Sukabumikita.id

Kategori: BERITA

  • Entry Meeting Pengawasan 2025: Pemkot Sukabumi Perkuat Tata Kelola Transparan

    Entry Meeting Pengawasan 2025: Pemkot Sukabumi Perkuat Tata Kelola Transparan

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi menunjukkan komitmennya terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan dengan menggelar Entry Meeting Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2025, yang dilaksanakan di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi.

    Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Bobby Maulana, tim dari Inspektorat Provinsi Jawa Barat, serta para kepala SKPD di lingkungan Pemkot Sukabumi. Feri Wahyu Rohin hadir sebagai perwakilan Inspektorat Jabar yang juga menyampaikan materi pengawasan.

    Dalam sambutannya, Ayep Zaki menegaskan bahwa pengawasan seharusnya tidak hanya fokus pada belanja atau pengeluaran daerah, tetapi juga dimulai dari sisi penerimaan.

    “Pengawasan tidak hanya soal pengeluaran, tapi juga harus dimulai dari hulu—yakni bagaimana uang masuk ke kas daerah diawasi secara cermat,” tegas Ayep, Rabu (06/08/2025).

    Wali Kota menyatakan kesiapannya mengikuti seluruh proses pengawasan yang akan berlangsung sejak 4 hingga 22 Agustus 2025. Ia menyambut baik setiap masukan, termasuk dari BPK dan KPK, dan menekankan pentingnya respons cepat dan kolaboratif terhadap temuan dari lembaga pengawas.

    “Temuan itu biasa, tapi jangan sampai dibiarkan bertahun-tahun. Inspektorat harus jadi garda depan untuk mitigasi awal,” kata Ayep.

    Selain itu, ia mengusulkan agar sistem pengawasan juga mencakup aspek strategis, seperti reformasi kebijakan fiskal dan optimalisasi pendapatan daerah secara inovatif.

    Dalam analogi yang disampaikannya, Ayep membandingkan sistem fiskal daerah dengan proses menanam tanaman. Ia menekankan pentingnya memiliki “bibit unggul” dan “media tanam sehat” dalam hal pendapatan daerah, sebelum membahas bagaimana uang itu digunakan.

    “Kita harus tahu dari mana sumber uangnya, bagaimana cara memperolehnya, lalu bagaimana menggunakannya,” ungkapnya.

    Ayep pun berharap agar Kota Sukabumi dapat menjadi salah satu daerah dengan pelaksanaan pengawasan terbaik di Jawa Barat. Ia menargetkan bisa masuk dalam tiga besar daerah terbaik dari sisi pengawasan.

    Dalam paparannya, Feri Wahyu Rohin menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan bertujuan memastikan penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai ketentuan perundang-undangan.

    Empat fokus utama pengawasan tahun ini adalah:

    • Perencanaan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
    • Capaian target daerah,
    • Penanganan isu sektoral,
    • Evaluasi kebijakan strategis di bidang kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, dan kesejahteraan sosial.

    Feri juga menyoroti pentingnya pengawasan dalam menurunkan angka pengangguran terbuka yang saat ini masih berada di angka persen di Kota Sukabumi, jauh di atas rata-rata nasional.

    Kegiatan entry meeting ini menjadi pijakan awal penguatan budaya kerja berbasis pengawasan di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi.

    Semua pihak diharapkan menjadikan proses pengawasan sebagai bagian integral dalam meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas layanan publik. (Cr5)

  • Sukabumi Jalani Verifikasi Kota Sehat 2025, Paparkan Inovasi dan Komitmen Pentahelix

    Sukabumi Jalani Verifikasi Kota Sehat 2025, Paparkan Inovasi dan Komitmen Pentahelix

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi menyambut kedatangan Tim Penilai Pusat dan Tim Pendamping dari Provinsi Jawa Barat dalam agenda Verifikasi Lanjutan Kota Sehat (KKS) Tahun 2025, Selasa (05/08/2025).

    Verifikasi ini menjadi tahapan krusial menuju penghargaan Swasti Saba, penghargaan nasional bagi kabupaten/kota yang sukses mengembangkan pembangunan berbasis kesehatan secara berkelanjutan.

    Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, mewakili Wali Kota Ayep Zaki, memberikan paparan komprehensif di hadapan tim yang terdiri dari unsur Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, serta perwakilan Biro Kesra dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

    “Kami terus berkomitmen membangun pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas, sebagaimana tercantum dalam arah pembangunan jangka panjang Kota Sukabumi,” ujar Bobby.

