikasi masih dalam tahap uji coba terbatas. Pihak pemerintah Desa Caringin menyambut baik gagasan tersebut dan telah memberi ruang untuk proses uji coba yang akan melibatkan perangkat desa dan sebagian warga.

    “Kami sudah ajukan ide ini ke pihak desa. Harapannya setelah uji coba, sistem ini bisa diterapkan secara penuh dan dikembangkan sesuai kebutuhan lokal,” kata Syalwa.

    Inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pengetahuan teknologi dan kepekaan sosial dapat melahirkan solusi konkret bagi masyarakat. Di tengah tantangan digitalisasi desa, langkah yang diambil Syalwa dan Silvy menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya bisa belajar, tapi juga membawa perubahan.

  • Gedung Rp 1,6 Miliar Tanpa Koordinasi: DPRD Desak Wali Kota Lebih Kolaboratif

    Gedung Rp 1,6 Miliar Tanpa Koordinasi: DPRD Desak Wali Kota Lebih Kolaboratif

    SUKABUMIKITA.ID – Ketua DPRD Kota Sukabumi, Wawan Juanda, melontarkan kritik tajam terhadap Pemerintah Kota Sukabumi yang dinilai menjalankan proyek pembangunan tanpa koordinasi dengan lembaga legislatif. Sorotan ini muncul setelah DPRD mengaku tidak mengetahui adanya pembangunan Gedung Dekranasda senilai Rp 1,6 miliar yang baru-baru ini dilaksanakan.

    “Kami DPRD sama sekali tidak tahu menahu, bahkan tidak diundang, dan baru tahu dari media. Ini ironis dan sangat disayangkan,” kata Wawan kepada wartawan pada Sabtu (12/07/2025).

    Menurut Wawan, proyek yang sudah dieksekusi pada 2025 seharusnya telah dibahas dan disepakati bersama pada tahun anggaran sebelumnya. Namun, berdasarkan penelusurannya, tidak ada pembahasan tentang proyek tersebut dalam Rancangan APBD 2024.

    “Secara SOP, apa yang dieksekusi di tahun berjalan adalah hasil pembahasan tahun sebelumnya. Proyek Gedung Dekranasda tidak pernah kami bahas dalam Raperda APBD 2024. Ini berarti bisa jadi berasal dari APBD parsial 2025,” tegasnya.

    Namun demikian, meski berasal dari APBD parsial, Wawan menilai langkah Pemerintah Kota tetap tidak bisa dibenarkan tanpa adanya pemberitahuan resmi kepada DPRD. Menurutnya, proses komunikasi lintas lembaga adalah bagian dari prinsip transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik.

    “Sekecil apapun program, jika menyangkut penggunaan anggaran daerah, seharusnya DPRD dilibatkan. Kami punya fungsi pengawasan dan representasi masyarakat. Jangan sampai masyarakat bertanya kepada kami, dan kami tidak tahu apa-apa,” ujar politisi dari PKS tersebut.

    Wawan juga menyinggung soal prioritas pembangunan. Menurutnya, dana Rp 1,6 miliar seharusnya bisa dialokasikan untuk proyek yang lebih urgen dan menyentuh langsung pelayanan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pembangunan gedung Kecamatan Gunungpuyuh yang hingga kini belum terealisasi.

    “Kami sangat berharap ke depan Wali Kota bisa lebih istiqomah dan konsisten menjalin kolaborasi dengan DPRD dan elemen masyarakat lain. Pembangunan bukan hanya soal fisik, tapi juga proses yang partisipatif,” tambahnya.

    Pernyataan Wawan ini menjadi alarm awal atas potensi lemahnya komunikasi antar lembaga di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Jika pola sepihak terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berimbas pada penurunan kepercayaan publik dan tidak maksimalnya pembangunan daerah. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Prioritaskan Lima Masalah Utama, Ayep Zaki Tegaskan Arah Pembangunan

    Pemkot Sukabumi Prioritaskan Lima Masalah Utama, Ayep Zaki Tegaskan Arah Pembangunan

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi bergerak cepat menanggapi berbagai persoalan strategis yang dinilai bisa menghambat laju pembangunan daerah. Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar di Ruang Oproom Setda, Jumat (11/07/2025), dipimpin langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dan Wakil Wali Kota, Bobby Maulana.

    Rapat yang dihadiri Sekda Andang Tjahjandi, asisten daerah, staf ahli, dan sejumlah kepala dinas tersebut membahas lima isu krusial yang menjadi prioritas dalam masa kepemimpinan saat ini.

