Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    Habis Lebaran, Saatnya Cek Kolesterol! Dinkes Kota Sukabumi Ajak Warga Jaga Kesehatan Pasca Idulfitri

    SUKABUMIKITA.ID – Usai menikmati aneka hidangan khas Lebaran yang lezat namun tinggi lemak dan kolesterol, kini saatnya masyarakat mulai mengontrol kembali kondisi tubuh.

    Melalui kampanye kesehatan di media sosial, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengajak seluruh warga untuk melakukan pengecekan kadar kolesterol pasca libur Idulfitri 1446 Hijriah.

    Dalam unggahan yang dibagikan di akun resmi Dinkes, masyarakat diajak untuk tidak menunda-nunda pemeriksaan kesehatan, terutama kadar kolesterol yang berpotensi meningkat akibat pola makan saat lebaran.

    “Mari jaga kesehatan setelah lebaran. Cek kadar kolesterol Anda di Puskesmas terdekat!” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam kampanyenya.

    15 Puskesmas Siaga Layani Pemeriksaan Kolesterol

    Dinkes Kota Sukabumi memastikan bahwa layanan kesehatan tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini, terdapat 15 Puskesmas aktif di berbagai wilayah Kota Sukabumi yang siap melayani pemeriksaan kolesterol dan kesehatan umum lainnya.

    Berikut daftar lengkap Puskesmas beserta alamatnya:

    1. Puskesmas Selabatu – Jl. Kenari No. 2, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole

    2. Puskesmas Cipelang – Jl. KH Ahmad Sanusi No. 21

    3. Puskesmas Sukabumi – Jl. RA Kosasih No. 147, Ciaul

    4. Puskesmas Karangtengah – Jl. Tanjung Sari No. 14, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh

    5. Puskesmas Pabuaran – Jl. Pabuaran No. 49, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong

    6. Puskesmas Benteng – Jl. Benteng Kidul No. 70, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong

    7. Puskesmas Gedong Panjang – Jl. RH Didi Sukardi No. 229

    8. Puskesmas Sukakarya – Jl. Sukakarya

    9. Puskesmas Tipar – Jl. Pelabuhan II, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang

    10. Puskesmas Nanggeleng – Jl. Pelda Suryanta, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang

    11. Puskesmas Baros – Jl. Raya Baros

    12. Puskesmas Lembursitu – Jl. Pelabuhan II KM 6

    13. Puskesmas Cikundul – Jl. Merdeka No. 291, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu

    14. Puskesmas Limusnunggal – Jl. Rawa Belut No. 05, Kecamatan Cibeureum

    15. Puskesmas Cibeureumhilir – Jl. Ciandam, Kecamatan Cibeureum

    Masyarakat tinggal datang ke Puskesmas terdekat dan memanfaatkan layanan pemeriksaan, baik untuk kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, maupun konsultasi kesehatan lainnya.

    Kenapa Kolesterol Perlu Dicek Setelah Lebaran?

    Lebaran seringkali identik dengan konsumsi makanan tinggi lemak seperti opor ayam, rendang, gulai, hingga aneka kue kering yang sarat mentega dan gula.

    Pola konsumsi ini jika tidak dikontrol dapat memicu lonjakan kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang menjadi faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

    Menurut para ahli kesehatan, kadar kolesterol yang tinggi tidak menimbulkan gejala secara langsung, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa tubuhnya berada dalam kondisi bahaya.

    “Pemeriksaan kadar kolesterol penting dilakukan sebagai langkah deteksi dini. Jangan tunggu sakit dulu baru periksa,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, Kamis (10/04/2025).

    Tak Sempat ke Puskesmas? Gunakan Aplikasi Satu Sehat Mobile

    Sebagai bagian dari transformasi layanan digital, Dinkes Kota Sukabumi juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi “Satu Sehat Mobile” yang dapat diunduh melalui smartphone Android maupun iOS.

    Aplikasi ini memudahkan masyarakat untuk mengakses riwayat kesehatan, catatan medis, dan bahkan melihat ketersediaan layanan di fasilitas kesehatan terdekat. Dalam jangka panjang, sistem ini mendukung terwujudnya ekosistem layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan efisien.

    “Satu Sehat adalah upaya digitalisasi layanan yang mempermudah masyarakat untuk terhubung dengan layanan kesehatan kapan saja dan di mana saja,” tulis Dinkes Kota Sukabumi dalam unggahan di akun media sosialnya.

    Langkah Sederhana, Dampak Besar

    Ajakan untuk mengecek kadar kolesterol ini bukan sekadar rutinitas medis biasa. Langkah sederhana ini bisa menjadi awal dari perubahan pola hidup yang lebih sehat.

    Deteksi dini memungkinkan tindakan pencegahan lebih dini pula, seperti perubahan pola makan, olahraga rutin, atau pengobatan sesuai anjuran dokter.