    Ia memaparkan sejumlah inovasi daerah, di antaranya:

    • Kalziting (Kalkulator Gizi dan Stunting)

    • Program Sejiwa (Sekolah Jiwa Warga)

    • Gema Sajadah (Gerakan Masyarakat Sadar Jaga Kesehatan Jiwa dan Ibadah)

    • Revitalisasi kawasan Cipelang sebagai ruang publik sehat.

    Rangkaian verifikasi dilakukan di sejumlah lokus unggulan, seperti:

    • Posyandu Aster Jingga dengan 20 inovasi layanan kesehatan

    • MAN 2 dan SMAN 1 Sukabumi sebagai pelopor sekolah ramah anak

    • Santa Sea Waterpark sebagai kawasan wisata ramah lansia dan disabilitas

    Pemerintah Kota Sukabumi juga menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media) dalam mewujudkan kota sehat.

    “Ini adalah momentum besar bagi kami untuk menyampaikan komitmen membangun Sukabumi sebagai kota sehat secara holistik,” tambah Bobby.

    Ia berharap penghargaan Swasti Saba dapat diraih sebagai bentuk amanah masyarakat. Pemkot juga mengapresiasi tim penilai dan pendamping yang turut membimbing proses verifikasi ini. (Cr5)

  • Masa Depan Sampah Kota Sukabumi: Gandeng SCG, Dorong RDF Gantikan TPA Cikundul

    Masa Depan Sampah Kota Sukabumi: Gandeng SCG, Dorong RDF Gantikan TPA Cikundul

    SUKABUMIKITA.ID Ancaman krisis pengelolaan sampah di Kota Sukabumi semakin nyata. Usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikundul diprediksi hanya akan bertahan hingga 2026. Menghadapi kondisi ini, Pemkot Sukabumi memperkuat kolaborasi dengan PT Semen Jawa (SCG) dalam pengembangan sistem Refuse Derived Fuel (RDF).

    Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana menyampaikan bahwa RDF bukan hanya sekadar alternatif, tapi solusi utama untuk mengatasi krisis pengelolaan sampah kota yang kian mendesak.

    “Kalau skemanya cocok, kita akan gas terus. Saya ingin RDF ini bisa jadi proyek percontohan nasional dan viral sebagaimana tren bersih-bersih di media sosial,” kata Bobby saat pertemuan dengan SCG di Balai Kota Sukabumi, Selasa (05/08/2025).

    Skema RDF memungkinkan 30 persen sampah yang telah dipilah langsung dikirim ke SCG tanpa sortir ulang. Hal ini selaras dengan persyaratan penilaian Adipura Kencana yang kini semakin ketat.

    Pihak SCG menyambut baik rencana tersebut dan membuka diri terhadap berbagai skema kerja sama. RDF dinilai menjadi substitusi batu bara yang sangat potensial, sejalan dengan target SCG untuk net zero emisi pada 2050.

    Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi pun terus menyiapkan infrastruktur pendukung. Kepala DLH Asep Irawan menyebut penyusunan desain RDF sudah 80 persen rampung, namun tantangan pembiayaan masih membayangi.

    “Dana dari pusat baru cair tahun 2027. Kita butuh jalan tengah. Salah satunya dengan pinjaman Jepang melalui Bappenas atau swasta,” ungkap Asep.

    Sementara itu, opsi mengaktifkan kembali landfill lama juga tengah dipertimbangkan, meskipun memerlukan pengawasan ekstra dan dana besar.

    “Target kami, pada 2026 sudah ada fasilitas pengganti TPA. RDF ini harus dikebut,” ujar Asep menegaskan.

    Pertemuan ini menandai babak baru arah kebijakan persampahan Kota Sukabumi, dari sekadar pengumpulan dan pembuangan, menuju era pengelolaan berkelanjutan berbasis energi alternatif. (Cr5)

  • FKDB dan POLRI Resmi Perpanjang MoU: Perkuat Sinergi untuk Ketahanan Pangan Nasional

    FKDB dan POLRI Resmi Perpanjang MoU: Perkuat Sinergi untuk Ketahanan Pangan Nasional

    SUKABUMIKITA.ID Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) bersama Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) secara resmi menandatangani perpanjangan nota kesepahaman (MoU) pada Selasa, 5 Agustus 2025.