    Dalam arahannya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa persoalan-persoalan seperti pengelolaan TPA sampah, revitalisasi Pasar Pelita, sistem parkir, manajemen PDAM, hingga iklim investasi yang terhambat birokrasi, tak bisa lagi dibiarkan berlarut.

    “Jika lima masalah ini tidak segera ditangani secara sistematis, pelayanan publik akan terganggu dan investasi tidak akan tumbuh. Ini harus jadi atensi seluruh jajaran,” ujar Ayep dengan tegas.

    Fokus Masalah

    1. TPA Sampah
      Ayep menyoroti buruknya pengelolaan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yang sudah lebih dari satu dekade tak mendapatkan penanganan signifikan. Kondisi ini dinilai sudah kritis dan berpotensi menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan jika tidak segera diperbaiki.

    2. Pasar Pelita
      Terkait mandeknya proyek Pasar Pelita, Pemkot membuka opsi menjual sebagian saham kepada investor baru karena pengembang saat ini dinilai kesulitan keuangan. Langkah ini diharapkan bisa menghidupkan kembali denyut ekonomi kawasan pasar tersebut.

    3. Sistem Parkir
      Wali kota juga menekankan perlunya pembenahan menyeluruh terhadap tata kelola parkir di sejumlah ruas jalan strategis, seperti Jalan Lettu Bakri, Julius Usman, dan Pasundan. Target penyelesaian penataan ini dijadwalkan rampung hingga Oktober 2026.

    4. PDAM
      Masalah keempat adalah buruknya kinerja manajemen PDAM. Dengan terus mencatatkan kerugian, BUMD ini dinilai belum optimal dalam memberikan layanan air bersih kepada warga. Sekda diminta segera melakukan perombakan manajerial yang terukur.

    5. Iklim Investasi
      Ayep menilai lambannya respons birokrasi terhadap investor dan pengembang justru menjadi penghambat kemajuan. Ia meminta OPD untuk memperbaiki sistem perizinan dan komunikasi agar dunia usaha merasa didukung, bukan dipersulit.

    “Kalau tidak ada kejelasan dan kepastian, jangan harap investor akan datang. Ini masalah pelayanan dan mental birokrasi kita,” tegas Ayep.

    Kolaborasi Diperkuat

    Wakil Wali Kota Bobby Maulana memperkuat pernyataan Ayep dengan menekankan bahwa kehadiran proyek-proyek besar seperti Tol Bocimi Sesi 3 akan membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, ia meminta OPD menyiapkan respons cepat dan mental pelayanan yang lebih proaktif.

    “Kalau kita lambat, peluang akan diambil daerah lain. Rencana pembangunan besar jangan sampai sia-sia hanya karena birokrasi tidak siap,” tegas Bobby.

    Ia juga menyinggung kebutuhan revisi RTRW yang sempat dikeluhkan warga. Menurutnya, pemerintah harus memiliki jawaban teknis dan legal yang kuat agar bisa memberikan kepastian kepada masyarakat maupun pelaku usaha.

    Komitmen Pemerintah

    Melalui forum ini, Pemkot Sukabumi menunjukkan komitmen untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang efisien, adaptif, dan berpihak kepada kepentingan publik. Seluruh permasalahan yang dibahas akan masuk dalam agenda prioritas Pemkot untuk diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran.

    “Langkah-langkah struktural harus segera ditempuh. Kita bangun sistem yang sehat, bukan reaktif, demi mewujudkan Sukabumi Bercahaya yang kita cita-citakan bersama,” pungkas Wali Kota Ayep Zaki. (Cr5)

  • Pemerintah Kota Sukabumi Tegaskan Komitmen Lawan Korupsi, Ini Langkah Nyatanya

    Pemerintah Kota Sukabumi Tegaskan Komitmen Lawan Korupsi, Ini Langkah Nyatanya

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi.

    Komitmen tersebut ditegaskan dengan kehadiran langsung Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dalam Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Pemberantasan Korupsi yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK RI), Kamis (10/07/2025), di Candi Bentar Hall, Ancol, Jakarta.

    Kegiatan strategis ini dihadiri oleh para kepala daerah dari enam provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.

    Dari Kota Sukabumi, turut hadir Ketua DPRD Wawan Juanda, Sekda Andang Tjahjandi, serta Inspektur Yudi Yustiawan, menandakan keselarasan antara eksekutif dan legislatif dalam upaya pemberantasan korupsi.

    Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan komitmennya dalam menjalankan seluruh arahan strategis dari KPK. Ia menargetkan agar Kota Sukabumi tidak hanya menurunkan potensi korupsi, tetapi menjadi salah satu daerah dengan tingkat korupsi paling rendah di Indonesia.

