Sukabumikita.id

Kategori: POJOK UMKM

  • Grand Opening Tenun Gaya Sukabumi, Produk Kreatif Lokal Siap Mendunia

    Grand Opening Tenun Gaya Sukabumi, Produk Kreatif Lokal Siap Mendunia

    SUKABUMIKITA.ID – Penyelenggara resmi meluncurkan produk kreatif Tenun Gaya Sukabumi melalui acara grand opening pada Selasa (09/09/2025) malam di RM Om Sinyo.

    Ketua Bidang I TP-PKK Kota Sukabumi, Kia Florita, menghadiri kegiatan ini dan menyampaikan apresiasinya terhadap karya kreatif warga Sukabumi. “Alhamdulillah, saya senang sekali bisa hadir di grand opening Tenun Gaya Sukabumi ini. Pemerintah daerah tentu mendukung penuh karya bangsa, khususnya kreativitas warga Kota Sukabumi,” ujar Kia dalam sambutannya.

    Tenun Gaya Sudah Mendunia

    Kia menegaskan bahwa Tenun Gaya bukan sekadar produk kerajinan, melainkan bukti nyata kreativitas masyarakat Sukabumi yang mampu bersaing hingga kancah internasional. Ia menyayangkan kondisi ketika masyarakat luar negeri sudah mengenal Tenun Gaya, sementara apresiasi di tingkat lokal justru masih minim.

    “Sangat disayangkan ketika di luar negeri orang-orang sudah mengenal Tenun Gaya, tapi di kota sendiri belum banyak yang tahu. Padahal, kita memiliki sumber daya manusia kreatif yang luar biasa,” tegas Kia.

    Baca Juga: Kader PKK Baros Didorong Jadi Pelopor Pengelolaan Sampah Berbasis Lingkungan

    Menurutnya, lomba fashion berbahan daur ulang yang digagas TP-PKK menjadi salah satu ajang kreatif di Sukabumi. Karya-karya yang lahir dari lomba itu memikat sponsor dan peserta serta memperlihatkan daya cipta tinggi SDM lokal walau tanpa SDA berlimpah.

    Kia juga menekankan pentingnya peran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dalam membina serta mempromosikan karya UMKM dan pengrajin lokal.

    Identitas Baru Kota Sukabumi

    Lebih lanjut, Kia menyampaikan harapannya agar Tenun Gaya Sukabumi, yang telah memiliki hak cipta sejak 13 tahun lalu, bisa menjadi brand unggulan sekaligus identitas Kota Sukabumi di tingkat nasional bahkan global.

    “Insyaallah ini pembelajaran bagi kita untuk terus meningkatkan kreativitas. Harapan saya, Tenun Gaya Sukabumi bisa menjadi jenama kota ini. Kita akan terus promosikan, agar produk lokal benar-benar mendunia,” pungkasnya.

    Melalui grand opening ini, penyelenggara ingin menguatkan ekonomi kreatif lokal sekaligus memperkenalkan UMKM Sukabumi ke khalayak yang lebih luas. (Cr5)

  • Emil Dardak: Program UMKM Jawa Timur Sudah Paripurna, Termasuk Fasilitasi Digitalisasi

    Emil Dardak: Program UMKM Jawa Timur Sudah Paripurna, Termasuk Fasilitasi Digitalisasi

    SUKABUMIKITA.ID Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong penguatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hingga September 2025, tercatat lebih dari 10 ribu UMKM di Jawa Timur telah mendapatkan pendampingan literasi digital, sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan persaingan toko modern.

    Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menjelaskan bahwa program ini menjadi salah satu upaya konkret Pemprov Jatim dalam mendukung UMKM agar lebih kompetitif di era digital.

    “Semua program untuk UMKM di Jatim sudah paripurna, apalagi DPRD sudah menyetujui dana bergulir dengan tambahan signifikan bagi UMKM, angkanya mencapai ratusan miliar,” ujar Emil Dardak, dikutip dari Antara saat melakukan kunjungan kerja ke Situbondo, Selasa (09/09).

