Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Warga Resah Wacana Penghapusan P2RW Kota Sukabumi

    Warga Resah Wacana Penghapusan P2RW Kota Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID – Wacana penghapusan Program Pemberdayaan Rukun Warga (P2RW) di Kota Sukabumi yang saat ini mulai berhembus, memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

    Sejumlah Ketua RW menyampaikan keresahannya terhadap kabar tersebut, lantaran program ini dinilai telah banyak memberikan dampak positif bagi pembangunan di lingkungan masyarakat selama lebih dari satu dekade.

    P2RW sendiri merupakan program unggulan Pemerintah Kota Sukabumi yang pertama kali diluncurkan pada masa kepemimpinan Wali Kota Mohammad Muraz dengan besaran dana awal sebesar Rp15 juta per RW setiap tahun.

    Program ini kemudian dilanjutkan oleh Wali Kota Achmad Fahmi, yang menaikkan bantuan menjadi Rp25 juta, dan tetap dijalankan pada masa Penjabat Wali Kota Kusmana Hartadji dengan nominal yang sama.

    Indah Puspita, Ketua RW di salah satu wilayah Kecamatan Cikole, berharap agar program tersebut tidak dihapus, melainkan ditingkatkan manfaatnya. Menurutnya, bantuan dari P2RW sangat dirasakan masyarakat dan mampu mendorong semangat gotong royong dalam pembangunan wilayah.
    “Besaran P2RW tahun kemarin Rp25 juta untuk setiap RW. Kalau bisa, sekarang ditambah, bukan malah dihilangkan. Karena tidak semua program pembangunan pemerintah itu menjangkau wilayah kami,” ujar Indah kepada wartawan, Rabu (23/04/2025).

    Indah juga menyoroti belum adanya kejelasan dari pihak kelurahan terkait kelanjutan program di tahun ini. Ia menyebut, hingga saat ini belum ada informasi resmi maupun pelaksanaan rembuk warga sebagaimana yang biasa dilakukan setiap tahunnya.
    “Kabar dari kelurahan belum ada. Kami masih menunggu. Tahun ini tidak ada pengajuan baru, yang dipakai katanya usulan tahun 2024,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Indah menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2RW sangat tinggi. Setiap tahun, sekitar 30 persen dari anggaran pembangunan yang direalisasikan berasal dari swadaya warga.
    “Selain uang stimulan dari Pemkot, warga juga berkontribusi besar dalam bentuk gotong royong. Ini memperkuat kebersamaan dan mempercepat pembangunan wilayah,” tegasnya.

    Senada dengan Indah, Ketua RW lainnya, Jukardi Jayaniti dari Kecamatan Cikole, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia berharap agar program P2RW tetap dilanjutkan, karena selama ini menjadi salah satu tumpuan pembangunan tingkat RW yang terstruktur dan nyata.
    “Harapannya tetap dilanjutkan, karena program LPM saja sekarang tidak jelas. P2RW selama ini justru bisa memberdayakan LPM dan membangun wilayah,” jelas Jukardi.

    Ia menambahkan, kabar tentang penghapusan P2RW pertama kali didapatnya langsung dari Wali Kota Sukabumi dalam sebuah acara. Disebutkan bahwa P2RW akan digantikan dengan skema bantuan baru berupa dana Rp10 juta per RT, namun petunjuk teknis (juklak dan juknis) terkait program pengganti itu belum jelas.
    “Kami para Ketua RW belum tahu seperti apa mekanisme dan aturannya. Informasi dari Pak Ayep (Wali Kota) memang P2RW akan digantikan, tapi belum ada sosialisasi detail,” tambahnya.

    Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian di kalangan pengurus RW, mengingat selama ini P2RW telah menjadi program yang diandalkan masyarakat untuk memperbaiki infrastruktur, meningkatkan fasilitas umum, serta mempererat kebersamaan di lingkungan.
    Warga berharap Pemerintah Kota Sukabumi mempertimbangkan ulang wacana penghapusan program ini, mengingat kebermanfaatan yang telah terbukti dan dirasakan langsung oleh masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Tinjau jalan Rusak, 120 Milyar Rupiah Anggaran Disiapkan Untuk Ifrastruktur

    Wali Kota Sukabumi Tinjau jalan Rusak, 120 Milyar Rupiah Anggaran Disiapkan Untuk Ifrastruktur

    SUKABUMIKITA.ID – Sebagai bentuk komitmen terhadap pelayanan publik yang optimal, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki bersama Wakil Wali Kota Bobby Maulana turun langsung meninjau kondisi sejumlah ruas jalan rusak di Kota Sukabumi, Selasa (22/04/2025).