    “Insyaallah Kota Sukabumi akan menjalankan setiap arahan dari KPK. Kami ingin menjadi salah satu kota terendah bahkan nol korupsi. Ini bukan hanya mimpi, tapi target yang harus diwujudkan bersama,” ujar Ayep Zaki usai rapat.

    Pemberantasan Korupsi Dimulai dari Pelayanan Publik

    Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, yang juga hadir dalam forum ini menyampaikan bahwa perjuangan melawan korupsi harus dimulai dari pelayanan publik yang jujur dan anggaran yang dikelola secara terbuka.

    Menurutnya, mengganti kepala daerah bukan satu-satunya solusi. Yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir menyeluruh, baik di kalangan pejabat maupun masyarakat. Ia juga mendorong keterbukaan anggaran sebagai salah satu solusi konkret agar tidak menimbulkan kecurigaan di mata publik.

    “Kepala daerah harus punya daya tahan. Tapi bagaimana dengan SKPD? Kita perlu membangun ekosistem antikorupsi secara kolektif,” ujar Dedi.

    Ia juga mengusulkan agar anggaran kepala daerah dijadikan satu plot besar yang fleksibel, agar dapat digunakan untuk situasi insidentil tanpa tersandung masalah administrasi.

    KPK RI dalam kegiatan ini menekankan pentingnya memperkuat pengawasan internal, membangun budaya integritas, dan melibatkan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan anggaran.

    Rapat ini bukan hanya ajang koordinasi formal, tetapi juga sebagai momentum membangun kolaborasi lintas daerah demi menciptakan tata kelola pemerintahan yang transparan, efektif, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

    Sebagai wujud dukungan terhadap gerakan nasional ini, Pemkot Sukabumi menyatakan kesiapannya menjadi daerah percontohan dalam penerapan sistem antikorupsi yang menyentuh seluruh level birokrasi.

    “Kehadiran kami bukan simbolis. Ini bagian dari langkah konkret menuju Sukabumi Bercahaya yang bersih dari korupsi dan lebih dipercaya oleh masyarakat,” tegas Ayep Zaki. (Cr5)

  • Wali Kota Ayep Zaki Dorong RT/RW Jadi Motor Penggerak Pembangunan di Akar Rumput

    Wali Kota Ayep Zaki Dorong RT/RW Jadi Motor Penggerak Pembangunan di Akar Rumput

    SUKABUMIKITA.ID – Dalam upaya memperkuat fondasi tata kelola pemerintahan dari tingkat paling dasar, Pemerintah Kota Sukabumi melangsungkan kegiatan pembinaan bagi 83 Ketua RT dan RW se-Kelurahan Baros, Rabu (09/07/2025), bertempat di Aula Kelurahan Baros.

    Acara ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dan turut dihadiri oleh Kabag Pemerintahan Ratna Hermayanti, Camat Baros Hendaya, serta Lurah Baros Erwan Hermawan.

    Dalam arahannya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa RT dan RW bukan hanya perangkat administratif, melainkan bagian vital dalam struktur pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

    “Keberhasilan setiap program daerah—mulai dari kesehatan, sosial, hingga infrastruktur—bergantung pada efektivitas RT dan RW dalam menjangkau warganya,” ujar Ayep.

    Tiga Fokus Utama Pembinaan RT/RW

    Wali Kota menggarisbawahi tiga pilar utama yang menjadi dasar pembinaan:

    1. Peningkatan kapasitas pelayanan publik, di mana RT/RW diminta mampu menjadi penyelesai masalah (problem solver) di lingkungan masing-masing.

    2. Pemahaman prinsip tata kelola yang baik (good governance). RT/RW diminta berperan bukan sekadar struktural, tetapi sebagai pemimpin komunitas yang menjunjung nilai transparansi dan keadilan sosial.

    3. Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam hal ini, RT dan RW diimbau aktif memberikan edukasi pajak dan retribusi, serta menggali potensi ekonomi lokal yang bisa dimaksimalkan.

    “RT dan RW juga bisa menjadi jembatan untuk mengedukasi masyarakat soal kewajiban pajak dan peluang ekonomi berbasis komunitas,” tambahnya.

    Digitalisasi dan Keadilan Sosial Jadi Sorotan

    Selain itu, Wali Kota Sukabumi menekankan pentingnya penguatan kelembagaan RT dan RW, termasuk dalam hal peningkatan insentif, digitalisasi layanan publik berbasis wilayah, serta pelatihan-pelatihan berkelanjutan.

    Ia juga menyinggung peran RT dan RW sebagai perekat sosial yang menjembatani keberagaman warganya, dan menciptakan iklim kepemimpinan yang adaptif dan inklusif.