    Fasilitasi Pemasaran Digital UMKM

    Emil menuturkan, pemerintah tidak hanya memberikan pendampingan literasi digital, tetapi juga memfasilitasi pemasaran produk secara online. Mulai dari penyusunan strategi digital marketing hingga pembuatan foto dan video produk agar lebih menarik di pasaran.

    Dalam pelaksanaannya, Pemprov Jatim melibatkan anak-anak muda dengan keahlian digitalisasi untuk mendampingi UMKM. Mereka membantu pelaku usaha agar mampu memasarkan produk dengan lebih efektif melalui platform digital.

    “Jadi Pemprov Jatim sudah memfasilitasi semuanya untuk penguatan produk UMKM. Mulai dari produknya harus unggul, pemasarannya tepat sasaran, serta dukungan pembiayaan,” tambah Emil.

    Daya Saing UMKM di Era Digital

    Pendampingan literasi digital ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pelaku UMKM tentang teknologi digital, sekaligus memperkuat daya saing mereka dalam menghadapi era transformasi digital.

    Program ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal berbasis UMKM, sekaligus mendukung visi Jawa Timur sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif di Indonesia.

    Dengan adanya program ini, Pemprov Jatim optimistis UMKM di daerahnya tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional. (Cr5)

  • Harbolnas 2025 Resmi Diluncurkan, Target Transaksi Capai Rp35 Triliun

    Harbolnas 2025 Resmi Diluncurkan, Target Transaksi Capai Rp35 Triliun

    SUKABUMIKITA.ID Fundamental ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2025 menunjukkan ketahanan yang solid. Hal ini ditopang oleh sejumlah indikator utama, mulai dari PMI Manufaktur yang naik ke 51,5 pada Agustus 2025, inflasi terkendali di 2,31%, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 118,1 pada Juli 2025, hingga likuiditas perekonomian yang tumbuh 6,5% (yoy) menjadi Rp9.597,7 triliun pada Juni 2025.

    Dari sisi pertumbuhan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama dengan kontribusi 54,25% terhadap PDB nasional.

    Harbolnas 2025 Resmi Diluncurkan

    Dalam momentum ini, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) kembali meluncurkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025.

    Mengusung tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas tahun ini difokuskan pada peningkatan kontribusi produk lokal sekaligus penguatan UMKM.

    “Harbolnas menjadi penting untuk mempertebal kelas menengah, baik ekosistem, produsen, pipeline melalui e-commerce, maupun konsumen. Jadi harus dimanfaatkan masyarakat Indonesia,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari web resmi Kemenko Bidang Perekonomian, saat Kick Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala, Jakarta, Senin (08/09) lalu.

    Capaian dan Target Harbolnas

    Sejak pertama kali digelar pada 2012, Harbolnas telah menjadi ajang belanja online terbesar di Indonesia. Tahun 2024 mencatat capaian transaksi Rp31,2 triliun, naik 21,4% dari tahun sebelumnya. Produk lokal menyumbang 52% atau Rp16,1 triliun, naik 31% dibanding tahun 2023.

    Untuk tahun ini, Harbolnas 2025 menargetkan transaksi Rp33–Rp35 triliun dengan kontribusi produk lokal 50–55%.

    “Dengan kampanye Bangga Buatan Indonesia yang terus digencarkan, kami berharap produk dalam negeri bisa semakin mendominasi pasar digital,” tambah Airlangga.

    Ekonomi Digital Indonesia Terus Tumbuh

    Indonesia diproyeksikan menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) mencapai USD360 miliar pada 2030. Bahkan, potensi ini bisa berlipat ganda jika Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) segera disahkan.

    Airlangga juga menekankan pentingnya integrasi sistem pembayaran digital, termasuk QRIS, yang kini sudah digunakan lintas negara, bahkan hingga Jepang.

    Puncak Harbolnas Desember 2025

    Puncak selebrasi Harbolnas 2025 akan berlangsung pada 10–16 Desember 2025. Selama periode ini, masyarakat bisa menikmati diskon besar-besaran, promo eksklusif, showcase produk lokal unggulan, serta kampanye kreatif yang mendorong masyarakat untuk memilih dan bangga pada produk dalam negeri.

