Sukabumikita.id

Penulis: Redaksi

  • 90 Persen Sekolah di Sukabumi Sudah Terapkan Jam Masuk 06.30

    90 Persen Sekolah di Sukabumi Sudah Terapkan Jam Masuk 06.30

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi mencatat, sekitar 90 persen sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya telah memberlakukan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB, sesuai kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

    Kebijakan tersebut mulai berlaku sejak 14 Juli 2025, berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 58/PK.03/DISDIK tentang jam efektif pada satuan pendidikan.

    Kepala Disdikbud Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, mengatakan sebagian besar sekolah sudah menyesuaikan dengan aturan baru itu. Namun, masih ada sekitar 10 persen sekolah yang belum melaksanakannya karena berbagai pertimbangan.

    “Sekitar 90 persen sekolah sudah menjalankan kebijakan ini. Ada beberapa yang belum dan mereka sudah memberikan alasan kepada kami. Nanti akan kami evaluasi apakah alasan tersebut bisa atau tidak,” ujar Punjul kepada wartawan, Selasa (12/08/2025).

    Punjul menegaskan, Pemerintah Kota Sukabumi mendukung penuh kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Hal ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kedisiplinan dan efektivitas waktu belajar.

    “Gubernur adalah wakil pemerintah pusat di daerah. Karena itu, kami berkomitmen menjalankan kebijakan ini sebaik mungkin,” tegas Punjul.

    Meski kebijakan jam masuk 06.30 WIB sempat menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, Punjul menilai aturan ini membawa banyak manfaat bagi para siswa.

    “Sisi positifnya cukup banyak. Siswa jadi terbiasa bangun lebih pagi, lebih disiplin mempersiapkan diri, dan kebijakan ini juga membantu mengurai kemacetan pagi hari. Selain itu, anak-anak jadi tidak tidur terlalu malam karena mereka sadar harus bangun lebih awal,” jelasnya.

    Punjul juga menyebutkan bahwa penerapan jam masuk lebih pagi ini sejalan dengan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tentang “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, yang menekankan pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan manajemen waktu bagi peserta didik.

    “Kebijakan ini sangat berkaitan dengan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dari kementerian. Jadi, kami melihat ini bukan hanya soal jam sekolah, tapi soal pembentukan karakter dan kebiasaan baik bagi anak-anak,” pungkasnya. (Cr5)

  • Inflasi Kota Sukabumi Juli 2025 Capai 0,21 Persen, Pangan Jadi Penyumbang Utama

    Inflasi Kota Sukabumi Juli 2025 Capai 0,21 Persen, Pangan Jadi Penyumbang Utama

    SUKABUMIKITA.ID — Kota Sukabumi kembali mencatat kenaikan inflasi pada Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi mencatat inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,21 persen, dipicu oleh lonjakan harga di sejumlah komoditas pangan.

    Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama, yakni sebesar 0,08 persen. Kenaikan harga terjadi pada telur ayam ras, beras, bawang merah, sigaret putih mesin (SPM), cabai rawit, tomat, dan pisang.

    Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, mengungkapkan inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Juli 2025 mencapai 3,63 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,95.

    “Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, yang mencapai 10,15 persen. Sementara itu, deflasi tercatat di kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar minus 0,51 persen,” ujar Erni, Selasa (12/08).

    Baca Juga: Bappeda Kota Sukabumi Evaluasi RAD-PG 2025–2029, Pastikan Sinkronisasi dengan RPJMD

    Menurutnya, Pemerintah Kota Sukabumi telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengendalikan inflasi. Upaya yang ditempuh meliputi pemanfaatan cadangan pangan daerah, peningkatan indeks pertanaman padi sawah hingga IP 400, serta gerakan menanam cabai, bawang merah, dan jagung. Urban farming juga digalakkan untuk menekan ketergantungan pasokan dari luar daerah.

    Di sektor distribusi, Pemkot melakukan pemantauan peredaran minyak goreng dan beras SPHP di tingkat pengecer, serta mendorong kerja sama antar daerah dengan sentra produksi pangan. Pengawasan harga bahan pokok dilakukan secara rutin melalui aplikasi SP2KP, SIPANDA, SILINDA, dan Neraca Pangan.