    Dinkes Kota Sukabumi berharap masyarakat tidak abai terhadap kesehatan pasca Lebaran. Mengedepankan pola hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan berkala menjadi kunci mencegah berbagai penyakit kronis yang bisa membayangi. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    Dinkes Kota Sukabumi Mencatat, Selama Posko Mudik Lebaran 2025: Hipertensi Jadi Keluhan Terbanyak

    SUKABUMIKITA.ID – Momentum mudik dan libur Idul Fitri 2025 menjadi panggung kesiapsiagaan penuh bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi. Selama 16 hari operasional lima Posko Kesehatan Mudik, sejak 23 Maret hingga 7 April 2025, petugas Dinkes telah memberikan pelayanan kepada 931 orang, baik dalam bentuk edukasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tindakan kegawatdaruratan.

    Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, menjelaskan bahwa dari total tersebut, 482 orang menjadi sasaran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait kesehatan. Sementara 443 orang lainnya mendapatkan pelayanan kesehatan langsung, baik berupa pemeriksaan ringan maupun penanganan medis lebih lanjut.

    “Alhamdulillah, pelayanan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berjalan lancar. Petugas kami total menangani 931 orang dengan berbagai jenis tindakan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam situasi padat seperti arus mudik Lebaran,” kata Reni kepada awak media, Kamis (10/4/2025).

    Beroperasi di Titik Strategis, Jangkau Berbagai Kalangan

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di sejumlah lokasi strategis, yakni:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Posko-posko ini menyasar berbagai kalangan, mulai dari pengunjung lokasi publik, pemudik yang melintas, pendatang dari luar kota, hingga para petugas lapangan yang berjibaku dalam pengamanan dan kelancaran arus mudik.

    Reni menambahkan bahwa posko-posko tersebut tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga pada upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat. KIE yang dilakukan mencakup penyuluhan pola hidup sehat, pencegahan penyakit tidak menular, serta edukasi terkait pertolongan pertama.

    Kasus Hipertensi Mendominasi, Disusul Keluhan Umum Lainnya

    Dari jenis penyakit yang ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi keluhan terbanyak, dengan 49 kasus. Kondisi ini sangat lazim ditemukan terutama pada pemudik usia lanjut yang kelelahan, kurang istirahat, atau mengonsumsi makanan tinggi garam selama perjalanan.

    Selain hipertensi, beberapa keluhan lain yang sering ditangani meliputi:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya oleh petugas kami. Kami juga menyiapkan jalur rujukan untuk pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ujar Reni.

    Tercatat ada empat pasien yang ditangani dalam kondisi kegawatdaruratan, dan dua pasien lainnya harus dirujuk ke RSI Assyifa Sukabumi karena memerlukan penanganan lanjutan yang tidak bisa ditangani di posko.

    Peran Vital Posko Kesehatan dalam Tradisi Mudik

    Tradisi mudik memang membawa kebahagiaan, namun juga menyimpan potensi risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Perjalanan panjang, cuaca panas, kurang tidur, hingga stres di perjalanan menjadi pemicu utama munculnya berbagai keluhan fisik.

    Di sinilah peran posko kesehatan menjadi sangat vital, tidak hanya sebagai tempat darurat bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik edukasi dan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan masyarakat.

    “Posko kesehatan ini bukan sekadar formalitas. Kehadirannya telah menyentuh banyak pihak yang mungkin tidak sempat atau enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan formal,” terang Reni.

    Sinergi Lintas Sektor, Pelayanan Maksimal

    Keberhasilan operasional posko mudik juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Reni menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas kesehatan yang bekerja tanpa lelah, juga kepada lintas sektor seperti Dinas Perhubungan, kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan lainnya.

    “Kami tidak bekerja sendiri. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa demi melindungi masyarakat selama masa mudik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu mendukung operasional posko kesehatan ini,” ujarnya.

    Evaluasi dan Perencanaan ke Depan

    Dinkes Kota Sukabumi menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama masa operasional posko akan menjadi bahan evaluasi penting dalam menyusun kebijakan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Dengan pendekatan berbasis data, perencanaan ke depan diharapkan lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Dari laporan-laporan yang masuk, kami bisa mengidentifikasi tren penyakit, titik-titik rawan, dan potensi perbaikan sistem layanan. Ke depan, posko kesehatan akan terus kami tingkatkan baik dari segi fasilitas maupun kualitas SDM-nya,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Gubernur Jabar Tegaskan Prioritas Infrastruktur, Wali Kota Sukabumi Apresiasi Langkah Strategis di Forum Pra-RUPS

    Gubernur Jabar Tegaskan Prioritas Infrastruktur, Wali Kota Sukabumi Apresiasi Langkah Strategis di Forum Pra-RUPS

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus memperkuat langkah-langkah strategis dalam pembangunan daerah. Hal ini terlihat dari digelarnya Pra-Rapat Umum Pemegang Saham (Pra-RUPS) pada Rabu, 9 April 2025, di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

    Agenda penting ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, dan dihadiri oleh seluruh kepala daerah se-Jawa Barat, termasuk Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki.

