Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Festival Soekaboemi Tempo Doeloe: Merawat Ingatan Kolektif dan Budaya Sukabumi

    Festival Soekaboemi Tempo Doeloe: Merawat Ingatan Kolektif dan Budaya Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID — Wakil Wali Kota Sukabumi menghadiri dan secara resmi membuka acara budaya bertajuk “Soekaboemi Tempo Doeloe: Pusaka Sukabumi, Kisah-Kisah Tersembunyi dari Sukabumi”, yang digelar pada Sabtu, 21 Juni 2025. Festival ini menghadirkan kekayaan sejarah dan budaya lokal dalam bingkai kekinian, sebagai ruang perjumpaan antara masa lalu dan masa kini.

    Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Sukabumi menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang dianggap mampu menggugah kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian warisan budaya daerah.

    “Tema ini sangat kuat. Kita diajak tidak hanya melihat peninggalan fisik, tapi juga menggali kisah-kisah tersembunyi yang membentuk Sukabumi hari ini. Ini penting untuk memperkuat jati diri dan kebanggaan warga terhadap kotanya,” ujarnya.

    Ia juga menekankan pentingnya mengenalkan sejarah dan budaya kepada generasi muda di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi.

    “Generasi muda harus tumbuh dengan identitas yang kuat serta karakter yang membumi. Pelestarian nilai sejarah dan budaya jadi semakin relevan saat ini,” tegasnya.

    Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Kabid Pengsos Setukpa, perwakilan Bupati Sukabumi, Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Kepala BPK Wilayah IX Jabar, perwakilan Polres Sukabumi Kota, Kepala Disporapar Kota Sukabumi, Sekretaris Umum MUI, Kapolsek dan Danramil Cikole, serta ASITA Jawa Barat.

    Festival yang digagas oleh Yayasan Dapuran Kipahare bekerja sama dengan Setukpa Lemdiklat Polri ini menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari kirab budaya, pertunjukan seni tradisional, pameran benda pusaka, hingga sajian kuliner tempo dulu yang membangkitkan suasana nostalgia.

    Ketua pelaksana festival menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghidupkan kembali cerita-cerita kecil dan narasi lokal yang selama ini sering luput dari perhatian.

    “Banyak hal yang kita temukan dalam riset komunitas, dari foto-foto lama, naskah kuno, hingga cerita warga. Ini semua layak kita angkat ke ruang publik,” jelasnya.

    Festival ini juga menjadi sarana edukatif lintas generasi, di mana anak-anak dan remaja dikenalkan pada ragam pusaka lokal, memperkaya pengetahuan sejarah mereka secara visual dan interaktif.

    Masyarakat menyambut antusias kegiatan ini. Banyak pengunjung datang bersama keluarga untuk menyaksikan langsung berbagai pertunjukan seni dan merasakan atmosfer khas Sukabumi tempo dulu.

    Pemerintah Kota Sukabumi berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda budaya tahunan yang inklusif dan inspiratif. Selain mengedukasi, festival ini juga dinilai efektif dalam memupuk rasa bangga dan kepemilikan terhadap sejarah lokal.

    “Kekuatan sebuah kota tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tapi dari bagaimana masyarakatnya merawat ingatan kolektif serta menyematkan makna pada setiap kisah yang pernah terjadi,” pungkas Wakil Wali Kota. (Cr5)

  • Wakil Wali Kota Sukabumi Resmikan Hajat Lembur: Kolaborasi Pendidikan, Budaya, dan Lingkungan

    Wakil Wali Kota Sukabumi Resmikan Hajat Lembur: Kolaborasi Pendidikan, Budaya, dan Lingkungan

    SUKABUMIKITA.ID — Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, secara resmi membuka kegiatan Hajat Lembur yang digelar di Lapangan Yasmin, Situawi Pasir RW 11, pada Sabtu, 21 Juni 2025.