    “Pengawasan bersama Forkopimda dan Satgas Pangan terhadap sembako dan pupuk bersubsidi terus dilakukan. Kami juga tengah menyusun peta jalan inflasi 2025–2027 sebagai strategi jangka menengah,” tambah Erni.

    Ia menegaskan, analisis kondisi ekonomi lokal sangat penting untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan barang dan jasa tetap terjaga di tengah potensi gejolak harga. (Cr5)

  • 228 PNS Kota Sukabumi Menerima Penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik

    228 PNS Kota Sukabumi Menerima Penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik

    SUKABUMIKITA.ID – Sebanyak 228 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi mendapat kehormatan menerima tanda penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia.

    Penganugerahan berlangsung di Gedung Juang 45, Selasa (12/08/2025), dan menjadi salah satu agenda dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan RI.

    Penghargaan tersebut diberikan kepada ASN yang telah mengabdi selama 10 hingga 20 tahun, dengan penilaian atas dedikasi, loyalitas, integritas, serta kontribusi yang konsisten dalam pelayanan publik dan pembangunan daerah.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dalam sambutannya menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus pengakuan negara atas komitmen panjang para PNS.

    Baca JugaPemkot Sukabumi Prioritaskan Lima Masalah Utama, Ayep Zaki Tegaskan Arah Pembangunan

    “Penghargaan ini adalah bukti pengabdian rekan-rekan PNS. Saya menginginkan seluruh aparatur bersatu, solid, dan kompak membangun Kota Sukabumi. Jika ada pelanggaran kepegawaian, tentu akan ditindak sesuai aturan. Namun yang utama, mari kita bersama menjaga nama baik dan mengemban amanah dengan penuh keikhlasan,” tegasnya.

    Ia menambahkan, sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), dirinya akan terus mendorong terciptanya sinergi, kekompakan, dan profesionalisme di seluruh jajaran ASN sebagai kunci keberhasilan pelayanan kepada masyarakat.

    Dalam kesempatan terpisah, Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada seluruh penerima penghargaan.

    “Masa kerja 10 hingga 20 tahun tentu bukan waktu yang singkat. Semoga penghargaan ini menjadi energi baru untuk terus berinovasi dan meningkatkan kinerja demi pelayanan publik yang semakin baik,” ujarnya. (Cr5)

  • Disdikbud Kota Sukabumi Bahas Penyesuaian Anggaran di Rapat Perubahan APBD 2025

    Disdikbud Kota Sukabumi Bahas Penyesuaian Anggaran di Rapat Perubahan APBD 2025

    SUKABUMIKITA.ID – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menghadiri rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan APBD Tahun 2025 di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Senin (11/8/2025).

    Dalam rapat tersebut, Punjul memaparkan sejumlah penyesuaian anggaran yang perlu, agar pelaksanaan program pendidikan di Kota Sukabumi tetap sesuai dengan target pembangunan daerah dan kebijakan pemerintah pusat. Ia juga menerima beragam masukan dari para anggota DPRD terkait efisiensi dan prioritas penggunaan anggaran pendidikan.

    “Perubahan anggaran ini penting karena dalam pelaksanaannya selalu ada kondisi di lapangan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan perencanaan awal. Maka perlu penyesuaian agar target dan target hasil tetap tercapai,” ujar Punjul kepada wartawan.

    Punjul menjelaskan, beberapa poin dalam rapat tersebut mencakup perubahan anggaran pengadaan buku di sekolah serta pergeseran alokasi dari belanja operasional menjadi belanja modal.

    “Ada sejumlah sub kegiatan yang perlu dijelaskan, salah satunya pergeseran belanja. Pergeseran ini mengikuti kebijakan pemerintah pusat dalam petunjuk teknis (juknis) penggunaan dana BOS. Jika sebelumnya pengadaan buku hanya 5 persen, kini minimal harus 10 persen,” jelas Punjul.

    Bahasan Rapat Dengan DPRD Kota Sukabumi

    Selain itu, Punjul juga mengungkapkan bahwa belanja pegawai kini maksimal 20 persen sesuai regulasi baru. Hal tersebut, menurutnya, menjadi salah satu topik yang mendapat perhatian dari pimpinan dan anggota DPRD.