    Peninjauan ini dilakukan di beberapa titik strategis seperti Jalan Pramuka dan Jalan Cicadas yang selama ini kerap dikeluhkan warga akibat kerusakannya yang cukup parah.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya responsif Pemerintah Kota Sukabumi dalam menjawab keluhan masyarakat sekaligus mempersiapkan program perbaikan infrastruktur secara menyeluruh, sistematis, dan berkelanjutan.

    “Insha Allah kita akan perbaiki jalan secara menyeluruh dengan kualitas terbaik. Saya ingin aspal yang kuat bisa bertahan hingga lima tahun ke depan,” ujar Ayep Zaki di sela-sela peninjauan.

    Wali Kota menegaskan bahwa perbaikan jalan tidak boleh sekadar tambal sulam. Ia ingin agar setiap proses pembangunan didasari pada perencanaan matang dan pengerjaan berkualitas, dimulai dari fondasi utama, yakni sistem drainase. “Kalau drainasenya tidak dibenahi, maka percuma saja kita aspal jalannya. Begitu hujan deras, air akan menggenang dan jalan kembali rusak. Maka dari itu, kita mulai dari dasar dulu,” jelas Ayep.

    Upaya ini juga akan didorong melalui skema padat karya, dengan melibatkan warga setempat agar pelaksanaan pembangunan infrastruktur juga memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat.

    Pemerintah Kota Sukabumi telah menyiapkan anggaran sebesar Rp120 miliar untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan penerangan jalan umum (PJU). Dana tersebut akan digunakan untuk menangani sekitar 117 kilometer jalan yang tersebar di seluruh wilayah kota, mulai dari jalan utama hingga jalan lingkungan. “Kami akan pastikan setiap rupiah dari anggaran digunakan seefisien dan seefektif mungkin. Jalan lingkungan juga akan mendapat perhatian, karena sangat penting untuk akses warga dan pertumbuhan ekonomi lokal,” tutur Ayep.

    Tak hanya itu, Ayep juga mengajak seluruh warga untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon kelancaran dan keberkahan dalam setiap langkah pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan.

    “Kita berharap agar perjalanan kepemimpinan ini diridhai oleh Allah SWT dan membawa kebaikan bagi seluruh warga Kota Sukabumi,” ungkapnya. (Cr5)

  • Wakaf Abadi Perlu Payung Hukum, DPRD Desak Perda Segera Disusun

    Wakaf Abadi Perlu Payung Hukum, DPRD Desak Perda Segera Disusun

    SUKABUMIKITA.ID – Program pengumpulan dana wakaf abadi yang digulirkan oleh Pemerintah Kota Sukabumi kembali mendapat sorotan dari kalangan legislatif.

    Kali ini, giliran Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Danny Ramdhani, yang menyampaikan pandangannya terhadap kebijakan tersebut.

    Dalam keterangannya kepada awak media, Danny menyatakan bahwa secara prinsip, gagasan wakaf abadi merupakan langkah positif dan bernilai keumatan.

    Namun, ia menekankan perlunya kejelasan teknis, terutama menyangkut mekanisme pengumpulan dan pengelolaan dana wakaf agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

    “Wakafnya sudah baik, hanya tinggal harus diatur Perda-nya, agar tidak salah kaprah mekanisme,” kata Danny kepada wartawan, Minggu (20/04).

    Lebih jauh, Danny juga mengingatkan bahwa wakaf merupakan ibadah sunnah yang bersifat sukarela dan tidak bisa dipaksakan. Ia menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam program wakaf harus dilandasi keikhlasan dan kemampuan masing-masing individu.

    “Wakaf itu adalah sunah, bukan wajib. Jadi bagi siapa yang mampu, silakan dan harus ikhlas memberikannya, bukan dipaksa,” jelasnya.

    Danny menekankan bahwa semangat dari wakaf adalah kesadaran dan keikhlasan, bukan kewajiban atau tekanan sosial. Ia menyatakan keprihatinannya jika dalam praktiknya nanti terdapat indikasi keterpaksaan dalam pengumpulan dana.

    “Kalau ada keterpaksaan, itu sudah beda tema lagi,” ujarnya tegas Danny.

    Menurutnya, apabila program dana wakaf ini ingin dijalankan secara berkelanjutan dan diterima oleh masyarakat luas, maka harus ada regulasi yang jelas. Ia menyarankan agar Pemkot segera menyiapkan payung hukum dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) sebagai dasar pelaksanaan.