    Acara ini merupakan bentuk syukur atas berakhirnya Tahun Pelajaran 2024–2025, sekaligus menjadi ajang silaturahmi antara masyarakat, sekolah, dan pemerintah.

    Dalam sambutannya, Bobby Maulana menegaskan bahwa Hajat Lembur bukan sekadar acara tahunan, tetapi ruang kebersamaan dan penguatan nilai-nilai lokal yang harus terus dirawat.

    “Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat, bertemu dengan orang-orang yang kita cintai. Mudah-mudahan acara ini membawa berkah, mempererat tali silaturahmi, dan kita semua diberikan kelancaran dalam menjalankan peran di bidang masing-masing,” ungkapnya.

    Ia menekankan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kolektif yang melibatkan keluarga, sekolah, dan lingkungan. Menurutnya, sinergi tiga pilar ini adalah kunci membentuk generasi unggul.

    “Kita tidak hanya membekali anak-anak dengan ilmu pengetahuan, tapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang berkarakter, santun, dan bertanggung jawab,” tambah Bobby.

    Dalam konteks era digital, Bobby Maulana mengingatkan pentingnya literasi media dan bijak dalam menggunakan media sosial. Ia mendorong masyarakat untuk aktif menyaring informasi serta menjadikan platform digital sebagai sarana edukasi dan inspirasi.

    “Di tengah derasnya arus digital, mari kita bijak memilih dan memilah informasi. Hindari konten-konten yang tidak mendidik, dan jadilah pengguna media sosial yang membawa manfaat,” ujarnya.

    Tak hanya menyoroti pendidikan dan teknologi, isu lingkungan juga disinggung, terutama soal pengelolaan sampah yang masih menjadi tantangan di wilayah perkotaan.

    “Sampah masih menjadi persoalan utama. Mari kita ajarkan kepada anak-anak sejak dini untuk membuang sampah pada tempatnya. Perubahan besar dimulai dari kebiasaan kecil,” tegasnya.

    Menutup sambutannya, Bobby berharap agar para siswa yang telah menyelesaikan tahun ajaran dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas secara akademik dan berakhlak mulia.

    “Kesuksesan seseorang tak lepas dari bagaimana ia dididik sejak kecil. Jadilah generasi yang unggul, tidak hanya dalam ilmu, tetapi juga dalam sikap dan kepedulian sosial,” tutupnya. (Cr5)

  • PWC 2025 Jadi Ajang Pembentukan Karakter dan Edukasi Lingkungan Bagi Pramuka Sukabumi

    PWC 2025 Jadi Ajang Pembentukan Karakter dan Edukasi Lingkungan Bagi Pramuka Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID — Kegiatan Perkemahan Wirakarya Cabang (PWC) Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Sukabumi masih berlangsung di Taman Sugema, Kecamatan Citamiang, pada Sabtu, 21 Juni 2025. Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang pelatihan kepramukaan, tetapi juga ruang pembentukan karakter generasi muda Sukabumi.

    Kegiatan ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Ketua Bidang I TP PKK Kota Sukabumi, Kia Florita, yang secara langsung menyambangi lokasi perkemahan. Dalam kunjungannya, Kia menyampaikan apresiasi atas semangat dan kedisiplinan para peserta.

    “Kegiatan ini adalah anak-anak Pramuka kita, ya PWC Kota Sukabumi 2025. Mudah-mudahan kegiatan ini mengarah kepada hal-hal yang positif, yang membuat anak-anak kita menambahkan kedisiplinan buat mereka,” ujar Kia.

    Tak hanya fokus pada penguatan nilai kedisiplinan, PWC 2025 juga menggandeng komunitas lingkungan “Restoe Boemi”, sebuah inisiatif yang dibentuk oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi dalam rangka kampanye kebersihan lingkungan.

    “Hari ini kegiatan mereka bergabung dengan Restoe Boemi, di mana Restoe Boemi adalah komunitas yang dibentuk oleh Pak Wakil dan Pak Wali dalam kegiatan kebersihan lingkungan,” jelas Kia.

