Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Wali Kota Sukabumi Tekankan Integritas dan Sinergi Pendidikan untuk Kota Bercahaya

    Wali Kota Sukabumi Tekankan Integritas dan Sinergi Pendidikan untuk Kota Bercahaya

    SUKABUMIKITA.ID — Komitmen Pemerintah Kota Sukabumi untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan tata kelola pemerintahan kembali ditunjukkan melalui pertemuan strategis antara Wali Kota Ayep Zaki dengan para kepala sekolah dan pengawas, Rabu (2/7/2025) di Oproom Sekretariat Daerah.

    Acara yang turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi dan misi pembangunan daerah, terutama dalam aspek pendidikan, tata kelola birokrasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Integritas ASN dan Visi Kota Bercahaya

    Dalam arahannya, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan pentingnya menjaga integritas aparatur sipil negara (ASN) sebagai pilar utama pelayanan publik. Ia menyampaikan bahwa ASN harus bekerja berdasarkan etika, prestasi, serta mengikuti prosedur birokrasi yang benar.

    “Jabatan itu bukan untuk diperdagangkan. Tidak boleh ada yang percaya pada oknum yang mencatut nama saya demi urusan promosi,” tegas Ayep Zaki.

    Ia menambahkan bahwa keterlibatan ASN dalam politik praktis sangat dilarang dan hanya diperbolehkan setelah pensiun, sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga netralitas birokrasi dan profesionalitas pelayanan.

    Wakaf sebagai Gerakan Ekonomi dan Sosial

    Salah satu agenda utama yang disampaikan dalam pertemuan ini adalah penguatan program wakaf, yang kini menjadi strategi sosial dan ekonomi unggulan Pemerintah Kota Sukabumi.

    “Wakaf ini bukan sekadar ibadah, tapi juga solusi ekonomi. Kita perlu buka ruang kebaikan seluas mungkin bagi yang mampu dan ikhlas berkontribusi,” ujar Wali Kota.

    Ia mengajak para kepala sekolah dan pengawas untuk mendukung gerakan wakaf secara aktif, karena manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas.

    Kinerja Kolektif untuk Peningkatan PAD

    Dalam sambutannya, Ayep Zaki juga memaparkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi menunjukkan tren positif dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, capaian ini merupakan hasil kerja kolektif antara seluruh perangkat daerah dan elemen masyarakat.

    Sebagai bentuk perhatian, pemerintah telah merealisasikan insentif untuk RT, RW, dan kader-kader sosial di lingkungan masyarakat. Dukungan konkret terhadap elemen masyarakat ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat pelayanan publik hingga ke akar rumput.

    Menuju Kota Paling Bahagia di Indonesia

    Wali Kota mengungkapkan bahwa target jangka panjang pemerintah adalah menjadikan Sukabumi sebagai kota paling bahagia di Indonesia, melalui stabilitas fiskal, pengelolaan keuangan yang sehat, serta penguatan sektor pendidikan dan ekonomi.

    “Kita ingin keluar dari jerat kemiskinan dan kebodohan. Pendidikan adalah kuncinya, dan para guru serta pengawas adalah penggeraknya,” ungkapnya.

    Ia berharap seluruh pihak yang terlibat di sektor pendidikan bisa menjadi mitra strategis dalam mewujudkan visi Kota Sukabumi yang inklusif, cerdas, dan bercahaya.

    Sinergi Pendidikan dan Pemerintahan

    Pertemuan ini juga menjadi sarana mempererat sinergi antara pemerintah daerah dengan dunia pendidikan. Menurut Ayep Zaki, kolaborasi antara birokrasi dan pendidik sangat penting untuk menyiapkan generasi penerus yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.

    Menutup arahannya, Wali Kota kembali menegaskan bahwa amanah jabatan yang diembannya adalah untuk melayani rakyat. Oleh karena itu, seluruh program—termasuk wakaf dan peningkatan PAD—harus dijalankan secara gotong royong dan penuh tanggung jawab.

    “Mari kita bangun Kota Sukabumi dengan semangat kebersamaan. Tidak ada yang lebih penting dari melihat masyarakat kita hidup sejahtera dan bahagia,” tutup Ayep Zaki. (Cr5)

  • Layanan Ambulans Sigap Dinkes Kota Sukabumi Diapresiasi Warga

    Layanan Ambulans Sigap Dinkes Kota Sukabumi Diapresiasi Warga

    SUKABUMIKITA.ID – Layanan ambulans sigap yang dioperasikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Banyak warga mengakui bahwa kecepatan dan responsivitas tim ambulans sangat membantu dalam situasi darurat, baik medis maupun nonmedis.