    Forum tersebut menjadi ajang konsolidasi antar pimpinan daerah untuk mempertegas komitmen bersama dalam pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur dan penguatan tata kelola keuangan daerah melalui BJB (Bank Jabar Banten). Kehangatan dan nuansa kekeluargaan mewarnai diskusi yang berlangsung, menciptakan suasana guyub yang penuh semangat kolaborasi.

    Fokus Pembangunan Jalan: Dari Provinsi ke Desa

    Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah skala prioritas pembangunan jalan. Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan, Pemprov Jabar akan memfokuskan pembangunan infrastruktur jalan provinsi sebagai langkah awal dalam memperbaiki konektivitas wilayah.

    “Setelah jalan provinsi tuntas, pembangunan akan berlanjut ke jalan-jalan di tingkat kota/kabupaten, hingga menyentuh infrastruktur jalan desa,” ujar Kang Dedi dalam arahannya.

    Langkah ini disambut positif oleh para kepala daerah. Salah satunya datang dari Wali Kota Sukabumi,  Ayep Zaki, yang menilai pendekatan tersebut sebagai strategi berjenjang yang sangat efektif.

    “Pak Gubernur sangat konsisten terhadap pembangunan jalan, dan itu dimulai dari level provinsi ke kabupaten/kota, lalu ke desa. Ini kami apresiasi karena akan berdampak langsung terhadap mobilitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ungkap Ayep Zaki usai mengikuti pertemuan.

    Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang merata tidak hanya memperlancar akses, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi pelayanan publik dan pemerataan pembangunan antarwilayah.

    Profesionalisme Pengelolaan BJB: Menjaga Aset Bersama

    Topik lain yang tak kalah penting dalam Pra-RUPS kali ini adalah penguatan manajemen Bank Jabar Banten (BJB). Gubernur Dedi Mulyadi menekankan bahwa penunjukan jajaran direksi dan komisaris BJB harus dilakukan secara profesional dengan mempertimbangkan kompetensi dan integritas.

    “BJB adalah bank milik rakyat Jawa Barat. Tata kelola yang baik dan profesionalisme harus menjadi pilar utama. Kita ingin BJB dikelola oleh orang-orang yang punya kapabilitas dan orientasi pada pelayanan publik serta profitabilitas sehat,” tegas Gubernur.

    Wali Kota Sukabumi sepakat dengan pandangan tersebut. Ia menyatakan bahwa BJB merupakan aset strategis bukan hanya milik provinsi, tetapi juga milik kabupaten/kota di Jawa Barat.

    “BJB sangat penting bagi daerah, termasuk Sukabumi. Kami berharap pengelolaan bank ini semakin profesional dan bisa memberi manfaat besar bagi pembangunan di daerah,” ujar Ayep.

    Kebersamaan Para Kepala Daerah: Simbol Kolaborasi Jabar

    Yang menarik, suasana forum tidak hanya kental dengan semangat kerja dan konsolidasi, tetapi juga hangat dengan nuansa kekeluargaan antar kepala daerah. Ayep Zaki menyebut adanya kegiatan arisan kepala daerah, sebuah momen simbolik yang mencerminkan kedekatan dan kekompakan para pemimpin daerah se-Jawa Barat.

    “Atmosfer kekeluargaannya terasa sekali. Bahkan tadi ada arisan kepala daerah, dan yang pertama menang arisan adalah Bupati Bogor. Hal-hal kecil seperti ini sangat berarti untuk memperkuat rasa persaudaraan dan sinergi,” ungkapnya dengan senyum.

    Kekompakan ini menjadi bekal penting dalam mengarungi tantangan pembangunan ke depan. Dengan komunikasi yang baik dan hubungan personal yang akrab, sinergi antarwilayah diharapkan dapat semakin solid.

    Sambut Kehadiran Gubernur di Hari Jadi Kota Sukabumi

    Di akhir pernyataannya, Wali Kota Sukabumi menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas rencana kehadiran Gubernur Jawa Barat dalam Rapat Paripurna Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi yang akan digelar pada Kamis, 10 April 2025.

    “Pak Gubernur dijadwalkan hadir dalam Rapat Paripurna besok. Ini adalah kehormatan bagi warga Kota Sukabumi. Momentum Hari Jadi akan semakin bermakna dengan kehadiran beliau,” ucap Ayep.

    Kehadiran Gubernur dalam peringatan hari jadi kota bukan hanya simbol kehormatan, tetapi juga bentuk nyata perhatian dan dukungan Pemprov Jabar terhadap pembangunan Kota Sukabumi.

    Membangun Jabar Bersama: Dari Pakuan ke Penjuru Desa

    Pra-RUPS ini menjadi bukti nyata bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan seluruh kepala daerah berkomitmen untuk membangun Jawa Barat secara inklusif dan berkeadilan. Dengan skala prioritas yang jelas, pendekatan profesional dalam tata kelola keuangan daerah, serta atmosfer kebersamaan antar pimpinan daerah, Jawa Barat siap melangkah maju.