    Menurutnya, kehadiran para peserta perkemahan di kegiatan Restoe Boemi merupakan langkah strategis untuk menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya kebersihan, dimulai dari para remaja dan generasi muda.

    “Nah, saat ini kita akan mengajak anak-anak Pramuka ini bergabung dengan kita. Mudah-mudahan dari kedisiplinan yang sudah diajarkan kepada mereka bisa membantu kita mensosialisasikan tentang kebersihan lingkungan kepada masyarakat sekitar dan kepada seluruh masyarakat Kota Sukabumi,” pungkasnya.

    Dengan melibatkan Pramuka dalam kampanye lingkungan, kegiatan PWC Kota Sukabumi tidak hanya membina kemampuan teknis dan kedisiplinan peserta, tetapi juga menanamkan nilai kepedulian sosial dan kecintaan terhadap alam. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Tegaskan Dukungan Penuh untuk Sekolah Swasta

    Pemkot Sukabumi Tegaskan Dukungan Penuh untuk Sekolah Swasta

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi terus memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat keberadaan dan peran sekolah swasta sebagai bagian penting dari pembangunan pendidikan di daerah.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap sekolah swasta tidak hanya bersifat moral, tetapi juga akan dituangkan dalam kebijakan nyata.

    “Kami tengah menyiapkan dua langkah strategis. Pertama, penyusunan regulasi baru untuk memastikan pemerataan siswa antara sekolah negeri dan swasta berjalan adil. Kedua, penyesuaian mekanisme penyaluran dana BOS agar sesuai dengan jumlah siswa dan guru yang aktif di setiap sekolah,” ujar Punjul, Senin (16/06/2025).

    Punjul menjelaskan, keberpihakan pada sekolah swasta bukan berarti mengesampingkan sekolah negeri, melainkan menciptakan ekosistem pendidikan yang seimbang dan saling menopang.

    “Kami ingin membangun sistem yang adil dan kolaboratif. Pemerintah hadir untuk memastikan semua lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, berkembang bersama,” jelasnya.

    Menurutnya, kualitas pendidikan di Kota Sukabumi hanya bisa meningkat jika seluruh lembaga pendidikan memiliki visi kuat. Selain itu, identitas yang jelas, dan kepercayaan dari masyarakat termasuk poin pentingnya. Karena itu, peningkatan kualitas guru, sarana prasarana, serta pelayanan pendidikan menjadi fokus utama yang harus digarap bersama.

    “Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Sekolah swasta punya kontribusi besar dalam mencetak generasi unggul. Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa menyamakan persepsi, mengidentifikasi masalah bersama, dan mencari solusi kolaboratif,” ungkap Punjul. (Cr5)

  • Wali Kota Sukabumi Tegaskan Persatuan Bangsa dalam Dialog Kebangsaan: “Dari Keberagaman, Kita Kuat”

    Wali Kota Sukabumi Tegaskan Persatuan Bangsa dalam Dialog Kebangsaan: “Dari Keberagaman, Kita Kuat”

    SUKABUMIKITA.ID – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menekankan pentingnya menjaga dan merawat kemajemukan bangsa sebagai kekuatan utama Indonesia dalam mencegah paham radikalisme dan terorisme. Pesan tersebut disampaikannya saat membuka Dialog Kebangsaan bersama organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat di Hotel Bountie, Kamis (12/06/2025).

    Acara yang dihadiri sejumlah tokoh nasional ini menjadi forum strategis untuk memperkuat komitmen persatuan di tengah beragam tantangan ideologi global. Hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Pencegahan Radikalisasi BNPT, Mayjen TNI (Purn) Sudaryanto, serta Anggota DPR RI Hj. Dewi Asmara.