    Salah seorang warga Kecamatan Cikole, Lina, menceritakan pengalamannya saat membutuhkan ambulans untuk membawa orang tuanya yang mendadak sakit. Menurutnya, petugas datang hanya dalam hitungan menit setelah dihubungi, dan langsung memberikan penanganan awal sebelum membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat.

    “Saya sangat terbantu. Waktu itu orang tua saya sakit dan butuh penanganan cepat. Ambulans Sigap datang dalam waktu singkat. Petugasnya sigap dan sabar,” ujar Lina, Selasa (01/07/2025).

    Tidak hanya cepat, tim ambulans juga dikenal ramah dan profesional. Petugas dilengkapi dengan pelatihan penanganan darurat serta peralatan medis dasar yang dibutuhkan dalam kondisi kritis.

    Dukungan Warga Jadi Motivasi Pelayanan

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni R. Muthmainnah, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan masyarakat terhadap layanan ambulans sigap. Ia menyatakan bahwa dukungan dan apresiasi dari masyarakat akan menjadi motivasi bagi pihaknya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.

    “Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk warga Sukabumi. Apresiasi dari masyarakat ini menjadi semangat kami untuk terus berbenah, baik dalam kecepatan tanggap maupun mutu layanan medis di lapangan,” ucap Reni.

    Reni menambahkan bahwa ambulans sigap merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menjamin akses layanan kesehatan yang cepat dan merata, terutama pada situasi darurat. Oleh karena itu, pihaknya terus memastikan kesiapan armada, petugas, dan jalur komunikasi agar semua berjalan efisien.

    Imbauan untuk Simpan Nomor Darurat

    Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, Dinkes mengimbau agar warga menyimpan nomor layanan ambulans sigap dan tidak ragu untuk menghubungi jika terjadi kondisi gawat darurat.

    “Kami berharap masyarakat tahu ke mana harus menghubungi saat terjadi kondisi darurat. Layanan ini gratis dan tersedia 24 jam, demi menjamin keselamatan dan kesehatan warga,” imbuh Reni.

    Dengan kecepatan tanggap dan pendekatan yang humanis, layanan ambulans sigap Dinkes Kota Sukabumi semakin menjadi kepercayaan warga sebagai solusi pertama dalam situasi darurat kesehatan. (Cr5)

  • Sukabumi Menuju Kota Investasi: Wali Kota Paparkan Strategi Fiskal dan Konektivitas

    Sukabumi Menuju Kota Investasi: Wali Kota Paparkan Strategi Fiskal dan Konektivitas

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi menegaskan komitmennya dalam mendorong percepatan pembangunan dan pengentasan kemiskinan melalui penguatan pendapatan daerah serta peningkatan investasi berbasis infrastruktur.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dalam forum bergengsi Saresehan West Java Economic Society (WJES) 2025 yang digelar pada Selasa (01/07/2025).

    Dengan mengusung tema “Infrastruktur dan Konektivitas Segitiga Emas Sukabumi–Cianjur–Bogor”, kegiatan ini menghadirkan beragam pemangku kepentingan yang fokus pada pengembangan kawasan barat Jawa Barat.

    Dalam paparannya, Ayep Zaki menyoroti pentingnya membangun konektivitas sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi daerah. Menurutnya, infrastruktur yang kuat akan menurunkan biaya logistik, meningkatkan stabilitas harga, serta menjadi magnet utama investasi.

    “Kami telah menyalurkan hasil investasi wakaf kepada 90 pelaku usaha di Sukabumi. Ini adalah bukti nyata bahwa ekonomi keumatan bisa menjadi solusi fiskal yang berkelanjutan,” ungkap Ayep.

    Ayep menyebutkan bahwa posisi strategis Sukabumi sebagai penghubung antara Bogor dan Cianjur menjadi modal besar untuk menjadikannya sebagai simpul distribusi logistik regional.

    Visi tersebut diwujudkan dalam sejumlah proyek infrastruktur prioritas, mulai dari penyelesaian Tol Bocimi, revitalisasi jalur kereta api, pembangunan Pasar Induk Sukabumi, hingga percepatan konstruksi Jalan Lingkar Selatan.