    “Makanya ke depan, semua harus ada regulasi yang jelas dengan berpedoman pada Perda nantinya,” sambungnya.

    Sampai berita ini diturunkan, Pemerintah Kota Sukabumi belum memberikan keterangan resmi terkait rencana pengaturan dana wakaf abadi dalam bentuk Perda.

    Namun, sejumlah pihak di legislatif berharap wacana tersebut segera ditindaklanjuti agar kebijakan ini bisa berjalan secara sistematis, akuntabel, dan tidak menimbulkan polemik di kemudian hari.  (Cr5)

  • DPUTR Kota Sukabumi Genjot Program Rutilahu, 235 Unit Siap Dibangun Tahun Ini

    DPUTR Kota Sukabumi Genjot Program Rutilahu, 235 Unit Siap Dibangun Tahun Ini

    SUKABUMIKITA.ID — Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) terus mempercepat realisasi program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
    Pada tahun 2025 ini, sebanyak 234 unit rumah tidak layak huni ditargetkan untuk diperbaiki dan dibangun kembali secara bertahap, yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah Kota Sukabumi.

    Kepala DPUTR Kota Sukabumi, Sony Hermanto, mengatakan bahwa program Rutilahu merupakan salah satu prioritas pemerintah daerah dalam mendukung kebutuhan dasar masyarakat, khususnya dalam hal penyediaan tempat tinggal yang layak, sehat, dan aman.

    Untuk mendukung program tersebut, pihaknya memanfaatkan berbagai sumber pendanaan, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi.
    “Kami berkomitmen mendorong percepatan perbaikan hunian tidak layak melalui skema bantuan stimulan yang tepat sasaran. Ini merupakan bagian dari upaya konkret pemerintah kota dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Sony saat ditemui wartawan, Selasa (15/04/2025).

    Ia merinci, dari total 234 unit yang akan dikerjakan tahun ini, sebanyak 175 unit merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan skema stimulan sebesar Rp20 juta per unit.

    Sementara itu, 60 unit lainnya dibiayai melalui anggaran APBD Kota Sukabumi yang juga mengusung model bantuan stimulan kepada warga penerima manfaat.

    Tak hanya mengandalkan dua sumber itu, Pemkot Sukabumi melalui DPUTR juga telah mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk pembangunan tambahan 1.130 unit rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

    Jika usulan tersebut disetujui, maka angka rumah tidak layak huni di Kota Sukabumi dipastikan akan mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
    “Program BSPS dari pusat ini sangat potensial dalam membantu kami menuntaskan permasalahan perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin banyak unit yang direalisasikan, maka semakin cepat pula pengurangan jumlah Rutilahu di Kota Sukabumi,” tambah Sony.

    Lebih jauh, Sony juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam proses pelaksanaan program ini. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh faktor anggaran dan kebijakan, tetapi juga oleh keterlibatan langsung warga penerima manfaat.

    “Kami mendorong partisipasi aktif warga dalam setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Dengan begitu, hasilnya akan lebih optimal dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

    DPUTR juga memastikan bahwa seluruh pelaksanaan program Rutilahu dilakukan secara transparan dan sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan. Proyek ini diharapkan dapat selesai tepat waktu dan memberi dampak nyata dalam peningkatan taraf hidup masyarakat Kota Sukabumi.

    “Semoga dengan berbagai upaya yang kami lakukan, termasuk sinergi dengan stakeholder lain, jumlah rumah tidak layak huni di Kota Sukabumi dapat ditekan secara bertahap. Lebih dari itu, ini adalah bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap hak dasar masyarakat, yakni tempat tinggal yang layak,” pungkas Sony. (Cr5)

  • Insentif RT dan RW di Kota Sukabumi Mulai Cair, Maret 2025 Naik 100 Persen

    Insentif RT dan RW di Kota Sukabumi Mulai Cair, Maret 2025 Naik 100 Persen

    SUKABUMIKITA.ID – Kabar gembira bagi para Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kota Sukabumi. Pemerintah Kota Sukabumi melalui Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah resmi mulai mencairkan dana insentif untuk seluruh Ketua RT dan RW se-Kota Sukabumi. Pencairan dilakukan secara bertahap mulai Selasa, 15 April 2025.

    Pemberian insentif ini merupakan bentuk apresiasi atas peran penting Ketua RT dan RW dalam pelayanan masyarakat di lingkungan masing-masing. Total ada 1.976 Ketua RT dan 357 Ketua RW yang menerima insentif triwulan pertama tahun 2025.