    Kemajemukan Adalah Kekuatan Bangsa

    Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menyebut bahwa sejak awal kelahirannya, Indonesia dibentuk oleh keberagaman—dari suku, agama, bahasa, hingga budaya dan justru dari situlah kekuatan bangsa tumbuh.

    “Indonesia tidak satu ras, tidak satu agama. Tapi disatukan oleh nilai luhur. Ini adalah embrio luar biasa. Sebagai kepala daerah, saya akan terus mengibarkan panji persatuan dan kesatuan,” tegas Ayep di hadapan peserta dialog.

    Ia menambahkan bahwa capaian toleransi Kota Sukabumi bukanlah hasil kerja satu pihak, melainkan buah dari kolaborasi dan gotong royong lintas elemen masyarakat.

    “Kota Sukabumi kini menjadi kota paling toleran se-Jawa Barat dan peringkat 6 nasional. Ini bukan prestasi saya pribadi, tapi hasil kolaborasi seluruh warga,” ungkapnya.

    Selain itu, ia memaparkan inisiatif strategis Pemkot Sukabumi, seperti pembentukan 33 Koperasi Merah Putih yang berfungsi sebagai wadah ekonomi produktif warga, sekaligus bagian dari program pencegahan radikalisme di tingkat akar rumput.

    BNPT Apresiasi Ketangguhan Sukabumi

    Deputi BNPT, Mayjen (Purn) Sudaryanto, menyampaikan apresiasi terhadap posisi Sukabumi sebagai kota toleran. Ia mengaku memiliki hubungan emosional dengan Sukabumi karena pernah menjalani pelatihan militer di kota ini.

    “Kalau semua kota bisa seperti ini, Indonesia akan semakin kuat. Tapi capaian ini tidak boleh membuat kita lengah. Ancaman radikalisme itu nyata dan terus beradaptasi,” ujarnya mengingatkan.

    Sudaryanto menegaskan bahwa dialog seperti ini adalah bagian penting dari upaya menjaga negara dari rongrongan paham ekstrem yang mengancam keutuhan bangsa.

    Dewi Asmara: Pancasila Benteng Melawan Radikalisme

    Sementara itu, Hj. Dewi Asmara, anggota DPR RI yang juga hadir sebagai narasumber, menyoroti pentingnya ideologi Pancasila sebagai tameng utama dalam menghadapi infiltrasi paham radikal, khususnya di kalangan generasi muda.

    “Di era digital, penyebaran paham ekstrem bisa masuk lewat media sosial dan informasi palsu. Maka penguatan Pancasila harus terus dilakukan secara konsisten, terutama di dunia pendidikan,” tuturnya.

    Dewi juga mengingatkan bahwa ketimpangan ekonomi dan instabilitas global bisa menjadi celah tumbuhnya bibit radikalisme, jika masyarakat tidak dibekali dengan ideologi kebangsaan yang kuat.

    Sukabumi Ingin Jadi Teladan Nasional

    Dalam sesi wawancara usai kegiatan, Wali Kota Ayep Zaki menyatakan komitmennya untuk terus mengarahkan pencapaian Kota Sukabumi ke kegiatan yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

    “Pencapaian dalam toleransi, antikorupsi, hingga peningkatan PAD semuanya diarahkan untuk kesejahteraan. Kami ingin dari Sukabumi, lahir kontribusi besar untuk Indonesia,” pungkasnya.

    Dialog Kebangsaan ini pun diakhiri dengan deklarasi bersama seluruh peserta untuk menjaga persatuan, memperkuat semangat toleransi, serta menjadikan dialog dan kerja kolaboratif sebagai jalan utama membangun masa depan bangsa yang damai dan adil. (Cr5)

  • Lapas Sukabumi Luncurkan Aplikasi SI PINTAR LABUMI, Dorong Transparansi dan Bebas Pungli

    Lapas Sukabumi Luncurkan Aplikasi SI PINTAR LABUMI, Dorong Transparansi dan Bebas Pungli

    SUKABUMIKITA.ID Komitmen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sukabumi dalam menghadirkan layanan publik yang bersih, transparan, dan bebas dari pungutan liar kembali dibuktikan dengan peluncuran inovasi digital bertajuk SI PINTAR LABUMI (Sarana Informasi Integrasi Narapidana Terpadu Lapas Sukabumi).