    Namun, Wali Kota juga tak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Di antaranya adalah kepadatan pasca-operasional Tol Bocimi, tingginya ongkos logistik, belum adanya pusat distribusi modern, serta persoalan pengelolaan sampah yang belum terintegrasi.

    Untuk itu, Pemkot Sukabumi mengajukan tiga strategi utama guna mempercepat transformasi daerah:

    1. Penguatan Infrastruktur dan Pasar Regional – Pasar Induk Sukabumi akan dijadikan pusat distribusi logistik utama, didukung oleh optimalisasi jalur darat dan rel.

    2. Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular – Pendekatan berbasis daur ulang melibatkan UMKM dan komunitas dalam menumbuhkan sektor hijau.

    3. Kolaborasi Kawasan Sukabumi–Cianjur–Bogor – Integrasi antarwilayah akan memperkuat perencanaan tata ruang dan sistem pengelolaan lingkungan bersama.

    Ayep optimistis, jika langkah-langkah tersebut dijalankan secara konsisten, Kota Sukabumi dapat menjelma menjadi pusat pertumbuhan baru di Jawa Barat yang tidak hanya ramah investasi, tetapi juga mampu menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengentaskan kemiskinan.

    “Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Dengan infrastruktur yang mumpuni dan logistik yang efisien, Sukabumi bisa jadi simpul konektivitas kawasan barat Jabar,” tegasnya.

    Saresehan WJES 2025 pun menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antarwilayah dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan. Kota Sukabumi, dengan semua potensi dan rencananya, kini melangkah pasti menuju arah pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. (Cr5)

  • Sukabumi Menuju Kota Wakaf Pertama, Sertifikasi Aset Pemerintah Dipercepat

    Sukabumi Menuju Kota Wakaf Pertama, Sertifikasi Aset Pemerintah Dipercepat

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi menerima sejumlah sertifikat hak pakai atas aset daerah dalam kegiatan yang digelar oleh Kantor Pertanahan Kota Sukabumi, Selasa (01/07/2025).

    Penyerahan sertifikat ini menjadi momentum penting dalam memperkuat tata kelola pertanahan dan mendukung visi besar pembangunan berbasis syariah dan keberlanjutan.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menegaskan bahwa seluruh aset pemerintah harus tertib administrasi dan tersertifikasi secara resmi. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan aspek legalitas aset fisik, tetapi juga mencerminkan tata kelola kelembagaan yang modern dan akuntabel.

    “Semua hal ke depan harus bersertifikat, tidak hanya aset fisik tetapi juga kelembagaan dan badan hukum. Ini untuk menjawab kebutuhan tata kelola pemerintahan modern dan responsif,” ujar Ayep.

    Dukungan penuh juga disampaikan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Sukabumi terhadap program strategis yang dijalankan Pemkot, khususnya dalam hal konsolidasi tanah dan sertifikasi tanah wakaf.

    Inisiatif ini bahkan ditargetkan menjadikan Sukabumi sebagai kota wakaf tanah pertama di Indonesia, memperkuat peran ekonomi kerakyatan berbasis nilai-nilai keagamaan.

    Di sisi lain, Wali Kota juga mengungkapkan potensi besar dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang telah mencapai Rp14 miliar per tahun.

    Namun demikian, masih terdapat tunggakan hingga Rp30 miliar yang menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) belum diperbarui dalam lima tahun terakhir.

    “Kami sedang kaji untuk menaikkan NJOP secara selektif, terutama di kawasan ekonomi. Tapi tentu tetap mempertimbangkan daya beli masyarakat di wilayah lain,” jelas Ayep.

    Langkah optimalisasi PAD juga didorong melalui penataan instrumen pendukung seperti BUMD, BLUD, dan program CSR, termasuk mendorong potensi wakaf sebagai solusi pengentasan kemiskinan. Saat ini, hasil investasi wakaf bahkan telah disalurkan ke lebih dari 90 pelaku usaha mikro lokal.

    Tak hanya fokus pada aset dan pajak, Wali Kota juga menyampaikan rencana besar untuk revisi batas wilayah Kota Sukabumi. Dari sebelumnya 48 km², Pemkot tengah mengkaji perluasan wilayah hingga 377 km² mencakup sembilan kecamatan. Proses tersebut masih dalam tahap diskusi dan harmonisasi lintas sektor.