    “Dalam juknis terbaru, belanja pegawai tidak boleh melebihi 20 persen dari total penggunaan dana BOS. Itu juga menjadi bagian dari pembahasan dengan dewan,” tambahnya.

    Selain persoalan teknis anggaran, para anggota DPRD juga memberikan masukan strategis terkait kebutuhan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) di wilayah Kecamatan Warudoyong. Pembangunan sekolah baru sangat penting untuk memperluas akses pendidikan dan meningkatkan pemerataan kualitas di Kota Sukabumi.

    “Usulan pembangunan USB SMA di Warudoyong menjadi salah satu poin penting yang kami catat. Karena kewenangan SMA ada di provinsi, kami akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar rencana ini bisa terealisasi,” kata Punjul.

    Menurut Punjul, kehadiran sekolah baru di wilayah tersebut nantinya dapat menampung siswa dari kecamatan sekitar dan mengurangi ketimpangan fasilitas pendidikan antarwilayah di Kota Sukabumi. (Cr5)

    “Jika terealisasi, SMA baru di Warudoyong bisa menjadi solusi untuk pemerataan sarana dan mutu pendidikan di seluruh wilayah kota,” pungkasnya. (Cr5)

  • Pendaftar Siswa Baru di Kota Sukabumi Naik 5 Persen, Disdikbud: Bukti Daya Tarik Pendidikan Meningkat

    Pendaftar Siswa Baru di Kota Sukabumi Naik 5 Persen, Disdikbud: Bukti Daya Tarik Pendidikan Meningkat

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi mencatat adanya kenaikan jumlah pendaftar siswa baru sebesar 5 persen pada pelaksanaan Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kepala Disdikbud Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menyampaikan bahwa peningkatan ini berdasarkan hasil evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan SPMB tahun 2025.

    “Berdasarkan data evaluasi SPMB 2025, jumlah pendaftar meningkat sekitar 5 persen dari tahun lalu. Ini angka yang cukup signifikan,” ujar Punjul kepada wartawan, Senin (11/08/2025).

    Punjul menjelaskan, tren peningkatan pendaftar ini kemungkinan akan terus terjadi setiap tahun. Faktor utamanya berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Sukabumi, baik karena kelahiran, kepindahan, maupun faktor urbanisasi.

    “Setiap tahun jumlah penduduk Kota Sukabumi terus bertambah. Kondisi itu otomatis berpengaruh terhadap jumlah peserta didik baru yang mendaftar di setiap jenjang sekolah,” jelasnya.

    Ia menambahkan, peningkatan jumlah siswa baru tersebut juga membawa dampak lanjutan pada kebutuhan sarana pendidikan di tingkat berikutnya, seperti SMP dan SMA. Karena itu, pihaknya berencana melakukan penambahan ruang kelas maupun pembangunan unit sekolah baru di masa mendatang.

    “Lonjakan pendaftar ini menjadi efek domino ke jenjang pendidikan selanjutnya. Maka kami perlu mengantisipasi dengan menambah unit kelas baru atau bahkan membuka sekolah baru, terutama di jenjang SD dan SMP,” ujar Punjul.

    Punjul juga melihat fenomena ini sebagai sinyal positif bagi perkembangan dunia pendidikan di Kota Sukabumi. Ia menilai, meningkatnya jumlah pendaftar, termasuk dari luar kota, menunjukkan bahwa Kota Sukabumi mulai memiliki daya tarik sebagai pusat pendidikan regional.

    “Data menunjukkan adanya pendaftar dari luar Kota Sukabumi. Ini pertanda bahwa pendidikan di kota kita semakin meningkat. Kami berharap ke depan Sukabumi bisa berkembang menjadi kota pendidikan atau kota pelajar,” tegasnya. (Cr5)

  • KPK Tetapkan Heri Gunawan Tersangka Korupsi CSR BI dan OJK, Legitimasi Hukum Dipertanyakan

    KPK Tetapkan Heri Gunawan Tersangka Korupsi CSR BI dan OJK, Legitimasi Hukum Dipertanyakan

    SUKABUMIKITA.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan anggota DPR RI Komisi II, Heri Gunawan, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Heri Gunawan, atau yang akrab disapa Hergun, sebelumnya duduk sebagai anggota Komisi XI DPR RI periode 2019–2023.