    Acara berlangsung di Hotel Horison Kota Sukabumi dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, mulai dari Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki, Wakil Wali Kota Bobby Maulana, Kakorbinmas Baharkam POLRI Irjen. Pol Edi Murbowo, hingga jajaran Forkopimda, kepala SKPD, tokoh agama, ormas, FKUB, hingga tokoh pemuda.

    Penandatanganan ini menandai kelanjutan kerja sama strategis antara FKDB dan POLRI yang telah berlangsung sejak lima tahun terakhir dan akan segera habis masa berlakunya pada bulan September mendatang.

    Kerja sama ini memiliki fokus utama pada penguatan ketahanan pangan nasional, khususnya di sektor pertanian, dengan komoditas utama seperti jagung.

    “FKDB adalah mitra strategis kami di bidang pertanian, dan kami optimistis kerja sama ini akan memberikan dampak lebih luas bagi masyarakat,” ungkap Irjen. Pol Edi Murbowo dalam sambutannya.

    Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menyambut hangat keberlanjutan kolaborasi ini. Meski saat ini dirinya tidak lagi terlibat secara struktural di FKDB, ia menegaskan semangat perjuangan organisasi tetap ia lanjutkan melalui jalur konstitusional sebagai kepala daerah.

    “Saya tidak lagi berada dalam struktur FKDB, tetapi perjuangan ini saya lanjutkan melalui jalur konstitusional. Sejak 2018, saya telah merancang jalan pengabdian ini dengan tekad untuk mengimplementasikan ilmu yang saya miliki demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Ayep Zaki.

    Ia juga menyoroti keberhasilan Kota Sukabumi dalam membangun kolaborasi lintas ormas Islam besar seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan PUI. Menurutnya, hal ini menjadi bukti nyata kesatuan dalam membangun daerah yang inklusif dan toleran.

    “Nota kesepahaman ini juga bagian dari ikhtiar kolektif untuk mewujudkan ketahanan pangan yang terintegrasi dengan pembangunan daerah,” tambahnya.

    Sementara itu, Ketua Umum FKDB menyebut bahwa keberadaan organisasi ini merupakan realisasi dari gagasan Ayep Zaki yang diterjemahkan dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat.

    Dengan ditandatanganinya perpanjangan MoU ini, FKDB berharap cakupan program semakin luas dan memberikan dampak positif di berbagai wilayah di Indonesia.

    Penyerahan dokumen MoU ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga mencerminkan komitmen nyata antara FKDB dan POLRI untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis kemandirian.

    Pemerintah Kota Sukabumi juga menyampaikan apresiasi kepada POLRI atas dukungan berkelanjutan dalam mendukung agenda ketahanan pangan nasional. Diharapkan, kolaborasi strategis ini dapat terus berkembang sebagai solusi konkret dalam membangun Indonesia yang mandiri dan sejahtera. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Tekankan Pengawasan Penerimaan Daerah dalam Entry Meeting 2025

    Pemkot Sukabumi Tekankan Pengawasan Penerimaan Daerah dalam Entry Meeting 2025

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Kota Sukabumi menunjukkan komitmennya terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan dengan menggelar Entry Meeting Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2025, yang dilaksanakan pada Selasa, 5 Agustus 2025, di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi.

    Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Wali Kota Sukabumi H. Ayep Zaki dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Bobby Maulana, tim dari Inspektorat Provinsi Jawa Barat, serta para kepala SKPD di lingkungan Pemkot Sukabumi. Feri Wahyu Rohin hadir sebagai perwakilan Inspektorat Jabar yang juga menyampaikan materi pengawasan.

    Dalam sambutannya, Ayep Zaki menegaskan bahwa pengawasan seharusnya tidak hanya fokus pada belanja atau pengeluaran daerah, tetapi juga dimulai dari sisi penerimaan.

    “Pengawasan tidak hanya soal pengeluaran, tapi juga harus dimulai dari hulu—yakni bagaimana uang masuk ke kas daerah diawasi secara cermat,” tegas Ayep.

    Siap Jalani Pengawasan Terbuka dan Kolaboratif

    Wali Kota menyatakan kesiapannya mengikuti seluruh proses pengawasan yang akan berlangsung sejak 4 hingga 22 Agustus 2025. Ia menyambut baik setiap masukan, termasuk dari BPK dan KPK, dan menekankan pentingnya respons cepat dan kolaboratif terhadap temuan dari lembaga pengawas.