    Dari Gedung Pakuan di Bandung, tekad itu menyebar ke seluruh pelosok—dari kota hingga desa. Dan di tengah gelombang semangat itu, Sukabumi pun siap mengambil peran pentingnya sebagai kota yang ‘bercahaya’, seiring perayaan usianya yang ke-111. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    Dinkes Kota Sukabumi Layani 931 Orang di Posko Mudik Lebaran 2025, Hipertensi Masih Dominasi

    SUKABUMIKITA.ID Momentum mudik Lebaran 2025 menjadi ajang kesiapsiagaan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

    Dalam rentang waktu 23 Maret hingga 7 April 2025, sebanyak 931 orang tercatat mendapatkan berbagai bentuk pelayanan kesehatan dari lima Posko Kesehatan Mudik yang disiagakan oleh Dinkes Kota Sukabumi.

    Data tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, pada Rabu (09/04/2025). Ia menyampaikan, dari jumlah tersebut, 482 orang merupakan penerima layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai kesehatan.

    Selain itu, 443 orang mendapatkan penanganan kesehatan langsung, termasuk empat pasien dengan kondisi kegawatdaruratan, serta dua orang pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit.

    “Alhamdulillah, seluruh proses pelayanan kesehatan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berlangsung dengan lancar. Kami total menangani 931 orang dengan berbagai tindakan medis dan edukatif. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Reni kepada awak media.

    Posko Strategis di Titik Keramaian

    Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di lokasi-lokasi strategis dengan mobilitas tinggi, antara lain:

    • Gedung Juang 45

    • Citimall Sukabumi

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)

    • Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)

    • Terminal Tipe A Kota Sukabumi

    Sasaran utama dari layanan ini mencakup pengunjung tempat publik, para pemudik, pendatang yang masuk ke wilayah Sukabumi, serta petugas lintas sektor yang bertugas di lapangan.

    Menurut Reni, keberadaan posko tidak hanya bersifat reaktif terhadap gangguan kesehatan, tetapi juga bersifat preventif dan promotif, terutama melalui penyuluhan kesehatan dan edukasi yang diberikan langsung oleh tim medis di lapangan.

    Hipertensi Masih Jadi Momok Utama

    Dari analisis jenis penyakit yang diderita para pengunjung posko, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi kasus yang paling dominan, dengan 49 orang tercatat mengalami keluhan tersebut. Reni menyebutkan, selain hipertensi, beberapa penyakit lain yang juga kerap ditangani di posko mudik antara lain:

    • Myalgia (nyeri otot)

    • Gastritis (radang lambung)

    • Chepalgia (sakit kepala)

    • Asma

    • Vulnus lacertum (luka robek)

    • Asma bronchiale

    “InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya. Petugas kami bekerja 24 jam secara bergiliran, dan kami pastikan ketersediaan obat, logistik medis, dan armada rujukan dalam kondisi siap siaga,” tambah Reni.

    Refleksi Kesehatan dalam Budaya Mudik

    Fenomena kesehatan dalam tradisi mudik memang selalu menjadi perhatian. Keletihan dalam perjalanan, kurangnya istirahat, konsumsi makanan tidak teratur, hingga tekanan emosional karena lalu lintas yang padat bisa menjadi pemicu berbagai gangguan kesehatan.

    Dari sinilah peran strategis Dinkes hadir melalui posko kesehatan. Tidak hanya menjadi tempat singgah bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik intervensi cepat, edukasi gaya hidup sehat, dan advokasi kesehatan kepada masyarakat yang sering kali abai akan kondisi fisiknya di tengah euforia mudik dan perayaan Lebaran.

    Dinkes Apresiasi Dukungan Lintas Sektor

    Dr. Reni juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, BPBD, hingga relawan kesehatan yang turut bergabung dalam sistem jaga posko. Ia menekankan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan kesehatan selama masa libur panjang ini.

    “Semangat kolaborasi ini sangat penting. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menjaga kesehatan warga Sukabumi dan para pemudik,” katanya.

    Pelayanan Berbasis Data untuk Kebijakan Lebih Baik

    Dinkes Kota Sukabumi juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama operasional posko mudik akan dijadikan bahan evaluasi dan acuan kebijakan ke depan. Dengan pendekatan berbasis data, program kesehatan saat momen besar seperti mudik dapat dirancang lebih akurat, responsif, dan tepat sasaran.

    “Kami belajar dari lapangan. Apa yang kami temui, kami catat, kami pelajari, dan nanti kami formulasikan sebagai bagian dari perencanaan program ke depan. Harapannya, layanan kami makin dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pungkas Reni. (Cr5)

  • Hangat dan Penuh Makna, Dinkes Kota Sukabumi Gelar Halal Bihalal Usai Libur Lebaran

    Hangat dan Penuh Makna, Dinkes Kota Sukabumi Gelar Halal Bihalal Usai Libur Lebaran

    SUKABUMIKITA.ID – Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan menyelimuti lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, saat seluruh jajaran petugas mengikuti kegiatan Halal Bihalal pasca libur panjang Idulfitri 1446 Hijriah.