    Inovasi ini berupa aplikasi informasi berbasis digital yang dapat diakses langsung oleh masyarakat, khususnya keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), tanpa biaya dan tanpa perantara. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan informasi terkait program-program integrasi narapidana secara cepat, akurat, dan aman.

    “Kami ingin menghadirkan layanan informasi yang bisa dijangkau langsung oleh masyarakat. SI PINTAR LABUMI hadir agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secara mandiri, gratis, dan tentunya bebas dari praktik-praktik menyimpang,” ujar Kalapas Kelas IIB Sukabumi, Budi Hardiono, Kamis (12/06/2025).

    Aplikasi SI PINTAR LABUMI memanfaatkan kode QR (barcode) yang tersedia di area layanan kunjungan. Pengunjung cukup memindai barcode tersebut untuk mengakses formulir digital berisi permintaan informasi. Formulir tersebut kemudian langsung ditindaklanjuti oleh petugas melalui WhatsApp, memungkinkan komunikasi yang cepat dan personal.

    Transformasi Digital Menuju Layanan Publik Bersih

    Beberapa informasi yang dapat diakses melalui aplikasi ini antara lain ketentuan pembebasan bersyarat, pembaruan status narapidana, hingga proses reintegrasi sosial. Hingga pekan kedua peluncurannya, SI PINTAR LABUMI telah digunakan oleh lebih dari 170 orang, menunjukkan tingginya animo dan kebutuhan masyarakat akan layanan digital yang transparan.

    “Ini merupakan langkah konkret kami dalam mendukung Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) serta target Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang menjadi prioritas nasional Kementerian Hukum dan HAM,” tambah Budi.

    Budi berharap aplikasi SI PINTAR LABUMI dapat menjadi model transformasi digital pelayanan publik di lingkungan pemasyarakatan. Selain mempercepat proses informasi, layanan ini juga menekan peluang terjadinya pungli dan gratifikasi yang selama ini kerap menjadi sorotan publik.

    “Kami mohon dukungan dari semua pihak agar layanan ini terus berkembang dan memberikan manfaat luas,” pungkasnya. (Cr5)

  • ICMI Kota Sukabumi 2025-2030 Resmi Dilantik

    ICMI Kota Sukabumi 2025-2030 Resmi Dilantik

    SUKABUMIKITA.ID – Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, menghadiri acara pelantikan pengurus baru Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Kota Sukabumi periode 2025–2030.

    Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi, Rabu (11/06/2025), dan turut dihadiri oleh Ketua ICMI Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat, Prof. Dr. H. Sutarman, beserta jajaran tokoh dan cendekiawan Muslim daerah.

    Dalam sambutannya, Bobby menyampaikan bahwa kehadirannya mewakili Wali Kota Sukabumi yang sedang mengikuti pertemuan tingkat tinggi bersama Gubernur Jawa Barat. Meski demikian, ia menyampaikan rasa bahagia bisa bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan para tokoh cendekiawan Muslim Sukabumi.

    “Pelantikan ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum penting untuk menguatkan kontribusi para cendekiawan Muslim dalam membangun Kota Sukabumi yang lebih baik,” ungkap Bobby.

    Dorong Peran Strategis ICMI untuk Masa Depan Sukabumi

    Bobby menekankan bahwa ICMI memiliki posisi strategis dalam pembangunan daerah. Menurutnya, tiga nilai utama ICMI yang mencerminkan kecendekiawanan, keislaman, dan keindonesiaan harus terus diimplementasikan dalam setiap langkah pengurus ke depan.