    “Temuan itu biasa, tapi jangan sampai dibiarkan bertahun-tahun. Inspektorat harus jadi garda depan untuk mitigasi awal,” kata Ayep.

    Selain itu, ia mengusulkan agar sistem pengawasan juga mencakup aspek strategis, seperti reformasi kebijakan fiskal dan optimalisasi pendapatan daerah secara inovatif.

    Ibarat Sistem Fiskal Seperti Menanam Tanaman

    Dalam analogi yang disampaikannya, Ayep membandingkan sistem fiskal daerah dengan proses menanam tanaman. Ia menekankan pentingnya memiliki “bibit unggul” dan “media tanam sehat” dalam hal pendapatan daerah, sebelum membahas bagaimana uang itu digunakan.

    “Kita harus tahu dari mana sumber uangnya, bagaimana cara memperolehnya, lalu bagaimana menggunakannya,” ungkapnya.

    Ayep pun berharap agar Kota Sukabumi dapat menjadi salah satu daerah dengan pelaksanaan pengawasan terbaik di Jawa Barat. Ia menargetkan bisa masuk dalam tiga besar daerah terbaik dari sisi pengawasan.

    Fokus Pengawasan: SPM, Layanan Dasar, dan Capaian Strategis

    Dalam paparannya, Feri Wahyu Rohin menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan bertujuan memastikan penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai ketentuan perundang-undangan. Empat fokus utama pengawasan tahun ini adalah:

    1. Perencanaan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM),

    2. Capaian target daerah,

    3. Penanganan isu sektoral,

    4. Evaluasi kebijakan strategis di bidang kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, dan kesejahteraan sosial.

    Feri juga menyoroti pentingnya pengawasan dalam menurunkan angka pengangguran terbuka yang saat ini masih berada di angka 8% di Sukabumi, jauh di atas rata-rata nasional.

    Pengawasan sebagai Budaya Kerja, Bukan Sekadar Kewajiban

    Kegiatan entry meeting ini menjadi pijakan awal penguatan budaya kerja berbasis pengawasan di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Semua pihak diharapkan menjadikan proses pengawasan sebagai bagian integral dalam meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas layanan publik. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Genjot Penanganan Pasien HIV yang Terputus Layanan Pengobatan

    Dinkes Kota Sukabumi Genjot Penanganan Pasien HIV yang Terputus Layanan Pengobatan

    SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi terus memperkuat strategi lintas sektor dalam menangani pasien Orang dengan HIV (ODHIV) yang masuk kategori Lost to Follow Up (LFU), yakni pasien yang terputus dari layanan pengobatan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya nyata menekan angka penularan HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup para penyintas.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menegaskan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak—baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun fasilitas layanan kesehatan—untuk menjangkau kembali pasien LFU agar kembali menjalani pengobatan secara rutin.

    “Pertemuan ini menjadi langkah strategis lintas sektor guna memperkuat penanggulangan HIV/AIDS di daerah,” ujar Wita kepada wartawan, Selasa (05/08/2025).

    Menurut Wita, situasi HIV/AIDS di Kota Sukabumi masih menghadapi tantangan besar, khususnya dalam menjangkau ODHIV yang menghentikan pengobatan. Berbagai faktor menjadi penyebab utama, mulai dari stigma sosial, diskriminasi, hingga kurangnya pemahaman mengenai pentingnya terapi antiretroviral (ARV).

    “Berbagai faktor sosial, stigma, dan kurangnya pemahaman menjadi penyebab utama pasien menghentikan pengobatan secara tiba-tiba,” jelasnya.

    Untuk itu, Dinkes menilai pendekatan berbasis komunitas menjadi salah satu solusi penting, di samping edukasi yang berkelanjutan. Edukasi ini dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkecil potensi diskriminasi terhadap ODHIV.

    “Pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi antarsektor untuk menyusun rencana aksi konkret,” imbuhnya.

    Dalam pertemuan tersebut, sejumlah strategi utama dibahas untuk meningkatkan capaian layanan HIV di kota. Di antaranya adalah:

    • Pelacakan pasien LFU secara aktif, baik melalui petugas kesehatan maupun kader masyarakat.

    • Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan agar setiap pasien dapat terpantau secara lebih akurat.

    • Pendampingan intensif oleh petugas lapangan, guna memastikan pasien mendapatkan dukungan psikososial dan motivasi untuk menjalani terapi kembali.

    Dinkes Kota Sukabumi berharap dengan upaya terintegrasi ini, jumlah ODHIV yang kembali mengakses layanan pengobatan dapat meningkat secara signifikan. Hal ini penting untuk menekan angka infeksi baru dan mewujudkan target eliminasi HIV/AIDS jangka panjang.

    “Kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai HIV/AIDS di Kota Sukabumi,” pungkas Wita.

    Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Dinkes untuk tidak hanya melakukan penanganan medis, tetapi juga pendekatan holistik yang melibatkan aspek sosial, edukatif, dan komunitas. (Cr5)

  • Pemkot Sukabumi Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pelajar

    Pemkot Sukabumi Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Pelajar

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan resmi meluncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi pelajar, dalam acara kick off yang digelar di SMAN 4 Kota Sukabumi pada Senin (04/08/2025). Program ini menjadi langkah awal komprehensif untuk meningkatkan kesehatan peserta didik dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

    Acara peluncuran ditandai dengan pemeriksaan kesehatan massal terhadap lebih dari 1.150 siswa dari tiga sekolah, yaitu SMAN 4, SMPN 2, dan SDN CBM Dewi Sartika. Rinciannya meliputi 397 siswa kelas 12 SMAN 4, 495 siswa kelas 8 SMPN 2, dan 266 siswa kelas 5 dan 6 SDN CBM Dewi Sartika.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, yang hadir langsung membuka kegiatan ini, menyampaikan bahwa PKG merupakan bagian dari implementasi visi nasional Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam bidang pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

    “PKG ini sangat penting untuk mencetak generasi muda yang sehat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga sehat secara mental dan intelektual,” ujar Ayep.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Gencarkan Kolaborasi Tangani Pasien HIV

    Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni, menyampaikan bahwa program ini merupakan pengembangan dari penjaringan kesehatan anak sekolah yang sudah berjalan sebelumnya. Namun, kali ini pelaksanaannya lebih luas dan menyeluruh.

    “PKG kali ini bukan hanya pemeriksaan umum. Kami juga melakukan deteksi dini terhadap penyakit menular dan tidak menular, pengukuran kebugaran, hingga edukasi kesehatan,” jelas Galih.

    Tak hanya pemeriksaan kesehatan, acara kick off juga diisi dengan sejumlah kegiatan pendukung lainnya, seperti:

    • Penandatanganan komitmen bersama penerapan kawasan tanpa rokok di lingkungan institusi pendidikan.

    • Kampanye pencegahan stunting.

    • Sosialisasi dan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Dorong Deteksi Dini Penyakit Lewat SATUSEHAT Mobile

    Galih menambahkan, PKG akan menjadi program berkelanjutan dengan target menjangkau seluruh pelajar dari tingkat dasar hingga menengah atas di seluruh Kota Sukabumi. Melalui sinergi lintas sektor, pihaknya berharap kegiatan ini berdampak signifikan dalam meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda.

    “Kami ingin mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” pungkasnya.

    Dinas Kesehatan menegaskan bahwa kesehatan pelajar merupakan investasi jangka panjang yang penting untuk mewujudkan Kota Sukabumi yang sehat, tangguh, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (Cr5)

  • Dinkes Kota Sukabumi Dorong Warga Manfaatkan SATUSEHAT Mobile untuk Cek Kesehatan Gratis

    Dinkes Kota Sukabumi Dorong Warga Manfaatkan SATUSEHAT Mobile untuk Cek Kesehatan Gratis

    SUKABUMIKITA.ID Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengimbau warga untuk memanfaatkan layanan skrining kesehatan gratis melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile. Program ini menjadi bagian dari langkah strategis Dinkes dalam mendorong skrining mandiri yang mudah, cepat, dan praktis bagi masyarakat.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menyebutkan bahwa skrining mandiri merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatannya.

    “Kami ingin masyarakat sadar bahwa kesehatan dimulai dari langkah kecil seperti skrining mandiri. SATUSEHAT menjadi sarana yang tepat, apalagi bisa diakses gratis,” ujar Wita kepada wartawan, Senin (04/08/2025).

    Melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, warga cukup mengisi kuisioner kesehatan secara digital. Setelah selesai, sistem akan memproses data dan memberikan hasil skrining, termasuk rekomendasi kesehatan jika ditemukan potensi risiko. Notifikasi hasilnya pun langsung dikirimkan melalui WhatsApp maupun melalui aplikasi.

    “Melalui SATUSEHAT Mobile, warga bisa mengisi kuisioner skrining kesehatan, mendapatkan hasilnya, dan menerima notifikasi via WhatsApp maupun aplikasi,” jelas Wita.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Dorong Mutu Pelayanan Klinik Lewat Monev dan Sosialisasi Permenkes Baru

    Program ini, lanjut Wita, merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif yang menjadi fokus Dinkes Kota Sukabumi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, terutama terkait penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

    “Ini bentuk kemudahan layanan kesehatan yang perlu dimaksimalkan, khususnya untuk mendeteksi risiko penyakit tidak menular sejak dini,” tambahnya.

    Lebih dari itu, data hasil skrining dari aplikasi SATUSEHAT juga menjadi sumber informasi penting bagi petugas kesehatan dalam melakukan pemantauan dan tindak lanjut pelayanan medis di lapangan. Hal ini turut mendukung kebijakan berbasis data dalam penyusunan program-program kesehatan yang lebih terarah.

    “Hal ini sangat bermanfaat untuk pemantauan kesehatan jangka panjang dan menjadi data penting bagi tenaga kesehatan dalam memberikan layanan lanjutan,” ungkap Wita.

    Baca Juga: Dinkes Kota Sukabumi Berikan Pengarahan Kepada Calon ASN Formasi Tahun 2024

    Dinkes Kota Sukabumi berharap, melalui pemanfaatan teknologi kesehatan seperti SATUSEHAT, masyarakat dapat semakin mudah mengakses informasi kesehatan dan menjaga kondisi tubuh secara mandiri.

    “Mari bersama kita bangun kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan deteksi dini. Dengan SATUSEHAT, semua jadi lebih mudah dan cepat,” pungkasnya.

    Program ini terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan dapat diakses secara gratis dengan mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile di perangkat Android atau iOS. (Cr5)

  • Cek Kesehatan Massal, 1.150 Pelajar di Kota Sukabumi Jalani Pemeriksaan Gratis

    Cek Kesehatan Massal, 1.150 Pelajar di Kota Sukabumi Jalani Pemeriksaan Gratis

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus menguatkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang sehat dan tangguh. Pada Senin (04/08/2025), sebanyak 1.150 pelajar dari tiga jenjang pendidikan mengikuti kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilaksanakan serentak di masing-masing sekolah.

    Tiga sekolah yang menjadi lokasi pelaksanaan CKG kali ini yakni SMAN 4, SMPN 2, dan SDN CBM Dewi Sartika. Pemeriksaan dilakukan secara langsung oleh tim medis Dinkes Kota Sukabumi yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga promosi kesehatan.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pengembangan dari program penjaringan kesehatan anak sekolah yang rutin dilakukan setiap tahun. Namun, pelaksanaan tahun ini lebih menyeluruh dan terintegrasi.

    “PKG ini bukan hanya pemeriksaan umum, tetapi juga mencakup deteksi penyakit menular dan tidak menular, pengukuran kebugaran, serta edukasi kesehatan. Ini adalah langkah awal menuju pelaksanaan PKG usia sekolah secara menyeluruh di Kota Sukabumi,” jelas Galih kepada wartawan.

    Secara rinci, pelajar yang menjalani pemeriksaan terdiri dari:

    • 397 siswa kelas 12 SMAN 4

    • 495 siswa kelas 8 SMPN 2

    • 266 siswa kelas 5 dan 6 SDN CBM Dewi Sartika

    Selain pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan komitmen bersama untuk menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan sekolah, kampanye pencegahan stunting, serta edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    “Kami ingin membentuk budaya sehat sejak dini. Sekolah adalah tempat strategis untuk memulai perubahan perilaku. Dengan dukungan semua pihak, kami optimistis program ini akan berdampak besar,” imbuh Galih.

    Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, turut hadir dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran Dinkes Kota Sukabumi serta sekolah yang terlibat. Ia menilai program PKG sangat selaras dengan visi pemerintah pusat dalam membangun sumber daya manusia unggul.