    Hadir dalam acara peluncuran antara lain Menteri Perdagangan Budi Santoso, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon, serta Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto. (Cr5)

  • Festival Bazar UMKM IPB Sukabumi Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pelaku Usaha Lokal

    Festival Bazar UMKM IPB Sukabumi Jadi Wadah Edukasi dan Kolaborasi Pelaku Usaha Lokal

    SUKABUMIKITA.ID Suasana berbeda terlihat di Kampus Sekolah Vokasi IPB Sukabumi pada Minggu (18/05) lalu. Mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis Kelas Q Angkatan 60 sukses menggelar Festival Bazar UMKM Sukabumi bertema “Bazar Wirausaha Cerdas, Strategi Jitu, Bisnis Maju”. Kegiatan ini menjadi perpaduan antara ajang promosi produk lokal dan edukasi intensif untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

    Acara yang dibuka secara resmi oleh Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Sukabumi, Nuraeni Komarudin, ini menghadirkan 20 UMKM lokal dan 12 startup mahasiswa IPB angkatan 59. Produk-produk yang dipamerkan mencerminkan keragaman potensi ekonomi kreatif Sukabumi.

    Menurut Nazwah Seftiyani Rinita, ketua pelaksana kegiatan, bazar ini merupakan bagian dari proyek akhir mata kuliah Komunikasi dan Negosiasi Bisnis yang dibimbing oleh Wien Kuntari, dosen pengampu mata kuliah.

    “Kunjungan hari ini sangat ramai. Ini membuktikan bahwa UMKM dan mahasiswa bisa berkolaborasi menciptakan sesuatu yang berdampak,” ujar Nazwah saat diwawancarai pada Selasa (26/05/2025).

    Pendampingan UMKM Selama Tiga Bulan

    Tak hanya sekadar bazar, kegiatan ini dilandasi riset dan pendampingan langsung selama tiga bulan sebelumnya. Mahasiswa melakukan observasi lapangan, wawancara, serta konsultasi branding dan strategi pemasaran bersama para pelaku UMKM.

    Dari proses tersebut, ditemukan dua tantangan besar yang dihadapi UMKM, yaitu pemasaran digital dan sertifikasi usaha. Sebagai tanggapan, panitia menghadirkan dua seminar tematik: Digital Marketing dan Sertifikasi Usaha, yang disampaikan oleh narasumber profesional dari instansi terkait.

    “Banyak UMKM masih mengandalkan promosi mulut ke mulut. Padahal teknologi digital bisa memperluas pasar. Kami juga bantu mereka memahami pentingnya legalitas usaha,” terang Nazwah.

    Sinergi Kampus dan Pemerintah

    Festival ini juga didukung oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Koperasi Pertanian Jaya Sejahtera, yang turut mendorong program Gerakan Pangan Murah (GPM). Kerja sama ini membuktikan sinergi nyata antara kampus, pelaku usaha, dan pemerintah dalam membangun ekonomi lokal.

    Wien Kuntari, dosen pengampu, menyatakan bahwa kegiatan ini kini menjadi agenda tahunan yang masuk dalam kurikulum. Awalnya hanya digelar di IPB Bogor, kini merambah ke Sukabumi karena keterlibatan aktif mahasiswa kampus setempat.

    “Kegiatan ini luar biasa, melebihi ekspektasi saya. Mahasiswa mampu mengorganisasi acara dengan sangat baik. Ini menjadi bukti peran nyata pendidikan tinggi dalam membina UMKM,” ucap Wien.

    Nazwah dan tim berharap kegiatan ini tak berhenti sampai di sini, melainkan terus berkembang sebagai program berkelanjutan.

    “Kami ingin agar UMKM benar-benar naik kelas dan menjangkau pasar digital. Harapannya tahun depan skalanya bisa lebih besar dan pesertanya lebih banyak,” pungkasnya. (Cr5)

  • Samutut Snack, UMKM Sukabumi yang Sukses Menembus Pasar Internasional

    Samutut Snack, UMKM Sukabumi yang Sukses Menembus Pasar Internasional

    SUKABUMIKITA.ID Samutut Snack, salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kota Sukabumi, berhasil menembus pasar mancanegara.