    “Penataan aset dan percepatan sertifikasi merupakan fondasi penting dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang modern dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” tegasnya.

    Kegiatan ditutup dengan penyerahan simbolis sertifikat hak pakai dan penandatanganan berita acara pembentukan Perhimpunan Peserta Konsolidasi Tanah Tahun 2025.

    Dengan langkah ini, Kota Sukabumi semakin serius dalam menata fondasi tata ruang dan legalitas aset untuk memperkuat basis fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. (Cr5)

  • Bappeda Kota Sukabumi Matangkan 305 Inovasi untuk Raih Prestasi di IGA 2025

    Bappeda Kota Sukabumi Matangkan 305 Inovasi untuk Raih Prestasi di IGA 2025

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), kini tengah mempersiapkan secara serius ratusan inovasi yang telah dihasilkan oleh berbagai perangkat daerah.

    Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menuju Innovative Government Award (IGA) tahun 2025, ajang penghargaan tahunan yang digelar oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Sukabumi, Ismail Aini, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima radiogram resmi dari Kemendagri terkait pelaksanaan IGA 2025.

    Pemerintah daerah di seluruh Indonesia diminta segera melaporkan inovasi-inovasi yang masih berjalan dan berdampak dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

    “Kami sudah mulai melakukan bimbingan teknis (bimtek) penginputan IGA 2025 untuk semua perangkat daerah, termasuk sekolah, puskesmas, kecamatan, hingga kelurahan. Tujuannya agar seluruh indikator penilaian dapat terpenuhi,” jelas Ismail kepada media, Selasa (01/07/2025).

    Penilaian Semakin Ketat dan Spesifik

    Dibanding tahun sebelumnya, penilaian IGA tahun ini disebut memiliki beberapa indikator tambahan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah aspek Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap inovasi yang dilaporkan serta jumlah penerima manfaat dari inovasi tersebut.

    Selain itu, keberadaan Surat Keputusan (SK) resmi yang mengatur inovasi juga menjadi syarat penting untuk validasi. Tak kalah krusial, IGA 2025 mengharuskan adanya keterkaitan inovasi dengan tiga urusan wajib pelayanan dasar, yaitu pendidikan, kesehatan, tata ruang/pemukiman, dan sosial.

    “Dari total 305 inovasi yang kita miliki, sekitar 170 lebih berfokus pada bidang kesehatan. Ini tentu menjadi kekuatan. Namun, agar memenuhi syarat IGA 2025, inovasi di bidang pendidikan, sosial, dan tata ruang harus turut diperkuat,” papar Ismail.

    Evaluasi Kematangan Inovasi Sebelum Dikirim

    Bappeda Kota Sukabumi menargetkan seluruh proses penginputan inovasi dapat selesai paling lambat pada 20 Juli 2025. Setelah itu, akan dilakukan proses review dan evaluasi mendalam untuk memastikan setiap inovasi sudah memenuhi indeks kematangan yang ditentukan.

    “Kami akan cek satu per satu. Bila masih ada inovasi dengan nilai kematangan rendah, tentu perlu diperbaiki dulu. Setelah semuanya siap, baru kami kirimkan ke Kemendagri,” tambahnya.

    Inovatif Tak Cukup Sekali

    Ismail juga menegaskan bahwa meskipun Kota Sukabumi berhasil menyabet gelar Kota Sangat Inovatif dalam ajang IGA 2024, bukan berarti tahun ini bisa bersantai. Justru, gelar tersebut harus menjadi pemicu untuk terus meningkatkan kualitas inovasi daerah.

    “Tahun lalu kita sudah membuktikan sebagai kota sangat inovatif. Tapi tahun ini tantangannya berbeda, indikatornya juga lebih berat. Jadi harus lebih baik lagi,” tutupnya.