    Ia juga mendorong ICMI agar berperan aktif dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi 2025–2030, terutama dalam memberikan sumbangan gagasan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

    “Saya menyambut baik pandangan dan masukan dari Prof. Sutarman. Pemikiran beliau sangat penting untuk menjadi dasar dalam membangun Sukabumi yang lebih IMAN, yakni Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis,” tambahnya.

    Pemkot Sukabumi Paparkan Berbagai Capaian Strategis

    Dalam kesempatan yang sama, Bobby juga menyampaikan beberapa capaian kinerja Pemerintah Kota Sukabumi dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya:

    • Kota Sukabumi menempati peringkat ke-6 nasional sebagai kota paling toleran

    • Menempati peringkat ke-3 se-Jawa Barat sebagai kota antikorupsi

    • Kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 61 persen

    • Pembangunan gedung pelayanan KRIS di RSUD R. Syamsudin, SH

    • Menjadi peringkat pertama nasional dalam pembentukan Koperasi Merah Putih

    Capaian tersebut, menurut Bobby, tidak lepas dari kolaborasi kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pelayanan publik yang prima.

    Harapan untuk Pengurus Baru ICMI Orda Kota Sukabumi

    Bobby menutup sambutannya dengan ucapan selamat kepada seluruh pengurus ICMI Orda Kota Sukabumi yang baru saja dilantik. Ia berharap kepengurusan baru mampu menghasilkan program-program strategis yang bisa memberikan dampak nyata bagi umat dan masyarakat luas.

    “Saya yakin ICMI Orda Kota Sukabumi akan terus menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban yang cerdas, religius, dan nasionalis,” tutupnya. (Cr5)

  • Pembangunan Tol Bocimi Seksi 3 Tembus Cibolang, Ditargetkan Rampung Akhir Tahun

    Pembangunan Tol Bocimi Seksi 3 Tembus Cibolang, Ditargetkan Rampung Akhir Tahun

    SUKABUMIKITA.ID – Progres pembangunan Jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) terus menunjukkan perkembangan positif. Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Heri Gunawan, mengungkapkan bahwa pengerjaan Seksi 3 yang menghubungkan Parungkuda hingga Cibolang kini tengah dikebut dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025, Selasa (10/06/2025).
    “Alhamdulillah untuk Seksi 3 Tol Bocimi, itu sudah dimulai pembangunannya dan harapan kami akhir tahun ini bisa selesai menembus sampai Cibolang,” ujar Heri Gunawan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
    Terkait dengan proses pembebasan lahan, Heri menjelaskan bahwa hal itu dilakukan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang merupakan mitra kerja Komisi II DPR RI.
    “Adapun terkait pembebasan lahan, itu dilakukan oleh LMAN. Tentunya bekerja sama juga dengan BPN selaku mitra Komisi II DPR RI,” jelasnya.
    Meski progres pembebasan lahan sudah cukup signifikan, Heri mengakui masih ada sebagian kecil bidang tanah yang belum sepenuhnya terbebaskan. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak menjadi hambatan besar dalam proses konstruksi.
    “Berdasarkan data terakhir, memang masih ada beberapa titik yang belum terbebaskan secara utuh. Sudah dibebaskan tapi belum utuh. Jika dilihat dari persentase, itu di bawah lima persen, dan itu bukan kendala besar,” tegasnya.
    Optimisme terhadap penyelesaian proyek ini juga diperkuat dengan dimulainya tahapan awal pembangunan Seksi 4. Menurut Heri, proses pemetaan dan pembebasan lahan untuk Seksi 4 sudah mulai dilakukan, dengan harapan pembangunan dapat segera berjalan lancar.
    “Kita yakin semoga tahun ini Seksi 3 yang dari Parungkuda ke Cibolang bisa selesai. Bahkan sampai hari ini juga sudah mulai pembebasan untuk Seksi 4 dan sudah ada pemetaannya. Mungkin nanti Seksi 4 ini akhirnya sampai di Sukaraja,” tambahnya.
    Namun demikian, Heri menekankan bahwa kemajuan pembangunan infrastruktur ini harus diimbangi dengan kesiapan pemerintah daerah, baik Kota maupun Kabupaten Sukabumi.
    Ia mengingatkan bahwa setelah pintu tol Cibolang dibuka, potensi lonjakan volume kendaraan akan meningkat, terutama saat hari libur dan hari besar nasional.
    “Intinya ini adalah sebuah tantangan bagi Kota dan Kabupaten Sukabumi. Karena nanti pada saat pintu tol Cibolang terbuka, akses jalan dan fasilitas lain yang mendukung harus segera diperbaiki. Kalau tidak, akan menjadi penumpukan kendaraan, terlebih lagi pada saat hari-hari besar maupun hari libur,” ujarnya.
    Heri menambahkan, infrastruktur tol yang baik akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan sektor pariwisata. Oleh karena itu, ia berharap seluruh elemen pemerintahan daerah turut mendukung percepatan pembangunan infrastruktur pendukung lainnya.
    “Kemajuan infrastruktur ini harus didukung oleh pemerintah daerah agar bisa memberikan dampak positif bagi masyarakatnya. Kemungkinan nanti ke depan wisatawan juga akan memilih berlibur ke Sukabumi jika akses jalan tol ini sudah rampung,” pungkasnya.
    Proyek Tol Bocimi sendiri merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang diharapkan dapat menghubungkan wilayah Sukabumi dengan pusat ekonomi dan pemerintahan di Jakarta dan sekitarnya secara lebih efisien dan cepat. (Cr5)