    Dengan produk kudapan khasnya, yaitu keripik tempe dan sale pisang, pelaku UMKM ini berhasil meraup omset hingga puluhan juta Rupiah perbulannya.

    Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini, permintaan terhadap produk ini meningkat drastis, bahkan hingga kewalahan melayani pesanan. Pesanan yang datang, berasal dari dalam dan juga luar Kota Sukabumi.

    Pemilik Samutut Snack, Ani Suryani, mengungkapkan bahwa selama bulan Ramadan tahun ini, permintaan terhadap produknya melonjak signifikan. Bahkan, ia sempat menghentikan pemesanan untuk sementara karena tingginya permintaan yang harus dipenuhi.

    “Alhamdulillah, pesanan di bulan Ramadan meningkat drastis. Saat ini, kami sudah menutup pemesanan dan fokus menyelesaikan order yang masuk,” ujar Ani, Sabtu (22/03/2025) malam.

    Sebagian besar pesanan yang diterima berasal dari pelanggan tetap yang menjadi mitra sales Samutut Snack. Ani menjelaskan bahwa dalam kondisi normal, pihaknya menghabiskan sekitar satu bal atau 25 kilogram sagu dalam seminggu.

    Namun, selama Ramadan ini, konsumsi sagu melonjak hingga 10 bal hanya dalam dua minggu, dengan mayoritas pesanan berasal dari bandar atau distributor besar.

    Pengusaha Jalan Tol, Jusuf Hamka saat mencicipi Keripik Tempe Samutut di sela-sela kunjungannya ke Kota Sukabumi, beberapa waktu lalu.

    Keberhasilan Samutut Snack dalam memperluas pasarnya tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi dan media sosial. Ani mengaku aktif mempromosikan produknya melalui Instagram dan TikTok, yang menjadi salah satu sumber utama pesanan dari luar daerah.

    “Banyak pesanan dari luar provinsi yang awalnya tahu produk kami dari bandara, lalu mencari melalui Instagram dan TikTok. Bahkan, produk sale pisang kami berhasil mendapatkan pesanan hingga 700 buah hanya dalam dua minggu,” jelasnya.

    Meskipun bisnisnya berkembang pesat, Ani mengaku masih menghadapi beberapa kendala, terutama terkait kenaikan harga bahan baku menjelang Lebaran. Selain itu, saat ini ia juga tengah mengumpulkan dana untuk membeli mesin produksi sale guna meningkatkan kapasitas produksi.

    “Harga bahan baku yang naik menjelang Lebaran memang menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, kami sedang berupaya mengumpulkan dana untuk membeli mesin produksi sale agar produksi lebih efisien,” tambahnya.

    Bagi Anda yang ingin mencicipi renyahnya keripik tempe Samutut dan manisnya sale pisang khas Samutut Snack, bisa langsung melakukan pemesanan melalui akun Instagram dan TikTok @Samutut_Keripik_Tempe01.

    Diketahui, Samutut Snack telah sukses berkembang dan mampu memasarkan produknya tidak hanya di pasar lokal tetapi juga ke mancanegara, membuktikan bahwa UMKM dari Sukabumi mampu bersaing di kancah internasional. (Cr5)

  • Kolaborasi dan Inovasi, Kunci UMKM Sukabumi Naik Kelas

    Kolaborasi dan Inovasi, Kunci UMKM Sukabumi Naik Kelas

    SUKABUMIKITA.ID – Semangat baru membara di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Sukabumi. Pada Senin, 17 Maret 2025, acara bertajuk “Ngobrol Santai UMKM Naik Kelas” sukses digelar di Zona Khas Kota Sukabumi. Acara ini bukan hanya sekadar ajang diskusi, tapi juga momentum berbagi takjil dan buka puasa bersama yang penuh kebersamaan.