    “Ya, betul. Pencairan dilakukan secara bertahap untuk pembayaran insentif bulan Januari, Februari, dan Maret 2025,” ujar Lela Nurlela, Analis Kebijakan Ahli Muda Administrasi Kewilayahan pada Bagian Pemerintahan Setda Kota Sukabumi, saat dikonfirmasi pada Senin (14/4/2025).

    Menurut Lela, nilai insentif untuk dua bulan pertama (Januari dan Februari) masih menggunakan besaran lama, yakni:

    • Ketua RT: Rp250 ribu per bulan

    • Ketua RW: Rp350 ribu per bulan

    Namun mulai Maret 2025, Pemerintah Kota Sukabumi menaikkan besaran insentif hingga 100 persen. Artinya, Ketua RT kini menerima Rp500 ribu per bulan dan Ketua RW Rp700 ribu per bulan.

    “Untuk pencairan triwulan pertama ini, total yang diterima Ketua RT adalah Rp1 juta, dan Ketua RW Rp1,4 juta,” terang Lela.

    Berikut rincian insentif triwulan pertama 2025:

    • Ketua RT: Rp250 ribu (Januari) + Rp250 ribu (Februari) + Rp500 ribu (Maret) = Rp1.000.000

    • Ketua RW: Rp350 ribu (Januari) + Rp350 ribu (Februari) + Rp700 ribu (Maret) = Rp1.400.000

    Pencairan Dilakukan Bertahap

    Lela menjelaskan, pencairan insentif dilakukan bertahap karena adanya kendala teknis dan administratif di lapangan. Salah satunya adalah belum lengkapnya struktur keuangan di beberapa kelurahan.

    “Masih ada kelurahan yang belum memiliki Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP), padahal itu syarat penting untuk menyalurkan dana. Selain itu, pihak perbankan juga melakukan pencairan dana secara bertahap, sehingga tidak bisa serentak,” jelasnya.

    Dengan adanya kenaikan ini, Pemerintah Kota Sukabumi berharap kinerja para Ketua RT dan RW semakin optimal dalam membangun lingkungan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Resmikan Program ‘Nyaah Ka Indung ‘

    Wali Kota Sukabumi Resmikan Program ‘Nyaah Ka Indung ‘

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi resmi meluncurkan program “Nyaah Ka Indung”, sebuah program unggulan yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum lanjut usia.

    Peluncuran program ini secara simbolis dilakukan oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dalam sebuah seremoni yang berlangsung di halaman Balai Kota Sukabumi, Jumat (11/04/2025).

    Kegiatan launching tersebut turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta sejumlah warga lanjut usia yang menjadi perwakilan penerima manfaat.

    Dalam sambutannya, Ayep Zaki mengungkapkan apresiasinya atas program tersebut dan menyatakan bahwa Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah pertama yang melaksanakan kegiatan ini.

    “Hari ini kita melaunching program Nyaah Ka Indung yang digagas Gubernur Jawa Barat. Kota Sukabumi termasuk daerah yang pertama melangsungkan kegiatan ini,” ujar Ayep Zaki di hadapan tamu undangan dan masyarakat yang hadir.\

    Ayep menegaskan, program Nyaah Ka Indung bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan bagian dari upaya konkret pemerintah dalam membangun budaya menghargai dan merawat para orang tua, khususnya warga lanjut usia yang kerap luput dari perhatian.

    Program ini diharapkan mampu membawa manfaat besar bagi masyarakat Kota Sukabumi, terutama kelompok lansia yang selama ini membutuhkan dukungan dari sisi sosial dan ekonomi.

    Lebih lanjut, Ayep menjelaskan bahwa pada tahap awal, program ini masih dalam tahap persiapan. Pemerintah Kota Sukabumi, melalui kerja sama lintas sektor, akan terlebih dahulu menyusun berbagai aspek teknis pelaksanaan, mulai dari pendataan sasaran hingga skema pendanaan yang akan digunakan.

    “Saat ini kita belum berbicara teknis. Masih akan kita susun dulu terkait teknisnya dengan SKPD maupun instansi terkait. Nanti akan kita ketahui hasilnya dari assessment yang dilakukan,” ujar Ayep Zaki.

    Sebagai bagian dari simbolisasi peluncuran, Pemerintah Kota Sukabumi menyerahkan bantuan berupa paket sembako dan santunan kepada sejumlah warga lanjut usia. Bantuan tersebut menjadi bentuk awal dari implementasi program yang nantinya akan terus dikembangkan dan diperluas cakupannya.