    “PKG ini sangat penting untuk mencetak generasi muda yang sehat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga sehat secara mental dan intelektual. Pemerintah daerah akan terus mendukung program-program kesehatan yang menyasar pelajar,” ungkap Ayep.

    Ia menambahkan, pemeriksaan rutin seperti ini merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan daerah.

    “Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan ini dapat meningkatkan kesehatan para pelajar dan juga bisa mendeteksi dini penyakit. Ini investasi jangka panjang bagi masa depan Kota Sukabumi,” tandasnya.

    Salah satu siswa SMAN 4, Nisa (16), mengaku senang bisa mengikuti pemeriksaan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatannya secara menyeluruh.

    “Saya jadi tahu tekanan darah saya, berat badan ideal, dan juga dapat informasi soal pola makan sehat. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan,” ujarnya.

    Dinkes Kota Sukabumi menargetkan program PKG akan diperluas ke seluruh sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan terwujud generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. (Cr5)

  • Persari dan Dianpinrung Resmi Dibuka, Pramuka Siaga Kota Sukabumi Tunjukkan Semangat Kebersamaan

    Persari dan Dianpinrung Resmi Dibuka, Pramuka Siaga Kota Sukabumi Tunjukkan Semangat Kebersamaan

    SUKABUMIKITA.ID – Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Sukabumi resmi membuka kegiatan Persari (Perkemahan Satu Hari) dan Dianpinrung (Pentas Seni dan Penggalian Potensi Pramuka Siaga Unggul) dalam sebuah upacara yang berlangsung di Taman Sugema, Kelurahan Gedong Panjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Sabtu (03/08).

    Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pembina Upacara, Kia Florita, yang menyampaikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan program pembinaan kreatif ini.

    “Saya sangat mengapresiasi Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Sukabumi, khususnya bidang pembinaan anggota muda, atas inisiatif luar biasa dalam menyelenggarakan kegiatan ini,” ujar Kia dalam sambutannya.

    Ia menyebut Persari dan Dianpinrung sebagai sarana edukatif sekaligus rekreatif yang mampu menumbuhkan semangat kebersamaan dan kreativitas anak-anak pramuka siaga.

    Dihadiri Pengurus Kwarcab hingga Kamabigus

    Acara pembukaan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Kwarcab Kota Sukabumi Raden Koesoemo Hutaripto, jajaran Wakil Ketua dan Sekretaris Kwarcab, para Andalan Cabang, Ketua dan Pengurus Badan Kelengkapan, Ketua Kwartir Ranting se-Kota Sukabumi, serta para Kepala SD/MI Negeri dan Swasta selaku Kamabigus.

    Kehadiran para pemangku kepentingan ini menunjukkan dukungan kuat terhadap pembinaan karakter sejak usia dini melalui gerakan pramuka.

    Pentingnya Pendidikan Kepramukaan Berkelanjutan

    Lebih lanjut, Kia Florita menekankan pentingnya kesinambungan pendidikan kepramukaan sebagai bagian dari pembangunan karakter generasi penerus bangsa.

    “Pendidikan kepramukaan harus terus didorong untuk membentuk tunas bangsa yang berkarakter, bertanggung jawab, dan mampu mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Kwarcab, Raden Koesoemo Hutaripto, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas partisipasi semua pihak dalam mendukung kegiatan ini. Ia menyebut kegiatan Persari dan Dianpinrung sebagai bagian dari strategi pembinaan pramuka siaga.

    “Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pembinaan untuk menciptakan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan semangat pramuka sejati,” ungkap Raden Koesoemo.

    Ajang Unjuk Diri dan Penguatan Jiwa Kepemimpinan

    Persari dan Dianpinrung menjadi wadah bagi pramuka siaga untuk mengekspresikan keberanian, keterampilan, pengetahuan, dan semangat kebersamaan. Seluruh rangkaian kegiatan dikemas secara edukatif dan menyenangkan, sehingga menumbuhkan kepercayaan diri dan mempererat persaudaraan antar peserta.

    Kwarcab Kota Sukabumi menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kegiatan positif yang membangun jiwa muda yang berintegritas, kreatif, dan cinta tanah air.

    Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat membawa pengalaman berharga yang akan menjadi bekal dalam perjalanan mereka sebagai generasi penerus bangsa. (Cr5)