    Acara ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, bersama istri Kia Florita, Ketua TP-PKK Ranty Rachmatilah, serta Kepala Diskominfo Rahmat Sukandar. Tak ketinggalan, para pelaku UMKM turut hadir dengan dukungan dari Bank BJB dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Sukabumi.

    UMKM Harus Inovatif dan Tahan Banting

    Ketua TP-PKK Kota Sukabumi, Ranty Rachmatilah, membuka acara dengan pesan penuh semangat. Ia mengingatkan bahwa tantangan adalah bagian dari perjalanan usaha. “Setiap bisnis pasti punya rintangan, terutama soal pemasaran. Kuncinya, jangan cepat menyerah dan terus berinovasi,” ucap Ranty.

    Ia juga menekankan pentingnya kemasan yang menarik tanpa mengabaikan kualitas rasa. “Kemasan memang penting, tapi rasa tetap nomor satu. Produk enak dengan kemasan yang menarik pasti lebih mudah diterima pasar,” tambahnya. Pesan ini menjadi dorongan bagi pelaku UMKM agar tidak hanya fokus pada tampilan, tapi juga menjaga cita rasa sebagai daya tarik utama.

    Peran Penting Pemerintah untuk UMKM

    Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana, turut memberikan pandangannya. Menurutnya, UMKM harus menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi lokal. “Kita butuh regulasi yang lebih ramah dan mendukung UMKM agar bisa berkembang. Banyak produk lokal sudah masuk ke mal, tapi terkendala sistem pembayaran. Ini yang harus kita benahi agar produk UMKM tidak hanya menumpuk di pasaran,” jelas Bobby.

    Ia juga merencanakan pertemuan bersama Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskukindag) agar komunitas dan koperasi terlibat dalam promosi produk lokal. “Kita harus kurasi produk yang layak dipromosikan lebih luas, bahkan sampai ke tingkat nasional. UMKM Sukabumi punya potensi besar, tinggal bagaimana kita bantu mereka naik kelas,” tambahnya.

    Berbagi Takjil dan Bukber, Eratkan Kebersamaan

    Selain diskusi seputar strategi pengembangan UMKM, acara ini juga diisi dengan kegiatan berbagi takjil untuk sesama. Para pelaku UMKM saling berbagi makanan dan minuman berbuka puasa, menciptakan suasana hangat penuh solidaritas. Kebersamaan ini menjadi penguat semangat untuk terus saling mendukung dan berkolaborasi dalam membangun usaha.

    Dengan dukungan dari Bank BJB dan Baznas, para pelaku UMKM diharapkan bisa semakin berkembang dan berdaya saing. Acara ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha lokal dapat menjadi kunci sukses UMKM untuk naik ke level yang lebih tinggi.

    Semangat kolaborasi dan inovasi inilah yang diyakini akan membawa UMKM Kota Sukabumi menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga nasional. Yuk, dukung terus produk lokal Sukabumi agar makin dikenal luas! (Cr5)

     

  • Bogor Street Festival Cap Go Meh 2025, Simbol Keberagaman yang Siap Mendunia

    Bogor Street Festival Cap Go Meh 2025, Simbol Keberagaman yang Siap Mendunia

    SUKABUMIKITA.ID – Pesta Rakyat Cap Go Meh – Bogor Street Festival 2025 resmi digelar di Kota Bogor, Rabu (12/02/2025). Acara yang berlangsung di Vihara Dhanagun ini dibuka langsung oleh Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. Dengan mengusung tema “A New Beginning – Menyongsong Era Baru,” festival ini kembali menjadi ajang perayaan budaya dan kebersamaan lintas agama serta daerah.

    Bey Machmudin mengapresiasi festival tahunan ini yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai latar belakang. Ia menilai Bogor Street Festival merupakan simbol keberagaman yang mencerminkan harmoni dalam budaya Nusantara.

    “Saya sangat senang melihat antusiasme masyarakat. Festival ini tidak hanya diikuti oleh umat Buddha, tetapi juga oleh Muslim, Kristen, Hindu, bahkan perwakilan dari Minahasa, Papua, dan daerah lainnya. Ini benar-benar miniatur Indonesia,” ujar Bey.