    Program “Nyaah Ka Indung”, yang secara harfiah berarti “Sayang kepada Ibu”, mengandung filosofi luhur dalam budaya Sunda yang menempatkan peran orang tua, khususnya ibu, sebagai sosok yang harus dihormati dan dimuliakan.

    Melalui program ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong seluruh daerah untuk menciptakan kebijakan dan kegiatan yang lebih pro-lansia, mencakup bantuan sosial, layanan kesehatan, hingga pembinaan mental dan spiritual.

    Pemerintah Kota Sukabumi sendiri menilai, pelaksanaan program ini sejalan dengan visi misi pembangunan daerah yang menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat secara merata.

    Terlebih di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks, perhatian terhadap lansia menjadi hal yang sangat penting agar mereka tidak merasa tersisih atau terabaikan.

    “Ini bagian dari ikhtiar kita bersama, agar lansia tidak hanya mendapatkan perhatian saat momen-momen tertentu saja, tapi secara berkelanjutan dan terprogram,” Tutup Ayep.

    Dengan dimulainya program ini, diharapkan Kota Sukabumi bisa menjadi percontohan pelaksanaan “Nyaah Ka Indung” di wilayah lain. Ke depan, Pemerintah Kota Sukabumi juga berencana melibatkan komunitas, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha agar partisipasi terhadap perlindungan lansia menjadi gerakan bersama. (Cr5)

  • Tuai Kecaman, Walikota Sukabumi Berikan Penjelasan Terkait Dana Wakaf

    Tuai Kecaman, Walikota Sukabumi Berikan Penjelasan Terkait Dana Wakaf

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menyatakan terbuka terhadap berbagai kritik dan masukan terkait program wakaf dana abadi yang baru-baru ini diluncurkan Pemerintah Kota Sukabumi. Menurutnya, program tersebut dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Wakaf serta regulasi yang ditetapkan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI).

    Pernyataan itu disampaikan Wali Kota menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sukabumi di depan Balai Kota, Senin (14/04/2025).

    Dalam aksi tersebut, IMM menyuarakan penolakan terhadap program wakaf yang dinilai minim transparansi dan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

    “Saya meyakini wakaf dana abadi adalah instrumen pembangunan umat Islam yang sangat baik. Untuk menjelaskannya harus secara resmi, silahkan mau di rumah dinas atau di balai kota, asal dengan tidak teriak-teriak,” ujar Ayep Zaki saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (15/4).

    Ia juga mengakui bahwa literasi masyarakat mengenai wakaf, terutama wakaf uang, masih rendah. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya sosialisasi secara masif dan melibatkan berbagai pihak agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

    Sementara itu, Ketua Umum PC IMM Sukabumi, Fajri, menilai bahwa program wakaf abadi yang dijalankan Pemkot Sukabumi bersama Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB) mengabaikan prinsip akuntabilitas dan transparansi. MoU program ini diketahui ditandatangani pada 27 Maret 2025.

     

    “Setelah kami lakukan kajian dan investigasi, kami membawa enam tuntutan utama. Karena mengatasnamakan Pemkot Sukabumi, maka seharusnya program ini memperhatikan prinsip partisipasi publik dan akuntabilitas,” ujar Fajri dalam keterangannya kepada media, Senin (14/04).

    IMM menyoroti target pengumpulan dana wakaf abadi sebesar Rp2,8 miliar per tahun, yang menurut mereka sangat besar dan berpotensi disalahgunakan bila tidak dikelola dengan transparan. Mereka juga menyayangkan sikap wali kota yang tidak menemui massa aksi selama dua jam unjuk rasa berlangsung.

    Di sisi lain, Sekretaris PC IMM Sukabumi, Diki Agus, menyoroti potensi konflik kepentingan dalam pengelolaan program tersebut. Ia menyebutkan bahwa Yayasan Doa Bangsa didirikan oleh Wali Kota Ayep Zaki, dan MoU program ini ditandatangani oleh adik wali kota yang menjabat di yayasan tersebut.

    “Secara regulasi, lembaga ini memang di bawah pengawasan BWI, namun masalah utamanya bukan legalitas, melainkan etika dan tata kelola. Ini adalah MoU antara kakak dan adik, yang sangat rawan menimbulkan konflik kepentingan,” tegas Diki.