    Acara ini digelar pada Selasa (08/04/2025) di Sekretariat Dinas Kesehatan dan menjadi momen berharga untuk saling memaafkan, mempererat silaturahmi, serta menyegarkan kembali semangat pelayanan kepada masyarakat.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, M.Kes, menyampaikan bahwa Halal Bihalal yang digelar di hari pertama kerja ini bukan hanya seremonial tahunan, tapi juga bentuk nyata dari budaya kerja yang mengedepankan kebersamaan dan semangat gotong royong.

    “Alhamdulillah, pada hari ini di hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran, kita menggelar kegiatan Halal Bihalal sebagai bentuk silaturahmi dan wujud kebersamaan seluruh insan kesehatan di Kota Sukabumi,” ujar Reni dalam sambutannya.

    Silaturahmi Jadi Penguat Sinergi dan Semangat Pelayanan

    Dalam suasana yang penuh keakraban, seluruh jajaran Dinkes dari berbagai bidang dan unit pelayanan tampak hadir, mulai dari staf administrasi, tenaga kesehatan, hingga kepala Puskesmas. Mereka saling bersalaman dan bermaaf-maafan, menghapus segala kekhilafan dan mempererat hubungan kerja yang solid.

    Reni menegaskan, momen Halal Bihalal ini juga menjadi refleksi penting untuk menatap tantangan ke depan, khususnya dalam hal pelayanan kesehatan yang semakin dinamis dan membutuhkan sinergi kuat antarpersonel.

    “Kita saling memaafkan dan memperkuat kebersamaan untuk membangun semangat baru dalam bekerja. Ini penting agar kita bisa terus memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” tuturnya.

    Bangkit dengan Semangat Baru: Menuju Kota Sukabumi Sehat dan Sejahtera

    Tak hanya sebagai ajang temu kangen usai libur, kegiatan ini juga menjadi pemantik motivasi bagi seluruh pegawai untuk kembali bekerja dengan hati dan dedikasi tinggi. Reni berharap, suasana positif yang tercipta dalam Halal Bihalal bisa menjadi energi baru yang membawa perubahan nyata di lingkungan kerja.

    “Ini saatnya kita mulai kembali dari awal, dengan semangat yang segar, saling mendukung, dan bersinergi membangun Kota Sukabumi yang sehat dan sejahtera,” ucapnya penuh optimisme.

    Kegiatan Halal Bihalal kemudian ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah yang semakin menguatkan rasa kekeluargaan di lingkungan Dinas Kesehatan.

    Tradisi yang Menjaga Kultur Positif dalam Pelayanan Publik

    Tradisi Halal Bihalal di instansi pemerintah, khususnya di lingkungan Dinas Kesehatan, bukan sekadar formalitas tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi penjaga kultur kerja positif, memperkuat solidaritas, dan menciptakan atmosfer kerja yang saling menghargai dan saling mendukung.

    Dinkes Kota Sukabumi percaya bahwa hubungan antarpegawai yang harmonis akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan publik, terutama di sektor kesehatan yang sangat mengandalkan kerja tim dan empati. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Hadiri Panen Raya Nasional Virtual Bersama Presiden Prabowo

    Wali Kota Sukabumi Hadiri Panen Raya Nasional Virtual Bersama Presiden Prabowo

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri kegiatan Panen Raya Nasional secara daring pada Senin, 07 April 2025.

    Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 14 provinsi di Indonesia, dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hadir langsung di lokasi utama, yaitu Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

    Panen raya ini digelar sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian nasional. Di Majalengka, Presiden Prabowo secara simbolis memanen padi varietas Inpari 32 di lahan seluas 25 hektare milik Kelompok Tani Genjah, menggunakan teknologi pertanian modern seperti combine harvester.

    Sementara itu, di Kota Sukabumi, Pemerintah Daerah bersama kelompok tani setempat turut menandai panen raya dengan memanen padi di sawah, kemudian mengikuti kegiatan nasional secara virtual dengan penuh antusias.

    Dalam pelaksanaannya, total lahan yang dipanen mencapai 348 hektare di seluruh Indonesia, dengan 13 lokasi melibatkan partisipasi virtual. Masyarakat, kelompok tani, hingga pelajar dari berbagai jenjang turut menyemarakkan momentum ini.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman dalam laporannya mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap petani. Ia menyebutkan bahwa harga gabah kini mencapai Rp6.500 per kilogram, memberikan dampak langsung bagi sekitar 100 juta petani di Indonesia.

    Ia juga menyoroti adanya penyederhanaan distribusi pupuk, di mana kini distribusi dilakukan langsung dari Kementerian Pertanian ke pabrik-pabrik pupuk tanpa melalui tahapan birokrasi yang panjang.