    Dengan semangat kolaborasi dan perbaikan berkelanjutan, Pemkot Sukabumi menargetkan prestasi lebih tinggi di ajang IGA 2025, sekaligus membuktikan komitmen terhadap tata kelola pemerintahan yang inovatif dan berpihak pada kebutuhan masyarakat. (Cr5)

  • Penggabungan Susukecir ke Kota Sukabumi Kembali Menguat, Masyarakat Tuntut Aksi Nyata

    Penggabungan Susukecir ke Kota Sukabumi Kembali Menguat, Masyarakat Tuntut Aksi Nyata

    SUKABUMIKITA.ID Wacana penggabungan empat kecamatan di wilayah timur Kabupaten Sukabumi ke dalam wilayah administratif Kota Sukabumi kembali mencuat. Sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Koordinator Kepemudaan dan Organisasi Kemasyarakatan Susukecir menyuarakan aspirasi tersebut langsung ke Balai Kota Sukabumi, Senin (30/06/2025).

    Empat kecamatan yang dimaksud adalah Sukaraja, Sukalarang, Kebonpedes, dan Cireunghas. Wilayah ini dikenal dengan akronim Susukecir. Para tokoh menegaskan bahwa perjuangan penggabungan ini telah berlangsung lebih dari dua dekade dan mendesak pemerintah segera menindaklanjutinya secara konkret.

    “Kami sudah hampir dua dekade lebih berupaya agar Susukecir bisa masuk ke wilayah Kota Sukabumi. Ini bukan sekadar wacana baru, tapi aspirasi lama yang terus kami perjuangkan,” tegas Budi Adinata, Ketua Koordinator.

    BACA JUGA: Wakil Wali Kota Sukabumi Resmikan Hajat Lembur: Kolaborasi Pendidikan, Budaya, dan Lingkungan

    Keterikatan Geografis dan Sejarah Jadi Dasar Tuntutan

    Budi menjelaskan bahwa secara geografis, sosial, dan ekonomi, Susukecir lebih terhubung dengan Kota Sukabumi daripada dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berada jauh di Palabuhanratu.

    “Bayangkan, warga harus pergi jauh ke Palabuhanratu hanya untuk urusan administratif. Padahal, aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan warga Susukecir sudah sangat tergantung pada Kota Sukabumi,” ujarnya.

    Ia juga mengungkapkan bahwa secara historis, wilayah Susukecir pernah menjadi bagian dari administrasi yang kini masuk ke Kota Sukabumi, seperti Gunungparang dan Kecamatan Cikole. Menurutnya, hal itu memperkuat alasan penggabungan.

    “Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, juga memberi sinyal bahwa penggabungan lebih realistis ketimbang pemekaran wilayah,” imbuh Budi.

    Pemkab Sukabumi Dinilai Tidak Sejalan

    Meski aspirasi masyarakat semakin kuat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dinilai masih enggan melepas empat kecamatan tersebut. Menurut Budi, Pemkab lebih condong mendukung opsi pemekaran wilayah baru ketimbang penggabungan ke Kota Sukabumi.

    “Kami pernah berdiskusi dengan Pemkab. Sayangnya, mereka lebih condong pada pemekaran. Padahal masyarakat sendiri lebih mendukung bergabung ke Kota,” jelasnya.

    BACA JUGA: Wali Kota Sukabumi Tekankan Kemandirian Fiskal dan Disiplin Anggaran SKPD

    Wali Kota Ayep Zaki: Kami Terbuka dan Sudah Komunikasi dengan Pusat

    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menyatakan pihaknya terbuka dan siap mendengarkan aspirasi warga. Ia menegaskan bahwa wacana ini sudah masuk dalam agenda pembahasan bersama DPRD Provinsi Jawa Barat dan Komisi II DPR RI.

    “Kami menerima para tokoh dari Sukaraja, Sukalarang, Kebonpedes, dan Cireunghas. Mereka mempertanyakan sejauh mana keseriusan kami. Dan memang sudah ada komunikasi dengan DPRD Jabar dan pusat,” ucap Ayep.

    Ayep juga menyebut bahwa proses penggabungan tidak mudah karena melibatkan banyak pihak dan regulasi. Namun ia memastikan komitmen pemerintah kota untuk tetap mendukung aspirasi warga.

    Masyarakat Harap Ada Kepastian Politik

    Warga berharap proses ini tidak berakhir di meja diskusi saja. Mereka mendesak para pemangku kebijakan, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional, untuk menunjukkan langkah nyata setelah perjuangan panjang selama lebih dari 20 tahun. (Cr5)

  • PAD Kota Sukabumi Naik 63 Persen, Ayep Zaki: Target 120 Milyar

    PAD Kota Sukabumi Naik 63 Persen, Ayep Zaki: Target 120 Milyar

    SUKABUMIKITA.ID Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi menunjukkan lonjakan signifikan selama bulan Juni 2025. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, PAD mengalami peningkatan lebih dari 63 persen.