    IMM mendesak agar program ini dihentikan sementara waktu hingga seluruh proses pengelolaan dan pendistribusiannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan publik. Mereka juga menegaskan akan terus mengawal isu ini dan siap melakukan aksi lanjutan jika tuntutan tidak ditanggapi. (Cr5)

  • Setelah Sempat Tertunda, Insentif RT RW Sukabumi Dipastikan Cair Minggu Ini

    Setelah Sempat Tertunda, Insentif RT RW Sukabumi Dipastikan Cair Minggu Ini

    SUKABUMIKITA.ID – Kabar baik datang bagi para Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) se-Kota Sukabumi. Setelah sempat mengalami keterlambatan, pencairan insentif yang selama ini dinanti-nanti akhirnya mendapat kepastian. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, memastikan bahwa insentif akan mulai dicairkan pada Selasa, 15 April 2025.

    Kepastian ini disampaikan Ayep saat meluncurkan program “Nyaah Ka Indung” pada Jumat (11/04). Di hadapan tamu undangan dan para pejabat pemerintahan, Ayep menegaskan bahwa pencairan insentif RT dan RW tidak boleh lagi mengalami penundaan.

    “Insentif RT dan RW nanti hari Selasa besok harus sudah bisa dicairkan. Sudah tidak bisa ditunda lagi,” tegas Ayep.

    Ayep mengakui bahwa pencairan sempat tertunda karena kendala administratif dan padatnya agenda pemerintahan menjelang Hari Raya Idulfitri. Meski ia dijadwalkan dinas luar kota pada Senin, keputusan tetap diambil agar pencairan bisa dilaksanakan paling lambat hari Selasa.

    “Saya Senin sebetulnya ada kegiatan ke luar kota, kalau ditunggu lagi baru bisa hari Kamis. Oleh karenanya, saya ambil keputusan insentif RT RW harus bisa diberikan hari Selasa besok,” jelasnya.

    Polemik Keterlambatan dan Janji Kenaikan Insentif

    Keterlambatan pencairan insentif ini sempat menimbulkan polemik di masyarakat. Beberapa Ketua RT dan RW mengaku kecewa karena insentif tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja mereka di lapangan. Bahkan, sempat muncul protes dari sejumlah wilayah yang merasa hak mereka belum terpenuhi.

    Selain itu, sorotan juga tertuju pada janji kampanye pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi terkait kenaikan nominal insentif. Janji tersebut kini menjadi harapan besar bagi para Ketua RT dan RW di seluruh penjuru kota.

    “Berdasarkan informasi, memang rencananya mau dinaikkan. Untuk insentif Ketua RT menjadi Rp500 ribu per bulan, dan Ketua RW menjadi Rp700 ribu,” ungkap salah satu Ketua RW di Kecamatan Cikole yang enggan disebutkan namanya.

    Harapan ke Depan: Tepat Waktu dan Konsisten

    Dengan kepastian pencairan pada Selasa mendatang, diharapkan persoalan keterlambatan insentif tidak lagi terulang. Pemerintah Kota Sukabumi juga diharapkan dapat menjaga konsistensi dalam penyaluran hak bagi para Ketua RT dan RW yang menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat di tingkat paling bawah.

    Kenaikan insentif yang telah dijanjikan pun kini menjadi fokus perhatian. Realisasi kenaikan tersebut akan menjadi tolok ukur komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan perangkat lingkungan sekaligus pembuktian atas janji politik yang pernah disampaikan kepada publik. (Cr5)

  • Momentum 111 Tahun Kota Sukabumi: Menyala dalam Semangat Persatuan dan Tradisi Lokal

    Momentum 111 Tahun Kota Sukabumi: Menyala dalam Semangat Persatuan dan Tradisi Lokal

    SUKABUMIKITA.ID Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi pada Kamis, 10 April 2025, menjadi tonggak penting yang dipenuhi semangat kebersamaan, penghormatan terhadap sejarah, dan tekad kuat menatap masa depan. Pemerintah Kota Sukabumi mengawali peringatan ini dengan menggelar ziarah rombongan ke Taman Makam Pahlawan Suryakencana, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi tanah kelahiran.

    Suasana upacara ziarah berlangsung khidmat. Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, memimpin langsung prosesi tersebut, didampingi Wakil Wali Kota Bobby Maulana, unsur Forkopimda, jajaran instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, hingga para pelajar. Doa bersama dan tabur bunga menjadi momen reflektif yang mengingatkan seluruh peserta pada arti perjuangan dan pengorbanan para pendahulu dalam membangun Kota Sukabumi.