    Namun, langkah KPK tersebut memicu perdebatan. Pasalnya, sejumlah pihak menilai bahwa dana CSR BI dan OJK bukan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sehingga legitimasi hukum dalam kasus ini dipertanyakan.

    Ketua LSM Gerakan Aktivis Penyelamat Uang Negara, Hakim Adonara, menegaskan bahwa dana CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial lembaga kepada masyarakat, bukan dana publik.

    “Jika objek perkara bukan dana publik, tuduhan korupsi harus diuji secara ekstra hati-hati. Tidak cukup hanya mengikuti jejak aliran dana. Harus ada bukti niat jahat, penyalahgunaan wewenang, dan kerugian negara yang nyata serta terukur,” kata Hakim, Senin (11/08/2025).

    Unsur Korupsi Dinilai Belum Jelas

    Hakim menilai tanpa adanya bukti mens rea (niat jahat) serta kerugian negara yang konkret, maka proses hukum terhadap Hergun berpotensi kehilangan legitimasi. Sejumlah pengamat hukum juga mengingatkan agar KPK tidak terburu-buru dalam menetapkan tersangka, terlebih tanpa paparan detail temuan yang menguatkan dugaan tindak pidana.

    Hingga berita ini diturunkan, KPK belum membeberkan secara rinci bukti-bukti yang melandasi penetapan tersangka terhadap Hergun.

    Pakar hukum menilai, pembuktian adanya kerugian negara dalam kasus dana CSR BI dan OJK bukanlah hal sederhana. Status dana yang berasal dari surplus keuntungan lembaga di luar skema APBN/D membuat pembuktian hukum menjadi semakin kompleks.

    Kekhawatiran Politisasi Kasus

    Selain itu, di tengah situasi politik yang memanas jelang pemilu, sejumlah kalangan mewanti-wanti agar proses hukum ini tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.

    “Garis antara hukum dan politik sering kali kabur. Kasus ini bisa menjadi preseden penting bagi arah penegakan hukum di Indonesia,” ungkap seorang pengamat politik.

    Kini, perhatian publik tertuju pada KPK. Lembaga antirasuah itu ditantang untuk membuktikan tuduhannya dengan bukti yang kuat, objektif, dan tak terbantahkan, demi memastikan proses pemberantasan korupsi berjalan sesuai prinsip hukum yang adil dan transparan. (Cr5)

  • Gulirkan Program Nyaah Ka Adik,  IKA Smanti Wujudkan Kepedulian Terhadap Dunia Pendidikan

    Gulirkan Program Nyaah Ka Adik, IKA Smanti Wujudkan Kepedulian Terhadap Dunia Pendidikan

    SUKABUMIKITA.ID – Ikatan Alumni SMA Negeri 3 (IKA SMANTI) Kota Sukabumi menyalurkan bantuan sosial bagi siswa berprestasi dan pelajar yang kurang beruntung secara ekonomi melalui program bertajuk Nyaah Ka Adik. Kegiatan tersebut digelar pada Senin (11/08/2025) di lingkungan SMAN 3 Kota Sukabumi.

    Ketua IKA SMANTI, Novel, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan amanah dari para alumni untuk mendukung keberhasilan akademik sekaligus membantu siswa yang membutuhkan.

    “Alhamdulillah, hari ini kami menyampaikan amanat dari alumni berupa dukungan untuk siswa berprestasi serta beberapa siswa yang kurang beruntung, yang dipilih langsung oleh pihak sekolah,” ujarnya.

    Inisiatif Baru Alumni

    Novel menegaskan, program Nyaah Ka Adik merupakan inisiatif baru pengurus IKA SMANTI periode sekarang. Meski baru pertama kali dilaksanakan, ia memastikan kegiatan ini akan berkelanjutan.

    “Insha Allah ke depan kegiatan sosial ini akan terus berlanjut. Jadi bukan hanya dukungan yang diberikan hari ini, akan ada kelanjutan di masa mendatang,” katanya.