    Menuju Festival Bertaraf Internasional

    Bey menilai Bogor Street Festival memiliki potensi besar untuk dikembangkan ke tingkat internasional tanpa mengubah konsep aslinya. Ia pun meminta Pemerintah Kota Bogor agar terus mendukung perkembangan festival ini.

    “Saya tadi meminta Pak Wali Kota untuk menyampaikan kepada wali kota berikutnya agar festival ini ditingkatkan menjadi acara internasional. Ini sudah menjadi ciri khas Bogor yang bisa lebih dikenal dunia,” katanya.

    Ia juga mengusulkan agar konsep panggung diperluas dengan melibatkan rumah-rumah di sekitar lokasi acara untuk menciptakan pengalaman yang lebih spektakuler bagi wisatawan.

    Harapan bagi Kota Bogor

    Penjabat Wali Kota Bogor, Hery Antasari Padmadinata, berharap festival ini membawa manfaat bagi masyarakat Bogor dan sekitarnya.

    “Semoga festival ini membawa berkah bagi Kota Bogor dan seluruh warganya. Dengan tema ‘A New Beginning – Menyongsong Era Baru,’ kita juga akan memiliki wali kota baru. Semoga masyarakat mendukung beliau agar Bogor semakin maju,” ujar Hery.

    Festival ini menghadirkan parade budaya yang melintasi Jalan Suryakencana, Jalan Siliwangi, hingga Jalan Batutulis. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan, menikmati kemeriahan pertunjukan seni dan atraksi budaya yang mempererat harmoni sosial di Jawa Barat.

    Dengan tingginya antusiasme masyarakat serta potensi besar sebagai daya tarik wisata, Bogor Street Festival Cap Go Meh 2025 tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga simbol persatuan dalam keberagaman yang siap menarik perhatian dunia. (Cr5)

  • Jawa Barat Bidik Investasi Rp270 Triliun di 2025, Tantangan dan Strateginya

    Jawa Barat Bidik Investasi Rp270 Triliun di 2025, Tantangan dan Strateginya

    SUKABUMIKITA.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan investasi sebesar Rp270 triliun pada 2025 demi mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi hingga 5,6 persen. Namun, target ambisius ini bukan tanpa tantangan.

    Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Nining Yuliastini, menyatakan bahwa investasi adalah faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Tahun 2024 saja, Jabar mencatat realisasi investasi sebesar Rp251,14 triliun, menjadikannya provinsi dengan investasi tertinggi secara nasional.

    “Berkaca pada target pertumbuhan ekonomi 5,6 persen di 2025, maka investasi yang harus kita capai sekitar Rp270 triliun,” ungkap Nining dalam acara Bewara Jabar di Gedung Sate, Bandung, Selasa (11/02/2025).

    Tantangan: SDM Belum Siap Hadapi Lonjakan Investasi

    Meski angka investasi terus meningkat, tantangan utama yang dihadapi adalah kesiapan tenaga kerja. Nining menegaskan bahwa banyak investor yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar, tetapi dengan keahlian tertentu yang masih sulit ditemukan.

    “Investor sudah menanyakan tenaga kerja dengan spesifikasi yang mereka butuhkan. Ini jadi tugas besar bagi Balai Latihan Kerja dan dunia pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan permintaan industri,” jelasnya.

    Jika tidak segera diantisipasi, besarnya investasi tidak serta-merta berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal, melainkan justru membuka peluang bagi tenaga kerja dari luar daerah.

    Kawasan Rebana Jadi Magnet, Tapi Apakah Jabar Terlalu Bertumpu pada Utara?

    Seperti tahun sebelumnya, kawasan utara Jabar tetap menjadi tujuan utama investasi. Empat dari lima daerah dengan porsi investasi terbesar berada di wilayah ini, termasuk Kabupaten Bekasi dan Karawang yang dikenal sebagai pusat industri.

    Menurut Nining, sejak ditetapkan sebagai kawasan industri strategis, Rebana Metropolitan mengalami lonjakan investasi hingga tiga kali lipat. Infrastruktur yang semakin lengkap menjadi faktor utama yang menarik investor.