    Ziarah Sebagai Simbol Rasa Hormat dan Kesadaran Sejarah

    Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa ziarah ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud penghormatan yang mendalam terhadap nilai-nilai sejarah dan perjuangan. “Kita tidak akan pernah sampai di titik ini tanpa perjuangan para pahlawan. Peringatan hari jadi ini menjadi pengingat bahwa kita melangkah di atas pijakan sejarah yang telah mereka tanam,” ujar Ayep.

    Ia menambahkan bahwa Kota Sukabumi harus terus tumbuh sebagai kota yang kuat secara spiritual dan material, selaras dengan akar sejarah dan nilai-nilai tradisi masyarakat Sunda.

    Rapat Paripurna: Menyatukan Gagasan, Menyulam Harapan

    Setelah upacara ziarah, peringatan dilanjutkan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Sukabumi yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD. Rapat ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Jabar Kusmana Hartadji, Forkopimda, serta tokoh masyarakat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menekankan bahwa sejak berdiri pada 1 April 1914, Kota Sukabumi telah mengalami transformasi luar biasa. Dari masa ke masa, para pemimpinnya terus berupaya menjaga marwah kota yang dibangun untuk rakyat—dahulu dikenal dengan istilah Kota Praja.

    “Kota ini dibangun untuk memberi pelayanan dan ketenteraman bagi rakyat. Maka pembangunan harus selalu berpijak pada kemaslahatan masyarakat,” jelas Ayep.

    “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya”

    Tema besar tahun ini, “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya,” menjadi semangat utama dalam setiap rangkaian kegiatan peringatan. ‘Bercahaya’ diartikan bukan hanya secara fisik, tetapi juga moral dan spiritual—kota yang bersih, cerdas, harmonis, agamis, dan berdaya.

    Wali Kota Ayep menggambarkan kondisi ideal Sukabumi sebagai kota yang kokoh, tenteram, dan sejahtera. Ia menyampaikan bahwa ketika masyarakat kuat secara lahir dan batin, maka perdamaian dan kesejahteraan akan tercipta. “Damai bukan berarti sunyi, tetapi keadaan masyarakat yang hidup dalam ketenangan dan produktivitas,” ujarnya.

    Makna 111: Simbol Kolaborasi dan Kekompakan

    Menariknya, Ayep memberikan makna simbolis pada angka 111—angka yang dianggap sebagai representasi kekompakan, kesatuan langkah, dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. “Tiga angka satu ini mencerminkan kekuatan kolaborasi. Inilah fondasi Kota Sukabumi ke depan,” ucapnya penuh semangat.

    Ia pun mengutip pepatah Sunda, “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak,” sebagai simbol pentingnya persatuan dan harmoni di tengah kehidupan bermasyarakat. Ayep menegaskan bahwa nilai saling asah, asih, dan asuh harus terus menjadi semangat dasar warga Sukabumi.

    Visi ke Depan: Sukabumi yang Mandiri dan Berdaya

    Dalam pidatonya, Ayep juga menyinggung soal peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai indikator kemandirian kota. Ia menekankan bahwa kota yang mandiri adalah kota yang mampu membiayai pembangunan tanpa bergantung sepenuhnya pada pusat.

    Namun, menurutnya, pembangunan tidak cukup dengan narasi besar. Diperlukan kerja nyata dan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat. Ia pun mengangkat pentingnya penerapan nilai-nilai Panca Waluya yang digaungkan Gubernur Dedi Mulyadi: cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (cerdas), dan singer (tangkas).

    “Kelima nilai ini adalah fondasi pembangunan manusia unggul yang akan membawa Sukabumi menuju masa depan emas,” jelas Ayep.

    Dedi Mulyadi: Sukabumi Punya Potensi Jadi Kota Percontohan

    Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kekompakan dan semangat perubahan yang ditunjukkan Kota Sukabumi. Ia menilai kota ini memiliki potensi besar menjadi contoh dalam penyediaan layanan dasar kota seperti air bersih, listrik, dan pengelolaan sampah.

    “Pemimpin daerah harus hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung kebutuhan mereka, dan memastikan pembangunan menyentuh semua lapisan,” ujar Dedi.

    Ia pun mendorong penguatan pendidikan yang pro-rakyat sebagai bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan.

    Membangun dengan Tradisi, Melangkah dengan Harapan

    Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi tidak hanya mengajak masyarakat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga menata masa depan dengan kekuatan nilai-nilai lokal. Tradisi Sunda, budaya gotong royong, serta filosofi hidup harmonis menjadi pijakan menuju Sukabumi yang bercahaya.