    “Kita butuh RT dan RW yang bukan hanya paham wilayahnya, tapi juga mampu membina harmoni sosial,” tandas Ayep.

    Di akhir sambutannya, wali kota berharap bahwa setiap materi yang disampaikan dalam pembinaan ini bisa langsung diterapkan di wilayah masing-masing.

    “RT dan RW adalah wajah pertama dari pemerintah di mata rakyat. Kepemimpinan mereka menentukan keamanan, ketertiban, dan produktivitas lingkungan,” tegasnya.

    Membangun dari Bawah, Menuju Sukabumi Inklusif

    Kegiatan pembinaan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Sukabumi dalam membangun tata kelola pemerintahan yang lebih inklusif dan berdaya saing. Sinergi antara struktur pemerintahan dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Sukabumi sebagai kota yang sehat, cerdas, dan tangguh. (Cr5)

  • Pemilihan Ketua Kadin Kota Sukabumi 2025, Yoga Mahpudin Nilai Muskot Tak Transparan

    Pemilihan Ketua Kadin Kota Sukabumi 2025, Yoga Mahpudin Nilai Muskot Tak Transparan

    SUKABUMIKITA.ID – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Sukabumi kini memiliki kepemimpinan baru. Fetty Mulya ditetapkan sebagai Ketua Kadin Kota Sukabumi untuk periode 2025–2030 dalam Musyawarah Kota (Muskot) yang berlangsung pada Selasa malam, 8 Juli 2025 di Hotel Taman Sari. Namun di balik pelantikannya, muncul kritik tajam dari sejumlah anggota yang menyebut proses pemilihan ini melanggar aturan organisasi.3000

    Dalam keterangannya, Fetty menyampaikan tekad untuk membawa Kadin Sukabumi lebih kolaboratif dan aktif bersinergi dengan pemerintah daerah. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi yang inklusif, dengan melibatkan pelaku usaha dari berbagai skala.

    “Kami akan segera membentuk tim formatur untuk menyusun kepengurusan baru dan merumuskan program kerja jangka menengah,” ujar Fetty di hadapan peserta Muskot.

    Langkah awal ini, lanjutnya, akan dilanjutkan dengan rapat kerja guna merumuskan arah strategis organisasi selama lima tahun ke depan. Saat ini, Kadin Sukabumi menaungi sekitar 58 anggota, mulai dari pengusaha UMKM hingga pelaku bisnis skala besar.

    Namun, jalannya Muskot tak sepenuhnya berlangsung mulus. Sejumlah keberatan muncul dari internal, termasuk dari salah satunya datang dari Yoga Mahpudin, anggota aktif Kadin Kota Sukabumi sekaligus Sekretaris Gapensi Kota Sukabumi. Ia menyebut pelaksanaan Muskot cacat secara administratif dan melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Kadin.

    “Saya memiliki KTA Kadin yang masih aktif, tapi tidak menerima undangan atau pemberitahuan resmi tentang pelaksanaan Muskot. Ini jelas melanggar aturan. Selain Gapensi, juga ada Gapeksindo dan Aspeknas yang turut menyuarakan hal ini,” tegas Yoga.

    Menurut Yoga, tahapan-tahapan penting dalam penyelenggaraan Muskot seperti pengumuman jadwal, proses pendaftaran peserta dan calon ketua, hingga hasil verifikasi tidak pernah disampaikan secara terbuka kepada seluruh anggota. Ia mengaku mengetahui informasi Muskot hanya dari selebaran digital di media sosial.

    Kritik lain juga diarahkan kepada mantan Ketua Kadin Kota Sukabumi, Ade Wahyudin. Nama Ade sempat kembali muncul dalam flyer sebagai salah satu tokoh dalam Muskot, padahal ia telah diberhentikan oleh Kadin Jawa Barat karena tidak mampu menyelenggarakan Muskot sesuai tenggat yang ditentukan.

    Dokumen resmi Kadin Jawa Barat mencatat bahwa masa kepemimpinan Ade berakhir pada Januari 2024. Meski sempat mendapat perpanjangan hingga Juli 2024, permohonan perpanjangan kedua ditolak dan Ade dinyatakan melanggar Peraturan Organisasi Nomor 279 dan 285. Kadin Jawa Barat bahkan menunjuk seorang caretaker untuk memimpin Kadin Kota Sukabumi pasca-pembekuan tersebut.

    Tak hanya itu, Yoga juga menyoroti absennya undangan kepada asosiasi usaha sebagai anggota luar biasa Kadin, yang seharusnya memiliki hak untuk berpartisipasi dalam Muskot.