  • Reklame Ilegal Marak di Sukabumi, DPRD Soroti Lemahnya Pengawasan

    Reklame Ilegal Marak di Sukabumi, DPRD Soroti Lemahnya Pengawasan

    SUKABUMIKITA.ID – Keberadaan papan reklame tanpa izin di sejumlah titik strategis di Kota Sukabumi kembali menuai sorotan. Anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Agus Samsul, menyampaikan kritik tajam terhadap lemahnya pengawasan dan tidak sinkronnya koordinasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

    Agus mengaku prihatin dengan masih banyaknya reklame berdiri di atas Ruang Milik Jalan (Rumija) yang tidak dilengkapi dokumen perizinan. Ia mempertanyakan bagaimana bisa reklame-reklame tersebut lolos dari pengawasan, padahal sudah berdiri cukup lama.

    “Sekarang memang sudah ada beberapa yang diberi surat peringatan oleh dinas terkait agar segera mengurus izin. Tapi saya bertanya-tanya, sebelum reklame itu dibangun, ke mana saja pengawasan dari SKPD terkait?” kata Agus, Rabu (11/06/2025).

    Agus juga menyoroti ketidaksinkronan antar instansi, mulai dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD), hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Menurutnya, ketiga instansi itu seharusnya memiliki peran yang saling mendukung dan terintegrasi.

    “Pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab atas kondisi ini? DPMPTSP yang mengeluarkan izin? BPKPD yang menarik pajaknya? Atau Satpol PP yang menertibkan pelanggaran di lapangan? Kalau semua jalan di tempat, publik tentu bingung dan akan bertanya: ini salah siapa?” ujarnya.

    Ia bahkan menduga banyak papan reklame yang saat ini berdiri di berbagai sudut Kota Sukabumi belum memiliki izin resmi. Agus menilai, persoalan ini bukan sekadar administratif, tetapi juga berkaitan dengan aspek keselamatan dan keuangan daerah.

    “Reklame tanpa izin bukan hanya menyalahi aturan, tapi juga bisa membahayakan lalu lintas jika dipasang sembarangan. Selain itu, potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun hilang karena tidak ada kontribusi resmi yang masuk ke kas daerah,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Agus mendorong agar Pemerintah Kota Sukabumi segera melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh titik pemasangan reklame. Ia juga mendesak agar dibuat master plan reklame yang dapat dijadikan pedoman penataan periklanan di wilayah perkotaan.