    “Ini adalah revolusi sektor pertanian. Produksi padi terus meningkat meski di tengah tantangan El Nino. Bahkan Bulog telah menyerap 800 ribu ton gabah, dan stok di gudang mencapai 2,4 juta ton. Diperkirakan akan menembus 3 juta ton pada akhir bulan ini,” kata Amran.

    Presiden Prabowo dalam arahannya menyampaikan enam pokok kebijakan utama, yakni stabilitas harga pangan, efisiensi pertanian, pembangunan 80 ribu koperasi baru, efisiensi anggaran, transparansi pengelolaan, serta dukungan penuh terhadap petani.

    Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan pendekatan kearifan lokal, seperti penggunaan burung hantu untuk pengendalian hama tikus, serta perbaikan sistem irigasi dan infrastruktur dasar sebagai pilar ketahanan pangan.

    Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan masyarakat, Panen Raya Nasional 2025 ini diyakini menjadi momentum penting dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. (Cr5)

  • Pasca Lebaran, Harga Bapokting di Kota Sukabumi Kembali Normal

    Pasca Lebaran, Harga Bapokting di Kota Sukabumi Kembali Normal

    SUKABUMIKITA.ID Pasca Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, harga sejumlah komoditas bahan pokok penting (Bapokting) di Kota Sukabumi mulai menunjukkan penurunan. Beberapa harga yang sempat melonjak tinggi menjelang Lebaran kini berangsur kembali normal.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Perdagangan Dalam Negeri di Diskumindag Kota Sukabumi, M. Rifki. Ia mengatakan, berdasarkan hasil pantauan langsung di sejumlah pasar tradisional, harga-harga mulai stabil.

    “Untuk beberapa komoditas yang sebelumnya sempat naik, sekarang sudah kembali normal. Mungkin masih ada beberapa pedagang yang menghabiskan stok lama, tapi secara keseluruhan harga sudah berangsur normal lagi,” ujar Rifki saat ditemui di kantornya, Senin (07/04/2025).

    Rifki menyebutkan, harga beras premium yang sebelumnya mencapai Rp15.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp13.600 per kilogram. Selain itu, daging ayam yang sempat menyentuh harga tinggi juga mengalami penurunan, dan kini berada di kisaran Rp35.000 per kilogram. Komoditas cabai pun terpantau mengalami tren penurunan harga.

    Pemantauan yang dilakukan Diskumindag pada 7 April 2025 mencatat, harga daging sapi berada di angka Rp130.000 per kilogram, telur ayam dijual Rp26.000 per kilogram, minyak goreng kemasan Rp21.000 per liter, serta gula pasir Rp20.000 per kilogram.

    Sementara itu, Eliawati (58), seorang warga yang tengah berbelanja di Pasar Tipar Gede, berharap harga-harga kebutuhan pokok segera kembali stabil seperti sebelum Ramadhan.

    “Mudah-mudahan bisa cepat normal lagi harga-harganya. Sekarang kan Lebarannya sudah selesai, jadi seharusnya harga-harga kembali seperti biasa,” ujar Eli.

    Diskumindag Kota Sukabumi memastikan akan terus melakukan pemantauan terhadap harga bahan pokok di pasar tradisional sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. (Cr5)

  • Ketua RT dan RW di Sukabumi Keluhkan Insentif Tak Kunjung Cair, Janji Kenaikan Belum Direalisasikan

    Ketua RT dan RW di Sukabumi Keluhkan Insentif Tak Kunjung Cair, Janji Kenaikan Belum Direalisasikan

    SUKABUMIKITA.ID – Sejumlah Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kota Sukabumi menyampaikan keluhan terkait keterlambatan pencairan insentif bulanan yang biasanya dibayarkan secara triwulanan oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Hingga memasuki bulan April 2025, insentif yang seharusnya sudah diterima sejak triwulan pertama tahun ini belum juga cair.

    “Biasanya memang diberikan per triwulan, tapi sekarang belum ada pencairan insentif sejak awal tahun 2025,” ungkap seorang Ketua RW di wilayah Kecamatan Cikole yang enggan disebutkan namanya, Senin (07/04/2025).

    Kondisi ini mengejutkan banyak Ketua RT dan RW, sebab pencairan insentif sebelumnya selalu dilakukan rutin antara tanggal 20 hingga 22 setiap triwulan. Keterlambatan kali ini disebut sebagai yang pertama kali terjadi hingga melewati bulan pencairan.

    Tak hanya soal keterlambatan, para Ketua RT dan RW juga mempertanyakan realisasi janji kampanye Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi mengenai kenaikan insentif hingga 100 persen.

    “Janji Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi itu, akan ada kenaikan insentif Ketua RT dan RW. Tapi berdasarkan informasi dari kelurahan, insentif Januari dan Februari masih menggunakan nominal lama. Baru insentif bulan Maret yang kabarnya akan naik,” lanjut Ketua RW tersebut.

    Seorang Ketua RT dari wilayah yang sama juga mengaku kecewa karena belum ada kepastian dari pemerintah kota. Bahkan, ia menyebutkan insentif terakhir diterima pada akhir tahun 2024.