    Kenaikan tersebut diumumkan langsung oleh Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, saat memberikan keterangan pers di Balai Kota, Senin (30/6/2025). Ia menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari perencanaan matang sejak dirinya mulai menjabat pada 10 Desember 2024.

    “Kenaikan PAD memang sudah kita desain sejak saya dinyatakan terpilih. Alhamdulillah sekarang mulai terlihat hasilnya,” ujar Ayep.

    Ia menyebutkan, tren kenaikan PAD bukan hanya terjadi di bulan Juni, tetapi juga pada bulan Mei 2025 yang mencatatkan peningkatan serupa. Dengan pencapaian tersebut, Ayep memasang target ambisius, yakni PAD Kota Sukabumi bisa menembus angka Rp120 miliar hingga akhir tahun ini.

    “Ini kabar baik bagi Kota Sukabumi. Dengan meningkatnya PAD, belanja daerah pun bisa bertambah. Target kami tahun ini adalah Rp120 miliar,” tegasnya.

    Optimisme Tercapai, Meski Tantangan Tak Ringan

    Meski mengakui bahwa target tersebut cukup menantang, Ayep menyatakan optimisme penuh. Tren penerimaan yang stabil dua bulan terakhir menjadi dasar keyakinannya bahwa target tersebut realistis untuk dicapai.

    “Kalau melihat selisihnya, berarti ada kenaikan sekitar Rp40 miliar dari tahun lalu. Tapi saya optimis angka itu bisa kita capai di akhir tahun nanti,” katanya.

    Sebagai informasi, capaian PAD Kota Sukabumi pada tahun 2024 berada di kisaran Rp81 miliar.

    PAD Murni Tanpa Kontribusi BUMD dan BLUD

    Ayep juga menegaskan bahwa capaian PAD yang dimaksud berasal dari sektor-sektor yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Kota Sukabumi. Penerimaan dari BUMD maupun BLUD belum dimasukkan ke dalam target tahun ini.

    “Target PAD yang sekarang ini murni, tidak termasuk BUMD ataupun BLUD. Rencana peningkatan kinerja dua lembaga itu akan kita dorong di tahun 2026 dan 2027,” ujarnya.

    Langkah ini menunjukkan bahwa masih ada potensi pendapatan lain yang belum digarap secara maksimal, dan akan menjadi fokus utama pada tahun-tahun mendatang.

    Evaluasi Akhir Tahun untuk Kebutuhan Pembangunan 2026

    Wali Kota Ayep menambahkan, laporan akhir capaian PAD akan menjadi dasar penting dalam menyusun belanja pembangunan tahun anggaran 2026. Evaluasi dijadwalkan pada Desember 2025 agar anggaran murni tahun depan dapat dieksekusi sejak awal tahun.

    “Kita akan lihat laporan akhir PAD bulan Desember. Dengan begitu, program anggaran murni 2026 sudah bisa kita jalankan sejak Januari,” pungkasnya.

    Kenaikan tajam dalam penerimaan PAD ini dianggap sebagai sinyal positif untuk keberlanjutan pembangunan Kota Sukabumi. Pemerintah berharap, peningkatan ini tidak hanya berdampak pada fiskal daerah, tetapi juga pada peningkatan pelayanan publik secara menyeluruh. (Cr5)

  • PWI Kota Sukabumi Audiensi dengan Wali Kota, Bahas Keterbukaan Informasi Publik

    PWI Kota Sukabumi Audiensi dengan Wali Kota, Bahas Keterbukaan Informasi Publik

    SUKABUMIKITA.ID Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Sukabumi menggelar audiensi dengan Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, pada Senin (30/6/2025) di ruang utama Balai Kota Sukabumi. Pertemuan ini menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi antara insan pers dan pemerintah daerah dalam mendorong keterbukaan informasi publik.

    Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Ayep Zaki menegaskan komitmennya untuk membangun pemerintahan yang transparan, terbuka, dan bertanggung jawab. Ia menyebutkan bahwa keterbukaan adalah bagian dari nilai-nilai Islam, khususnya sifat Tabligh yang dimiliki Rasulullah SAW.