    “Kami minta dilakukan pendataan ulang semua titik reklame, dan segera disusun peta zonasi atau master plan lokasi yang diperbolehkan dan dilarang untuk pemasangan reklame. Dengan begitu, para investor juga tahu di mana titik-titik strategis yang memang diperbolehkan,” imbuhnya.

    Agus menegaskan, dengan adanya data terpadu dan sistem pengawasan yang ketat, penataan reklame di Kota Sukabumi bisa lebih tertib, aman, dan memberikan manfaat optimal bagi pendapatan daerah. (Mg5)

  • Disdikbud Kota Sukabumi Dukung Wacana Jam Masuk Sekolah Lebih Awal, Akan Lakukan Kajian Mendalam

    Disdikbud Kota Sukabumi Dukung Wacana Jam Masuk Sekolah Lebih Awal, Akan Lakukan Kajian Mendalam

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menyambut positif wacana penerapan jam masuk sekolah lebih awal, yakni pukul 06.00 WIB. Usulan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa pihaknya akan menanggapi wacana tersebut secara terukur dan berdasarkan kajian menyeluruh.

    “Kebijakan ini sangat baik karena sejalan dengan program prioritas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mendorong anak-anak membiasakan diri bangun pagi. Idealnya, anak-anak sudah bangun sejak pukul 04.00 WIB,” ujar Punjul saat menghadiri pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMP di Kota Sukabumi, Selasa (10/06/2025).

    Bangun Disiplin dan Karakter Sejak Dini

    Punjul menjelaskan, waktu pagi sebelum salat subuh bisa untuk kegiatan edukatif sederhana seperti membaca atau belajar selama 15–30 menit. Setelah itu, anak-anak dapat melaksanakan salat subuh, sarapan, berolahraga ringan, lalu bersiap menuju sekolah.

    Menurutnya, pola hidup tersebut dapat membentuk kedisiplinan dan kebiasaan sehat sejak usia dini. Selain itu, kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat karakter, kesehatan fisik dan mental, serta kemampuan sosial peserta didik.

    “Kalau tujuannya baik, tentu kami dukung. Tapi penerapannya tidak bisa terburu-buru. Harus dilihat dari kesiapan sekolah, peserta didik, dan juga orang tua,” kata Punjul.

    Punjul menambahkan, Wali Kota Sukabumi juga memiliki pandangan serupa: mendukung kebijakan yang selaras dengan program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, asalkan matang dan bertahap.

    Meski demikian, wacana jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB masih memunculkan perdebatan di masyarakat. Sebagian kalangan menilai kebijakan ini dapat meningkatkan disiplin dan efisiensi waktu. Namun, ada juga yang khawatir terhadap berkurangnya waktu tidur siswa dan penurunan konsentrasi belajar.

    “Kami akan melihat dulu penerapannya di daerah lain. Evaluasi harus dilakukan secara ilmiah dan sosial. Jangan sampai niat baik justru berdampak negatif karena kurang persiapan,” tegas Punjul.

    Menunggu Payung Hukum dan Hasil Kajian

    Punjul menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan dan KebudayaanKota Sukabumi masih menunggu payung hukum resmi dari pemerintah daerah, baik berupa Peraturan Wali Kota maupun Surat Edaran. Regulasi tersebut diperlukan sebelum kebijakan jam masuk sekolah lebih pagi diterapkan secara lokal.

    Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berencana melibatkan berbagai pihak dalam proses kajian, seperti kepala sekolah, komite, psikolog anak, dan pengamat pendidikan. Langkah ini agar kebijakan tersebut benar-benar adaptif terhadap kondisi sosial masyarakat Sukabumi.

    “Kami ingin membentuk generasi yang sehat, disiplin, dan tangguh. Tapi semua harus melalui proses yang bijak dan matang,” pungkasnya. (Cr5)