    “Sekarang sudah April, belum ada kejelasan soal pencairan, apalagi soal kenaikan yang dijanjikan,” ujarnya.

    Sebagai informasi, insentif untuk Ketua RT sebelumnya diberikan sebesar Rp250 ribu per bulan, dan dijanjikan naik menjadi Rp500 ribu. Sementara Ketua RW awalnya menerima Rp350 ribu, yang direncanakan naik menjadi Rp700 ribu per bulan mulai Maret 2025.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kota Sukabumi mengenai alasan keterlambatan pencairan insentif maupun kepastian kenaikan nominal yang dijanjikan.

    Masyarakat dan para Ketua RT serta RW berharap, pemerintah segera memberikan klarifikasi dan kepastian waktu pencairan, serta menunjukkan komitmen terhadap janji-janji politik yang telah disampaikan. (Cr5)

  • Penghapusan Denda Tunggakan Pajak, Kantor Samsat Kota Sukabumi Diserbu Warga

    Penghapusan Denda Tunggakan Pajak, Kantor Samsat Kota Sukabumi Diserbu Warga

    SUKABUMIKITA.ID – Kantor Samsat Kota Sukabumi sejak Senin (24/3) dipadati warga yang hendak membayar pajak kendaraan. Jumlah wajib pajak yang datang meningkat signifikan dibandingkan hari biasanya.

    Animo masyarakat ini dipicu oleh kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menghapus denda tunggakan pajak kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat.

    Kepala Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW) Kota Sukabumi, Iwan Juanda, menyatakan bahwa sejak program ini mulai berlaku pada 20 Maret hingga 6 Juni 2025, tercatat 645 wajib pajak telah memanfaatkan kebijakan tersebut.

    “Masyarakat cukup antusias memanfaatkan program ini, terbukti dari meningkatnya jumlah wajib pajak. Dukungan sarana dan prasarana layanan juga berjalan normal,” kata Iwan.

    Iwan menambahkan, hingga pukul 14.00 WIB tercatat sebanyak 645 transaksi pembayaran pajak kendaraan bermotor, baik pajak tahunan, lima tahunan, mutasi, maupun balik nama. Total penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada hari itu mencapai Rp279.902.500.

    Untuk mempermudah pelayanan, Samsat Kota Sukabumi mengoperasikan tujuh titik layanan, yakni Samsat Induk, Samsat Outlet Lembursitu, Samdong Ciaul, Samdong Balaikota, Samsat Keliling Danalaga, Samsat Keliling TMC, dan Samsat MPP.

    “Pembebasan denda dan pokok pajak ini merupakan hadiah lebaran dari Gubernur Jabar. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah dilakukan penghapusan tunggakan pajak seperti ini,” ujarnya.

    Iwan menghimbau masyarakat agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Pasalnya, setelah program ini selesai, Pemerintah Jawa Barat berencana menerapkan regulasi yang melarang kendaraan dengan pajak menunggak melintas di jalan kabupaten maupun provinsi.

    “Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk merapikan pajak kendaraan bermotor dan ikut serta dalam mendukung pembangunan daerah melalui pencapaian target pendapatan daerah,” imbaunya.

    Sementara itu, salah seorang wajib pajak, Lina Yulianti (37), mengaku sangat terbantu dengan program ini. Ia memanfaatkan kebijakan tersebut untuk membayar pajak sepeda motor bekas yang dibelinya dari rekannya dalam kondisi pajak mati selama 10 tahun.

    “Saya beli motor bekas buat anak saya. Karena pajaknya mati dan sudah nunggak 10 tahun, jadi sekarang mau dibayar mumpung ada program pemutihan pajak. Sebelumnya, kalau dihitung dengan denda, bisa jutaan. Tapi sekarang, setelah pemutihan, cukup sekitar Rp500 ribuan saja,” jelasnya. (Cr5)

  • Pemda Se-Jabar Serahkan LKPD 2024 ke BPK: Tantangan Kesejahteraan dan Transparansi Jadi Sorotan

    Pemda Se-Jabar Serahkan LKPD 2024 ke BPK: Tantangan Kesejahteraan dan Transparansi Jadi Sorotan

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Daerah se-Jawa Barat secara resmi menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2024 kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Rabu (26/03/2025). Penyerahan ini digelar di Auditorium BPK Perwakilan Jawa Barat, dan menjadi momen penting dalam upaya peningkatan transparansi serta akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

    Acara ini dihadiri langsung oleh para kepala daerah se-Jawa Barat, termasuk Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki, serta diwarnai dengan penandatanganan berita acara oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, dan perwakilan kepala daerah.

    “Hidup yang Tak Dipertaruhkan, Tak Akan Dimenangkan”

    Dalam sambutannya, Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman tidak hanya bicara soal laporan keuangan, namun juga mengangkat realita sosial yang menjadi latar belakang penyusunan kebijakan anggaran daerah. Ia menyampaikan, kesejahteraan di Jawa Barat masih menjadi pekerjaan rumah besar, meskipun capaian pembangunan telah dilakukan di berbagai lini.