    “Ini bukan sekadar pelanggaran prosedur, tapi juga bentuk pengabaian terhadap regulasi organisasi. Kami mendesak Kadin Indonesia untuk segera turun tangan,” tegasnya.

    Situasi ini menimbulkan kegelisahan di kalangan dunia usaha lokal. Sejumlah pihak menilai langkah Agung Suryamal sebagai pengarah kegiatan Muskot telah menimbulkan kegaduhan dan berpotensi merusak kredibilitas Kadin di mata publik dan pelaku usaha.

    Meyikapi hal tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Kota Sukabumi, Andri L Kusuma menegaskan, bahwa seluruh tahapan Muskot sudah dijalankan dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

    “Mereka merasa belum diikut sertakan, tetapi peserta Muskot ini terkait dengan PO organisasi. Dan yang bisa menjadi peserta ini adalah anggota yang terdaftar,” jelas Andri.

    Lanjutnya, terkait disinggung bahwa panitia tidak memberikan informasi perihal diadakannya kegiatan Muskot, dirinya membantah hal tersebut. Karena menurutnya, pihak panitia telah memberikan informasi tersebut kepada anggota yang telah terdaftar. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Lantik 21 Pejabat Baru, Dorong Percepatan Kerja dan Reformasi Pelayanan

    Wali Kota Sukabumi Lantik 21 Pejabat Baru, Dorong Percepatan Kerja dan Reformasi Pelayanan

    SUKABUMIKITA.ID – Dalam upaya memperkuat struktur birokrasi yang responsif dan profesional, Pemerintah Kota Sukabumi resmi melantik dan mengambil sumpah 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) dan Pejabat Fungsional, Selasa malam (08/07/2025).

    Prosesi pelantikan yang berlangsung di Ruang Utama Sekretariat Daerah itu dipimpin langsung oleh Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, serta dihadiri oleh Wakil Wali Kota Bobby Maulana, Sekda Andang Tjahjandi, dan jajaran kepala perangkat daerah.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa mutasi dan promosi jabatan adalah bagian dari dinamika organisasi pemerintahan yang bertujuan menjaga ritme pelayanan publik tetap adaptif dan efisien.

    “Mutasi dan promosi adalah hal yang biasa, dan semua dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan serta telah mendapatkan persetujuan dari BKN, Gubernur, dan Kemendagri,” ujarnya.

    Fokus pada Percepatan dan Kolaborasi

    Wali kota menekankan bahwa pejabat yang baru dilantik harus mampu bergerak cepat, membangun sinergi antarinstansi, serta memiliki etos kerja tinggi dalam pelayanan masyarakat.

    “Saya butuh tim yang mampu menyesuaikan ritme kepemimpinan saya—cepat, sigap, dan siap hadir langsung ke lapangan,” tegasnya.

    Ia juga menambahkan, selain kerja keras, seluruh pejabat dituntut menjunjung tinggi integritas, mengedepankan nilai kejujuran, profesionalitas, dan akuntabilitas sebagai landasan utama dalam menjalankan tugas.

    Daftar Pejabat Baru yang Dilantik

    Sebanyak 12 pejabat eselon II dan 9 pejabat fungsional resmi menduduki jabatan barunya. Beberapa nama di antaranya:

    • Galih Marelia Anggraeni – Kepala BPKPD

    • Mohammad Hasan Asari – Kepala Bappeda

    • Asep Suhendrawan – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

    • Iskandar – Kepala Dinas Perhubungan

    • Een Rukmini – Kepala Dinas Sosial

    • Olga Pragosta – Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan

    • Reni Rosyida Muthmainnah – Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

    Sementara pejabat fungsional yang turut dilantik meliputi:

    • Henry Yoswara, Ruswandi, Kunto Mahendra Dewo, dan Raden Irvan T. N. Bratasurya – Penata Kelola Bangunan

    • Arisandi, Sri Murtiningsih, dan Rahmat Huda – Penata Kelola Penanaman Modal

    • Erwan Susila Tresna – Statistisi

    • Meila Safira Ayth Thariqa – Penata Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

    Pemerintahan yang Sehat, Fiskal yang Kuat

    Dalam arahannya, Ayep Zaki menyampaikan bahwa reformasi birokrasi tidak boleh berhenti pada struktur. Ia menegaskan bahwa pelayanan publik harus terus ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih responsif, transparan, dan kolaboratif.

    “Mari kita jaga kepercayaan masyarakat dengan bekerja jujur dan fokus pada pelayanan yang berkualitas. Kota Sukabumi harus punya birokrasi yang sehat dan fiskal yang kuat,” katanya. (Cr5)