    Namun, apakah ketimpangan investasi ini akan berdampak pada kesenjangan ekonomi antara Jabar utara dan selatan? Sejauh ini, wilayah selatan masih tertinggal dalam hal infrastruktur dan daya tarik investasi. Jika tren ini terus berlanjut, potensi ekonomi di wilayah selatan bisa sulit berkembang.

    Optimisme BI: Pascapemilu, Iklim Investasi Membaik

    Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Muslimin Anwar, menyatakan optimisme bahwa investasi di Jabar akan tumbuh antara 7 hingga 8 persen pada 2025. Salah satu pendorongnya adalah stabilitas politik setelah Pilpres dan Pilkada 2024.

    “Setelah kepala daerah resmi dilantik, investor yang sebelumnya menunggu akan mulai bergerak. Diharapkan ada kebijakan yang mempermudah perizinan dan mendukung investasi,” ujarnya.

    Muslimin juga menyoroti kenaikan daya saing Indonesia di peringkat global. Saat ini, Indonesia berada di peringkat 27 dalam IMD World Competitiveness Ranking, yang merupakan pencapaian terbaik sepanjang sejarah.

    “Kepercayaan global terhadap Indonesia semakin baik, perizinan semakin efisien. Ini modal besar bagi Jabar untuk terus menjadi magnet investasi,” tambahnya.

    Kesimpulan: Target Ambisius, Harus Diimbangi dengan Kebijakan Tepat

    Jawa Barat memiliki potensi besar untuk terus menjadi provinsi dengan investasi tertinggi di Indonesia. Namun, agar target Rp270 triliun pada 2025 dapat tercapai, beberapa tantangan utama harus diatasi:

    1. Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan yang lebih relevan dengan kebutuhan industri.
    2. Pemerataan investasi agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di wilayah utara.
    3. Kemudahan regulasi dan stabilitas politik agar investor semakin yakin menanamkan modalnya di Jabar.

    Jika langkah-langkah ini bisa diimplementasikan dengan baik, bukan mustahil Jabar akan terus menjadi lokomotif investasi nasional. (Cr5)

  • Strategi Jabar dalam Lanskap Indonesia Emas 2045, Ini Kata Sekda!

    Strategi Jabar dalam Lanskap Indonesia Emas 2045, Ini Kata Sekda!

    SUKABUMIKITA.ID – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat menyampaikan insight pada kegiatan pelatihan kepemimpinan Conscious Leadership Introduction (COLIN), bersama Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar dan Kabupaten/Kota.

    Kegiatan bertema “Mewujudkan Transformasi Tata Kelola yang Berdampak untuk Pembangunan Koperasi dan UMKM di Provinsi Jawa Barat” berlangsung di United In Diversity (UID) Learning Hub, Jakarta,  Selasa (11/02/2025).

    Pada pertemuan tersebut Herman memberi motivasi kepada para pemangku kepentingan di sektor koperasi dan usaha kecil (KUK) terkait pemosisian Jabar dalam lanskap Indonesia Emas 2045.

    Agar dapat melakukan positioning yang tepat, maka visi yang tengah dituju perlu dipahami dengan baik.

    Ia menyebut, Indonesia Emas 2045 sebagai sebuah visi masa depan, dimana pada tahun 2045 Indonesia ditargetkan menjadi salah satu negara maju di dunia.

    “Itu hasil riset dari McKinsey dan World Bank. Dengan kondisi dan potensi yang kita miliki saat ini, kita diproyeksikan dalam 20 tahun ke depan akan mencapai status negara maju,” kata Herman.

    “Namun pertanyaannya, apakah kita benar-benar akan menjadi negara maju. Itu tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini,” sambungnya.

    Secara de facto, sambung Herman , jika dianalisis berbagai potensi yang ada, Jabar memiliki peluang besar untuk mencapainya.

    Wilayah Jabar dengan segala potensinya, mulai dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan jumlah penduduk hampir 50 juta, setidaknya harus dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara akseleratif.