    Ia menyinggung data yang mengkhawatirkan, seperti angka perceraian yang mencapai 90.000 kasus, dengan 70.000 gugatan datang dari pihak perempuan. Selain itu, angka kemiskinan masih di 7,08%, dan beberapa kabupaten bahkan menyentuh 10 hingga 11%.

    Tingkat pengangguran terbuka pun masih cukup tinggi, yaitu 6,75% atau sekitar 1,6 juta orang dari 25 juta angkatan kerja di Jawa Barat.

    “Jawa Barat tidak akan istimewa jika kota dan kabupatennya tidak memiliki keunggulan masing-masing. Kita harus bertaruh untuk kesejahteraan. Karena hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan dimenangkan,” tegas Herman dengan penuh semangat, mengutip filosofi Prabu Siliwangi.

    BPK Apresiasi Ketepatan Waktu, Namun Soroti Banyak Masalah

    Kepala BPK Perwakilan Jawa Barat, Edu Oktain Panjaitan, memberikan apresiasi atas penyerahan LKPD yang dilakukan lima hari lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Namun demikian, BPK tetap memberikan sejumlah catatan penting terkait temuan dan tantangan yang masih harus dibenahi oleh pemerintah daerah.

    Berikut tujuh poin penting yang disampaikan oleh BPK:

    1. Defisit Anggaran
      Banyak daerah mengalami defisit anggaran dan tidak mampu membayar tagihan belanja tahun berjalan. Meski defisit tidak melanggar hukum, pemerintah daerah diminta lebih berhati-hati agar tidak menyalahi aturan penggunaan dana.

    2. Aset Fasilitas Umum Belum Diserahkan
      Banyak pengembang perumahan belum menyerahkan fasilitas umum (fasum) dan sosial (fasos) ke pemerintah daerah. Kondisi ini berisiko menimbulkan masalah lingkungan dan sosial, termasuk banjir akibat alih fungsi lahan.

    3. Ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi
      BPK menemukan bahwa masih ada laporan keuangan yang belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 17, terutama dalam penyajian properti investasi dan kebijakan akuntansi.

    4. Kendala Transisi Sistem SIPD
      Penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) masih menghadapi berbagai kendala. Padahal, sistem ini penting untuk memastikan pengelolaan keuangan yang transparan dan efisien.

    5. Pengelolaan Dana BOS Tidak Tertib
      BPK menyoroti lemahnya pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Masih banyak laporan keuangan yang tidak lengkap dan penggunaan dana yang tidak sesuai juknis.

    6. Data PBB Belum Diperbarui
      Data Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di banyak daerah belum dimutakhirkan, yang berdampak pada kurang optimalnya penerimaan pajak daerah dan potensi kebocoran penerimaan.

    7. Penggunaan Belanja Hibah dan Bansos
      BPK mengingatkan agar penggunaan belanja hibah dan bantuan sosial, khususnya dalam konteks Pilkada Serentak 2024, benar-benar sesuai regulasi dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik praktis.

    Wali Kota Sukabumi Tegaskan Komitmen Pengelolaan Keuangan yang Akuntabel

    Menanggapi proses ini, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menegaskan bahwa Pemerintah Kota Sukabumi akan terus memperkuat tata kelola keuangan secara akuntabel dan sesuai dengan aturan. Ia menyatakan bahwa transparansi bukan hanya untuk memenuhi kewajiban formal, tapi sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada rakyat.

    “Kita tidak bisa membangun tanpa kepercayaan publik. Maka dari itu, kami akan terus memastikan bahwa setiap rupiah dari rakyat digunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakat,” ujar Ayep.

    Ia juga menyampaikan dukungannya terhadap pesan Sekda Jawa Barat tentang pentingnya pertaruhan dalam perjuangan. “Sukabumi siap menjadi bagian dari perjuangan besar menuju Jawa Barat yang sejahtera, adil, dan membahagiakan warganya,” katanya.

    Penyerahan LKPD: Cerminan Komitmen dan Refleksi Masa Depan

    Penyerahan LKPD Tahun Anggaran 2024 bukan sekadar agenda administratif tahunan. Ia adalah cerminan dari komitmen pemerintah daerah untuk bersikap terbuka, bertanggung jawab, dan bersungguh-sungguh dalam mengelola keuangan negara. Namun di balik lembaran angka, tersimpan realita sosial yang menuntut tindakan nyata.

    Ke depan, tantangan seperti pengelolaan dana pendidikan, transparansi bansos, hingga optimalisasi pendapatan daerah menjadi PR besar yang harus dijawab dengan inovasi, kolaborasi, dan keberanian.

    Karena seperti kata Sekda Jabar, “hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan dimenangkan.” Dan Jawa Barat, termasuk Kota Sukabumi di dalamnya, harus berani memenangkan hidup demi kesejahteraan rakyatnya. (Cr5)