    Pada tahap awal, bantuan diberikan kepada siswa yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN), beberapa olimpiade lainnya, serta dukungan biaya bimbingan belajar untuk dua pelajar dan uang saku bagi siswa kurang mampu.

    “Program ini dibuat secara spontan namun didukung penuh oleh anggota IKA SMANTI,” tambah Novel.

    Apresiasi dari Pihak Sekolah

    Kepala SMAN 3 Kota Sukabumi, Iyep Budiman, menyampaikan apresiasi atas kepedulian para alumni.

    “Alhamdulillah, kami bersyukur ada kepedulian dari teman-teman alumni. Kami berharap kontribusi positif ini dapat terus berlanjut, khususnya dari mereka yang sudah berhasil,” ungkapnya.

    Iyep menilai, program sosial ini dapat menjadi inspirasi bagi siswa SMAN 3 Kota Sukabumi agar kelak meneladani semangat berbagi.

    “Kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi adik-adik yang masih sekolah di SMAN 3 Kota Sukabumi agar kelak dapat meneladani semangat berbagi ini,” tandasnya. (Cr5)

  • Wakil Wali Kota Sukabumi Meninjau Langsung Korban Banjir di Kecamatan Gunungpuyuh

    Wakil Wali Kota Sukabumi Meninjau Langsung Korban Banjir di Kecamatan Gunungpuyuh

    SUKABUMIKITA.ID – Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, meninjau langsung lokasi banjir di Kampung Ciseureuh RT 01 RW 01, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Sabtu malam (09/08). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kondisi warga pasca bencana sekaligus menyerahkan bantuan kebutuhan pokok.

    Bobby datang membawa bantuan berupa bahan makanan, minuman, dan perlengkapan pokok yang diperkirakan mencukupi untuk tujuh hari. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang telah bergotong royong sejak malam kejadian.

    “Atas nama Wali Kota, saya mengapresiasi warga, RT, RW, lurah, dan camat yang bergotong royong pasca bencana. Terima kasih juga kepada anggota dewan yang standby sejak malam kejadian,” ujarnya, Minggu (10/08/2025).

    Bobby juga menyampaikan duka cita dan salam dari Wali Kota Ayep Zaki yang tengah bertugas di Makassar. Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan sampah.

    “Pengolahan sampah harus dimulai dari rumah tangga agar tidak menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan berpotensi memicu bencana,” tegasnya. Instruksi ini, kata Bobby, akan dituangkan dalam surat edaran kepada dinas terkait.

    Baca Juga: Wakil Wali Kota Sukabumi Hadiri Munas I ASWAKADA, Dorong Sinergi Pembangunan Daerah

    Sementara itu, Anggota DPRD Kota Sukabumi dari dapil III, Agus Samsul, yang juga hadir di lokasi, menjelaskan kronologi terjadinya banjir. Menurutnya, air mulai menggenang sesaat setelah shalat Isya dengan ketinggian mencapai 60–100 sentimeter di dalam rumah warga.

    “Tiga anak sempat terjebak di rumah yang terendam. Alhamdulillah semuanya berhasil dievakuasi dengan selamat,” ungkap politisi Partai PKB tersebut.

    Hasil penelusuran lapangan menunjukkan banjir disebabkan oleh tersumbatnya saluran air di Sungai Ciseureuh akibat batang pohon dan sampah. Agus menyayangkan perilaku warga yang membuang limbah sembarangan ke aliran sungai.

    “Penyumbatan ini terjadi karena ulah oknum yang membuang batang pohon dan sampah ke sungai. Akibatnya, air meluap ke pemukiman,” jelasnya.