    Apalagi sektor KUK memiliki masa depan cerah apabila pendampingan dari Pemdaprov Jabar dan Pemda Kabupaten/ Kota berjalan optimal.

    Maka dari itu perlu memiliki komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar visi Indonesia Emas dan Jabar provinsi termaju benar-benar bisa diraih.

    “Jika Indonesia Emas ditargetkan pada 2045, maka Jawa Barat harus menjadi provinsi termaju dan terdepan lebih cepat lebih baik,” ungkap Herman.

    “Kita harus kontekstual dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, baik dalam perspektif lokal, regional, nasional, maupun global,” ujarnya. (Humas Jabar)

  • Kripik Tempe Samutut dari Sukabumi: Sukses Menembus Pasar Mancanegara

    Kripik Tempe Samutut dari Sukabumi: Sukses Menembus Pasar Mancanegara

    SUKABUMIKITA.ID – Dari dapur sederhana di Kecamatan Citamiang, Sukabumi, kripik tempe Samutut kini menjadi nama yang mulai dikenal hingga ke mancanegara. Produk kudapan berbahan dasar tempe ini sukses menembus pasar lokal dan internasional, dengan volume produksi mencapai 600 kilogram tempe per bulan.

    Ani Suryani, sang pemilik usaha, memulai perjalanan bisnisnya di tengah masa sulit pandemi Covid-19. Ia mengenang awal mula terjun ke dunia UMKM, yang justru dimulai dari sebuah inisiatif sederhana.

    “Saat itu saya mendapatkan tempe dari bantuan pemerintah. Saya coba olah menjadi kripik tempe, dan ternyata banyak yang suka. Dari situ saya mulai berpikir untuk menjadikannya usaha,” ujarnya saat ditemui, Selasa (21/01/2025).

    Sebelum menetap di Sukabumi, Ani sempat menjalankan usaha di Tasikmalaya, namun terpaksa berhenti karena pandemi. Kepindahannya ke Sukabumi menjadi awal baru bagi perjalanan bisnisnya.

    Berkat ketekunan dan inovasi, ia berhasil mengembangkan kripik tempe Samutut hingga memiliki pasar yang luas, tak hanya di berbagai kota di Indonesia, tetapi juga ke negara-negara tetangga.

    Dukungan Pemerintah dan Semangat Inovasi

    Kesuksesan Ani tak lepas dari peran pemerintah daerah yang aktif mendampingi para pelaku UMKM. Ia mengaku sempat mengikuti berbagai program pelatihan dan pendampingan, salah satunya dari program UMKM Jabar Juara.

    “Bimbingan dari pemerintah sangat membantu saya memahami cara meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar,” ungkapnya.

    Kini, usaha yang berlokasi di Jalan Tipar, Gang Purabaya, Kecamatan Citamiang, telah memberikan manfaat lebih luas. Selain mampu menghasilkan omzet hingga Rp55 juta per bulan, usaha ini juga menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar. Hal ini menjadi salah satu kontribusi Ani dalam membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran di Kota Sukabumi.

    Mimpi yang Terus Berkembang

    Meski sudah meraih kesuksesan, Ani tetap memiliki mimpi besar untuk terus mengembangkan usahanya. Ia berharap kripik tempe Samutut dapat menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Sukabumi di kancah internasional.

    “Semoga usaha ini terus maju dan membawa manfaat lebih besar, baik untuk saya pribadi maupun untuk masyarakat sekitar,” tuturnya.

    Dengan semangat dan dedikasi, Ani Suryani membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari peluang besar, tetapi juga dari keberanian untuk memulai dari hal kecil. Kripik tempe Samutut kini menjadi simbol keberhasilan UMKM Sukabumi yang mampu bersaing di pasar global. (Cr5)


    Ikuti juga update berita lainnya melalui telepon genggam anda, dengan mengikuti Saluran WhatsApp Sukabumikita.id. Cukup mengklik tombol tautan ini: https://whatsapp.com/channel/0029VamN9XG1noz7ip9MvZ34