    Ayep menutup sambutannya dengan ajakan membangun Kota Sukabumi bersama. “Saatnya kita nyalakan cahaya. Bersama-sama kita jaga Sukabumi agar tetap bersih, terang, dan penuh harapan. Karena Sukabumi bukan sekadar kota, tapi keluarga besar yang harus dijaga bersama.” (Cr5)

  • Rayakan HUT Ke-111 Kota Sukabumi dan HUT Ke-30 Indosiar, Wali Kota Ayep Zaki Tanam Pohon Pala sebagai Simbol Kebaikan

    Rayakan HUT Ke-111 Kota Sukabumi dan HUT Ke-30 Indosiar, Wali Kota Ayep Zaki Tanam Pohon Pala sebagai Simbol Kebaikan

    SUKABUMIKITA.ID Suasana penuh makna menyelimuti peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-111 Kota Sukabumi yang digelar berbarengan dengan HUT ke-30 Indosiar di halaman SMP IT Hayyatan Thoyyibah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Kamis (10/04/2025). Acara yang dibingkai dalam semangat kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan media nasional ini mengusung kegiatan penanaman pohon pala sebagai simbol menanam kebaikan untuk masa depan yang lebih harum.

    Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki, Anggota DPR RI Dapil Sukabumi Desy Ratnasari, Ketua Umum Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) SCTV-Indosiar Imam Sudjarwo, serta sejumlah pejabat dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Para pelajar dan masyarakat sekitar juga tampak antusias menyambut dan mengikuti kegiatan yang sarat pesan lingkungan dan spiritual ini.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menyampaikan bahwa penanaman pohon pala bukan hanya sekadar seremonial penghijauan, tetapi merupakan simbol filosofis dari upaya menanam kebaikan di tengah masyarakat Kota Sukabumi.

    “Penanaman pohon ini bertepatan dengan dua momen istimewa: HUT ke-111 Kota Sukabumi dan HUT ke-30 Indosiar. Ini bukan kebetulan semata, tetapi sebuah momentum penting untuk kita refleksikan makna dari menanam,” ujar Ayep Zaki.

    Ayep menjelaskan, sebagai wali kota yang baru menjabat, dirinya ingin mengawali tahun pertamanya dengan tindakan yang bermakna. Menurutnya, menanam pohon pala yang merupakan salah satu komoditas khas Sukabumi adalah bentuk ikhtiar menciptakan warisan kebaikan bagi generasi mendatang.

    “Hari ini kita menanam pohon, tapi sejatinya kita sedang menanam kebaikan. Dan kelak, kebaikan itu akan dipanen bersama oleh anak cucu kita,” ucapnya.

    Lebih jauh, Ayep Zaki mengaitkan kegiatan ini dengan visi jangka panjang pembangunan Kota Sukabumi yang sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.

    “Kalau nanti 1 April 2029 tiba, menjelang Indonesia Emas, kita berharap Sukabumi juga menjadi bagian dari narasi besar itu. Maka dari sekarang, kita harus menanamkan nilai-nilai kebaikan, salah satunya melalui pelestarian lingkungan,” tegasnya.

    Menurut Ayep, pohon pala dipilih karena memiliki nilai historis, ekonomis, dan filosofis yang kuat. Selain menjadi tanaman khas yang tumbuh subur di tanah Sukabumi, pala juga dikenal sebagai rempah yang memiliki aroma harum.

    “Semoga Sukabumi juga harum, bukan hanya karena pala, tetapi karena warganya yang penuh kebaikan,” tambahnya.

    Sementara itu, Anggota DPR RI Desy Ratnasari yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi atas sinergi antara pemerintah daerah dan pihak media nasional. Ia menyebut penanaman pohon pala ini bukan hanya langkah konservasi lingkungan, tetapi juga wujud pelestarian identitas lokal Sukabumi.

    “Ini adalah langkah luar biasa. Sukabumi punya kekayaan lokal yang harus terus dijaga. Pala adalah identitas, dan penanaman hari ini menunjukkan komitmen kita semua terhadap pelestarian budaya sekaligus lingkungan,” ujar Desy.

    Kegiatan ini juga ditandai dengan pemberian bibit pohon pala secara simbolis kepada perwakilan sekolah dan masyarakat. Selain itu, para tamu undangan melakukan penanaman langsung di halaman sekolah sebagai bentuk partisipasi nyata.

    Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan harapan agar Sukabumi semakin maju, hijau, dan penuh kebaikan di usianya yang ke-111. Kolaborasi dengan Indosiar pun diharapkan terus berlanjut, tidak hanya dalam kegiatan sosial, tetapi juga dalam memperkenalkan potensi Sukabumi ke kancah nasional. (Cr5)