    “Saya ingin pemerintahan ini terbuka dan transparan. Ini bagian dari nilai Tabligh, selain Sidiq, Amanah, dan Fathonah,” ujar Ayep di hadapan pengurus PWI Kota Sukabumi.

    BACA JUGA: Wali Kota Sukabumi Tekankan Kemandirian Fiskal dan Disiplin Anggaran SKPD

    Ayep juga menyampaikan bahwa transparansi tak hanya menyangkut anggaran, namun juga menyeluruh pada kinerja SKPD, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa. Menurutnya, proses tersebut harus dijalankan secara efisien dan sesuai regulasi.

    “Barang dan jasa itu pasti ada keuntungan. Tapi jangan sampai berlebihan. Semua akan kami kawal agar prosesnya tetap transparan,” tegasnya.

    Kompetensi SDM Jadi Perhatian Khusus

    Selain soal transparansi, Ayep juga menekankan pentingnya penempatan SDM yang kompeten dalam posisi strategis, terutama di lingkungan BLUD dan BUMD. Ia mencontohkan bahwa yang dibutuhkan bukan hanya orang dengan ide, tapi yang mampu mewujudkannya secara nyata.

    “Banyak orang punya gagasan, tapi saya butuh orang yang punya kompetensi kerja. Semua bisa tanam singkong, tapi saya cari petani yang bisa panen 70 ton per hektar,” ujarnya.

    Pers Diingatkan Tetap Objektif dalam Menjalankan Fungsi Kontrol

    Kepada insan pers, Ayep meminta agar media tetap menjalankan fungsi kontrol sosial secara objektif dan proporsional. Kritik tetap dibutuhkan, namun harus disampaikan secara jernih dan bertanggung jawab.

    “Kalau ada yang jelek, sampaikan saja. Kalau bagus, sampaikan juga. Tapi jangan nyinyir. Saya siap dikritik, bahkan siap diajak diskusi,” katanya.

    PWI Siap Bersinergi dengan Pemkot Sukabumi

    Ketua PWI Kota Sukabumi, Ikbal Zaelani Saptari, menyambut positif sikap terbuka yang ditunjukkan Wali Kota. Ia menegaskan komitmen PWI untuk terus menjalin kerja sama dan menjadi mitra strategis Pemkot dalam mendukung kemajuan Kota Sukabumi.

    “Kami berterima kasih atas sambutan Wali Kota. Semoga ke depan sinergi antara PWI dan pemerintah daerah semakin kuat,” ujar Ikbal.

    Audiensi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan media dan pemerintah, dengan semangat kolaborasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, terbuka, dan berpihak pada masyarakat. (Cr5)

  • Waspadai Penularan Penyakit Lewat Udara, SKUDR Diterapkan di Seluruh Puskesmas Sukabumi

    Waspadai Penularan Penyakit Lewat Udara, SKUDR Diterapkan di Seluruh Puskesmas Sukabumi

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mulai melaksanakan program pemantauan Kualitas Udara Dalam Ruang (SKUDR) sebagai bentuk upaya mencegah penyebaran penyakit menular seperti influenza, tuberkulosis (TBC), pneumonia, Covid-19, asma, dan gangguan saluran pernapasan lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara masif di seluruh wilayah kota melalui keterlibatan seluruh puskesmas.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Dr. Reni Rosyida Muthmainnah, menyampaikan bahwa SKUDR merupakan bagian dari strategi promotif dan preventif yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang tersembunyi di dalam lingkungan rumah tangga.

    “Survei ini dilakukan di seluruh puskesmas, dan setiap puskesmas akan mengambil sampel dari 30 rumah tangga di wilayahnya masing-masing. Tujuannya untuk mengetahui gambaran nyata kondisi udara di dalam rumah masyarakat,” ujarnya, Seni (30/06/2025).

    Menurut Reni, kualitas udara dalam ruang menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan keluarga. Udara yang tidak bersih dan sirkulasi yang buruk berpotensi menjadi jalur penularan berbagai penyakit yang menyebar lewat droplet atau partikel di udara.

    “Data yang dikumpulkan dari survei ini akan menjadi dasar bagi kami untuk menyusun intervensi yang sesuai, baik berupa edukasi, perbaikan sanitasi rumah, hingga penyuluhan perilaku hidup sehat,” tambahnya.