    Kepala Dinas Sosial Kota Sukabumi, Een Rukmini, menambahkan pihaknya bersama BPBD, kecamatan, dan Kesra Setda sedang memetakan wilayah terdampak serta kebutuhan warga. Bantuan yang sudah disalurkan meliputi natura, kasur, selimut, dan beras untuk kebutuhan satu hingga dua hari kedepan. (Cr5)

  • Belajar dari Komunitas Adat: Baduy Luar dan Pergulatan Bahasa Lokal di Tengah Modernisasi

    Belajar dari Komunitas Adat: Baduy Luar dan Pergulatan Bahasa Lokal di Tengah Modernisasi

    SUKABUMIKITA.ID Pergeseran dan pemertahanan bahasa yang dialami komunitas suku adat Baduy Luar akibat derasnya arus teknologi dan pariwisata ternyata bukanlah fenomena yang berdiri sendiri. Berbagai komunitas adat di Indonesia, bahkan dunia, tengah menghadapi dinamika serupa dalam mempertahankan bahasa leluhur di tengah dominasi bahasa nasional maupun global.

    Kajian akademik dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan pola yang mirip: komunitas adat berjuang menjaga bahasa ibu melalui berbagai strategi, mulai dari memperkuat komunikasi keluarga, menumbuhkan rasa bangga budaya, hingga membatasi pengaruh luar. Dari perbandingan kasus Baduy Luar dengan beberapa komunitas lain, seperti Dayak Kenyah di Kalimantan Timur, Ammatoa Kajang di Sulawesi Selatan, hingga inisiatif revitalisasi Dayak Hibun di Kalimantan Barat, tampak bahwa setiap kelompok memiliki pendekatan berbeda sesuai konteks sosial dan budaya masing-masing.

    Dayak Kenyah: Identitas yang Bertahan di Kota Multibahasa

    Komunitas Dayak Kenyah, khususnya yang bermukim di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menghadirkan contoh menarik dalam pemertahanan bahasa. Meski tinggal di lingkungan perkotaan yang sangat multilingual, dominasi bahasa Indonesia tidak serta-merta memudarkan bahasa Kenyah.

    Hasil penelitian Anjani (2024) menunjukkan bahwa keluarga menjadi benteng utama dalam menjaga bahasa leluhur. Orang tua Dayak Kenyah tetap konsisten menggunakan bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari di rumah. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara anak dan bahasa Kenyah, sehingga meski berpendidikan tinggi, generasi mudanya tetap fasih dan bangga menggunakannya.

    Tiga pilar utama pemertahanan bahasa Kenyah berhasil diidentifikasi, yakni keluarga, pergaulan sebaya internal, dan intensitas penggunaan. Di Samarinda, komunitas Kenyah membentuk ruang-ruang komunikasi khusus atau micro domains di mana interaksi sehari-hari masih dilakukan dengan bahasa Kenyah. Kesadaran kolektif bahwa bahasa adalah warisan berharga menjadi faktor penentu keberlangsungan ini.

    Situasi ini dapat menjadi pelajaran bagi komunitas Baduy Luar. Dengan keterbukaan pada pendidikan dan teknologi, pemertahanan bahasa tetap mungkin dilakukan asalkan keluarga menanamkan kebanggaan dan menjaga penggunaan bahasa ibu secara konsisten.

    Ammatoa Kajang: Dua Wajah dalam Menjaga Bahasa

    Komunitas Ammatoa Kajang di Bulukumba, Sulawesi Selatan, memiliki dinamika yang serupa dengan Baduy. Mereka terbagi menjadi Kajang Dalam, yang sangat tradisional, dan Kajang Luar, yang lebih terbuka pada modernisasi.

    Kajang Dalam terkenal dengan aturan ketat: tanpa listrik, tanpa pakaian modern, dan mempertahankan komunikasi dengan bahasa Konjo murni. Situasi ini sebanding dengan Baduy Dalam yang menolak intervensi luar, sehingga bahasanya relatif terjaga dalam bentuk asli. Namun, jumlah penutur terbatas pada komunitas inti yang kecil.

    Berbeda halnya dengan Kajang Luar yang menerima modernisasi, sekolah formal, hingga interaksi dengan masyarakat luas. Kondisi ini memperbesar jumlah penutur, tetapi bahasa Konjo yang digunakan cenderung mengalami adaptasi, baik dari sisi kosakata maupun ranah penggunaannya.

    Fenomena ini menunjukkan adanya dilema. Komunitas tertutup memang dapat menjaga bahasa dalam bentuk murni, tetapi rawan kepunahan karena jumlah penutur minim. Sebaliknya, komunitas terbuka menghasilkan lebih banyak penutur muda, meski bahasa mengalami pergeseran dan perubahan.