    Ciptakan Hunian Sehat dan Bebas Penyakit

    Dinkes Kota Sukabumi menilai kegiatan ini sebagai langkah strategis yang berdampak jangka panjang terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, program SKUDR juga sejalan dengan misi pemerintah daerah dalam membangun lingkungan hunian yang aman dari paparan penyakit menular berbasis udara.

    “Kami tidak ingin hanya bersikap reaktif setelah kasus muncul. Pencegahan adalah kunci. Lewat SKUDR ini, kita bisa mengintervensi sebelum penyakit menyebar lebih luas,” jelas Reni.

    Pelaksanaan SKUDR juga sekaligus menjadi bentuk nyata dari komitmen Pemerintah Kota Sukabumi dalam memperkuat sistem kesehatan lingkungan yang berorientasi pada masyarakat. Reni berharap kegiatan ini dapat memperkuat kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas udara dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

    “Dengan adanya SKUDR, kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa rumah yang sehat adalah bagian dari perlindungan diri dari penyakit. Kolaborasi antara petugas kesehatan dan masyarakat sangat kami harapkan agar hasil yang dicapai bisa maksimal,” pungkasnya. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Siaga Hadapi Ancaman Varian Baru Covid-19

    Dinkes Kota Sukabumi Siaga Hadapi Ancaman Varian Baru Covid-19

    SUKABUMIKITA.ID – Potensi ancaman dari gelombang baru Covid-19 membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi kembali mengambil langkah proaktif. Sejumlah strategi pencegahan diperkuat menyusul peringatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) terkait munculnya varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, dan NB.1.8 yang dilaporkan menyebar di negara-negara Asia, termasuk Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

    Arahan ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor SR.03.01/C/1422/2025 yang dikeluarkan pada 23 Mei 2025. Seluruh pemerintah daerah, termasuk Kota Sukabumi, diminta untuk kembali menegakkan protokol kesehatan, mengaktifkan deteksi dini di fasilitas layanan kesehatan, serta melakukan pemetaan risiko untuk mencegah transmisi lebih luas.

    Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R. Muthmainnah, M.Kes., menyatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah konkret, terutama melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Fokus utama diarahkan pada penguatan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta peningkatan kesiapsiagaan di seluruh fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, hingga rumah sakit.

    “Kami memperkuat sistem yang selama ini telah berjalan. Edukasi ke masyarakat kembali digencarkan agar mereka sadar pentingnya menjaga kebersihan, termasuk mencuci tangan dan memakai masker saat perlu,” ujar Reni saat ditemui pada Kamis (26/06/2025).

    Ia juga menegaskan, hingga saat ini belum ditemukan kasus baru Covid-19 di Kota Sukabumi. Namun, Dinkes tidak ingin kecolongan. Proses deteksi dini terus ditingkatkan agar setiap potensi penyebaran dapat ditangani sejak awal.

    Belajar dari Pandemi Sebelumnya

    Kota Sukabumi punya pengalaman panjang menghadapi pandemi Covid-19. Kasus pertama tercatat pada 1 April 2020, menandai awal masa krisis yang memukul berbagai sektor. Pada periode Mei-Juni 2020, kota ini sempat mencatat prestasi sebagai zona hijau dengan tingkat positivity rate di kisaran 1-2 persen.

    Kala itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat sangat membantu menekan angka kasus. Bahkan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin sempat mengunjungi Kota Sukabumi untuk meninjau kesiapan pembelajaran tatap muka yang dijadikan percontohan nasional.

    Belajar dari pengalaman tersebut, Dinkes kini tidak ingin terlena. Ancaman dari varian baru dinilai cukup serius karena tingkat penyebarannya lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

    “Kami mendorong masyarakat untuk kembali waspada. Jangan menunggu kasus melonjak baru bertindak. Penting menjaga imunitas, melaporkan gejala kesehatan, dan mendukung upaya preventif yang dilakukan pemerintah,” tegas Reni.

    Selain itu, kolaborasi menjadi kunci. Dinkes menggandeng berbagai elemen masyarakat serta tenaga kesehatan dalam memperkuat sistem respons di lapangan.

    “Kita semua punya peran penting dalam menghadapi gelombang ini. Masyarakat, fasilitas kesehatan, dan pemerintah harus satu visi demi keselamatan bersama,” tandasnya. (Cr5)