    Pelajaran bagi Baduy Luar

    Perbandingan kasus Dayak Kenyah dan Ammatoa Kajang memberikan perspektif baru bagi dinamika Baduy Luar. Di satu sisi, ada model pemertahanan bahasa melalui kesadaran kolektif dan praktik intensif di lingkungan perkotaan seperti yang dilakukan Kenyah. Di sisi lain, ada strategi mempertahankan kemurnian bahasa melalui isolasi, seperti Kajang Dalam.

    Baduy Luar berada di tengah situasi ini. Mereka terbuka terhadap pendidikan dan interaksi luar, namun tetap memiliki konsentrasi komunitas yang memungkinkan komunikasi intensif dalam bahasa daerah. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana tetap menjaga kebanggaan dan konsistensi penggunaan bahasa Baduy di tengah arus pariwisata dan teknologi digital.

    Dengan belajar dari pengalaman komunitas adat lain, Baduy Luar dapat merumuskan strategi pemertahanan bahasa yang tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga relevan dengan perkembangan zaman. (***)


    Penulis: Sri Rahayu, S.Pd, M.Pd

  • RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    RSUD R Syamsudin SH Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, 16 Pasien Dapat Manfaat

    SUKABUMIKITA.ID – Belasan anak penderita bibir sumbing mendapatkan kesempatan operasi gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 sekaligus HUT ke-105 UOBK RSUD R Syamsudin SH.

    Plt Direktur RSUD R Syamsudin SH, Yanyan Rusyandi, menjelaskan bahwa program bakti sosial ini terlaksana berkat kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika Indonesia (PERAPI) serta Smile Train Indonesia.

    “Tujuan bakti sosial ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien bibir sumbing melalui perawatan bedah rekonstruksi yang tepat dan berkualitas. Dengan begitu, pasien dapat memiliki penampilan lebih normal, percaya diri meningkat, dan risiko gangguan kesehatan akibat bibir sumbing bisa berkurang,” ujar Yanyan, Sabtu (09/08/2025).

    Baca Juga: Dorong Digitalisasi, Wali Kota Sukabumi Dukung Modernisasi RSUD R. Syamsudin

    Menurut Yanyan, sebanyak 16 pasien dari Sukabumi dan luar daerah terpilih setelah menjalani proses skrining. Selain operasi, pasien juga akan mendapatkan evaluasi hasil dan perawatan pasca-operasi oleh tim dokter. “Kami melakukan skrining, evaluasi, operasi, dan perawatan pasca-operasi kepada seluruh pasien yang telah terpilih,” jelasnya.

    Di sisi lain, dokter spesialis bedah plastik dari PERAPI, dr. Aryanto Z. Habibie, memaparkan bahwa bibir sumbing terjadi akibat kegagalan pertumbuhan janin pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini bisa berupa sumbing bibir, sumbing langit-langit, sumbing gusi, atau kombinasi dari ketiganya.

    “Kalau bayi lahir dengan celah pada bibir, ia akan kesulitan mengisap ASI, sehingga pertumbuhan dan pemenuhan nutrisinya terganggu. Selain itu, bibir sumbing juga dapat memengaruhi kemampuan bicara,” ungkap Aryanto.

    Baca Juga: Ambulans SIGAP Beri Manfaat Besar bagi Warga

    Operasi, kata Aryanto, sebaiknya dilakukan sejak usia dini untuk meminimalkan dampak jangka panjang. “Jika tidak dioperasi, masalah gizi dan bicara akan berlanjut hingga dewasa,” tambahnya.

    Salah satu orang tua pasien, Reni Susilawati (35) asal Cianjur, mengaku bersyukur anaknya yang berusia dua bulan lima hari bisa ikut serta dalam program ini.

    “Alhamdulillah bahagia anak bisa normal lagi. Awalnya saya cuma mau konsultasi, ternyata pas datang ada program operasi gratis ini,” kata Reni. Pelaksanaan operasi bibir sumbing gratis di RSUD R Syamsudin SH dijadwalkan berlangsung pada 9–10 Agustus 2025. (Cr5)